Anda di halaman 1dari 81

8.

Sifat-sifat Atom dan Tabel Berkala


Sifat materi secara keseluruhan ditentukan
oleh sifat atom-atomnya.
Inilah
sebabnya
mengapa
kimiawan
mempelajari struktur atom. Satu sifat atom
yang diperkenalkan pada Bab 4 (7) adalah
konfigurasi elektron.
Bab ini kita mulai dengan memeriksa tabel
berkala unsur-unsur, yang dalam banyak hal
merupakan tajuk penemuan kimia di abad
sembilan belas.
Kemudian,
pembahasan
dilanjutkan
pada
pembahasan hubungan antara konfgurasi
elektron dengan tabel berkala.
Akhirnya, akan dibahas sifat-sifat atom secara
tersendiri yang menjadi dasar pengertian akan
1
ikatan kimia.

8-1 Gagasan Mengenai Keteraturan


(kelompok 1)
Salah satu kegiatan ilmiah yang penting adalah
mencari keteraturan.
Dalam banyak pengamatan, benda dapat
digolongkan
ke
dalam
kategori
yang
mempunyai kesamaan sifat, sehingga mudah
untuk memeriksakannya.
Lagipula, acapkali ditemukan sebab-sebab
yang mendasari suatu keteraturan, dan
penemuan ini dapat menjadi teori yang
signifikan.
Sayangnya, tak ada cara untuk mengetahui
sifat-sifat apa yang harus dicari atau diamati
agar kita dapat membuat skema klasifikasi.
Pengamatan botani, misalnya, yang begitu
2

Pada waktu itu, bidang kimia belum dapat


menyiapkan
sifat
keteraturan.
Hukum
mengenai
penggabungan
kimia
belum
dipahami; penetapan bobot atom belum pasti;
terlalu banyak unsur yang belum

8-2 Hukum Berkala dan Tabel Berkala


Skema klasifikasi unsur-unsur serupa yang
dikenal sekarang ditemukan secara terpisah
dan hampir serempak oleh Dimitri Mendeleev
dan Lothar Meyer pada tahun 1869. Klasifikasi
ini didasarkan pada pandangan kuno mengenai
hukum berkala.
Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot
atom, seperangkat sifat akan terulang secara
berkala
3

Volume Atom. Pada mulanya contoh hukum


berkala melibatkan sifat yang dikenal sehagai
volume atom, yaitu bobot atom suatu unsur
dibagi dengan rapatannya.
Volume
atom
yang
dibuat
oleh
Meyer
dipublikasikan
pada
tahun
1870,
menggambarkan
keteraturan
berdasarkan
bobot atom.

GAMBAR 8-1. Ilustrasi hukum berkala volume atau sebagai


fungsi nomor atom

Meyer menggunakan istilah volume atom untuk


mengacu pada sifat yang digambarkan disini;
volume molar, yaitu volume yang ditempati
oleh satu mol atom, sebenarnya adalah istilah
yang tepat.
Gambar
8-1
adalah
yang
kemudian
berdasarkan pada nomor atom.
Jelas sekali terlihat bahwa volume atom
meningkat ke maksimum secara berkala, yaitu
pada logam-logam alkali Li, Na, K, Kb, dan Cs.
Beberapa sifat lain, seperti penghantar listrik,
penghantar
panas,
dan
kekerasan,
jika
diplotkan sebagai fungsi nomor atom (atau
bobot atom), menghasilkan kurva yang sama.

volume atom (molar) (cm3/mol) = massa


molar (g/mol) x 1/d (cm3/g)
(8.1)
6

Contoh 8-1 Gunakan data pada Gambar 8-1


untuk memperkirakan rapatan perak. Perak
mempunyai nomor atom 47 dan bobot atom
108. Dari Gambar 8-1, volume atom unsur
dengan nomor atom 47 adalah 10 cm3 /mol.
108 g 1 mol
Jawaban
x
1 mol 10 cm 3
jumlah g/cm3 =
= 11 g/cm3

Tabel 8- 1 Berkala Mendeleev


8

Tabel Berkala Mendeleev.


Penataan secara tabel dari unsur-unsur
berdasarkan hukum berkala dinamakan tabel
berkala.
Dalam tabel berkala Mendeleev tahun 1871,
unsur-unsur ditata dalam 12 baris mendatar
dan delapan kolom tegak atau golongan.
Kedelapan golongan kemudian dibagi lagi
menjadi sub golongan.
Agar unsur-unsur dapat dimasukkan ke dalam
golongan atau sub golongan yang sesuai,
secara obyektif perlu ditinggalkan beberapa
ruang kosong bagi unsur-unsur yang belum
ditemukan pada waktu itu dan dibuat praduga
mengenai bobot atom yang belum diketahui
secara pasti.
9
Tabel berkala Mendeleev disajikan pada

Unsur-unsur
yang
termasuk
dalam
sub
golongan yang sama pada Tabel Mendeleev
mempunyai sifat-sifat fisik dan kimiawi yang
serupa, dan sifat-sifat ini berubah secara
berangsur dari atas ke bagian bawah golongan.
Misalnya, logam alkali yang termasuk dalam
golongan I mempunyai titik didih yang
meningkat dengan urutan
Li (1740C) > Na (97,80C) > K (63,70C) > Rb
(38,90C) > Cs (28,50C)
Unsur-unsur ini juga mempunyai volume atom
yang tinggi, seperti disajikan pada Gambar 8-1.
Bergerak
ke
sebelah
kanan
dari
tabel
Mendeleev, sifat-sifat unsur berubah dari
kolom ke kolom.
10

Di bagian atas tabel Mendeleev, tertulis rumus


klorida, hidrida dan oksida dari unsur-unsur (R)
dalam setiap golongan.
Mendeleev telah mampu menghubungkan
rumus-rumus
tersebut
dengan
nomor
golongan,
misalnya,
natrium
klorida
mempunyai rumus NaCI; senyawa arsenathidrogen yaitu arsen, AsH3; dan aksida dari
molibden, MoO 3.
Pembetulan Bobot Atom
Mendeleev membuat penyesuaian bobot-bobot
atom yang telah disepakati sebelumnya.
Salah
satunya
adalah
indium.
diketahui
terdapat di alam bersama-sama dengan bijih
seng dan diduga membentuk oksida, InO,
serupa dengan seng, ZnO.
Berdasarkan persen komposisi oksida 11
(In

Bobot atom logam indium ini berada di antara


arsen dan selenium, yang keduanya bukan
logam.
Mendeleev
mengajukan
bahwa
indium
membentuk oksida In203. Dari rumus ini bobot
atom indium adalah 113. Hasilnya, Mendeleev
meletakkan indium di antara kadmium dan
timah, keduanya logam.
Bobot
atom
lain
yang
dibetulkan
oleh
Mendeleev ialah berilium (dari 13,5 menjadi
9,4) dan uranium (dari 120 menjadi 240).

