Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA UNSUR TRANSISI

UNSUR GOLONGAN V B

Disusun Oleh :

Kelompok : 5

Nama : 1. Adinda Rahmadhani F. (06101281722022)

2. Annisa (06101281722025)

3. Novani Florensia Br. Sembiring

(06101281722019)

4. Rizki Kinanti (06101281722030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

1
UNSUR GOLONGAN V B

A. Vanadium
1. Sejarah
Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada tahun 1801. Sayangnya,
seorang ahli kimia Perancis dengan salah menyatakan bahwa unsur baru del Rio
hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka dirinya salah dan
menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu.
Unsur ini akhirnya ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh Sefstrom, yang
menamakan unsur itu untuk memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis, karena aneka
warna senyawa yang dimilikinya. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni
oleh Roscoe, pada tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya dengan
hidrogen. Vanadium tidak dapat dimurnikan hingga kadar 99.3% – 99.8% hingga
tahun 1922.

2. Sumber
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit,
roskolit, vanadinit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat
penting. Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi,
juga terdapat dalam minyak mentah sebagai senayawa kompleks organik. Vanadium
juga ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor.
Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber
Vanadium yang sangat penting. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan
mereduksi vanadium triklorida dengan magnesium atau dengan campuran
magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan
mereduksi V2O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang
dikembangkan oleh McKenie dan Seybair.
3. Isotop
Vanadium alam merupakan campuran dari 2 isotop, yakni Vanadium-50
sebanyak 0.24% dan Vanadium -51 sebanyak 99.76%. Vanadium-50 sedikit
radioaktif, memiliki masa paruh lebih dari 3.9 x 10 17 tahun. Ada sembilan isotop
lainnya yang tidak stabil.
Sifat-sifat Vanadium murni adalah logam berwarna putih cemerlang dan
lunak. Tahan korosi terhadap larutan basa, asam sulfat, dan asam klorida, juga air

2
garam. Tetapi logam ini teroksidasi di atas 660oC. Vanadium memiliki kekuatan
struktur yang baik dan memiliki kemampuan fisi neutron  yang rendah ,
membuatnya sangat berguna dalam penerapan nuklir.
4. Kegunaan
Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan
yang digunakan dalam kecepatan tinggi. Vanadium karbida sangat penting  dalam
pembuatan baja. Sekitar 80% Vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan
sebagai ferro vanadium atau sebagai  bahan tambahan baja. Foil vanadium
digunakan sebagai zat pengikat dalam melapisi titanium pada baja. Vanadium
petoksida digunakan dalam pembuatan keramik dan sebagai katalis. Vanadium juga
digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet
sebesar 175000 Gauss.

5. Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya adalah beracun dan harus ditangani dengan
hati-hati. Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara
adalah 0.05 (selama 8 jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu)

6. Sifat Kimia dan Fisika Vanadium


Nomor atom : 23
Massa atom : 50,9414 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling :1,6
Densitas : 6,1 g/cm pada 20°C
Titik lebur : 1910 °C
Titik didih : 3407 °C
Radius Vanderwaals : 0,134 nm
Radius ionic : 0,074 nm (+3); 0,059 (+5)
Isotop : 5
Energi ionisasi pertama : 649,1 kJ/mol
Energi ionisasi kedua : 1414 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga : 2830 kJ/mol
Energi ionisasi keempat : 4652 kJ/mol
Ditemukan oleh : Nils Sefstrom(1830)

3
Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang
ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan
paduan logam. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung
oksida di permukaannya. Vanadium tidak pernah ditemukan secara murni di alam,
melainkan terdapat bersenyawa pada sekitar 65 mineral yang berbeda seperti
patronite, vanadinite, carnotite dan bauksit. Vanadium terbentuk pada endapan
mengandung karbon seperti minyak mentah, batubara, dan pasir tar. Cadangan besar
vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan di Rusia. Produksi bijih vanadium
dunia sekitar 45.000 ton per tahun. Vanadium umumnya terdapat di sebagian besar
tanah dalam jumlah bervariasi dan diserap oleh tanaman. Dalam biologi, atom
vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim, terutama nitrogenase
vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen. Beberapa sifat
vanadium:

 Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 ºC membentuk vanadium


hidrida yang stabil.
 Vanadium memiliki bilangan oksidasi +4.

 Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O
(coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3 (hitam), V2O4 (biru), akhirnya
V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.

 Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.

 Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2 dengan
HF dan membentuk larutan hijau.

