Anda di halaman 1dari 24

Abstrak

Lensa

Percobaan yang telah dilakukan pada tanggal 22 Maret 2018 bertujuan untuk
mengetaui pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif dan lensa negatif
serta menentukan nilai jarak fokus pada lensa positif dan negatif berdasarkan data percobaan
lensa positif dan negatif. Metode yang dilakukan adalah pada percobaan pertama meletakkan
benda, lensa positif, dan layar diatas rel presisi yang diatur agar bayangan benda tampak pada
layar. Pada percobaan kedua meletakkan benda, lensa negatif, lensa positif, dan layar diatas
rel presisi yang diatur agar bayangan benda tampak pada layar. Pada percobaan pertama
variabel kontrolnya letak lensa positif, variabel manipulasinya jarak benda (s(+)), dan variabel
responsnya jarak Bayangan (s’(+)). Pada percobaan kedua variabel kontrolnya jarak antara
lensa negatif dan lensa positif (d), variabel manipulasinya jarak benda (s(-)), dan variabel
responnya jarak bayangan (s’(+)). Percobaan ini dilakukan menggunakan data tunggal dengan
hasil jarak fokus lensa positif adalah (12,13±0,05) cm dengan taraf ketelitian 99,381%
dan jarak fokus lensa negatif sebesar (4,44±0,05) cm dengan taraf ketelitian 94%.
Kesimpulan percobaan ini pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif
adalah semakin besar jarak benda maka jarak bayangan semakin kecil (berbanding terbalik)
dan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif adalah semakin besar
jarak benda maka jarak bayangan semakin besar (berbanding lurus).

Kata kunci : lensa negatif, lensa positif, jarak benda, jarak bayangan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui seseorang yang menggunakan


kacamata. Seseorang yang memakai kacamata tersebut sebelumnya sudah menjalani
pemeriksaan terlebih dahulu. Apakah seseorang tersebut menderita rabun dekat atau rabun
jauh dan kemudian ditentukan untuk menggunakan lensa positif ataupun lensa negatif.
Selain itu saat kita mengamati sendok steanless, pada bagian yang cekung bayangan yang
terbentuk adalah terbalik, sedangkan pada bagian yang cembung bayangan yang terbentuk
adalah tegak. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena perbedaan antara dua
jenis lensa yang digunakan sehingga sifatnya juga berbeda.

Lensa merupakan sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya.


Secara umum, lensa dibagi menjadi dua macam yaitu lensa cembung (positif) dan lensa
cekung (negatif). Lensa memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari karena lensa
dapat membantu manusia beraktifitas maupun dengan pekerjaan yang berhubungan
dengan optik. Contoh aplikasi lensa yang sederhana adalah kacamata. Pada bidang
pendidikan, prinsip kerja lensa digunakan contohnya penggunaan mikroskop dan teleskop.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan menentukan fokus lensa, baik
itu fokus lensa negatif ataupun lensa positif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif?
2. Bagaimana pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif?
3. Bagaimana menentukan nilai jarak fokus pada lensa positif berdasarkan data
percobaan lensa positif?
4. Bagaimana menentukan nilai jarak fokus pada lensa negatif berdasarkan data
percobaan lensa negatif?

C. Tujuan
1. Menentukan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif
2. Menentukan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif
3. Menentukan nilai jarak fokus pada lensa positif berdasarkan data percobaan lensa
positif
4. Menentukan nilai jarak fokus pada lensa negatif berdasarkan data percobaan lensa
negatif

BAB II
DASAR TEORI

Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu di antaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat lengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama. Bayangan
yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan
kedua akan membuat bayangan akhir (Sarojo, 2011:137).

Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung
(lensa positif) sinar dapat mengumpul (kovergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar
dapat menyebar (divergen). Pada lensa terdapat sinar-sinar istimewa. Tentunya, sinar-sinar
istimewa pada lensa cembung berbeda dengan lensa cekung (Purwoko, 2007).

Lensa tidak harus terbuat dari kaca yang penting ia merupakan benda bening (tembus
cahaya) sehingga memungkinkan terjadinya pembiasan cahaya. Oleh karena lensa tipis
merupakan bidang lengkung. Ada dua macam kelompok lensa :
a. Lensa Cembung (lensa positif/lensa konvergen)
Lensa cembung merupakan lensa yang mengumpulkan cahaya.