12

Peramalan Unsur Baru.


Mendeleev dengan sengaja meninggalkan ruang
kosong dalam tabel berkalanya untuk unsur-unsur
yang belum ditemukan.
Ia tidak hanya meramalkan adanya unsur-unsur baru
tersebut, tetapi juga meramalkan sifat-sifatnya.
Ruang kosong dengan berat atom 72 adalah unsur
yang golongannya sama dengan silikon.
Mendeleev menamakan unsur ini eka-silikon.
Kesamaan sifat-sifat antara germanium dan nilai-nilai
yang diramalkan oleh Mendeleev diberikan pada
Tabel8-2.
Istilah
"eka"
diturunkan
dari
bahasa
Sansekerta yang berarti "mula-mula". Yaitu,
secara harafiah, ekasilikon berada setelah di
awali oleh silikon
13

Penemuan Gas-Gas Mulia (Lembab).


Cavendish pada tahun 1785 melaporkan bahwa
dalam reaksi-reaksi yang melibatkan gas-gas
atmosfir adalah sebagian kecil, "tidak lebih dari,
1/120 nya", tetap tidak bereaksi.
Gas ini dipisahkan oleh Rayleigh dan Ramsay pada
tahun 1894 dan dinamakan argon ("yang malas").
Unsur lain, mula-mula diamati dari spektrum
matahari pada tahun 1868, dan dinamakan helium,
dipisahkan oleh Ramsay pada tahun 1895.
14

Karena gas-gas ini tidak serupa dengan unsurunsur


lain
yang
diketahui,
Ramsay
menempatkan satu golongan baru dalam tabel
berkala (dikenal dengan golongan baru dalam
tabel berkala (dikenal dengan golongan 0).
Dengan
adanya
hukum
berkala,
dapat
diharapkan adanya anggota lain dari golongan
ini. Gas mulia lain ditemukan segera setelah
itu, neon, xenon dan kripton pada tahun 1898,
dan radon pada tahun 1900.

15

Nomor Atom Sebagai Dasar Hukum


Berkala.
Pada mulanya tabel berkala menempatkan
pasangan unsur tidak berurutan.
Misalnya, argon (bobot atom 39,9)
ditempatkan sebelum kalium (b.a. 39,1).
Dengan demikian, kalium, suatu logam aktif
muncul di tengah-tengah gas mulia, dan argon,
suatu gas mulia hadir di antara logam aktif.
Kemudian, konsep mengenai nomor atom
diajukan oleh Moseley pada tahun 1913, yang
akhirnya menata kembali tabel berkala
berdasarkan nomor atomnya.
Jika unsur-unsur ditata berdasarkan
peningkatan nomor atom, argon (Z = 18) akan
muncul sebelum kalium (Z = 19).
16

8-3 Tabel Berkala Modern - Bentuk Panjang


(kelompok 2)
Tabel berkala Mendeleev bentuk "pendek".
Setiap golongan tegak utama terdiri dari dua
sub golongan.
Tabel berkala modern berbentuk "panjang".
Sub golongan terpisah satu sama lain.
Berikut ini adalah sifat-sifat tabel berkala
bentuk panjang yang juga dapat ditemukan
pada bagian belakang halaman sampul.
Baris mendatar pada tabel, yang disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom, dinamakan
periode.
Kolom-kolom tegak, yang berisi unsur-unsur
serupa, dinamakan golongan atau famili.
17
Periode pertama dari tabel hanya terdiri dari

Periode kedua,
dan ketiga yang masingmasing berisi delapan unsur, dari litium sampai
neon, dan dari natrium sampai argon.
Periode keempat dan kelima masing-masing
terdiri dari 18 unsur, dari kalium sampai
kripton, dan dari rubidium sampai xenon.
Periode keenam adalah periode panjang yang
memuat 32 unsur.
Agar periode ini dapat dimuat dalam tabel
yang
panjangnya
hanya
18
ruang,
14
diantaranya dicabut dan ditempatkan di bagian
bawah tabel.
Deretan 14 unsur ini mulai dari lantanum (Z =
57) sampai hafnium (Z = 72) dinamakan deret
lantanoid.
Periode ketujuh atau terakhir tidak lengkap,
18
tetapi diduga akan berbentuk panjang. Deret

Akhiran oid mengandung arti sama atau serupa


Lantanoid berarti serupa dengan lantan, dan aktinoid
berarti serupa dengan aktiriium. Nama-nama lntanida
dan aktinida sering digunakan untuk lantanoid dan
aktinoid

Golongan dalam tabel berkala ditulis dengan


angka Romawi dan huruf.
Unsur-unsur golongan A dikenal sebagai unsur
unsur wakil (representatif elements).
Unsur-unsur golongan B, bersama dengan
golongan VIII dan deret lantanoid serta
aktinoid
dinamakan
unsur-unsur
transisi
(transition elements).
Golongan dengan tanda 0 mengandung gas-gas
mulia.
19

Contoh 8-2 Mengacu pada tabel berkala bentuk


panjang, tunjukkan
(a) Suatu unsur dalam golongan IVA dan
periode keempat.
(b) Dua unsur yang serupa dengan molibden.
(c) Unsur yang belum diketahui dan belum
ditemukan dengan Z = 114, akan mirip dengan
unsur apa?
Jawaban

(a). Unsur dalam periode keempat berkisar dari K (Z =


19) sampai Kr (Z = 36); dalam golongan IVA, dari C
sampai Pb. Satu-satunya unsur yang memenuhi kedua
penggolongan ini adalah unsur Ge (Z = 32).
(b). Molibden termasuk dalam golongan VIB. Dua
anggota lain dalam golongan ini yang mempunyai sifat
serupa ialah krom (Cr) dan wolfram (W).
(c). Mengingat bahwa periode ketujuh mempunyai 32
20
anggota, unsur dengan Z = 114 akan menyerupai timbal,

