Anda di halaman 1dari 19

MODUL II

KALORIMETRI

Bab ini membahas mengenai tujuan praktikum, landasan teori, hasil


dan pembahasan, analisis, serta kesimpulan dari Praktikum Fisika Dasar I
Modul II Kalorimetri.

2.1 Tujuan Praktikum


Subbab ini menjelaskan mengenai tujuan pelaksanaan Praktikum
Fisika Dasar 1 Modul II Kalorimetri.
Tujuan praktikum modul II Kalorimetri adalah sebagai berikut:
1. Mampu memahami prinsip kerja kalorimeter.
2. Mampu mengukur nilai kapasitas kalor dari kalorimeter.
3. Mampu mengukur kalor jenis logam.
4. Mampu memahami konversi satuan Kalori terhadap satuan Joule.

2.2 Landasan Teori


Subbab ini menjelaskan mengenai landasan teori pada Praktikum
Fisika Dasar 1 Modul II Kalorimetri.
2.2.1 Kalorimeter
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan dalam
mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau
reaksi kimia (Syarifuddin, 2012). Proses yang berlangsung dalam
kalorimeter bersifat adiabatik, artinya tidak terdapat kalor yang keluar
atau masuk dari kalorimeter.
2.2.2 Teori Azas Black
Kalorimeter menggunakan prinsip azas Black yang
dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris bernama Joseph Black.
Prinsip azas Black berbunyi: “pada pencampuran dua zat, banyaknya
kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah.”

Kelompok 17
II -
PAGE 1 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
Prinsip - prinsip yang berlaku pada azas Black adalah sebagai
berikut.
1. Jika dua zat dengan suhu yang berbeda dicampurkan, maka
zat dengan suhu tinggi akan melepaskan kalor sehingga
suhunya menurun. Sedangkan, zat dengan suhu rendah akan
menerima kalor sehingga suhunya meningkat. Hal ini
menyebabkan campuran dari kedua zat tersebut memiliki
suhu yang sama.
2. Jumlah kalor yang dilepas oleh zat dengan suhu tinggi sama
dengan jumlah kalor yang diterima oleh zat dengan suhu
rendah.
3. Zat yang didinginkan akan melepas kalor dengan besar yang
sama dengan kalor yang diterima saat zat tersebut
dipanaskan.
Secara matematis, azas Black dapat dijabarkan sebagai
berikut.
Qlepas = Qterima
m1 × c1 × (T1 - Ta) = m2 × c2 × (Ta - T2)
Keterangan:
Qlepas = jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima = jumlah kalor yang diterima oleh zat
m1 = massa zat 1 yang suhunya lebih tinggi
m2 = massa zat 2 yang suhunya lebih rendah
c1 = kalor jenis zat 1 yang suhunya lebih tinggi
c2 = kalor jenis zat 2 yang suhunya lebih rendah
T1 = suhu zat 1 yang suhunya lebih tinggi
T2 = suhu zat 2 yang suhunya lebih rendah
Ta = suhu akhir kedua zat yang dicampurkan
2.2.3 Kalor, Kalor Jenis, dan Kapasitas Kalor
Kalor merupakan sesuatu yang mengalir dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah untuk menyamakan suhunya
(Hamzah et al, 2016).

Kelompok 17
II -
PAGE 2 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
Kalor jenis merupakan sifat suatu zat yang menunjukkan
kemampuan untuk menyerap kalor (Hamzah et al, 2016). Suatu zat
yang memiliki kalor jenis yang tinggi lebih mampu menyerap banyak
kalor untuk kenaikan suhu yang rendah. Kalor jenis dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
Q = m × c × ΔT
Q
c=
m× ΔT
Keterangan:
Q = jumlah kalor yang dibutuhkan (Kal atau J)
m = massa zat (gr atau kg)
c = kalor jenis zat (Kal/g ̊C atau J/kg ̊C)
ΔT = perubahan suhu ( ̊C)
Berikut ini merupakan kalor jenis dari beberapa logam secara
umum:
Aluminium = 900 J/kg ̊C
Besi = 450 J/kg ̊C
Kuningan = 380 J/kg ̊C
Kapasitas kalor adalah banyaknya energi dalam bentuk kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar satu derajat
(Hamzah et al, 2016). Kapasitas kalor memiliki rumus sebagai
berikut.
Q
C=
ΔT
m× c × ΔT
C=
ΔT
C=m×c
Keterangan:
C = kapasitas kalor (Kal/˚C atau J/˚C)
c = kalor jenis zat (Kal/g˚C atau J/kg˚C)
m = massa zat (gr atau kg)
Q = jumlah kalor yang dibutuhkan (Kal atau J)
T = suhu (˚C)