Gambar 1. Lensa cembung bersifat


mengumpulkan sinar di satu bidang fokus

Lensa cembung dibagi lagi menjadi tiga:

1. lensa cembung dua (bikonveks)


2. lensa cembung datar (plan konveks)
3. lensa cembung cekung (konkaf konveks)

Gambar 2. Macam-macam lensa cembung

Berkas- Berkas Sinar Istimewa pada Lensa Tipis


Seperti pada cermin lengkung, pada lensa dikenal pula berkas-berkas sinar istimewa.
(Sunaryono, 2010)
1. Berkas sinar-sinar istimewa pada lensa cembung.
Ada tiga macam sinar istimewa pada lensa cembung.

1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa, dibiaskan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus lensa, dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Penomoran ruang pada Lensa Tipis


Gambar 5.Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
Untuk lensa nomor ruang untuk benda dan nomor-ruang untuk bayangan dibedakan.
Nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedang kan untuk
ruang bayangan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4) seperti pada gambar berikut ini:

Untuk ruang benda berlaku :


1. Ruang I antara titik pusat optic (O) dan F2
2. Ruang II antara F2 dan 2F2
3. Ruang III di sebelah kiri 2F2
4. Ruang IV benda (untuk benda maya) ada di belakang lensa.
Untuk ruang bayangan berlaku :
1. Ruang 1 antara titik pusat optic (O) dan F1
2. Ruang 2 antara F1 dan 2F1
3. Ruang 3 di sebelah kanan 2F1
4. Ruang 4 (untuk bayangan maya) ada di depan lensa.
Berlaku pula : R benda + R bayangan = 5
Melukis pembentukan bayangan pada lensa
Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa tipis cukup menggunakan minimal
dua berkas sinar istimewa untuk mendapatkan titik bayangan.
Contoh melukis pembentukan bayangan.
 Benda AB berada di ruang II lensa cembung

Sifat-sifat bayangan yang


terbentuk:
Nyata, terbalik, diperbesar

 Benda AB berada di ruang III lensa cembung

Sifat-sifat bayangan yang


terbentuk:
Nyata, terbalik, diperkecil

 Benda AB berada di ruang I lensa cembung

Sifat-sifat bayangan yang


terbentuk:
maya, tegak, diperbesar

 Benda AB berada di ruang II lensa cekung


Sifat-sifat bayangan yang
terbentuk:
Maya, tegak, diperkecil

Rumus-rumus Pada Lensa


Untuk lensa tipis yang permukaannya sferis (merupakan permukaan bola), hubungan
antara jarak benda (s), jarak bayangan (s') dan jarak fokus (f) serta perbesaran bayangan
benda (M) diturunkan dengan bantuan geometri dapat dijelaskan berikut ini.

Gambar 7 Lensa sferis,


permukaannya
merupakan permukaan
bola.

Dari persamaan lensa lengkung,


n1 n2 n −n
[ +
s s' ][
= 2 1
R ]
Berkas sinar yang berasal dari O ketika melewati permukaan ABC dibiaskan
sedemikian sehingga terbentuk bayangan di titik I1. Oleh permukaan ADC bayangan I1 itu di
anggap benda dan dibiaskan oleh permukaan ADC sedemikian sehingga terbentuk bayangan
akhir di titik I2
Pada permukaan lengkung ABC , sinar dari benda O dari medium n 1 ke lensa n2,
sehingga s = OB, s’ = BI1
n1 n2 n2 −n1

Maka,
[ +
OB BI1 ][
=
R1 ]
Pada permukaan lengkung ADC , sinar dari lensa ke medium n1, s = -DI1, s’ = DI2
n2 n n −n

Maka,
[ + 1 = 1 2
-DI1 DI2 -R2 ][ ]
Karena dianggap lensa tipis maka ketebalan BD diabaikan, sehingga BI 1 = DI1 dan
saling meniadakan karena berlawanan tanda . Apabila kedua persamaan dijumlahkan
diperoleh :
n1 n1 n2−n1 n1 −n 2
[ +
OB DI2 ][
=
R2 ] [ ]
+
−R1
n1 n1 n −n n1 −n 2
[ +
s s'][ ] [ ]
= 2 1
R2
+
−R1

n1 n1 n2 −n1 n2 −n 1
[ +
s s' ][ ] [ ]
=
R2
+
R1

n1 n 1 n2 −n1 1 1
( +
s s' ) ( )( )
=
R2
+
R1 R 2

Semua ruas dibagi dengan n1 akan diperoleh persamaan lensa tipis sebagai berikut.
n2
( 1s +s'1 )=( n −1)( R1 + R1 )
1 1 2