7. Reaksi dan Persenyawaan Vanadium


Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu:
a) Dari vanadinite
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap:
1) Pemisahan PbCl2

4
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium
chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2) Pembuatan V2O5
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan
NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
3) Reduksi V2O5
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium
murni (Mardenand – Rich, 1927).
b) Dari carnotite.
1) Pembuatan sodium orthovanadate
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan
didinginkan maka didapat Na3VO4.
2) Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan
untuk mendapatkan V2O5.
3) Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan +2.
Senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik
dan berwarna.
a) Senyawa V+5
Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai
terjadi perubahan sebagai berikut:
VO3- → VO+2 → V+3 → V+2
Meta vandate ion vanadyl, hijau ion
(ion tak ber- V+4 (biru) vanado
warna, V+5) (violet)
1) Vanadium pentoksida, V2O5
Dibuat dari:
 Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan
 Bilangan oksidasi rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.

5
 Hidrolisa VOCl3.
 Pemanasan amonium vanadate.
Penggunaan:
 Sebagai katalis dalam oksidasi SO2 → SO3, dalam pembuatan asam
sulfat.
V2O5
2SO2 + O2 ↔ 2SO3
 Katalis dalam oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin.
2) Vanadium pentaflourida, VF5
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan
pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C.
Senyawa ini sangat mudah larut dalam air atau pelarut organik.
3) Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl 2 kering pada VO3 yang
dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning bening dengan titik didih 127°C.
4) Vanadium pentasulfida, V2S5
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida,
dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C. senyawa ini berupa bubuk hitam.

b) Senyawa V+4
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah
dibuat.
1) Vanadium titroksida, V4O4 atau VO2
Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium
pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini
berbentuk kristal biru tua, mudah larut dalam asam atau basa.
2) Vanadium titraflourida, VF4
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu
28°C dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini berupa bubuk
kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan berwarna biru.
3) Senyawa vanadil.
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO +2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4.

6
VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl
Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl
V2O5 + HCl → 2VOCl2 +3H2O + Cl2
Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial
dalam pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.

c) Senyawa V+3
1) Vanadium trioksida, V2O3.
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa, larut
dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
2) Vanadium halida dan oxihalida.
Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF. Trihalida
yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal. Vanadium
oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya tak larut dalam
air tetapi larut dalam asam.

d) Senyawa V+2
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan
reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3 + ½ H2
(violet) (hijau)

e) Senyawa V+1, V-1 dan V°


Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan
oksidasi +1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.

8. Penggunaan Vanadium
Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai ferrovanadium
atau sebagai aditif baja. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium
digunakan dalam mesin jet dan rangka pesawat. Paduan vanadium dengan baja
digunakan dalam as roda, poros engkol, roda gigi, dan komponen penting lainnya.
Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah. Vanadium oksida (V2O5) digunakan

7
sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam
pembuatan keramik. Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk menghasilkan warna
hijau atau biru. Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO 2) dapat
memblokir radiasi infra merah pada suhu tertentu.

9. Dampak Penggunaan Vanadium


a) Efek Kesehatan
Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, namun pekerja yang
terpapar debu vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung,
dan tenggorokan parah. Penyerapan vanadium oleh manusia terutama terjadi
melalui makanan, seperti gandum, kacang kedelai, minyak zaitun, minyak bunga
matahari, apel, dan telur. Vanadium dapat mempengaruhi kesehatan ketika
diserap dalam jumlah terlalu tinggi. Efek akut vanadium diantaranya memicu
iritasi paru-paru, tenggorokan, mata, dan rongga hidung. Bahaya kesehatan yang
berhubungan dengan paparan vanadium tergantung pada keadaan oksidasinya.
Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama
proses pengelasan. Bentuk pentoksida lebih beracun daripada bentuk elemental.
Paparan kronis pada debu dan asap vanadium pentoksida dapat menyebabkan
iritasi parah pada mata, kulit, saluran pernapasan atas, radang trakea dan
bronkus, edema paru, dan keracunan sistemik.

b) Dampak Lingkungan
Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai
tanaman, invertebrata, ikan, dan banyak spesies lainnya. Vanadium bisa
terakumulasi pada kerang dan kepiting menyebabkan konsentrasi hingga 105-
106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang ditemukan dalam air laut.
Vanadium menyebabkan penghambatan enzim tertentu pada hewan
sehingga berdampak secara neurologis. Di samping efek neurologis, vanadium
dapat pula memicu gangguan pernapasan, kelumpuhan, dan efek negatif pada
hati dan ginjal. Tes laboratorium pada hewan uji menunjukkan bahwa vanadium
menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi hewan jantan dan terakumulasi
dalam plasenta hewan betina. Vanadium bisa pula memicu perubahan DNA
dalam beberapa kasus, tetapi tidak sampai menyebabkan kanker pada hewan.