8-4 Konfigurasi Elektron dan Tabel Berkala


(Kelompok 3)
Dalam Tabel 8-3, diberikan tiga golongan unsur
yang diambil dari tabel berkala dan konfigurasi
elektronnya
dicantumkan.
Kemiripan
konfigurasi elektron di antara unsur-unsur
tersebut mudah dilihat.
Atom-atom gas mulia, dengan perkecualian
atom helium yang hanya mempunyai dua
elektron, mempunyai kulit terluar dengan
delapan elektron, yaitu konfigurasi ns2np6
(dimana n adalah bilangan kuantum utama
tertinggi).
Semua atom dari golongan IA mempunyai
elektron tunggal di kulit terluar pada orbital s,
dalam hal ini ns1.
21
Atom-atom
unsur
dalam
golongan
VIIA

Kita
dapat
menduga
bahwa
konfigurasi
elektronlah yang menyebabkan ciri-ciri sifat
unsur. Yang paling penting adalah konfigurasi
elektron pada kulit elektron dengan bilangan
kuantum tertinggi, yaitu kulit elektron terluar.
Tetapi kita jangan lupa juga bahwa memang
unsur-unsur
mula-mula
digolongkan
berdasarkan
kesamaan
sifat
juga;
baru
kemudian
kemiripan
dalam
konfigurasi
elektron sebagai dasar teori dikembangkan.

f
22

23

24

Walaupun tidak seluruhnya benar, Gambar 8-2


menunjukkan
tabel
berkala
dimana
ke
teraturan pengisian orbital (proses Aufbau
dalam Bab 4(7) diringkaskan.
Di sini dapat dilihat bahwa unsur-unsur wakil
dicirikan oleh pengisian sub kulit s atau p pada
kulit elektron dengan bilangan kuantum utama
tertinggi.
Pada unsur-unsur transisi sub kulit d atau f
dari kulit elektron di bagian sebelah dalam
(bukan kulit dengan bilangan kuantum utama
tertinggi) yang terisi sebagian.
Pada unsur transisi di bagian utama tabel, sub
kulit d yang terisi, sedangkan untuk unsurunsur lantanoid dan aktinoid, sub kulit f yang
terisi.
25

Bagi unsur-unsur wakil dalam golongan (IA,


IIA ... ). nomor golongan sesuai dengan jumlah
elektron pada orbital-orbital s dan p di kulit
elektron terluar.
Atom-atom dari unsur transisi kebanyakan
mempunyai dua elektron di kulit terluar
dengan konfigurasi ns2 ; beberapa, misalnva Cr,
Mo. Cu NO, dall Au, hanya mempunyai satu,
yaitu ns1 .
Untuk unsur-unsur transisi dalam golongan IB
dan IIB, nomor-nomor golongan memang
sesuai dengan jumlah elektron di kulit terluar,
di orbital s.
Untuk semua unsur transisi lainnya, nomor
golongan tidak sama dengan jumlah elektron
di kulit terluar, tetapi mencerminkan jumlah
maksimum electron yang tersedia untuk
26

Sifat-sifat unsur pada umumnya ditentukan


oleh konfigurasi dikulit electron terluar.
Anggota-anggota unsur wakil yang letaknya
bersebelahan dalam satu periode (misalnya P,
S dan C) mempunyai sifat yang berbeda karena
perbedaan
konfigrasi
electron
dikulit
terluarnya.
Dalam deret transisi, perbedaan konfigurasi
electron terdapat dalam kulit bagian dalam.
Akibatnya, dalam deret transisi terdapat
kemiripan di antara anggota-anggota yang
letaknya bersebelahan dalam satu periode
(misalnya, Fe, Co, dan Ni), seperti halnya pada
golongan tegak (kolom) yang sama

27

Contoh 8-3 Berdasarkan hubungan antara


konfigurasi elektron dengam tabel berkala, nyatakan
berapa
(a) elektron di kulit terluar dalam sebuah atom brom;
(b) kulit elektron dalam se. buah atom stronsium;
(c) elektron 5p dalam atom telurium;
(d) elektron 3d dalam atom zirkon;
(e) elekteon tak berpasangan dalam indium.
Jawaban.
Tentukan nomor atom dari setiap unsur dan
letak unsur dalam tabel berkala. Kemudian
lihatlah ciri-ciri setiap letak.
(a) Brom (Z = 35) adalah unsur wakil dalam
golongan VIIA. Ada tujuh elektron di kulit
terluar pada semua atom dalam golongan ini.
(b) Bilangan kuantum utama tertinggi untuk 28

(c) Telurium (Z = 52) adalah unsur dalam deret


transisi kedua, yang sub kulit 4d-nya terisi.
Sub kulit berikutnya yang menerima elektron
sesudah 4d adalah 5p. Pada proses Aulbau, Te
adalah atom keempat setelah Cd. Atom Te
mempunyai empat elektron 5p. (Atau, Te
termasuk golongan VIA. Semua atom golongan
VIA mempunyai enam elektron di kulit terluar,
dua s dan empat p. Konfigurasi di kulit terluar
Te ialah 5s25p4. )
(d) Zirkon (Z = 40) termasuk deret transisi
kedua, yang orbital 4d-nya terisi. Pengisian
sub kulit 3d terjadi pada deret tramsisi
pertama (dari Sc sampai Zn). Jadi, sub kulit 3d
pada atom Zr terisi. Zr mempunyai sepuluh
elektron 3d.
(e) Indium (Z = 49) berada dalam Dolongan
29

8-5 Logam dan Bukan Logam (kelompok 4)


Gambar 8-3 masukan kategori-kategori ini
bersama-sama dengan gas-gas mulia dan
unsur-unsur
lain
yang
dikenal
dengan
metaloid.
Metaloid mempunyai penampilan seperti logam
dan bukan-logam sekaligus.
Karena baru saja dibahas hubungan antara
konfigurasi elektron dalam atom suatu unsur
dan letak unsur tersebut dalam tabel berkala,
kita dapat mempertanyakan apakah ada
hubungan antara konfigurasi elektron dengan
sifat unsur logam/bukan logam. Jawabnya ialah
ya.