Dengan keterangan,
 s = jarak benda
 s' = jarak bayangan
 n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
 n2 = indeks bias lensa
 R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
 R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa

Persamaan lensa tipis tersebut berlaku hanya untuk sinar-sinar datang yang dekat
dengan sumbu utama lensa (sinar-sinar paraksial) dengan ketebalan lensa jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jari-jari kelengkungannya.
Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ketitik fokus (F). Jadi bila s = ~
bayangan akan terbentuk di titik fokus (F), maka s’= f.

1 1 n 1 1
( )()(
+ = 2 −1
s s' n1
+
R1 R 2 )
1 1 n 1 1
( ) ( )(
+ = 2 −1
~ f n1
+
R1 R 2 )
1 n 1 1
1
Karena ~ = 0 maka rumus jarak fokus lensa :
f ( )(
= 2 −1
n1
+
R1 R 2 )
n2

Bila persamaan
( 1s +s'1 )=( n −1)( R1 + R1 )
1 1 2 disubstitusikan dengan persamaan

1 n 1 1
f ( )(
= 2 −1
n1
+
R1 R 2 ) maka akan didapat persamaan baru yang dikenal sebagai
persamaan pembuat lensa, yaitu
1 1 1
= +
f s s1
Dengan keterangan,
 n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
 n2 = indeks bias lensa
 R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
 R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
 R = bertanda (+) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk cembung
 R = bertanda (-) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk cekung
 R= ∞ jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk datar
 s = jarak benda bertanda positif (+) jika benda terletak di depan lensa (benda
nyata).
 s = jarak benda bertanda negatif (–) jika benda terletak di belakang lensa
(benda maya).
 s’ = jarak bayangan bertanda positif (+) jika bayangan terletak di belakang
lensa (bayangan nyata).
 s’ = karak bayangan bertanda negatif (–) jika benda terletak di depan lensa
(bayangan maya).
 f = jarak fokus bertanda positif (+) untuk permukaan lensa positif (lensa
cembung).
 f = jarak fokus bertanda negatif (–) untuk permukaan lensa negatif (lensa
cekung).

Perbesaran bayangan
Untuk menentukan perbesaran bayangan lensa tipis dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut.

s 1 h'
M=| |=| |
s h
Dengan keterangan
 s = jarak benda
 s1= jarak bayangan
 h = tinggi benda
 h' = tinggi bayangan
 M > 1 = bayangan diperbesar
 M < 1 = bayangan diperkecil
 s1 (+) = bayangan nyata
 s1 () = bayangan maya
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Rel presisi 1 set
2. Tumpukan berpenjepit 1 set
3. Tempat lilin 1 buah
4. Layar 1 buah
5. Penutup lilin 1 buah
6. Lensa positif 1 buah
7. Lensa negatif 1 buah
8. Korek api 1 buah
9. Lilin secukupnya

B. Gambar Percobaan
1. Lensa Positif

Gambar 1. Lensa positif diletakkan diantara benda dan layar


2. Lensa Negatif

Gambar 2. Secara berurutan diletakkan benda, lensa negatif, lensa positif, dan layar
C. Variabel Percobaan
Percobaan Lensa Positif
1. Variabel Kontrol : Letak lensa positif
DOV Kontrol : letak lensa positif adalah posisi lensa yang memiliki ciri
bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi atau dengan kata
lain adalah lensa cembung.
2. Variabel Bebas : Jarak benda (s(+))
DOV Bebas : Jarak benda adalah jarak antara sumber cahaya ke lensa positif
3. Variabel Terikat : Jarak Bayangan (s’(+))
DOV Terikat : Jarak bayangan adalah jarak antara lensa positif ke layar