Kelompok 17
II -
PAGE 3 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
2.2.4 Nilai Konversi Joule ke Kalori
Joule (J) merupakan satuan internasional dari kalor. Satuan lain
dari kalor, yaitu kalori (Kal). Berikut merupakan nilai konversi joule
ke kalori.
1 Kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 Kalori
2.2.5 Kalorimeter Sederhana
Jenis kalorimeter yang digunakan pada praktikum kalorimetri
ini adalah kalorimeter sederhana. Kalorimeter ini biasanya digunakan
dalam mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi yang berlangsung
dalam fase larutan (Puteri, 2016). Oleh karena itu, kalorimeter
sederhana dapat juga disebut dengan kalorimeter larutan. Kalorimeter
ini digunakan untuk mengetahui kapasitas kalor kalorimeter dan kalor
jenis logam.

Gambar 2.1 Kalorimeter Sederhana


Kalorimeter sederhana terbuat dari wadah berbahan isolator,
seperti styrofoam. Wadah tersebut bertujuan untuk mengurangi radiasi
panas, seperti pada termos. Kalorimeter ini juga dilengkapi dengan
pengaduk dan termometer. Pengaduk memiliki fungsi untuk
mengaduk cairan yang terdapat di dalam kalorimeter agar tercampur
menjadi satu. Sedangkan, termometer berfungsi untuk mengukur suhu
zat yang berada di dalam kalorimeter (Puteri, 2016).
2.2.6 Rumus yang Digunakan pada Praktikum

Kelompok 17
II -
PAGE 4 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
Rumus yang digunakan pada Percobaan A adalah sebagai
berikut.
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair normal + Qkalorimeter
Rumus perhitungan kapasitas kalor jenis kalorimeter:
Q
C=
ΔT
m× c × ΔT
C=
ΔT
C=m×c
Rumus yang digunakan pada Percobaan B adalah sebagai
berikut.
Qlepas = Qterima
Qlogam aluminium = Qair + Qkalorimeter
2.3 Hasil dan Pembahasan
Subbab ini menjelaskan mengenai perhitungan kapasitas kalor
kalorimeter pada percobaan A menggunakan air normal dan air panas, serta
perhitungan kalor jenis logam dan besar kalor logam pada percobaan B
Praktikum Fisika Dasar I Modul II Kalorimetri.
2.3.1 Perhitungan Kapasitas Kalor Kalorimeter pada Percobaan
A
Bagian ini menjelaskan mengenai perhitungan kapasitas kalor
kalorimeter dengan menggunakan air normal dan air panas melalui
prinsip azas Black.
Berikut merupakan tabel hasil perhitungan kalorimeter pada
percobaan A.
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Kapasitas Kalor Kalorimeter pada Percobaan A

Berikut merupakan contoh perhitungan kapasitas kalor


kalorimeter pada percobaan A.
Diketahui:
mkalorimeter= 67 × 10-3 kg

Kelompok 17
II -
PAGE 5 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
Tkalorimeter= 27ºC
mair1 = 80 × 10-3 kg
Tair1 = 27ºC
mair2 = 70 × 10-3 kg
Tair2 = 66ºC
Tsetimbang= 41ºC
∆T1 = Tsetimbang - Tair1 = 41ºC - 27ºC = 14ºC
∆T2 = Tair2 - Tsetimbang = 66ºC - 41ºC = 25ºC
cair = 4200 J/KgºC
Ditanya:
Kapasitas kalor kalorimeter (Ckalorimeter)
Jawab:
Mencari besar kalor jenis kalorimeter
Q lepas = Q terima
Qair panas = Qair normal + Qkalorimeter
mair2 × cair × ∆T2 = mair1 × cair1 × ∆T1 + mkalorimeter × ckalorimeter
× ∆T1
(70 × 10-3) × 4200 × 25 = [(80 × 10 -3) × 4200 × 14] +
[(67 × 10-3) × ckalorimeter × 14]
7,35 × 10-3 = 4,704 × 10-3 + 9,38 × 101 × ckalorimeter
ckalorimeter = 2820,90 J/KgºC
Kapasitas kalor kalorimeter
Ckalorimeter = mkalorimeter × ckalorimeter
= 67 × 10-3 × 2820,90
= 1,89 × 102 J/ºC
Jadi, besarnya kapasitas kalor pada kalorimeter
diperoleh nilai 1,89 × 102 J/ºC.
2.3.2 Perhitungan Kalor Jenis Logam pada Percobaan B
Bagian ini menjelaskan mengenai perhitungan kalor jenis dari
logam aluminium, logam besi, dan logam kuningan.
Berikut merupakan tabel hasil perhitungan kalor jenis logam
pada percobaan B.