30

Gas-gas mulia ditemukan dalam golongan 0


pada
tabel
berkala.
Helium
mempunyai
konfigurasi elektron di kulit terluar 1s2,
sedangkan pada gas mulia lainnya ns2np6.
Konfigurasi elektron seperti ini sangat mantap
dan sulit diubah.
Konfigurasi elektron atom pada unsur-unsur
dalam golongan IA dan IIA, yaitu logam yang
paling aktif, berbeda dengan atom gas mulia
karena adanya satu atau dua elektron pada
orbital s di kulit elektron yang baru. Kenyataan
ini menyebabkan kita dapat menuliskan kon
figurasi dalam bentuk K [Ar]4s1 dan Ca [Ar]4s2
Jika atom K melepaskan elektron di kulit
terluarnya, ia menjadi ion K+ positif, dengan
konfigurasi elektron [Ar]. Atom Ca mencapai
konfigurasi [Ar] apabila ia melepaskan dua
31

Ciri dari logam aktif dalam golongan IA dan IIA


adalah
kecenderungannya
melepaskan
elektron
di
kulit
terluarnya
sehingga
menghasilkan ion positif, dengan konfigurasi
elektron menyemai gas mulia.
Atom-atom dalam unsur golongan VIIA dan VIA,
yaitu
bukan
logam
yang
paling
aktif,
mempunyai konfigurasi elektron dengan gas
mulianya. Atom-atom dari unsur-unsur ini
dapat mencapai konfigurasi glektron gas
mulianya melalui perolehan sejumlah elektron.
Atom
CI
menjadi
ion
Cl-negatif
jika
memperoleh satu elektron, dan atom S menjadi
S2 mela]ui perolehan dua elektron.
Cl((Ne)3s23p5) + e Cl ([Ar])
S([Ne]3s23p4) + 2 e S2 ([Ar])
Unsur-unsur bukan logam adalah atom-atom 32

Gambar 8-3 menunjukkan bahwa unsur transisi


digolongkan sebagai logam.
Atom-atom dari unsur-unsur ini umumnya
mempunyai dua elektron di orbital s pada kulit
elektron dengan bilangan kuantum utama
tertinggi (hanya sedikit yang mempunyai
elektron tunggal dalam orbital ini) dan orbital
d dan atau f dari kulit bagian dalam yang terisi
sebagian.
Walaupun atom seperti Sc dapat mencapai
konfigurasi
elektron
gas
mulia
dengan
melepaskan tiga elektron menjadi Sc3+ ,
kebanyakan
atom
logam
transisi
tidak
mencapai konfigurasi elektron gas mulia
setelah melepaskan elektronnya.
Apalagi, elektron yang paling mudah lepas
adalah yang berasal dari orbital s di kulit
33

Fe((Ar)3d6 4s2) Fe 2+([Ar]3d6) + 2e


atau ia dapat kehilangan dua elektron 4s dan
satu elektron 3d untuk membentuk ion Fe 2+
Fe([Ar]3d64s2) Fe3+-([Ar]3d5) + 3 e
Biasanya
dalam
tabel
berkala
diadakan
pemisahan antara logam dan bukan logam
dengan garis diagonal bertangga.
Beberapa unsur dalam golongan IVA dan VA
benar-benar bersifat bukan-logam, sebagian
bersifat logam, dan ada pula diantaranya yang
bersifat
metaloid,
yaitu
mereka
memperlihatkan sifat-sifat logam dan bukanlogam.
Metaloid juga dijumpai di bagian atas golongan
IIIA dan dibagian bawah golongan VIA dan VIIA.
34

8-6 Beberapa Masalah Tabel Berkala yang Tidak


Terpecahkan (Kel 5)
Penempatan Hidrogen. Sekalipun semua unsur
mempunyai tempat yang pasti dalam tabel
berkala, penempatan hidrogen menimbulkan
masalah.
Konfigurasi elektronnya, Is1, memungkinkan
penempatan dalam golongan IA, sebagaimana
dilakukan dalam buku ini.
Tetapi di bawah suhu dan tekanan normal,
hidrogen tidak menyerupai sifat-sifat logam
alkali.

Kadang-kadang hidrogen ditempatkan di ruang untuk


unsur yang pada kulit terluarnya mempunyai satu
elektron lebih sedikit dan gas mulia.
Penempatannya dalam golongan VIIA juga tidak
memuaskan, karena hidrogen tidak menyerupai unsur
35
halogen.

Penggolongan dalam Tabel Berkala.


Penamaan unsur-unsur wakil sebagai golongan
A dan unsur transisi sebagai golongan B lazim
dilakukan di Amerika Serikat sejak dulu.
Penamaan tersebut akan digunakan dalam
buku ini. Penandaan lain, yang dapat ditemui
pada beberapa macam tabel berkala dinding
dan
dalam
beberapa
pustaka
kimia,
memberikan lambang A pada semua golongan
di sebelah kiri golongan VIII, dan golongan B
untuk semua golongan di sebelah kanan
golongan VIII.
Karena belum ada kesatuan pendapat dalam
hal ini, siswa kimia harus menyadari adanya
kesimpangsiuran dalam pelambangan dalam
tabel berkala ini.
36

Peramalan Sifat-Sifat Unsur Berat.


Untuk beberapa unsur daiam periode keenam
(misalnya An dan Hg) sifat-sifat yang diamati
berbeda dengan unsur-unsur yang bersesuaian
pada periode kelima (misalnya Ag dan Cd),
seolah-olah mereka tidak mengikutl hukum
berkala.
Dalam penelaahan Schrodinger terhadap atom
hidrogen dan atom serupa hidrogen, nilai
beberapa sifat seperti massa dan muatan
elektron,
dikaitkan
dengan
energi
dari
elektron-elektron
yang
terdapat
pada
beberapa macam orbital.
Menurut teori relativitas Einstein, massa suatu
partikel meningkat apabila partikel tersebut
bergerak
dengan
kecepatan
mendekati
kecepatan cahaya.
37

Dengan hanya menggunakan massa diam


elektron
(mengabaikan
relativitas)
dalam
perhitungan
mekanika
gelombang,
nilai
tersebut masih dapat dibenarkan sepanjang
elektron bergerak dengan kecepatan sedang.
Prosedur ini berlaku untuk atom-atom dengan
nomor atom rendah.
Atom-atom dengan nomor atom tinggi, karena
besarnya muatan inti, maka elektron dipacu
dengan kecepatan tinggi.
Lebih-lebih untuk elektron yang mempunyai
kemungkinan besar ditemukan di dekat inti,
yaitu pada ortibal s.
Jika massa elektron semakin meningkat, maka
elektron semakin tertarik dekat ke inti, energi
orbital menurun (menjadi lebih negatif),
38
sehingga sifat-sifat yang berhubungan dengan