Percobaan Lensa Negatif


1. Variabel Kontrol : Jarak antara lensa negatif dan lensa positif (d)
DOV Kontrol : Jarak antara lensa negatif dan lensa positif merupakan jarak
yang nilainya dibuat sama pada percobaan ini
2. Variabel Bebas : Jarak benda (s(-))
DOV Bebas : Jarak benda adalah jarak antara benda ke lensa negatif
3. Variabel Terikat : Jarak bayangan (s’(+))
DOV Terikat : Jarak bayangan adalah jarak antara lensa positif ke layar

D. Langkah Percobaan
Percobaan 1
Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan lensa positif.
Setelah semua alat dan bahan sudah tersedia yang pertama adalah aturlah atau
letakkan benda, lensa positif, dan layar sedemikian rupa sehingga seperti pada gambar
diatas. Kemudian ukurlah jarak (s(+)) antara benda dengan lensa positif. Lalu geserlah
layar untuk mendapatkan bayangan yang paling terlihat jelas. Setelah mendapatkan
bayangan yang paling terlihat jelas, ukurlah jarak bayangan (s’(+)) pada layar terhadap
lensa positif. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan mengubah jarak benda.

Percobaan 2
Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan lensa negatif.
Setelah semua alat dan bahan sudah tersedia, yang pertama adalah aturlah atau
letakkan benda, lensa negatif, dan lensa positif sedemikian rupa sehingga seperti pada
gambar diatas. Kemudian ukurlah jarak antar lensa negatif dan lensa positif (d).
Setelah itu, ukurlah jarak antara benda dengan lensa negatif (s(-)). Kemudian geserlah
layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang paling jelas. Setelah mendapatkan
bayangan yang paling terlihat jelas, ukurlah jarak bayangan pada lensa positif (s’(+)),
catat hasilnya. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan mengubah jarak benda.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 1. Jarak fokus lensa (+)

percobaan ke (s ± 0,05) cm  (s’ ± 0,05) cm  (f(+) ± 0,05) cm 


1 200,00 23,00 12,20
2 180,00 20,00 12,00
3 160,00 19,50 12,39
4 140,00 17,50 11,98
5 120,00 17,00 12,10

Tabel 2. Jarak fokus lensa (-)

percobaan ke (s’(-) ± 0,05) cm (s(-) ± 0,05) cm (f(-) ± 0,05) cm

1 5,07 11,00 3,47


2 7,03 13,00 4,56
3 6,31 15,00 4,44
4 6,31 17,00 4,60
5 7,03 19,00 5,13
rata-rata jarak fokus 4,44

B. Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pertama yaitu menentukan jarak
fokus lensa (+) didapatkan jarak fokus lensa positif sebesar (12,13±0,05) cm dengan taraf
ketelitian 99,381%

Grafik 1. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif
Berdasarkan grafik 1. menunjukkan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan
dimana semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk
pada layar. Pada sifat lensa cekung, bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan
diperkecil. Namun, sifat bayangan yang terbentuk pada layar adalah nyata, terbalik, dan
diperbesar. Hal ini terjadi karena pada percobaan kedua untuk mengetahui besar jarak
fokus lensa negatif dibantu oleh lensa positif agar bayangan tampak pada layar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan kedua yaitu menentukan jarak
fokus lensa (+) didapatkan jarak fokus lensa negatif sebesar (4,44±0,05) cm dengan taraf
ketelitian 94%

Grafik 2. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif

Berdasarkan grafik 2. menunjukkan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan


dimana semakin besar jarak benda maka semakin besar jarak bayangan yang terbentuk
pada layar. Sifat bayangan yang terbentuk pada layar adalah maya, terbalik, dan
diperkecil.

Pada percobaan kedua yaitu menentukan jarak fokus lensa negatif, diperlukan
bantuan lensa positif karena apabila hanya menggunakan lensa negatif saja maka tidak
akan ada bayangan yang dihasilkan karena sifat lensa negatif menyebarkan cahaya dan
bayangan bersifat maya. Dikarenakan sifat lensa negatif yang menyebarkan cahaya dan
bayangan yang terbentuk berada di depan lensa. Lensa positif berfungsi untuk
mengumpulkan berkas cahaya dan membentuk bayangan agar dapat di tangkap oleh
layar. Sehingga dibutuhkan lensa positif dalam percobaan ini agar cahaya dapat terkumpul
pada satu titik.