Kelompok 17
II -
PAGE 6 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Kalor Jenis Logam pada Percobaan B

Berikut merupakan contoh perhitungan kalor jenis logam dan


besarnya kalor logam pada percobaan B.
A. Logam Aluminium
Diketahui:
mkalorimeter = 67 × 10-3 kg
Tkalorimeter = 27oC
mair = 82 × 10-3 kg
Tair = 27oC
mlogam = 22 × 10-3 kg
Tlogam = 66oC
Tsetimbang = 32,5oC
cair = 4200 J/K
ckalorimeter = 2820,90 J/kgoC
∆T1= Tsetimbang - Tair = 32,5oC - 27oC = 5,5oC
∆T2 = Tlogam - Tsetimbang = 66oC - 32,5oC = 33,5oC
Ditanya:
a) Kalor jenis logam aluminium
b) Besar kalor aluminium
Jawab:
a) Q lepas = Q terima
Qlogam aluminium = Qair + Qkalorimeter
mlogam × clogam × ∆T2 = mair × cair × ∆T1 + mkalorimeter ×
ckalorimeter × ∆T1
22 × 10-3 × clogam × 33,5 = 82 × 10-3 × 4200 × 5,5 + 67
× 10-3 × 2820,90 × 5,5
7,37 × 10-1 × clogam = 1,89 × 103 + 1,04 × 103
clogam = 3975,50 J/kgoC
b) Qlogam aluminium = mlogam × clogam × ∆T2

Kelompok 17
II -
PAGE 7 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
Qlogam aluminium= mlogam × clogam × (Tlogam - Tsetimbang)
Qlogam aluminium = 22 × 10-3 × 3975,50 × (66-32,5)
Qlogam aluminium = 22 × 10-3 × 3975,50 × 33,5
Qlogam aluminium = 2,93 × 103 J
Qlogam aluminium = 2,93 × 103 ÷ 4,2 kalori
Qlogam aluminium = 697,62 kalori
Jadi, besar kalor jenis logam aluminium yang didapatkan
adalah 3975,50 J/kgoC dan besar kalor yang didapatkan
adalah 2,93 x 103J atau sebesar 697,62 kalori.
B. Logam Besi
Diketahui:
mkalorimeter = 67 × 10-3 kg
Tkalorimeter = 27oC
mair = 91 × 10-3 kg
Tair = 27oC
mlogam = 60 × 10-3
Tlogam = 65oC
Tsetimbang = 33oC
cair = 4200 J/kgoC
ckalorimeter = 2820,9 J/kgoC
T1 = Tsetimbang - Tair = 33oC - 27oC = 6oC
T2 = Tlogam - Tsetimbang = 65oC - 33oC = 32oC
Ditanya:
a) Kalor jenis logam besi
b) Besar kalor logam besi
Jawab:
a) Q lepas = Q terima
Qlogam besi = Qair + Qkalorimeter
mlogam × clogam × ∆T2 = mair × cair × ∆T1 + mkalorimeter ×
ckalorimeter × ∆T1
60 × 10-3 × clogam × 32 = 91 × 10-3 × 4200 × 6 + 67 ×
10-3 × 2820,9 × 6

Kelompok 17
II -
PAGE 8 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
1,92 × clogam = 2,29 × 103 + 1,13 × 103
clogam = 1781,25 J/kgoC
b) Qlogam besi = mlogam × clogam × ∆T2
Qlogam besi = mlogam × clogam × (Tlogam - Tsetimbang)
Qlogam besi = 60 × 10-3 × 1781,25 × (65-33)
Qlogam besi = 60 × 10-3 × 1781,25 × 32
Qlogam besi = 3,42 × 103 J
Qlogam besi = 3,42 × 103 ÷ 4,2 kalori
Qlogam besi = 814,29 kalori
Jadi, besar kalor jenis logam besi yang didapatkan
adalah 1781,25 J/kgoC dan besar kalor logam besi adalah
3,42 × 103 J atau sebesar 814,29 kalori.
C. Logam Kuningan
Diketahui:
mkalorimeter = 67 × 10-3 kg
Tkalorimeter = 27oC
mair = 86 × 10-3 kg
Tair = 27oC
mlogam = 68 × 10-3
Tlogam = 63oC
Tsetimbang = 29,5oC
cair = 4200 J/kgoC
ckalorimeter = 2820,9 J/kgoC
∆T1 = Tsetimbang - Tair = 33,5oC - 27oC = 6,5oC
∆T2 = Tlogam - Tsetimbang = 63oC - 33,5oC = 29,5oC
Ditanya:
a) Kalor jenis logam kuningan
b) Besar kalor logam kuningan
Jawab:
a) Q lepas = Q terima
Qlogam kuningan = Qair + Qkalorimeter