Jadi, karena efek relativitas hanya terlibat


dalam unsur berat, efek ini menyebabkan
unsur
lain
yang
lebih
ringan
dalam
golongannya.
8-7 Jari jari Atom (kel 6)
Sejumlah sifat fisik dan kimiawi berkaitan
dengan ukuran atom, tetapi ukuran atom agak
sulit didefinisikan.
Telah kita ketahui bahwa peluang untuk
mendapatkan
elektron
menurun
dengan
bertambahnya jarak dari inti atom, tetapi tak
ada jarak yang mempunyai peluang nol.
Tak ada batas yang jelas untuk suatu atom.
Apalagi, biasanya atom tidak diamati secara
terpisah tetapi berhubungan dengan atom lain,
baik yang sejenis atau tidak sejenis; dan
39
ukuran atom boleh jadi dipengaruhi oleh

Sekalipun
demikian,
kita
masih
dapat
memperoleh manfaat dengan perkiraan kasar
bahwa ukuran atom adalah jarak dari inti
sampai ke suatu tempat yang mempunyai
peluang terbesar untuk menemukan elektron
di kulit terluarnya.
Jarak ini kita namakan jari-jari atom, dan
marilah kita lihat faktor-faktor apa yang
mempengaruhinya, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi ukuran atom.

c
40

1. Keragaman Ukuran Atom dalam Satu golongan


pada Tabel Berkala.
. Kita ketahui bahwa jarak elektron dari inti
terutama tergantung pada bilangan kuantum
utama, n.
. Akibatnya, dapat diharapkan bahwa semakin
tinggi bilangan kuantum yang ditempati oleh
elektron di kulit terluar, semakin besar suatu
atom.
. Keadaan ini berlaku untuk anggota-anggota
golongan yang bernomor atom rendah,
dimana persentase kenaikan ukuran dari satu
periode
ke
periode
berikutnya
besar
(misalnya, dari Li ke Na ke K dalam golongan
IA)
. Persentase kanaikan ukuran dari periode satu
41
ke periode berikutnya lebih kecil untuk unsur-

Pada unsur-unsur demikian, elektron di kulit


terluar ditarik oleh inti lebih kuat dari yang
diperkirakan.
Ini disebabkan karena elektron di kulit bagian
dalam yaitu subkulit d dan f kurang efektif
dibandingkan elektron-elektron s dan p dalam
melindungi elektron-elektron kulit terluar dari
tarikan inti (lihat kembali Gambar 7-22).
Tetapi, secara umum dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak kulit elekrion dalam suatu
atom (makin bawah letak suatu unsur dalam
satu golongan pada tabel berkala), makin
besar ukuran atom tersebut.

42

2. Keragaman Ukuran Atom dalam Satu Periode


pada Tabel Berkala.
. Mari kita renungkan suatu proses hipotetis,
yang
dimulai
dari
natrium
dengan
menambahkan satu unit muatan positif ke
dalam inti dan satu elektron pada kulit
terluarnya, demikian seterusnya untuk setiap
atom pada periode ketiga.
. Dalam proses ini jumlah elektron di kulit
bagian dalam tetap sama yaitu 10 (dengan
konfigurasi 1s2 2s2 2p6).
. Untuk memulainya, mari kita anggap bahwa
elektron di kulit bagian dalam benar-benar
efektif dalam melindungi elektron terluar dari
tarikan inti, dan elektron-elektron di kulit
terluar saling tidak melindungi satu sama lain.
43

Dalam hal ini, natrium dengan nomor atom 11,


maka muatan efektif pada kombinasi inti dan
elektron di kulit bagian dalam menjadi +1.
Pada magnesium, dengan nomor atom 12,
muatan efektif menjadi +2; pada aluminium
dengan nomor atom 13, muatan efektif yang
dialami oleh tiga elektron terluar menjadi +3,
dan seterusnya.
Sebenarnya anggapan-anggapan di atas tidak
benar. Karena elektron di kulit bagian dalam
tidak efektif sepenuhnya dalam melindungi
elektron di kulit terluar dari tarikan inti.
Pada natrium, muatan inti efektif (effective
nuclear charge) (Zeff), yaitu kombinasi muatan
inti dengan elektron di kulit bagian dalam yang
berpengaruh pada elektron di kulit terluar (3s)44
adalah kira-kira +2 (bukan +1).

Dan ternyata elektron di kulit terluar sedikit


melindungi satu sama lain dari tarikan inti,
keefektif annya kurang lebih sepertiga.
Akibatnya, muatan inti efektif yang dirasakan
oleh setiap dua elektron di kulit terluar pada
kira-kira magnesium +2
; pada alumunium
muatan inti efektif kira-kira +3 , dan
seterusnya.
Dari sudut manapun kita memandang masalah
ini, elektron di kulit terluar mengalami daya
tarikan ke inti yang lebih kuat dengan semakin
jauh unsur wakil dari sebelah kiri tabel dalam
satu periode.
Akibatnya, jari jari atom menurun dari kiri ke
kanan dalam satu periode.
45

3. Keragaman ukuran Atom dalam Deret Transisi.


. Dalam periode keempat yang lebih tinggi
keadaannya sedikit berbeda dengan yang
diberikan dalam butir 2, karena menyangkut
unsur-unsur transisi.
. Dalam deret unsur transisi, tambahan elektron
masuk ke kulit elektron bagian dalam.
Tambahan elektron tersebut berperan serta
secara efektif dalam melindungi elektron
terluar.
. Jadi, jumlah elektron di kulit terluar adalah
konstan. Elektron di kulit terluar mengalami
gaya tarikan yang sama.
. Terdapat penurunan tajam dalam ukuran dua
atau tiga atom pertama, tetapi sesudah itu
ukuran atom hanya berubah sedikit dalam
46
deret transisi. Ambillah contoh Fe, Co, dan Ni.

Dalam Co (Z = 27) ada 25 elektron di kulit


bagian dalam, dan dalam Ni (Z= 28) ada 26.
Dalam setiap kasus, kedua elektron di kulit
terluar mengalami pengaruh muatlah inti
efektif yang hampir sama.

47

Sekarang akan dibahas makna jari jari atom,


karena speperti telah dikatakan, jari jari atom
tergantung pada lingkungannya.
Untuk atom yang terikat dikenal jari jari
kovalen, ada pula jari jari ion, dan dalam hal
logam dikenal jari jari logam.
Untuk atom yang tidak terikat, dikenal jari jari
van der Waals. Tiga macam jari jari atom
natrium diperbandingkan dalam Gambar 8-4.

48

Jari jari kovalen adalah setengah


jarak antara
dua pusat atom Na dalam
molekul gas Na2
(g).

