Anda di halaman 1dari 4

SISTEM PERIODIK MODERN

Pada tahun 1913, Henry Moseley melakukan studi terperinci mengenai spektra sinar-x
karakteristik yang dipancarkan oleh berbagai unsur. Dari pengamatannya, Moseley
menyimpulkan bahwa nomor atom merupakan ukuran dari muatan positif dalam inti atom.
Besaran ini tampaknya merupakan besaran yang lebih fundamental dibandingkan massa atom.
Moseley menyimpulkan bahwa sifat unsur-unsur kimia adalah fungsi periodik dari nomor
atomnya. Pernyataan modern tentang hukum periodik ialah: jika unsur-unsur disusun berdasakan
peningkatan nomor atom, terdapat pengulangan periodik dari sifat-sifat fisis dan kimia. Dengan
demikian, nomor atom dan jumlah elektron dalam atom netral unsur menjadi faktor penting
dalam penentuan urutan unsur, dan kedua faktor ini berkaitan dengan sifat-sifat unsur. Kenaikan
jumlah proton mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur sistem
periodik modern juga disebu sistem periodik panjang. Sistem periodik modern tersusun
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat dari unsur-unsur. Lajur horizontal yang
disebut perioda, tersusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Sedangkan lajur vertikal disebut
dengan golongan yang tersusun berdasarkan kemiripan sifat unsur. Golongan dapat diberi tanda
nomor 1 sampai 18 berurutan dari kiri ke kanan. Berdasarkan penomoran tersebut, golongan
transisi menempati nomor 3 sampai 12. (Sulastri dan Rahmayani, 2017)

(sumber gambar: kompas.com)

Sistem  periodik  modern  tersusun  atas 7  periode  dan 18 golongan yang terbagi
menjadi 8 golongan utama atau golongan A, 8 golongan transisi dalam atau golongan B dan 2
golongan transisi luar (aktinida dan lantinida). Perioda pertama terdiri atas dua unsur, hidrogen
dan helium. Ini diikuti oleh dua perioda, masing-masing terdiri atas delapan unsur, litium sampai
neon, dan natrium sampai argon. Perioda keempat dan kelima masing-masing terdiri atas delapan
belas unsur, dari kalium sampai kripton dan rubidium sampai xenon. Perioda keenam panjang
dan mengandung tiga puluh dua unsur. Supaya perioda ini dapat masuk ke dalam tabel yang
lebarnya mengandung maksimum 18 unsur, maka 14 unsur dikeluarkan dari perioda dan
diletakkan pada dasar tabel. Deret 14 unsur ini mengikuti lantanum (z = 57) dan disebut deret
lantanida. Perioda terakhir adalah periode ketujuh tidak lengkap (beberapa unsur belum
ditemukan), akan tetapi perioda ini juga panjang. Deret 14 unsur juga dikeluarkan dari perioda
ketujuh dan diletakkan pada dasar tabel. Karena deret ini mengikuti aktinum (z = 89), maka
disebut deret aktinida. (Rini Budiwati, 2019)

HUBUNGAN KONVIGURASI ELEKTRON DENGAN SISTEM PERIODIK

Pada sistem tabel periodik, unsur-unsur dengan sifat yang mirip terletak pada golongan
yang sama. Sifat yang mirip ini ternyata disebabkan oleh kemiripan dalam konfigurasi elektron
terluarnya. Tabel periodik dapat dibagi menjadi empat blok unsur, tergantung pada orbital mana
yang diisi dalam proses Aufbau.

 Blok-s. Orbital s dari bilangan kuantum utama (n) tertinggi terisi. Blok-s mencakup
golongan 1A (ns1) dan 2A (ns2).
 Blok-p. Orbital p dari bilangan kuantum utama (n) tertinggi terisi. Blok-p mencakup
golongan:
3A (ns2 np1),
4A (ns2 np2),
5A (ns2 np3),
6A (ns2 np4),
7A (ns2 np5), dan
8A (ns2 np6).
 Blok-d. Orbital d dari kulit elektronik n-1 (sebelum kulit terluar) terisi. Blok-d mencakup
golongan:
3B [ns2 (n-1)d1]
4B [ns2 (n-1)d2]
5B [ns2 (n-1)d3]
6B [ns2 (n-1)d4]
7B [ns2 (n-1)d5]
8B [ns2 (n-1)d6] [ns2 (n-1)d7] [ns2 (n-1)d8]
1B [ns2 (n-1)d9], dan
2B [ns2 (n-1)d10].
 Blok-f. Orbital f dari kulit elektronik n-2 terisi. Unsur-unsur blok-f adalah lantanida dan
aktinida. Unsur-unsur ini juga disebut unsur-unsur transisi dalam. (Rini Budiwati, 2019)

SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR


Pada sistem periodik yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan konfigurasi
elektron valensi, ternyata pada setiap golongan maupun periodenya, unsur-unsur yang ada
menunjukkan keteraturan, baik sifat kimia maupun sifat fisika. Untuk memahami lebih jelas
tentang sifat-sifat unsur dalam tiap periode atau golongan perhatikan penjelasan berikut ini:

a. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya jari-jari atom
dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti atom. Dalam suatu golongan, jari-jari
atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit
elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung
semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron
semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga
tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat. (Yusnidar Yusuf, 2018)
b. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah
elektron dari sebuah atom atau ion. Dalam satu periode dari kiri ke kanan cenderung lebih
besar. Hal ini disebabkan karena muatan positif pada inti lebih besar sehingga gaya listrik
terhadap elektron terluar lebih kuat. Oleh karenanya untuk melepaskan elektron terluar
diperlukan energi yang besar. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah potensial ionisasi
berkurang. (Rini Budiwati, 2019)
c. Afinitas elektron
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk
menerina sebuah elektron. Jadi, besaran afinitas elektron merupakan besaran yang dapat
digunakan untuk mudah tidaknya atom untuk menarik elektron. Pada satu golongan dari atas
ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil,
maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin
kecil. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron bertambah. Dalam satu
golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang. (Yusnidar Yusuf, 2018)
d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain.
Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom. Unsur-unsur yang segolongan memiliki keelktronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah
dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron. Unsur-unsur yang seperiode
memiliki keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Harga keelektronegatifan penting
untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga
keelektronegatifan besar, berarti unsur yang bersangkutan cenderung menerima elektron dan
membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya. (Yusnidar Yusuf, 2018)
e. Sifat logam dan non-logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain mengkilap, menghantarkan panas dan
listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi
kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-
unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin
bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang. (Yusnidar Yusuf, 2018)
f. Sifat keperiodikan lainnya
Dalam tabel periodik juga terdapat beberapa sifat keperiodikan unsur lainnya. Dalam satu
periode semakin ke kanan sifat asam bertambah, sifat basa berkurang, daya oksidasi semakin
kuat, dan daya reduksi semakin lemah. Dalam satu golongan dari atas ke bawah sifat asam
semakin berkurang, sifat basa bertambah, daya oksidasi semakin lemah, daya reduksi
semakin kuat, dan kereaktifan unsur semakin besar.

Daftar Pustaka

Budiwati, Rini. 2019. Kimia Dasar. Bandung: Itenas.

Sulastri dan Rahmayani, Ratu F. I. 2017. Buku Ajar-Dasar Kimia I. Aceh: Syiah Kuala
University Press.

Yusuf, Yusnidar. 2018. Modul Kimia Dasar Tahun 2018 Panduan Untuk Belajar. Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.

Anda mungkin juga menyukai