Kelompok 17
II -
PAGE 9 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
mlogam × clogam × ∆T2 = mair × cair × ∆T1 + mkalorimeter ×
ckalorimeter × ∆T1
68 × 10-3 × clogam × 29,5 = 86 × 10-3 × 4200 × 6,5 + 67
× 10-3 × 2820,90 × 6,5
2,01 × clogam = 2,35 × 103 + 1,23 × 103
clogam = 1781,09 J/kgoC
b) Qlogam kuningan = mlogam × clogam × ∆T2
Qlogam kuningan = mlogam × clogam × (Tlogam - Tsetimbang)
Qlogam kuningan = 68 × 10-3 × 1781,09 × (63-33,5)
Qlogam kuningan = 68 × 10-3 × 1781,09 × 29,5
Qlogam kuningan = 3,57 × 103 J
Qlogam kuningan = 3,57 × 103 ÷ 4,2 kalori
Qlogam kuningan = 850 Kalori
Jadi, besar logam kuningan yang didapatkan adalah
1781,09 J/kgoC dan besar kalor logam kuningan adalah
3,57 × 103 J atau sebesar 850 Kalori.

2.4 Analisis
Subbab ini menjelaskan tentang analisis perhitungan kapasitas kalor
kalorimeter pada percobaan A dan analisis perhitungan kalor jenis logam
pada percobaan B pada Praktikum Fisika Dasar I Modul II Kalorimetri.
2.4.1 Analisis Perhitungan Kapasitas Kalor Kalorimeter pada
Percobaan A
Bagian ini menjelaskan mengenai analisis perhitungan kapasitas
kalor kalorimeter pada percobaan A. Pada percobaan A, bahan yang
digunakan adalah air bersuhu normal dan air yang telah dipanaskan.
Kapasitas kalor kalorimeter merupakan sebuah besaran yang
menyatakan banyaknya jumlah kalor yang digunakan dalam
menaikkan suhu zat sebesar jumlah tertentu pada kalorimeter.
Dalam mencari kapasitas kalor pada kalorimeter dalam
praktikum ini diperlukan massa air normal, massa air panas, massa
kalorimeter, suhu air normal, suhu pada kalorimeter (diasumsikan

Kelompok 17
II -
PAGE 10 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
suhu pada kalorimeter sama dengan suhu air normal), suhu air panas,
suhu setimbang, serta besar kalor jenis air. Berikut merupakan
langkah-langkah untuk mencari massa air normal, massa air panas,
massa kalorimeter, suhu air normal, suhu pada kalorimeter, suhu air
panas, suhu setimbang, serta besar kalor jenis air:
a. Panaskan air dengan heater dan tunggu sampai mendidih
b. Timbanglah kalorimeter kosong dan pengaduknya
c. Timbanglah gelas beker kosong
d. Tuangkan air normal ke dalam gelas beker dan timbanglah
hingga massa air sesuai dengan data pengamatan
e. Ukur suhu air normal pada gelas beker
f. Setelah air dalam heater mendidih, tuangkan air panas tersebut
pada gelas beker dan timbanglah hingga massa air sesuai dengan
data pengamatan, kemudian ukur suhunya
g. Segera setelah itu campurkan air panas dan air normal ke dalam
kalorimeter sambil diaduk dan diukur suhunya hingga konstan.
Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kita memperoleh
massa air normal sebesar 80 × 10 -3 kg, massa air panas sebesar 70 ×
10-3 kg, massa kalorimeter sebesar 67 × 10 -3 kg, suhu air normal
sebesar 27ºC, suhu pada kalorimeter sebesar 27ºC, suhu air panas
sebesar 66ºC, suhu setimbang sebesar 41ºC, serta besar kalor jenis air
sebesar 4200 J/KgºC sehingga kita dapat menentukan nilai kapasitas
kalor kalorimeter dengan mencari nilai kalor jenis kalorimeter
terlebih dahulu dengan menggunakan prinsip azas Black yaitu Q lepas =
Q . Prinsip ini menyatakan bahwa jika dua zat dengan suhu yang
terima