Jari-jari ion didasarkan


pada jarak antara
pusat-pusat ion pada
senyawa ion seperti
NaCI. Tentu saja, ukuranukuran kation dan
anion berbeda.
Jari-jari logam adalah
setengah dari jarak
antar pusat atom dalam
logam natrium padat.

49

Satuan
yang
biasa
digunakan
untuk
o
memberikan ukuran
atom adalah satuan
A
angstrom, . Tetapi angstrom bukanlah satuan
SI. Satuan SI yang dapat digunakan ialah
o
nanometer
(nm) atau pikometer (pm).
A
1
= 1 x 10-10 m =1x10-8 Cm= 0,10 nm = 100
pm
Walaupun angstrom tidak diakui sebagai
satuan SI, kebanyakan ilmuwan yang menelaah
ukuran-ukuran atom dan molekul masih
menggunakan satuan ini. Dalam pembahasan
selanjutnya, akan digunakan baik satuan
angstrom maupun pikometer.
Jari jari kovalen. Dalam Bab 10 akan diuraikan
ikatan kovalen yang ditimbulkan oleh adanya
pertumpang tindihan orbital elektron di daerah
antara pusat dua atom.
50

Sebenarnyn jari jari kovalen tidak konstan,


melainkan berubah tergantung pada sifat
ikatan
kovalen
di
antara
atom-atom,
sebagaimana akan diuraikan dalam Bab 9.
Gambar 8-5 membandingkan jari jari kovalen
yang didasarkan pada salah satu jenis ikatan,
yaitu ikatan kovalen tunggal.
Ini adalah gambaran berdasarkan penjelasan
dari ketiga butir tentang ukuran atom yang
telah dijelaskan terdahulu.

51

Jika tak ada pernyataan lain, istilah jari jari atom


selanjutnya berarti jari jari kovalen

GAMBAR 8-5. Jari-jari kovalen atom


52

Nilai-nilai yang tercantum di sini adalah dari


jenis ikatan kovalen tunggal.
Jari jari dinyatakan dalam satuan angstrom dan
pikometer. Data untuk gas mulia tidak
dinyatakan disini karena sulitnya mengukur
jari jari kovalen atom-atom tersebut. (Hanya
senyawa-senyawa
Kr,
Xe
dan
Rn
yang
diketahui.)
Pengukuran tak langsung atom-atom gas mulia
memberikan hasil kira-kira yang cocok dengan
kecenderungan (trend) yang diuraikan dalam
sub-Bab ini.
Penjelasan mengenai adanya puncak pada Z =
63 dan Z = 70 di luar lingkup pembahasan
dalam buku ini.

53

GAMBAR 8-6. Perbandingan ukuran atom dan ion.


Jari-Jari yang digambarkan pada Na dan Mg adalah jari jari
kovalen; untuk Na+ dan Mg2+ adalah jari-jari ion; dan
untuk Ne adalah jari-jari van der Waals. Keragaman
ukuran dijelaskan dalam nas
54

Jari-jari ion.
Jika elektron diambil dari suatu atom logam
untuk membentuk ion positif (kation), terjadi
pengurangan ukuran yang nyata.
Biasanya elektron yang lepas berasal dari kulit
dengan bilangan kuantum utama tertinggi,
sehingga menghasilkan ion yang mempunyai
satu kulit lebih sedikit dari atom logamnya.
Gambar 8-6 membandingkan lima jenis: atom
Na, atom Mg, ion Na+, ion Mg2+, dan atom Ne.
Atom Na lebih besar dari Mg dengan alasan
seperti diuraikan pada butir 2 terdahulu (pada
hal. 83).
Ion jauh lebih kecil dari atom logamnya, juga
dengan alasan yang telah di uraikan. Na+,
Mg2+, dan Ne dinamakan isoelektronik, karena
55
mempunyai jumlah elektron yang sama (10)

Ne mempunyai muatan inti +10. Na+ lebih kecil


dari Ne karena Na mempunyai muatan inti +11.
Mg2+ bahkan lebih kecil lagi karena muatan
intinya +12
Jika atom bukan logam menerima satu atau
lebih elektron untuk membentuk ion negatif
(anion), terjadi peningkatan ukuran. Tambahan
elektron pada sebuah atom menyebabkan
peningkatan gaya tolak di antara elektronelektron. Elektron-elektron lebih tersebar,
sehingga ukuran atom bertambah besar.

56

Gambar 8-7 menunjukkan jari jari ion, negatif dan positif

Banyak unsur yang membentuk lebih dari satu


macam ion, dan macam-macam ion tersebut
mempunyai ukuran berbeda pula. Data yang
tercantum disini adalah beberapa contoh saja.
57

Contoh 8-4 Spesies-spesies berikut adalah


iscelektronik dengan gas mulia argon. Tanpa
mengacu pada tabel atau gambar dalam nas,
susunlah berdasarkan peningkatan ukuran: Ar,
K+ , Cl-, S2- , Ca2+
Jawaban. Konfigurasi elektron pada kelima
spesies tersebut adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.
Semakin besar muatan inti, semakin kuat
elektronnya ditarik sehingga semakin kecil
spesies tersebut.
Dengan dasar ini, Ca2+ adalah yang terkecil,
diikuti oleh K+. Jika terdapat kelebihan elektron
dibandingkan proton, spesies menjadi lebih
besar daripada atom gas mulianya, semakin
besar
muatan
negatif
semakin
besar
ukurannya. Jadi, S2- adalah spesies yang 58
ter

8-8 Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi) (kel 7)


Telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa
cara lepasnya elektron dari atom.
Hal ini dapat terjadi melalui penyinaran cahaya
dengan frekuensi tertentu (efek fotolistrik),
melalui pemanasan beberapa bahan (efek
termionik), dan melalui tumbukan antara sinar
elektron dengan atom berbentuk gas.
Dalam keadaan biasa, atom tidak melepaskan
elektronnya secara spontan. Atom harus
menyerap energi agar terjadi pengionan
(ionisasi).
Energi ionisasi (potensial ionisasi), I dari suatu
atom adalah energi yang harus diserap oleh
atom gas agar elektron yang tarikannya paling
kecil dapat dipisahkan secara sempurna.
59
Energi ionisasi dapat diukur dalam tabung

