Lensa
Percobaan yang telah dilakukan pada tanggal 22 Maret 2018 bertujuan untuk
mengetaui pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif dan lensa negatif
serta menentukan nilai jarak fokus pada lensa positif dan negatif berdasarkan data percobaan
lensa positif dan negatif. Metode yang dilakukan adalah pada percobaan pertama meletakkan
benda, lensa positif, dan layar diatas rel presisi yang diatur agar bayangan benda tampak pada
layar. Pada percobaan kedua meletakkan benda, lensa negatif, lensa positif, dan layar diatas
rel presisi yang diatur agar bayangan benda tampak pada layar. Pada percobaan pertama
variabel kontrolnya letak lensa positif, variabel manipulasinya jarak benda (s(+)), dan variabel
responsnya jarak Bayangan (s’(+)). Pada percobaan kedua variabel kontrolnya jarak antara
lensa negatif dan lensa positif (d), variabel manipulasinya jarak benda (s(-)), dan variabel
responnya jarak bayangan (s’(+)). Percobaan ini dilakukan menggunakan data tunggal dengan
hasil jarak fokus lensa positif adalah (12,13±0,05) cm dengan taraf ketelitian 99,381%
dan jarak fokus lensa negatif sebesar (4,44±0,05) cm dengan taraf ketelitian 94%.
Kesimpulan percobaan ini pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif
adalah semakin besar jarak benda maka jarak bayangan semakin kecil (berbanding terbalik)
dan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif adalah semakin besar
jarak benda maka jarak bayangan semakin besar (berbanding lurus).
Kata kunci : lensa negatif, lensa positif, jarak benda, jarak bayangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif?
2. Bagaimana pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif?
3. Bagaimana menentukan nilai jarak fokus pada lensa positif berdasarkan data
percobaan lensa positif?
4. Bagaimana menentukan nilai jarak fokus pada lensa negatif berdasarkan data
percobaan lensa negatif?
C. Tujuan
1. Menentukan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif
2. Menentukan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif
3. Menentukan nilai jarak fokus pada lensa positif berdasarkan data percobaan lensa
positif
4. Menentukan nilai jarak fokus pada lensa negatif berdasarkan data percobaan lensa
negatif
BAB II
DASAR TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu di antaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat lengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama. Bayangan
yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan
kedua akan membuat bayangan akhir (Sarojo, 2011:137).
Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung
(lensa positif) sinar dapat mengumpul (kovergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar
dapat menyebar (divergen). Pada lensa terdapat sinar-sinar istimewa. Tentunya, sinar-sinar
istimewa pada lensa cembung berbeda dengan lensa cekung (Purwoko, 2007).
Lensa tidak harus terbuat dari kaca yang penting ia merupakan benda bening (tembus
cahaya) sehingga memungkinkan terjadinya pembiasan cahaya. Oleh karena lensa tipis
merupakan bidang lengkung. Ada dua macam kelompok lensa :
a. Lensa Cembung (lensa positif/lensa konvergen)
Lensa cembung merupakan lensa yang mengumpulkan cahaya.
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa, dibiaskan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus lensa, dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Maka,
[ +
OB BI1 ][
=
R1 ]
Pada permukaan lengkung ADC , sinar dari lensa ke medium n1, s = -DI1, s’ = DI2
n2 n n −n
Maka,
[ + 1 = 1 2
-DI1 DI2 -R2 ][ ]
Karena dianggap lensa tipis maka ketebalan BD diabaikan, sehingga BI 1 = DI1 dan
saling meniadakan karena berlawanan tanda . Apabila kedua persamaan dijumlahkan
diperoleh :
n1 n1 n2−n1 n1 −n 2
[ +
OB DI2 ][
=
R2 ] [ ]
+
−R1
n1 n1 n −n n1 −n 2
[ +
s s'][ ] [ ]
= 2 1
R2
+
−R1
n1 n1 n2 −n1 n2 −n 1
[ +
s s' ][ ] [ ]
=
R2
+
R1
n1 n 1 n2 −n1 1 1
( +
s s' ) ( )( )
=
R2
+
R1 R 2
Semua ruas dibagi dengan n1 akan diperoleh persamaan lensa tipis sebagai berikut.
n2
( 1s +s'1 )=( n −1)( R1 + R1 )
1 1 2
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
Persamaan lensa tipis tersebut berlaku hanya untuk sinar-sinar datang yang dekat
dengan sumbu utama lensa (sinar-sinar paraksial) dengan ketebalan lensa jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jari-jari kelengkungannya.
Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ketitik fokus (F). Jadi bila s = ~
bayangan akan terbentuk di titik fokus (F), maka s’= f.
1 1 n 1 1
( )()(
+ = 2 −1
s s' n1
+
R1 R 2 )
1 1 n 1 1
( ) ( )(
+ = 2 −1
~ f n1
+
R1 R 2 )
1 n 1 1
1
Karena ~ = 0 maka rumus jarak fokus lensa :
f ( )(
= 2 −1
n1
+
R1 R 2 )
n2
Bila persamaan
( 1s +s'1 )=( n −1)( R1 + R1 )
1 1 2 disubstitusikan dengan persamaan
1 n 1 1
f ( )(
= 2 −1
n1
+
R1 R 2 ) maka akan didapat persamaan baru yang dikenal sebagai
persamaan pembuat lensa, yaitu
1 1 1
= +
f s s1
Dengan keterangan,
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
R = bertanda (+) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk cembung
R = bertanda (-) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk cekung
R= ∞ jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk datar
s = jarak benda bertanda positif (+) jika benda terletak di depan lensa (benda
nyata).
s = jarak benda bertanda negatif (–) jika benda terletak di belakang lensa
(benda maya).
s’ = jarak bayangan bertanda positif (+) jika bayangan terletak di belakang
lensa (bayangan nyata).
s’ = karak bayangan bertanda negatif (–) jika benda terletak di depan lensa
(bayangan maya).
f = jarak fokus bertanda positif (+) untuk permukaan lensa positif (lensa
cembung).
f = jarak fokus bertanda negatif (–) untuk permukaan lensa negatif (lensa
cekung).
Perbesaran bayangan
Untuk menentukan perbesaran bayangan lensa tipis dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut.
s 1 h'
M=| |=| |
s h
Dengan keterangan
s = jarak benda
s1= jarak bayangan
h = tinggi benda
h' = tinggi bayangan
M > 1 = bayangan diperbesar
M < 1 = bayangan diperkecil
s1 (+) = bayangan nyata
s1 () = bayangan maya
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
B. Gambar Percobaan
1. Lensa Positif
Gambar 2. Secara berurutan diletakkan benda, lensa negatif, lensa positif, dan layar
C. Variabel Percobaan
Percobaan Lensa Positif
1. Variabel Kontrol : Letak lensa positif
DOV Kontrol : letak lensa positif adalah posisi lensa yang memiliki ciri
bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi atau dengan kata
lain adalah lensa cembung.
2. Variabel Bebas : Jarak benda (s(+))
DOV Bebas : Jarak benda adalah jarak antara sumber cahaya ke lensa positif
3. Variabel Terikat : Jarak Bayangan (s’(+))
DOV Terikat : Jarak bayangan adalah jarak antara lensa positif ke layar
D. Langkah Percobaan
Percobaan 1
Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan lensa positif.
Setelah semua alat dan bahan sudah tersedia yang pertama adalah aturlah atau
letakkan benda, lensa positif, dan layar sedemikian rupa sehingga seperti pada gambar
diatas. Kemudian ukurlah jarak (s(+)) antara benda dengan lensa positif. Lalu geserlah
layar untuk mendapatkan bayangan yang paling terlihat jelas. Setelah mendapatkan
bayangan yang paling terlihat jelas, ukurlah jarak bayangan (s’(+)) pada layar terhadap
lensa positif. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan mengubah jarak benda.
Percobaan 2
Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan lensa negatif.
Setelah semua alat dan bahan sudah tersedia, yang pertama adalah aturlah atau
letakkan benda, lensa negatif, dan lensa positif sedemikian rupa sehingga seperti pada
gambar diatas. Kemudian ukurlah jarak antar lensa negatif dan lensa positif (d).