berbeda dicampurkan, maka zat yang memiliki suhu tinggi akan


melepas kalor dan suhunya akan turun. Sedangkan, zat yang memiliki
suhu yang lebih rendah akan menerima kalor dan suhunya akan
meningkat, sehingga diperoleh hasil akhir dengan suhu setimbang. Q
lepas pada percobaan ini adalah Q air panas karena suhu pada air panas
lebih tinggi, sehingga air panas adalah zat yang melepaskan kalor.
Sedangkan Qterima adalah total dari Qair normal dan Qkalorimeter. Air panas

Kelompok 17
II -
PAGE 11 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
melepaskan kalor terbukti saat diperolehnya suhu setimbang, yang
mana suhu setimbang ini memiliki suhu yang lebih rendah daripada
suhu air panas sebelumnya. Setelah mendapatkan kalor jenis
kalorimeter, kita dapat menggunakan rumus Ckalorimeter = mkalorimeter ×
ckalorimeter untuk memperoleh nilai kapasitas kalor kalorimeter.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh nilai
kapasitas kalor kalorimeter sebesar 1,89 × 10 2 J/ºC. Dalam rumus
tersebut menyatakan bahwa kapasitas kalor sebanding dengan massa
dan kalor jenisnya, yang berarti semakin besar massa dan kalor
jenisnya maka akan semakin besar pula kapasitas kalornya.
2.4.2 Analisis Perhitungan Kalor Jenis Logam pada Percobaan B
Bagian ini menjelaskan mengenai analisis perhitungan kalor
jenis dari 3 bahan, yaitu logam aluminium, logam besi, dan logam
kuningan pada percobaan B menggunakan rumus azas Black.
Kalor jenis bahan merupakan kemampuan suatu bahan untuk
menyerap atau melepaskan kalor. Kalor jenis bahan juga dapat
diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh
gram zat bahan untuk menaikkan suhu sebesar 1˚C.
Dalam mencari nilai kalor jenis 3 bahan tersebut, kita perlu
mengetahui besar massa kalorimeter, massa air, massa logam, suhu
kalorimeter (dengan asumsi besar suhu kalorimeter sama besarnya
dengan besar suhu air normal), suhu air normal, suhu logam, suhu
setimbang, kalor jenis air dan kalor jenis kalorimeter yang diperoleh
dari percobaan yang sebelumnya telah dilakukan. Untuk mengetahui
besar massa kalorimeter, massa air, massa logam, suhu kalorimeter,
suhu air normal, suhu logam, dan suhu setimbang, dapat dilakukan
langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:
a. Panaskan air dengan heater dan tunggu sampai mendidih
b. Timbanglah kalorimeter kosong dan pengaduknya
c. Timbanglah gelas beker kosong
d. Tuangkan air normal ke dalam gelas beker dan timbanglah
hingga massa air sesuai dengan data pengamatan tiap kelompok

Kelompok 17
II -
PAGE 12 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
e. Ukur suhu air normal pada gelas beker
f. Masukkan logam pada gelas beker kosong
g. Setelah air dalam heater mendidih, tuangkan air panas tersebut
pada gelas beker berisi logam hingga logam terendam
sepenuhnya, kemudian ukur suhunya
h. Segera setelah itu masukkan air normal dan logam panas ke
dalam kalorimeter, kemudian diaduk dan diukur suhunya sampai
konstan
i. Ulanglah langkah a-h untuk percobaan pada jenis logam yang
lain. Kemudian tentukan kalor jenis logam dan sebutkan jenis
logamnya.
Bahan-bahan yang dicari kalor jenisnya adalah sebagai berikut:
a. Logam Aluminium
Pada hasil pengukuran dengan langkah-langkah di atas yang
telah dilakukan, diperoleh hasil massa kalorimeter sebesar 67 ×
10-3 kg, massa air sebesar 82 × 10-3 kg , massa logam sebesar 22 ×
10-3 kg, suhu kalorimeter sebesar 27 ˚C, suhu logam sebesar 66
˚C, dan suhu setimbang sebesar 32,5 ˚C. Sedangkan dari
percobaan A, diperoleh nilai kalor jenis kalorimeter sebesar
2820,90 J/Kg ˚C. Dan diketahui pula nilai kalor jenis air sebesar
4200 J/Kg ˚C. Dengan menggunakan rumus azas Black (Q lepas =
Qterima), diperoleh nilai kalor jenis logam aluminium sebesar
3975,50 J/kg˚C. Secara teori, besar kalor jenis logam
aluminium adalah sebesar 900 J/kg˚C. Ketidaksesuaian antara
besar kalor jenis logam aluminium secara teori dengan besar
kalor jenis logam aluminium berdasarkan hasil pengukuran
disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Perbedaan suhu
tersebut terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang
mempengaruhi suhu, seperti ketidaktepatan dalam menentukan
suhu setimbang sebab logam yang telah dicampurkan dengan
air panas terlalu lama dibiarkan di suhu ruang sehingga kalor
terlepas ke lingkungan. Selain itu, suhu kalorimeter yang