I1 = 7,65 eV/atom (738


Mg(g) Mg+(g) + ekJ/mol)
(8.2)
Mg +(g) Mg2+(g) + e- I2 = 15,04 eV/atom
(1451 kJ/mol)
(8.3)
Lambang I1 berarti energi ionisasi pertama,
I2 adalah energi ionisasi kedua, dan seterus
nya.
Lepasnya elektron kedua (dinyatakan dengan
I2) lebih sulit terjadi dibandingkan dengan yang
pertama (dinyatakan dengan I1).
Karena setelah ionisasi, lebih sulit bagi
elektron yang terionisasi menjauhi ion yang
bermuatan +2 (Mg2+) dibandingkan dengan
dari ion dengan muatan +1 (Mg+).
Satuan
energi
yang
digunakan
dalam
60
persamaan (8.2) dan (8.3) ialah elektron volt

Elektron volt adalah satuan energi yang sangat


kecil dan sangat cocok untuk memberikan
proses yang melibatkan atom-atom tunggal.
Jika kita membahas atom dalam jumlah besar,
terutama dalam jumlah molar, lebih mudah
mengungkapkan energi ionisasi sebagai energi
ionisasi 1 mol atom dalam fase gas.
Faktor konversi antara elektron volt per atom
dan kilojoule per mol (dan kkal/mol) diberikan
dalam persamaan (8.4)
1 eV/atom = 96,49 kJ/mol (=23,06 kkal/mol) (8.4)

61

Mudah lepasnya elektron dari suatu atom


tergantung pada beberapa faktor.
Mudah diduga, bahwa semakin jauh elektron
dari inti, semakin kecil gaya tarikan ke inti dan
semakin mudah pula ia dilepaskan.
Pada
atom
yang
besar,
daerah
yang
mempunyai
kemungkinan
terbesar
ditemukannya elektron di kulit terluar, terletak
lebih jauh dari intinya, dibandingkan pada
atom-atom yang lebih kecil, sehingga energi
ionisasi menurun dengan semakin mening
katnya ukuran atom. Hubungan ini lebih jauh
digambarkan pada Tabe18-4 untuk atom-atom
logam alkali, dan pada Gambar 8-8, dimana
energi ionisasi digambarkan sebagai fungsi
nomor atom.
62

GAMBAR 8-8 Energi ionisasi pertama sebagai fungsi dari


nomor atom.

63

Titik-titik minimum pada Gambar 8-8 terjadi


pada nomor-nomor atom sebagaimana titiktitik maksimum pada volume atom dalam
Gambar 8-1, yaitu pada nomor-nomor atom
logam alkali.
Sifat lain yang dicerminkan dalam Gambar 8-8
ialah bahwa titik-titik maksimum energi
ionisasi terjadi pada gas-gas mulia. Konfigurasi
elektron gas mulia sangat mantap sehingga
hanyadapat diganggu dengan menggunakan
energi yang sangat besar.
TABEL 8-4 Energi ionisasi unsur-unsur logam alkali
(Golongan IA)

64

Jika kita mengukur derajat unsur logam


berdasarkan kemudahan lepasnya elektron
dari atom, maka, semakin rendak energi
ionisasi, unsur akan ser'nakin bersifat logam.
Berdasarkan ukuran ini, atom-atom di bagian
bawah golongan (atom yang lebih besar pada
tabel
berkala
lebih
bersifat
logam
dibandingkan atom-atom di bagian atas (atom
yang lebih kecil
Tabel 8-5 memuat daftar energi ionisasi untuk
unsur-unsur periode ketiga.
Dengan
beberapa
kekecualian
terdapat
kecenderungan peningkatan energi ionisasi
dari golongan IA ke golongan 0.
(Ingat bahwa muatan inti efektif meningkat,
dan atom semakin kecil dan kurang bersifat
65
logam pada unsur-unsur di sebelah kanan tabel

TABEL 8-5. Energi ionisasi unsur-unsur yang terletak pd


periode ketiga dlm kJ/mol

66

Ambillah magnesium sebagai misal. Sekalipun


sulit melepaskan elektron kedua dibandingkan
yang pertama, jika dua elektron dilepaskan
dari atom Mg, ia akan mempunyai konfigurasi
gas mulia Ne. Lepasnya elektron ketiga
menyebabkan terlanggarnya kaidah elektron
oktet yang menjadi ciri kulit terluar atom gas
mulia (ns2np6).
Hal semacam ini tidak lazim terjadi dalam
proses kimiawi. Alasan yang sama juga
menyebabkan Na sulit menjadi ion dengan
muatan lebih besar dari + 1, demikian juga ter
hadap A1 dengan muatan yang lebih besar dari
+3
Ada beberapa kekecualian dalam keteraturan
peningkatan energi ionisasi dari arah kiri ke
kanan tabel berkala. Misalnya, walaupun atom
67

Ada beberapa kekecualian dalam keteraturan


peningkatan energi ionisasi dari arah kiri ke
kanan tabel berkala.
Misalnya, walaupun atom Al kenyataannya
lebih kecil dari Mg, energi ionisasi pertama Al
lebih kecil (577,6 kJ/mol) dibandingkan pada
Mg (737,7 kJ/mol).
Hal ini disebabkan karena elektron yang
mengion pada Al berada pada orbital dengan
energi yang lebih tinggi (3p) dibanding
elektron (3s) yang mengion pada Mg.
Contoh 8-5 Beberapa jauh energi yang harus
diserap untuk mengubah semua atom Li(g)
sebanyak 1,00 mg menjadi Li+
Jawaban.
68
Kita harus mengubah mg Li menjadi moI Li,

8-9 Afinitas Elektron (kel 8)


Afinitas elektron (AE) adalah perubahan
entalpi, H, yang terjadi apabila sebuah atom
netral dalam fase gas menerima sebuah
elektron dari jarak tak terhingga. Misalnya,
Cl(g) + e- Cl-(g)

EA = -3,615 eV/atom (-348,8 kJ/mol)


(8.5)

Beberapa nilai AE untuk menerima satu


elektron bagi F, Br, I, 0, dan S berturut-turut
adalah -328,0, -324,6, -295,4, -141,1, dan
-200,43 kJ/mol.
Tarikan dari inti suatu atom dalam fasa gas
terhadap
satu
elektron
tambahan
mengakibatkan lepasnya energi (AE < 0).
Penambahan elektron kedua memerlukan
69
tambahan energi untuk mengatasi gaya tolak

Afinitas elektron adalah sifat yang sampai


beberapa waktu yang lalu sulit diukur dalam
percobaan;
kebanyakan
afinitas
elektron
diturunkan
secara
tak
langsung
dari
pengukuran lain. Sekarang, sudah ada metoda
untuk mengukurnya secara langsung