8
10. Cara pembuatan
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari beberapa
senyawa yaitu :
 Dari vanadinite.
Ekstrksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
a) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium
chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
b) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan
NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
c) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium
murni
 Pembuatan logam :
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. Vanadium ± 99 %
dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses thermit). Vanadium
murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu
900 º C. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300 º C. Reduksi
VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.

B. Niobium
1. Sejarah
Ditemukan pada tahun 1801 oleh Hatchett dari bijih yang dikirim ke Inggris.
Logam ini dimurnikan pertama kali pada tahun 1864 oleh Bloomstrand, yang
mereduksi garam niobium klorida dengan proses pemanasan dengan menggunakan
hidrogen dari atmosfer. Nama niobium diambil oleh IUPAC pada tahun 1950
setelah diperdebatkan selama 100 tahun. Banyak komunitas asosiasi ahli kimia
terkemuka maupun milik pemerintah yang mengacu pada logam ini dengan nama

9
niobium, kecuali satu perusahaan komersial terkemuka di Amerika Serikat yang
menyebutnya sebagai kolumbium.

2. Sumber
Unsur ini ditemukan dalam mineral niobit (atau kolumbit), niobit-tantalit,
paroklor dan euksenit. Niobium dengan kadar tinggi ditemukan bergabung bersama
karbonatit (batuan karbon-silikat), sebagai salah satu komponen penyusun paroklor.
Bijih kaya niobium ditemukan di daerah Kanada, Brazil, Nigeria, Zaire, dan di
Rusia.

3. Kegunaan
Niobium digunakan dalam pengelasan menstabilkan baja tahan karatRibuan
pon niobium telah digunakan dalam sistem aliran udara terbaru, sebagaimana yang
digunakan pada program antariksa Gemini . Niobium bersifat superkonduktif;
bahkan magnet superkonduktif telah dibuat dengan kawat Nb-Zr, yang menahan
superkonduktivitasnya dalam medan magnet kuat. Penerapan superkonduktif ini
memberikan harapan generasi sumber listrik yang baru dalam skala besar. Niobium
juga umum digunakan perhiasan wanita.

4. Isotop
Telah dikenali 18 isotop niobium. Niobium bisa diisolasi dari tantalum dan
diperoleh dengan berbagai cara

5. Sifat Kimia dan Fisika Niobium

Niobium berwarna putih berkilau, lunak dan bisa ditempa. Bila terpapar dengan
udara pada suhu kamar dengan waktu yang cuku lama, warnanya berubah menjadi
kebiru-biruan. Logam ini teroksidasi di udara pada suhu 200oC. Dengan demikian,
niobium harus terlindung dari udara atmosfer,  bila hendak diproses, meski pada
suhu biasa saja.
Nomor atom : 41
Massa atom : 92,91 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling : tidak diketahui
Kepadatan : 8,4 g/cm3 pada 20 °C
Titik lebur : 2410 °C

10
Titik didih : 5100 °C
Radius Vanderwaals : 0,143 nm
Radius ionic : 0,070 nm (+5); 0,069 nm (+4)
Isotop : 14
Energi ionisasi pertama : 652 kJ/mol
Ditemukan oleh : Charles Hatchett 1801
Niobium adalah logam langka, lunak, bisa ditempa, dan berwarna putih abu-
abu. Unsur ini memiliki struktur kristal kubus dengan sifat fisik dan kimia
menyerupai tantalum. Niobium mudah bereaksi dengan oksigen, karbon, halogen,
nitrogen, dan sulfur, bahkan pada suhu ruang. Logam ini inert terhadap asam,
bahkan aqua regia pada suhu kamar, tetapi bereaksi dengan panas, asam pekat, dan
terutama oleh basa dan oksidator.
Tanaman umumnya hanya memiliki niobium dengan konsentrasi amat rendah
dan bahkan tidak memiliki sama sekali, meskipun beberapa lumut dapat memiliki
nobium 0,45 ppm. Namun, tanaman yang tumbuh dekat endapan niobium dapat
mengakumulasi logam ini pada tingkat di atas 1 ppm.
Niobium ditambang terutama dari mineral columbite yang sebelumnya dikenal
sebagai colombium (Cb). Logam lain yang ditambang adalah piroklor dan menjadi
yang terpenting. Daerah pertambangan utama adalah Brazil (menghasilkan lebih
dari 85% niobium dunia), Zaire, Rusia, Nigeria dan Kanada.