Kelompok 17
II -
PAGE 13 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
digunakan kurang akurat karena hanya diukur berdasarkan
asumsi nilai suhu kalorimeter sama besarnya dengan suhu air
normal. Karena suhu sangat berpengaruh pada nilai akhir dari
kalor jenis, maka kalor jenis yang didapatkan dari hasil
pengukuran dengan teori berbeda.
Pada pengukuran ini, Qlepas adalah kalor yang dilepaskan oleh
logam aluminium karena suhu pada logam aluminium lebih
tinggi, sehingga Qlepas adalah Qlogam. Sedangkan Qterima adalah total
dari Qair normal dan Qkalorimeter. Setelah mendapatkan kalor jenis
logam aluminium, kita bisa menggunakan rumus Q = m × c ×
∆T untuk memperoleh nilai besar kalor logam aluminium.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh nilai
besar kalor logam aluminium sebesar 2,93 x 10 3J atau sebesar
697,62 kalori.
b. Logam Besi
Pada hasil pengukuran dengan langkah-langkah di atas yang
telah dilakukan, diperoleh hasil massa kalorimeter sebesar 67 ×
10-3 kg, massa air sebesar 91 × 10-3 kg , massa logam sebesar 60 ×
10-3 kg, suhu kalorimeter sebesar 27 ˚C, suhu logam sebesar 65
˚C, dan suhu setimbang sebesar 33 ˚C. Sedangkan dari
percobaan A, diperoleh nilai kalor jenis kalorimeter sebesar
2820,90 J/Kg ˚C. Dan diketahui pula nilai kalor jenis air sebesar
4200 J/Kg ˚C. Dengan menggunakan rumus azas Black (Q lepas =
Q ), diperoleh nilai kalor jenis logam besi sebesar 1781,25
terima

J/Kg˚C. Secara teori, besar kalor jenis logam besi adalah


sebesar 450 J/Kg˚C. Ketidaksesuaian nilai kalor jenis logam
besi secara teori dengan nilai kalor jenis kuningan secara
pengukuran ini dapat disebabkan karena pengukuran suhu yang
kurang tepat sehingga menyebabkan hasil pengukuran tidak
akurat. Selain itu, faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi
nilai suhu baik suhu logam, air, kalorimeter, maupun suhu
setimbang. Faktor-faktor lain yang dimaksud adalah

Kelompok 17
II -
PAGE 14 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
ketidaktepatan dalam menentukan suhu setimbang, logam
setelah dicampurkan dengan air panas terlalu lama berada di
suhu normal sehingga kalor terlepas ke lingkungan, dan juga
suhu kalorimeter yang tidak akurat karena hanya diukur
berdasarkan asumsi nilai suhu kalorimeter sama besarnya
dengan suhu air normal.
Pada pengukuran ini, Qlepas adalah kalor yang dilepaskan oleh
logam besi karena suhu pada logam besi lebih tinggi sehingga
Qlepas adalah Qlogam. Sedangkan, Qterima adalah total dari Qair normal
dan Qkalorimeter. Setelah mendapatkan kalor jenis logam besi, kita
bisa menggunakan rumus Q = m × c × ∆T untuk memperoleh
nilai besar kalor logam besi. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dilakukan, diperoleh nilai besar kalor logam besi sebesar
3,42 × 103 J atau sebesar 814,29 kalori.
c. Logam Kuningan
Pada hasil pengukuran dengan langkah-langkah di atas yang
telah dilakukan, diperoleh hasil massa kalorimeter sebesar 67 ×
10-3 kg, massa air sebesar 86 × 10-3 kg, massa logam kuningan
sebesar 68 × 10-3 kg, suhu kalorimeter sebesar 27 ˚C, suhu logam
sebesar 63 ˚C, dan suhu setimbang sebesar 33,5 ˚C. Sedangkan
dari percobaan A, diperoleh nilai kalor jenis kalorimeter sebesar
2820,90 J/Kg ˚C. Dan diketahui pula nilai kalor jenis air sebesar
4200 J/Kg ˚C. Dengan menggunakan rumus azas Black (Q lepas =
Q ), diperoleh nilai kalor jenis logam kuningan sebesar
terima

