Polarimeter merupakan suatu instrumen ilmiah yang biasanya digunakan untuk
mengukur sudut rotasi oleh karena terlewatinya cahaya yang terpolarisasi melalui zat optik aktif. Gula yang dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis atau terhidrolisis. Penggunaan HCl pada penetapan ini bertujuan untuk mempercepat adanya reaksi yang ditimbulkan. Di dalam tindak reaksi, arutan HCI berfungsi sebagai katalis, dimana katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi namun perannya tidak ikut bereaksi sehingga tidak mengganggu produk dari reaksi yang terjadi. Apabila tidak dilakukan penambahan katalis maka proses hidrolisis gula dapat memakan waktu yang cukup lama. Sudut polarisasi atau alfa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya seperti suhu (apabila suhu semakin tinggi maka alfa semakin kecil), panjang gelombang cahaya, jenis zat optik, panjang zat aktif, dan konsentrasi zat. Saat memasukkan HCI 1 N, Stopwatch baru akan dinyalakan setelah setengah larutan dari pipet volum dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Karena bila stopwatch diaktifkan sedari awal, dikhawatirkan larutan gula belum terhidrolisis secara sempurna. Tujuan pemanasan dilakukan adalah untuk mempercepat reaksi hidrolisis dari pada gula. Dimana suhu tidak boleh kurang dari 70°C, dikarenakan reaksi akan cenderung sangat lambat sehingga untuk mencari sudut putar akhir dapat menjadi tidak akurat. Sebaliknya, Jika suhu lebih dari 70°C akan merusak larutan gula, sehingga dapat terbentuk menjadi caramel dan secara otomatis tidak bisa diketahui besar sudut putarnya. Pada awalnya sudut putar yang diamati cenderung ke kanan(+). Tetapi lama- kelamaan nilai sudut putar berkurang dan semakin kecil hingga akhirnya sudut putar bergerak ke kiri(-). Hal ini disebabkan hidrolisis sudah terjadi secara sempurna. Artinya gula sudah berubah menjadi glukosa dan fruktosa yang membuat sudut putar bernilai (-) karena nilai fruktosa lebih kuat dari glukosa.