6. Reaksi dan Persenyawaan Niobium


a) Reaksi dengan udara dan air
Niobium tidak bereaksi dengan air dan udara pada kondisi normal,
karena permukaan logamnya telah dilapisi oleh lapisan oksida.
b) Reaksi dengan oksigen
Nb (s) + O2 (g) → NbO2 (s)
c) Reaksi dengan Halogen
2Nb (s) + 5F2 (g) → 2NbF5 (s)
2Nb(s) + 5Cl2 (g) → 2NbCl5 (s)
2Nb (s) +5Br2 (g) → 2NbBr5 (s)
2Nb (s) + 5I2 (g) → 2NbI5 (s)
d) Reaksi dengan Karbon

11
Nb (s) + C (s) → NbC (s)

7. Penggunaan Niobium
Niobium digunakan untuk produksi paduan logam tahan suhu tinggi dan
stainless steel khusus. Niobium mampu memberikan kekuatan lebih besar pada
logam lain, terutama ketika terkena suhu rendah. Niobium karbida digunakan dalam
alat pemotong. Unsur ini juga digunakan dalam paduan stainless steel untuk reaktor
nuklir, jet, rudal, alat pemotong, pipa, magnet super, dan batang las. Paduan
niobium-timah dan niobium-titanium digunakan sebagai kabel magnet
superkonduktor untuk menghasilkan medan magnet yang sangat kuat.
Niobium juga digunakan dalam bentuk murni untuk membuat
superconducting accelerating structures untuk akselerator partikel.
Paduan Niobium digunakan pula dalam bedah implan karena tidak bereaksi dengan
jaringan manusia.

8. Dampak Penggunaan Niobium


a) Efek Kesehatan Niobium
Niobium dan senyawanya mungkin beracun (debu niobium menyebabkan
iritasi mata dan kulit), tetapi tidak ada laporan keracunan serius. Ketika
terhirup, niobium tinggal terutama di paru-paru dan tulang yang mungkin
mengganggu kinerja kalsium sebagai aktivator sistem enzim. Pada hewan
laboratorium, menghirup niobium nitrida dan/atau pentoksida menyebabkan
parut pada paru-paru pada tingkat paparan 40 mg/m3.
b) Dampak Lingkungan Niobium
Tidak ada efek negatif lingkungan niobium telah dilaporkan.
9. Pembuatan
Pembuatan niobium pertama kali dilakukan dengan mereduksi garam niobium
klorida dengan proses pemanasan dengan menggunakan hidrogen dari atmosfer.

C. Tantalum
1. Sejarah
Ditemukan oleh Ekeberg pada tahun 1802, tetapi banyak ahli kimia yang
menduga niobium dan tantalum adalah sama hingga Rowe membedakannya ada
12
tahun 1844, dan Marignac (tahun 1866), menunjukkan bahwa asam niobat dan
tantalat adalah dua asam yang berbeda. Ahli kimia sebelumnya hanya mengisolasi
unsur yang belum murni. Unsur ini baru didapatkan murni dan bisa ditempa untuk
pertama kalinya oleh von Bolton pada tahun 1903. Tantalum terutama ditemukan
dalam mineral kolumbit-tantalit.

2. Sumber
Bijih tantalum ditemukan di Australia, Brazil, Mozambique, Thailand,
Portugal, Nigeria, Zaire dan Kanada.

3. Pembuatan
Pemisahan tantalum dari niobium membutuhkan beberapa tahap yang rumit.
Beberapa metode digunakan secara komersial untuk menghasilkannya, termasuk
elektrolisis kalium fluorotantalat cair, reduksi kalium fluorotantalat dengan natrium,
atau mereaksikan tantalum karbida dengan tantalum oksida. Telah dikenali 25 isotop
tantalum, sedangkan yang ada di alam hanyalah dua isotop saja.