1781,09 J/Kg˚C. Secara teori, besar kalor jenis logam kuningan


adalah sebesar 360 J/Kg˚C. Ketidaksesuaian nilai kalor jenis
logam kuningan secara teori dengan nilai kalor jenis kuningan
secara pengukuran ini dapat disebabkan karena pengukuran
suhu yang kurang tepat, sehingga menyebabkan hasil
pengukuran tidak akurat. Selain itu, faktor-faktor lain juga dapat
mempengaruhi nilai suhu baik suhu logam, air, kalorimeter,
maupun suhu setimbang. Faktor-faktor lain yang dimaksud

Kelompok 17
II -
PAGE 15 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
adalah ketidaktepatan dalam menentukan suhu setimbang,
logam setelah dicampurkan dengan air panas terlalu lama
berada di suhu normal sehingga kalor terlepas ke lingkungan,
dan juga suhu kalorimeter yang tidak akurat karena hanya
diukur berdasarkan asumsi nilai suhu kalorimeter sama
besarnya dengan suhu air normal. Pada pengukuran ini, Q lepas
adalah kalor yang dilepaskan oleh logam kuningan karena suhu
pada logam kuningan lebih tinggi sehingga Qlepas adalah Qlogam.
Sedangkan, Qterima adalah total dari Qair normal dan Qkalorimeter.
Setelah mendapatkan kalor jenis logam kuningan, kita bisa
menggunakan rumus Q = m × c × ∆T untuk memperoleh nilai
besar kalor logam kuningan. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dilakukan, diperoleh nilai besar kalor logam kuningan
sebesar 3,57 × 103J atau sebesar 850 kalori.
Berdasarkan pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan
di atas, terdapat beberapa hal yang dapat kami analisis berdasarkan
landasan teori yang telah kami sampaikan. Pada percobaan ini, ketika
dua zat dicampur, terdapat perpindahan kalor dari zat bersuhu tinggi,
yaitu logam, menuju zat bersuhu lebih rendah, yaitu air dan
kalorimeter. Hal ini berkaitan dengan hukum kekekalan energi yang
menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan, melainkan hanya
bisa berpindah dan diubah menjadi energi lain. Hukum kekekalan
energi ini merupakan dasar dari kalorimetri. Selain itu, perpindahan
kalor dari zat bersuhu tinggi menuju zat bersuhu rendah menyebabkan
kedua benda memiliki suhu yang sama atau yang disebut suhu
setimbang. Hal ini sesuai dengan prinsip azas Black yang menyatakan
bahwa apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan, maka zat
yang memiliki suhu lebih tinggi akan memberikan kalor pada zat
yang memiliki suhu lebih rendah sehingga suhu kedua zat tersebut
menjadi sama. Besar kalor yang terlepas dari zat bersuhu tinggi sama
besarnya dengan suhu yang diterima oleh zat bersuhu rendah. Hal ini
sesuai dengan rumusan azas Black yang digunakan pada perhitungan,

Kelompok 17
II -
PAGE 16 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
yaitu Q lepas = Q terima dan sesuai dengan prinsip azas Black yang
menyatakan bahwa jumlah kalor yang diterima oleh zat yang
memiliki suhu lebih rendah sama dengan kalor yang dilepaskan oleh
zat yang memiliki suhu lebih tinggi.
Berdasarkan rumus yang digunakan saat perhitungan besarnya
kalor logam, yaitu Q = m × c × ∆T, dapat diketahui bahwa massa,
kalor jenis, dan selisih suhu logam dengan suhu kesetimbangan
berbanding lurus dengan besar kalor. Artinya, semakin besar massa,
kalor jenis, dan selisih suhu logam dengan suhu kesetimbangan, maka
akan semakin besar pula nilai besar kalor logam. Hal tersebut juga
berlaku sebaliknya.