Setelah itu, ukurlah jarak antara benda dengan lensa negatif (s(-)). Kemudian geserlah
layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang paling jelas. Setelah mendapatkan
bayangan yang paling terlihat jelas, ukurlah jarak bayangan pada lensa positif (s’(+)),
catat hasilnya. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan mengubah jarak benda.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 1. Jarak fokus lensa (+)
B. Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pertama yaitu menentukan jarak
fokus lensa (+) didapatkan jarak fokus lensa positif sebesar (12,13±0,05) cm dengan taraf
ketelitian 99,381%
Grafik 1. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif
Berdasarkan grafik 1. menunjukkan pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan
dimana semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk
pada layar. Pada sifat lensa cekung, bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan
diperkecil. Namun, sifat bayangan yang terbentuk pada layar adalah nyata, terbalik, dan
diperbesar. Hal ini terjadi karena pada percobaan kedua untuk mengetahui besar jarak
fokus lensa negatif dibantu oleh lensa positif agar bayangan tampak pada layar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan kedua yaitu menentukan jarak
fokus lensa (+) didapatkan jarak fokus lensa negatif sebesar (4,44±0,05) cm dengan taraf
ketelitian 94%
Grafik 2. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif
Pada percobaan kedua yaitu menentukan jarak fokus lensa negatif, diperlukan
bantuan lensa positif karena apabila hanya menggunakan lensa negatif saja maka tidak
akan ada bayangan yang dihasilkan karena sifat lensa negatif menyebarkan cahaya dan
bayangan bersifat maya. Dikarenakan sifat lensa negatif yang menyebarkan cahaya dan
bayangan yang terbentuk berada di depan lensa. Lensa positif berfungsi untuk
mengumpulkan berkas cahaya dan membentuk bayangan agar dapat di tangkap oleh
layar. Sehingga dibutuhkan lensa positif dalam percobaan ini agar cahaya dapat terkumpul
pada satu titik.
C. Jawaban Penerapan
suatu lensa gabungan terdiri dari 2 Lensa tipis bikonveks L1 dan L2 dengan jarak fokus
masing-masing 10 cm dan 20 cm, L1 dan L2 berjarak 80 cm. tentukan keadaan bayangan
dari sebuah bnda yang tingginya 5 cm berada pada jarak 15cm dari L1.
Jawab :
BAB V
DISKUSI
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, bayangan yang terbentuk dari sumber
cahaya (lilin) yang melewati lensa positif dapat ditangkap oleh layar. Hal ini sesuai dengan
teori dimana lensa positif bersifat mengumpulkan cahaya sehingga bayangan yang terbentuk
adalah nyata. Namun berkebalikan dengan sifat lensa negatif yang cenderung menyebarkan
cahaya sehingga bayangan tidak dapat ditangkap oleh layar. Oleh sebab itu, dibutuhkan lensa
positif dalam percobaan menentukan focus lensa negatif untuk mendapatkan bayangan yang
nyata. Dari data diperoleh fokus lensa positif yaitu sebesar 12,13 cm. Sedangkan jarak fokus
lensa negatif (lensa cekung) sebesar 4,44 cm. Pada percobaan menentukan fokus lensa negatif
kurang tepat dalam menentukan bayangan yang tajam dan perbandingan atau penentuan
variable manipulasi (selisih nilai s(-) dalam setiap manipulasi). Sebab jarak benda ke lensa
negatif dapat mempengaruhi jarak bayangan ke lensa positif sehingga akan berpengaruh pada
nilai fokus lensa negatif. Selain itu, percobaan yang dilakukan dalam keadaaan terang
sehingga kejelasan bayangan yang terbentuk kurang akurat. Jadi, dalam hal ini lingkungan
juga berpengaruh terhadap data yang di peroleh.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa positif adalah semakin
besar jarak benda maka jarak bayangan semakin kecil (berbanding terbalik).
2. Pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada lensa negatif adalah semakin
besar jarak benda maka jarak bayangan semakin besar (berbanding lurus)
3. Nilai jarak fokus lensa positif berdasarkan data percobaan lensa positif adalah
(12,13±0,05) cm
4. Nilai jarak fokus lensa negatif berdasarkan data percobaan lensa negatif adalah
(4,44±0,05) cm
B. Saran
Pada saat melakukan percobaan lensa, yang harus diperhatikan adalah saat
menggeser tumpukan penjepit pada rel presisi. Karena apabila salah menggeser 1 cm saja
hal ini akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari praktikum. Kemudian pastikan bahwa
lilin yang digunakan cukup untuk praktikum. Karena jika lilin habis pada saat melakukan
praktikum hal ini menyebabkan harus mengganti lilin terlebih dahulu dan mengulang
percobaan karena letak lilin yang tergeser saat hendak diambil dari tumpukan penjepit.