4. Sifat-Sifat Tantalum
Nomor atom : 73
Massa atom : 180,984 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling : 1,5
Densitas : 16,69 g/cm3
Titik lebur : 3017 °C
Titik didih : 5458 °C
Radius Vanderwaals :-
Radius ionic :-
Konfigurasi elektron : [Xe] 4f14 5d36s2

Tantalum adalah logam keras, berat dan berwarna abu-abu. Dalam keadaan
murni, tantalum bisa ditempa dan bisa dibentuk menjadi kawat halus yang
digunakan sebagai filamen untuk menguapkan logam seperti aluminum. Tantalum
nyaris tak dapat dilarutkan secara kimiawi pada suhu di bawah 150oC, dan hanya
bisa dilarutkan oleh asam fluorida, larutan asam yang mengandung ion florida,  dan
sulfur trioksida bebas. Senyawa basa lambat bereaksi terhadap tantalum. Pada suhu

13
tinggi, tantalum menjadi lebih reaktif. Unsur ini memiliki titik cair yang hanya
dimiliki oleh tungsten dan renium. Tantalum digunakan untuk membuat beragam
alloy dengan sifat-sifat yang diinginkan seperti titik cair tinggi, kuat, kemampuan
tempa yang baik, dan lain-lain. Tantalum memiliki
kemampuan gettering (mengumpulkan pengotor pada satu lapisan strukturnya) pada
suhu tinggi, lapisan oksida tantalum sangat stabil, sifat dielektrik yang baik.

5. Reaksi dan Persenyawaan Tantalum


a) Senyawa Ta dengan bilangan oksidasi +5
1) Ta2O5.
Dibuat dengan dihidroksioksida terhidrat (sering disebut asam niobat atau
tantalat), atau dengan pemanggangan senyawa tertentu dengan oksigen
berlebih. Senyawa ini berbentuk bubuk yang padat, relatif inert secara kimia,
hampir tak bereaksi dengan asam kecuali HF pekat. Dapat pula senyawa ini
dilarutkan dengan dicairkan bersama alkali hidrogen sulfat, alkali karbonat
atau alkali hidroksida.
2) TaX5 (X = halida).
Senyawa TaF5 dibuat dengan reaksi flourinasi langsung logam atau
pentakhloridanya. Keduanya berbentuk padat putih, mudah menguap. Titik
cair Ta = 95°C. Titik didih Ta = 229°C, membentuk cairan dan uap tak
berwarna. Senyawa halida yang lain berwarna kuning sampai coklat, dibuat
dengan reaksi langsung logam dengan halogen berlebih. Halida – halida ini
bertitik cair dan titik didih antara 200 – 300°C, larut dalam pelarut organik
seperti eter, CCl4, dan sebagainya.
b) Senyawa Ta dengan bilangan oksidasi rendah
1) Oksida TaOx (x = 2 s.d 2,5)
2) Tetrahalida.

6. Kegunaan
Ahli kimia di los Alamos telah menghasilkan bahan penyusun grafit dari
tantalum karbida, yang merupakan material terkeras yang pernah ada. Senyawa ini
memiliki titik cair 3738oC. Tantalum digunakan utuk membuat kapasitor elektrolitik
dan bagian tungku pemijaran sistem vakum dengan penggunaan hingga mencapai
60%.Unsur ini juga digunakan secara luas untuk membuat peralatan proses kimia,

14
reaktor nuklir, suku cadang penerbangan dan misil (rudal jarak jauh). Tantalum
tidak bereaksi dengan cairan tubuh dan bahan yang tidak bersifat iritasi (melukai).
Karenanya, tantalum juga banyak digunakan dalam pembuatan alat-alat bedah.
Tantalum oksida digunakan untuk membuat kaca khusus dengan indeksi bias yang
tinggi untuk lensa kamera. Masih banyak kegunaan logam tantalum yang lain.

7. Dampak

Ada beberapa bukti bahws senyawa tantalum dapat menyebabkan tumor. Debu
logam adalah kebakaran dan bahaya ledakan, dan juga dapat bertindak sebagai iritan