2.5 Kesimpulan
Subbab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari pelaksanaan
Praktikum Fisika Dasar I Modul II Kalorimetri.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan adalah
1. Melalui praktikum ini, para praktikan mampu memahami prinsip
kerja pada kalorimeter. Pada kalorimeter, prinsip yang digunakan
adalah prinsip azas Black. Sesuai dengan prinsip azas Black, zat yang
akan melepaskan kalor adalah zat yang memiliki suhu lebih tinggi
sehingga suhu dari zat tersebut menurun. Sedangkan, zat yang
memiliki suhu lebih rendah akan menerima kalor sehingga suhu dari
zat tersebut meningkat. Besarnya kalor yang dilepas oleh zat yang
bersuhu lebih tinggi sama dengan besarnya kalor yang diterima oleh
zat yang bersuhu lebih rendah, sehingga dapat diperoleh rumus Q lepas

= Q terima.
2. Melalui praktikum ini, para praktikan mampu mengukur nilai
kapasitas kalor kalorimeter melalui pengukuran yang telah dilakukan
dengan cara mencari nilai kalor jenis kalorimeter terlebih dahulu.
Kapasitas kalor kalorimeter dapat diperoleh dengan rumus C kalorimeter =
mkalorimeter × ckalorimeter. Besar kapasitas kalor kalorimeter yang didapat

Kelompok 17
II -
PAGE 17 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
pada praktikum ini adalah sebesar 1,89 × 102 J/ºC. Pada persamaan ini
dapat diketahui bahwa besarnya nilai kapasitas kalor pada kalorimeter
sebanding dengan jumlah massa kalorimeter dan kalor jenis
kalorimeter. Dengan demikian, semakin besar massa dan kalor
jenisnya, maka akan semakin besar pula kapasitas kalornya.
3. Melalui praktikum ini, para praktikan mampu mengukur kalor jenis
logam. Kalor jenis logam dapat diperoleh menggunakan prinsip azas
Black, dengan logam sebagai zat yang melepas kalor dan air serta
kalorimeter sebagai zat yang menerima kalor sehingga dapat
dirumuskan menjadi Qlogam = Qair + Qkalorimeter. Untuk hasil kalor jenis
yang diperoleh pada logam aluminium adalah sebesar 3975,50
J/kg˚C, pada logam besi diperoleh nilai kalor jenis logam sebesar
1781,25 J/˚C dan pada logam kuningan diperoleh nilai kalor jenis
logam kuningan sebesar 1781,09 J/Kg˚C. Kalor jenis yang diperoleh
oleh logam aluminium, besi, dan kuningan berbeda dengan besar
kalor jenis logam berdasarkan teori. Ini disebabkan karena adanya
perbedaan suhu pada saat pengukuran yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain sehingga suhu yang digunakan pada pengukuran kurang
akurat.
4. Melalui praktikum ini, praktikan mampu memahami konversi satuan
Kalori terhadap satuan Joule. Konversi ini dibutuhkan untuk
mengetahui besar nilai pada tiap kalor logam dalam satuan yang baku.
Hasil yang diperoleh dari konversi tersebut didapatkan bahwa besar
satu kalori akan sama dengan 4,2 Joule. Hal ini dilandasi dengan
faktor konversi tepatnya bergantung pada definisi yang telah
ditentukan.

Kelompok 17
II -
PAGE 18 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa
DAFTAR PUSTAKA

Dosenpendidikan.co.id. (2021, 17 Desember). Kalorimeter. Diakses pada 15 April


2022, dari https://www.dosenpendidikan.co.id/kalorimeter/

Fismath.com. (2016, 3 Juni). 1 joule berapa kalori dan 1 kalori berapa joule.
Diakses Achmadi. Diakses pada 15 April 2022, dari https://fismath.com/1-
joule-berapa-kalori-dan-1-kalori-berapa-joule/

Hamzah, M., Jumini, S., & Maulida, A. (2016). Musyawarah dalam Perspektif
Asas Black. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 2(2), 146 - 169

Kabarkan.com. (2021, 21 November). Kalorimeter. Diakses pada 15 April 2022,


dari https://kabarkan.com/kalorimeter/

Puteri, M. D. (2016). Uji Nilai Kalor Bahan Bakar Solar terhadap Perubahan Suhu
dan Pengadukan Menggunakan Metode Kalorimeter Bom. (Thesis
Undergraduate, Universitas Diponegoro).

Sari, B. S. E. (2020, 13 April). Termodinamika : Kalorimeter. Diakses pada 15


April 2022, dari https://kimiakece18.blogspot.com/2020/04/termodinamika-
kalorimeter_13.html

Zenius.net. (2022). Asas Black. Diakses pada 15 April 2022, dari


https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/1077/asas-black

Kelompok 17
II -
PAGE 19 Rakhel – Revy – Sekar – Sukma – Tanisa

Anda mungkin juga menyukai