Sebagaimana energi ionisasi yang rendah mencirikan


sifat-sifat logam, nilai afinitas elektron yang rendah
(sangat negatif) adalah ciri bukan-logam yang aktif.*

70

8-10 Elektronegativitas (kel 9)


Elektronegativitas memberikan kemampuan
suatu atom dalam bersaing mendapatkan
elektron, dengan atom lain yang berikatan.
Elektronegativitas berkaitan dengan energi
ionisasi (I) dan afinitas elektron (AE), karena
kedua besaran ini mencerminkan kemampuan
atom melepaskan atau memperoleh sebuah
elektron.
Skala
elektronegativitas
yang
digunakan
secara luas didasarkan pada penilaian ; energi
ikatan, yang dikemukalcan oleh Linus Pauling.
Elektronegativitas
Pauling tak mempunyai satuan, berkisar dari 1
untuk logam sangat aktif, sampai 3,98 untuk
fluor, yaitu bukan logam yang paling aktif.
Beberapa
;
nilai-nilai
elektronegativitas
71

8-11 Sifat-sifat Magnetik


Dalam beberapa uraian telah diketahui bahwa
atom menunjukkan sifat-sifat magnetik jika :
ditempatkan dalam medan magnetik (misalnya
percobaan Stern-Gerlach, Sub-Bab 7-9).
Interaksi atom-atom yang mempunyai elektron
berpasangan
dengan
medan
magnetik
menyebabkan atom tersebut ditolak oleh
medan: Gejala ini dinamakan diamagnetisme.
Sekalipun
semua
zat
mempunyai
sifat
diamagnetik,
gaya
yang
berhubungan
diamagnetisme ini sangat lemah dan dapat
dikalahkan oleh sifat magnetik jenis lain yang
ada pada zat lain. Sifat tersebut adalah
paramagnetisme.
Senyawa
paramagnetik
ditarik oleh medan magnet.
72

GAMBAR 8-9. Penjelasan paramagnetisme

(a) Contoh ditimbang tanpa medan magnet


(b) Jika medan magnet dipasang, keadaan
seimbang terganggu. Contoh bertambah berat.
karena ditarik oleh medan magnet.
73

Elektron yang bergerak, baik berupa gerakan


orbital atau karena rotasi (spin), dapat di
samakan dengan aliran listrik yang sangat
kecil. Menurut lmkum elektromagnetisme,
aliran listrik diharapkan mengimbas medan
magnet di sekitarnya.
Pada atom yang orbital elektronnya terisi
dengan elektron yang berpasangan, efek
magnetiknya saling meniadakan. Atomatom
demikian
ditolak
oleh
medan
magnet
(diamagnetik).
Jika
atom
mempunyai
elektron
tak
berpasangan, efek magnetik tidak saling
meniadakan dan atom tersebut menunjukkan
paramagnetisme. Makin banyak elektron tak
berpasangan dalam atom makin kuat gaya
tarik medan magnet yang dialaminya.
74

Pengukuran sifat magnetik adalah metode


percobaan
yang
membantu
penetapan
konfigurasi elektron dalam atom dan ion.
Misalnya, atom besi diduga mempunyai
konfigurasi elektron.

Jika atom besi kehilangan dua elektron 4s-nya


membentuk ion Fe2+, dapat diduga ion tersebut
mengandung empat elektron tak berpasangan

75

Percobaan membuktikan sifat paramagnetisme


pada padatan yang mengandung Fe3+, ramalan
sesuai dengan percobaan, yaitu adanya lima
elektron tak berpasangan.

76

Contoh 86 Manakah dari spesies berikut yang


diamagntik, dan mana yang paramagnetik? (a)
atom Na; (b) atom Mg; (c) ion CL-; (d) ion Ca2+;
(e) atom Ag.
Jawaban :
(a) Paramagnetik. Atom Na mempunyai
elektron 3s tunggal di luar pusat Ne. Elektron
ini tak berpasangan.
(b) Diamagnetik. Atom Mg mempunyai dua
elektron 3s di luar pusat Ne. Keduanya
berpasangan, sebagaimana elektron lainnya.
(c) Diamabmetik. Semua elektron pada atom Ar
berpasangan (ls2 2p6 3s2 3p6 ) dan Clmerupakan isoelektronik dengan Ar.
(d) Diamagnetik. Ca2+ juga merupakan
isoelektronik dengan Ar.
77
(e) Paramagnetik.Sekalipun tanpa

8-12 Penggunaan Tabel Berkala untuk


Membandingkan Sifat-sifat Atom (kel 10)
Gambar 8-10 adalah ringkasan mengenai
keragaman sifat atom menurut golongan dan
periode dalam tabel berkala, dan digunakan
untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam
Contoh 8-7.

78

Contoh 8-7 Dari pasangan unsur berikut, mana


yang anda duga mempunyai (a) energi ionisaei
(pertama) lebih rendah, Sr atau Br? (b) Lebih
hersifat bukan-logam, Ga atau P? (c) atom
lebih besar, Mg atau I? (d) elektronegativitas
lebih tinggi, Mg atau I?
Jawaban
(a) Berdasarkan Gambar 8-10, energi ionisasi
meningkat dari bawah ke atas dalam satu
golongan dan dari kiri ke kanan dalam satu
periode. Energi ionisasi menurun dalam arah
yang berlawanan, yaitu menuju ke bawah
dalam satu golongan dan ke kiri dalam satu
periode,
yaitu
pada
kedudukan
Sr.
Sr
mempunyai energi ionisasi lehih rendah
daripada Br.
(b) Arah peningkatan sifat bukan-logam adalah
79

(c) Disini ada masalah mempunyai jumlah kulit


elektron lebih banyak daripada Mg (dalam
golongan letaknya jauh di bawah), yang
menyatakan bahwa I adalah atom yang lebih
besar.
Sebaliknya, dalam periode, Mg berada di ujung
kiri dan I di ujung kanan, yang menyatakan
bahwa atom Mg mungkin lebih besar dari atom
I. Pertanyaan ini tak dapat dijawab dengan
Gambar 8-10 saja.
(Gambar 8-5 menyatakan bahwa atom Mg
sedikit lebih besar dari I) Sebagaimana
dinyatakan dalam Gambar 8-11, perbandinganperbandingan tertentu tak dapat dibuat
berdasarkan sifat kualitaiif secara umum
dalam bab ini
(d) Sekalipun perbandingan antara Mg dan
80 I

GAMBAR 8-11. Perbandingan sifat-sifat atom. Ilustrasi


untuk Contoh 8-7

81

Anda mungkin juga menyukai