C. Jawaban Penerapan
suatu lensa gabungan terdiri dari 2 Lensa tipis bikonveks L1 dan L2 dengan jarak fokus
masing-masing 10 cm dan 20 cm, L1 dan L2 berjarak 80 cm. tentukan keadaan bayangan
dari sebuah bnda yang tingginya 5 cm berada pada jarak 15cm dari L1.
Jawab :
BAB V
DISKUSI

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, bayangan yang terbentuk dari sumber
cahaya (lilin) yang melewati lensa positif dapat ditangkap oleh layar. Hal ini sesuai dengan
teori dimana lensa positif bersifat mengumpulkan cahaya sehingga bayangan yang terbentuk
adalah nyata. Namun berkebalikan dengan sifat lensa negatif yang cenderung menyebarkan
cahaya sehingga bayangan tidak dapat ditangkap oleh layar. Oleh sebab itu, dibutuhkan lensa
positif dalam percobaan menentukan focus lensa negatif untuk mendapatkan bayangan yang
nyata. Dari data diperoleh fokus lensa positif yaitu sebesar 12,13 cm. Sedangkan jarak fokus
lensa negatif (lensa cekung) sebesar 4,44 cm. Pada percobaan menentukan fokus lensa negatif
kurang tepat dalam menentukan bayangan yang tajam dan perbandingan atau penentuan
variable manipulasi (selisih nilai s(-) dalam setiap manipulasi). Sebab jarak benda ke lensa
negatif dapat mempengaruhi jarak bayangan ke lensa positif sehingga akan berpengaruh pada
nilai fokus lensa negatif. Selain itu, percobaan yang dilakukan dalam keadaaan terang
sehingga kejelasan bayangan yang terbentuk kurang akurat. Jadi, dalam hal ini lingkungan
juga berpengaruh terhadap data yang di peroleh.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif adalah semakin
besar jarak benda maka jarak bayangan semakin kecil (berbanding terbalik).
2. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif adalah semakin
besar jarak benda maka jarak bayangan semakin besar (berbanding lurus)
3. Nilai jarak fokus lensa positif berdasarkan data percobaan lensa positif adalah
(12,13±0,05) cm
4. Nilai jarak fokus lensa negatif berdasarkan data percobaan lensa negatif adalah
(4,44±0,05) cm

B. Saran
Pada saat melakukan percobaan lensa, yang harus diperhatikan adalah saat
menggeser tumpukan penjepit pada rel presisi. Karena apabila salah menggeser 1 cm saja
hal ini akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari praktikum. Kemudian pastikan bahwa
lilin yang digunakan cukup untuk praktikum. Karena jika lilin habis pada saat melakukan
praktikum hal ini menyebabkan harus mengganti lilin terlebih dahulu dan mengulang
percobaan karena letak lilin yang tergeser saat hendak diambil dari tumpukan penjepit.
Dan karena pada percobaan ini menggunakan api, praktikan harus lebih berhati-hati. Jika
tidak maka dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

G, Sarojo. 2011. Gelombang dan Optika. Jakarta:Salemba Teknika.


Purwoko. 2007. Fisika. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Sunaryono. 2010. Super Tips dan Trik Fisika. Jakarta:Wahyumedia.
Tim Dosen Pembina Praktikum. 2014. Panduan Praktikum Fisika Dasar II edisi
revisi. Surabaya:UNIPRESS
LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN

Menentukan jarak fokus pada lensa (+)

1 1 1
= +
f s s'

 percobaan 1 1 19,5 34
= +
f 663 663
1 1 1
= + 1 53,5
f s s' =
f 663
1 1 1
= +
f 26 23 f =12,39 cm
1 23 26
= +
f 598 598  percobaan 4
1 49
= 1 1 1
f 598 = +
f s s'
f =12,2 cm 1 1 1
= +
f 38 17,5
 percobaan 2 1 17,5 38
= +
f 665 665
1 1 1
= + 1 55,5
f s s' =
f 665
1 1 1
= +
f 30 20 f =11,98 cm
1 20 30
= +
f 600 600  percobaan 5
1 50
= 1 1 1
f 600 = +
f s s'
f =12 cm 1 1 1
= +
f 42 17
 percobaan 3 1 17 42
= +
f 714 714
1 1 1
= + 1 59
f s s' =
f 714
1 1 1
= +
f 34 19,5 f =12,1 cm
Menghitung standar deviasi

percobaan ke f S s²
1 12,2 -0,07 0,0049
2 12 0,13 0,0169
3 12,39 -0,26 0,0676
4 11,98 0,15 0,0225
5 12,1 0,03 0,0009
Jumlah 60,67 -0,02 0,1128

 x ratarata=
∑f
n
60,67
x ratarata=
5
x ratarata=12,13 cm

∑ s2
 sd=
√ n(n−1)

0,1128
sd=
√ 5 (5−1)
0,1128
sd=
√ 20
sd=√ 0,00564
sd=0,075

0,075
 sd ( f )=
12,13
sd ( f )=0,00619

Ketidakpastian = 0,00612 x 100% = 0,619%


Taraf ketelitian = 100% - 0,619% = 99,381%
Menentukan jarak fokus pada lensa (-)

1
f ¿¿
1
f ¿¿
 Percobaan 1 1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1 1 1
= +
12,13 22 (x+ 20)
1 1 1
= +
12,13 23,5 ( x +20) 1 1 1
= −
(x +20) 12,13 22
1 1 1
= −
(x +20) 12,13 23,5 1 22 12,13
= −
(x +20) 2 66 , 86 2 66 , 86
1 23,5 12,13
= −
(x +20) 2 8 5,055 28 5,055 1 9 , 87
=
(x +20) 2 66 , 86
1 11,37
=
(x +20) 2 8 5,055 2 66 , 86=9 ,87 (x+ 20)
2 8 5,055=11,37 ( x+ 20) 2 66 , 86=9 ,87 x +197,4
2 8 5,055=11,37 x +227,4 2 66 , 86−197,4=9 ,87 x
2 8 5,055−227,4=11,37 x 69,46=9 , 87 x
57,655=11,37 x x=7,03 cm
x=5,07 cm
1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1
f ¿¿
1
f ¿¿ f¿
f¿

 Percobaan 3
 Percobaan 2
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1 1 1 1 1
= + = +
12,13 22,5 ( x +20) 12,13 22,5 ( x +20)
1 1 1 1 1 1
= − = −
(x +20) 12,13 22,5 (x +20) 12,13 22,5
1 22,5 12,13 1 22,5 12,13
= − = −
(x +20) 2 72,925 272,925 (x +20) 2 72,925 272,925
1 10,37 1 10,37
= =
(x +20) 2 72,925 (x +20) 2 72,925
2 72,925=10,37(x +20) 2 72,925=10,37(x +20)
2 72,925=10,37 x +207,4 2 72,925=10,37 x +207,4
2 72,925−207,4=10,37 x 2 72,925−207,4=10,37 x
65,525=10,37 x 65,525=10,37 x
x=6,31 cm x=6,31 cm

1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1
f ¿¿ f ¿¿
f¿ f¿

 Percobaan 4
 Percobaan 5
1
f ¿¿
1 1 1
= +
12,13 22 (x+ 20)
1 1 1
= −
(x +20) 12,13 22
1 22 12,13
= −
(x +20) 2 66 , 86 2 66 , 86
1 9 , 87
=
(x +20) 2 66 , 86
2 66 , 86=9 ,87 (x+ 20)
2 66 , 86=9 ,87 x +197,4
2 66 , 86−197,4=9 ,87 x
69,46=9 , 87 x
x=7,03 cm

1
f ¿¿
1
f ¿¿
1
f ¿¿
1
f ¿¿
f¿
Menghitung standar deviasi

percobaan ke f S s²
1 3,47 0,97 0,9409
2 4,56 -0,12 0,0144
3 4,44 0 0
4 4,60 -0,16 0,0256
5 5,13 -0,69 0,4761
jumlah 22,2 0 1,457

 f rata rata=
∑f
n
22,2
f rata rata=
5
f rata rata=4,44 cm

∑ s2
 sd=
√ n(n−1)

1,457
sd=
√ 5 (5−1)
1,457
sd=
√ 20
sd=√ 0,07275
sd=0,269

0,269
 sd ( f )=
4,44
sd ( f )=0,06

Ketidakpastian = 0,06 x 100% = 6%


Taraf ketelitian = 100% - 6% = 94%

Anda mungkin juga menyukai