Dan karena pada percobaan ini menggunakan api, praktikan harus lebih berhati-hati. Jika
tidak maka dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
1 1 1
= +
f s s'
percobaan 1 1 19,5 34
= +
f 663 663
1 1 1
= + 1 53,5
f s s' =
f 663
1 1 1
= +
f 26 23 f =12,39 cm
1 23 26
= +
f 598 598 percobaan 4
1 49
= 1 1 1
f 598 = +
f s s'
f =12,2 cm 1 1 1
= +
f 38 17,5
percobaan 2 1 17,5 38
= +
f 665 665
1 1 1
= + 1 55,5
f s s' =
f 665
1 1 1
= +
f 30 20 f =11,98 cm
1 20 30
= +
f 600 600 percobaan 5
1 50
= 1 1 1
f 600 = +
f s s'
f =12 cm 1 1 1
= +
f 42 17
percobaan 3 1 17 42
= +
f 714 714
1 1 1
= + 1 59
f s s' =
f 714
1 1 1
= +
f 34 19,5 f =12,1 cm
Menghitung standar deviasi
percobaan ke f S s²
1 12,2 -0,07 0,0049
2 12 0,13 0,0169
3 12,39 -0,26 0,0676
4 11,98 0,15 0,0225
5 12,1 0,03 0,0009
Jumlah 60,67 -0,02 0,1128
x ratarata=
∑f
n
60,67
x ratarata=
5
x ratarata=12,13 cm
∑ s2
sd=
√ n(n−1)
0,1128
sd=
√ 5 (5−1)
0,1128
sd=
√ 20
sd=√ 0,00564
sd=0,075
0,075
sd ( f )=
12,13
sd ( f )=0,00619
1
f ¿¿
1
f ¿¿
Percobaan 1 1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1 1 1
= +
12,13 22 (x+ 20)
1 1 1
= +
12,13 23,5 ( x +20) 1 1 1
= −
(x +20) 12,13 22
1 1 1
= −
(x +20) 12,13 23,5 1 22 12,13
= −
(x +20) 2 66 , 86 2 66 , 86
1 23,5 12,13
= −
(x +20) 2 8 5,055 28 5,055 1 9 , 87
=
(x +20) 2 66 , 86
1 11,37
=
(x +20) 2 8 5,055 2 66 , 86=9 ,87 (x+ 20)
2 8 5,055=11,37 ( x+ 20) 2 66 , 86=9 ,87 x +197,4
2 8 5,055=11,37 x +227,4 2 66 , 86−197,4=9 ,87 x
2 8 5,055−227,4=11,37 x 69,46=9 , 87 x
57,655=11,37 x x=7,03 cm
x=5,07 cm
1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1
f ¿¿
1
f ¿¿ 1
f ¿¿
1
f ¿¿ f¿
f¿
Percobaan 3
Percobaan 2
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1 1 1 1 1
= + = +
12,13 22,5 ( x +20) 12,13 22,5 ( x +20)
1 1 1 1 1 1
= − = −
(x +20) 12,13 22,5 (x +20) 12,13 22,5
1 22,5 12,13 1 22,5 12,13
= − = −
(x +20) 2 72,925 272,925 (x +20) 2 72,925 272,925
1 10,37 1 10,37
= =
(x +20) 2 72,925 (x +20) 2 72,925
2 72,925=10,37(x +20) 2 72,925=10,37(x +20)
2 72,925=10,37 x +207,4 2 72,925=10,37 x +207,4
2 72,925−207,4=10,37 x 2 72,925−207,4=10,37 x
65,525=10,37 x 65,525=10,37 x
x=6,31 cm x=6,31 cm
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1
f ¿¿ f ¿¿
1 1
f ¿¿ f ¿¿
f¿ f¿
Percobaan 4
Percobaan 5
1
f ¿¿
1 1 1
= +
12,13 22 (x+ 20)
1 1 1
= −
(x +20) 12,13 22
1 22 12,13
= −
(x +20) 2 66 , 86 2 66 , 86
1 9 , 87
=
(x +20) 2 66 , 86
2 66 , 86=9 ,87 (x+ 20)
2 66 , 86=9 ,87 x +197,4
2 66 , 86−197,4=9 ,87 x
69,46=9 , 87 x
x=7,03 cm
1
f ¿¿
1
f ¿¿
1
f ¿¿
1
f ¿¿
f¿
Menghitung standar deviasi
percobaan ke f S s²
1 3,47 0,97 0,9409
2 4,56 -0,12 0,0144
3 4,44 0 0
4 4,60 -0,16 0,0256
5 5,13 -0,69 0,4761
jumlah 22,2 0 1,457
f rata rata=
∑f
n
22,2
f rata rata=
5
f rata rata=4,44 cm
∑ s2
sd=
√ n(n−1)
1,457
sd=
√ 5 (5−1)
1,457
sd=
√ 20
sd=√ 0,07275
sd=0,269
0,269
sd ( f )=
4,44
sd ( f )=0,06