D. Dubidium (Db)
1. Sejarah
Pada tahun 196, G.N.Flerov melaporkan bahwa tim Soviet yang bekerja di
Institut Joint untuk Penelitian Nuklir di Dubna, telah dapat memproduksi beberapa
260 261 243 22
atom dari 105 dan 105 dengan menembak Am dengan Ne. Bukti yang
didapat berdasarkan pengukuran yang tepat-bersamaan dengan energi alfa.
Pada tahun 190, para peneliti Dubna mensintesis unsur bernomor atom 105,
dan di akhir bulan April 1970, “telah menyelidiki” semua jenis peluruhan dari unsur
baru ini dan telah menetapkan sifat kimianya, sesuai dengan laporan terbitan tahun
1970. Grup Soviet belum mengajukan nama untuk unsur 105. Pada akhir April
1970, diumumkan bahwa Ghiorso, Numia, Haris, K.A.Y. Eskola, dan P.L. Eskola,
yang bekerja di Universitas Kalifornia di Berkeley, telah berhasil mengenali unsur
249
105. Penemuan dilakukan menembak target Cf dengan sinar inti atom nitrogen
15
berkekuatan 84 MeV dalam akselerator ion berat linear (HILAC). Ketika inti N
249 260
diserap oleh inti Cf, empat neutron dipancarkan dan sebuah atom baru 105
dengan masa paruh waktu 1.6 detik terbentuk. Ketika atom pertama unsur 105
dikatakan terdeteksi secara konklusif pada 5 Maret 1970, terdapat bukti bahwa
unsur 105 terbentuk dalam percobaan di Berkeley setahun lebih awal dengan
metode  yang sama.
Ghiorso dan kawan-kawan telah berusaha untuk memastikan temuan tim
Soviet dengan metode yang lebih rumit tapi tidak berhasil. Grup Berkeley
mengajukan nama Hahnium – nama peneliti Jerman Otto Hahn (1879-1968) –
dengan simbol Ha.Bagaimanapun, anggota panel IUPAC pada tahun 1977

15
menyarankan agar unsur 105 dinamakan Dubnium (simbol Db) sesuai dengan lokasi
Institut joint untuk Penelitian Nuklir di Rusia. Sayangnya, nama hahnium tidak akan
digunakan lagi berdasarkan aturan penamaan unsur baru. Beberapa peneliti masih
menggunakan nama hahnium karena telah digunakan selama 25 tahun.

2. Isotop

Pada bulan Oktober 1971, diumumkan bahwa ada dua isotop unsur 105 yang
disintesis dengan akselerator ion berat linear oleh A. Ghiorso dan kawan-kawan di
250 15
Berkeley. Unsur 261105 dihasilkan dengan menembak Cf dengan N dan
249 16
denganmenembak Bk dengan O. Isoto yang dihasilkan memancarkan partikel
alfa 8.93MeV dan meluruh menjadi 257Lr dengan masa paruh waktu 1.8 detik. Unsur
262 249 18
105 dihasilkan dengan cara menembak Bk dengan O. Hasil reaksinya
258
memancarkan partikel 8.45MeV dan meluruh menjadi Lr dengan masa paruh
waktu 40 detik. Ada 7 isotop unsur 105 (unnilpentium) yang sudah dikenali.
Dubnium (pengucapan /ˈduːbniəm/) adalah unsur kimia dalam sistem periodik
unsur yang memiliki simbol Db dan nomor atom 105. Unsur ini merupakan unsur
sintetik yang bersifat radioaktif. Dubnium merupakan unsur logam transisi golongan
Vb yang dibuat melalui reaksi fusi nuklir. Unsur Dubnium dapat dibuat dengan
menembaki unsur amerisiumdengan atom – atom neon, dan menghasilkan isotop –
isotop dubnium, dan dengan cepat meluruh dengan memancarkan energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik. Unsur ini ditemukan oleh Albert Ghiorso pada
tahun 1970. Karena inti atom dubnium sangat besar maka dubnium merupakan
unsur yang tidak stabildan dapat segera meluruh ketika terbentuk.
Unsur Dubnium dapat dibuat dengan menembaki unsur amerisiumdengan
atom – atom neon, dan menghasilkan isotop – isotop dubnium, dan dengan cepat
meluruh dengan memancarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik.
Reaksinya sebagai berikut: + 4 Senyawa yang dapat terbentuk misalnya Db2O5
(Dubnium pentoksida), DbX5 (Dubnium Halida), senyawa kompleks halida DbO 43-,
DbF6-, DbF83-. Keterangan lain tentang unsur Dubnium belum diketahui secara pasti.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Vanadium. (Online). http://www.amazine.co/28245/vanadium-v-fakta-


sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/. (Diakses pada tanggal 1 September 2019).

AnonIm. 2008. Tabel Periodik Tantalum. (Online). http://www.chem-is-


try.org/tabel_periodik/tantalum/.(Diakses pada tanggal 1 September 2019).

Anonim. 2008. Tabel Periodik Vanadium. (Online). http://www.chem-is-


try.org/tabel_periodik/vanadium/. (Diakses pada tanggal 1 September 2019).

Brady, James E. 1986. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid Dua. Tangerang: Binarupa
Aksara.

Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia SMA. Jakarta: Erlangga.

Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai