Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

VANADIUM
ANGGOTA KELOMPOK XIII.6:
Aditya Adhi Laksmana
Alaina Amalia
Prayudya Elang Perkasa

SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA BOGOR TAHUN AJARAN 2014/2015


Jl. Binamarga 1 Ciheuleut BaranangsiangBogor Timur (16143)

KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun sebagai media pembelajaran mengenai Unsur


Vanadium pada mata pelajaran Kimia Anorganik. Makalah ini berjudul
Vanadium. Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan kepada siswa/siswi kelas XIII semester VII SMKSMAK Bogor. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai suatu unsur.
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penyusun

dapat

menyelesaikan

makalah

ini.

Dalam

pelaksanaan

dan

penyusunan makalah ini penyusun mendapat bantuan dan bimbingan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada:
1. Dra. Hadiati Agustine, selaku kepala sekolah SMK-SMAK Bogor.
2. Dra. Rini Kusmawati, M.Pd,selaku guru mata pelajaran Kimia Anorganik.
Makalah ini tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh
penyusun, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi meningkatan kualitas di waktu yang akan datang. Dan penyusun juga
berharap makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca, khususnya
siswa/siswi SMK-SMAK Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Tim Penyusun,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
SEJARAH................................................................................................. 3
KEBERADAAN......................................................................................... 4
SIFAT FISIKA DAN KIMA...........................................................................6
Sifat Kimia Unsur Vanadium................................................................6
Sifat Fisika Unsur Vanadium................................................................8
PEMBUATAN.......................................................................................... 10
Ekstraksi Vanadium...........................................................................10
Pembuatan logam.............................................................................10
Aliase vanadium................................................................................11
Isolasi Vanadium............................................................................... 11
KEGUNAAN........................................................................................... 13
SENYAWA-SENYAWA.............................................................................14
Persenyawaan Unsur Vanadium........................................................14
IDENTIFIKASI........................................................................................ 18
DAMPAK................................................................................................ 19
Efek Kesehatan Vanadium.................................................................19
Dampak Lingkungan Vanadium........................................................19
Penanganan...................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 21

SEJARAH
Vanadium ditemukan pertama kali oleh Andres Manuel Del Rio, orang
Spanyol yang menjadi ahli pertambangan di Meksiko, pada tahun 1801. Del Rio
mengesktrak logam tersebut dari sampel bijih timbal berwarna coklat, yang
kemudian dinamakan Vanadinite. Dia menemukan bahwa garam tersebut
memperlihatkan bermacam-macam warna, dan karena itu dia menamakan unsur
tersebut panchromium (Greek: all colors). Del Rio mengganti nama unsur
tersebut menjadi erythonium karena garam berwarna merah saat dipanaskan.
Namun, seorang ahli kimia Perancis bernama Hippolyte Victor ColletDescotils, serta teman Del Rio bernama Baron Alexander von Humboldt dengan
salah menyatakan bahwa unsur baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni.
Del Rio pun menyangka dirinya salah dan menerima pernyataan ahli kimia
Perancis itu. Unsur ini akhirnya ditemukan ulang oleh ahli kimia Swedia, Niel
Grabiol Sefstrom pada tahun 1831, menemukan unsur baru dalam bijih besi di
Swedia. Unsur itu dinamakannya Vanadium untuk memuliakan dewi Skandinavia
yaitu dewi Vanadis yang berarti cantik menawan, karena aneka warna senyawa
yang dimilikinya. Pada tahun 1831, seorang geolog bernama George William
Featherstonhaugh menyarankan penamaan vanadium diganti dengan rionium ,
tetapi sarannya tidak diikuti.
Tahun 1865 Roscor dan Thorpe menemukan unsur ini berada bersama
tembaga dan lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Vanadium berhasil diisolasi
hingga nyaris murni oleh Roscor pada tahun 1867 dengan mereduksi garam
kloridanya (vanadium(III) chloride, VCl3) dengan hydrogen. Vanadium tidak dapat
dimurnikan hingga kadar 99,3%-99,8% hingga tahun 1922. Pada tahun 1927,
vanadium murni berhasi diisolasi dengan mereduksi vanadium pentoxide dengan
calcium.

KEBERADAAN
Vanadium terdapat di kerak bumi dengan kadar (~0,02%). Kandungan
vanadium dalam batu-batuan pada kerak bumi diduga sekitar 136 ppm yang
merupakan unsur transisi terbanyak kelima setelah besi (Fe), titanium (Ti),
mangan (Mn), dan Zirkon (Zr). Logam vanadium tidak ditemukan di alam, namun
diketahui ada di sekitar 65 berbeda mineral di antaranya karnotit, roskolit,
vanadit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting.
Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga
terdapat dalam minyak mentah sebagai senyawa kompleks organik. Vanadium
juga ditemukan sedikit dalam batu meteor. Vanadium ditambang sebagian besar
di Afrika Selatan, barat laut Cina, dan timur Rusia pada awal abad ke-21. Pada
tahun 2007 tiga negara tersebut ditambang, lebih dari 95% dari 58.600 ton yang
diproduksi vanadium.
Vanadium juga hadir dalam bauksit dan bahan bakar fosil deposito seperti
minyak mentah, batubara, serpih minyak dan tar pasir. Dalam minyak mentah,
konsentrasi sampai 1200 ppm telah dilaporkan. Ketika produk-produk minyak
seperti dibakar, jejak-jejak vanadium dapat memulai korosi pada motor dan
boiler. Diperkirakan 110.000 ton per tahun vanadium dilepaskan ke atmosfir
dengan membakar bahan bakar fosil. Vanadium juga telah terdeteksi di
spectroscopically cahaya dari Matahari dan beberapa bintang. Produksi
komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber vanadium yang
sangat penting. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi
vanadium dengan magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium.
Makanan yang menjadi sumber vanadium cukup banyak yang sebagian
besar ada pada lemak dan minyak nabati. Contohnya kedelai, minyak bunga
matahari, safflower, jagung, dan zaitun. Jumlah vanadium yang terdapat di dalam
makanan ini masih dalam kadar wajar. Selain itu, vanadium ditemukan pula pada
peterseli, gandum, beras, kacang hijau, wortel, dan kubis. Jumlah vanadium lebih
besar ada pada lobak. Konsentrasi sedang, terdapat pada ikan. Ikan dan hewan
air konsentrasi vanadium lebih rendah.

Vanadium

umumnya terdapat disebagian besar tanah dalam jumlah

bervariasi dan diserap oleh tanaman. Vanadium dapat ditemukan di lingkungan


dalam ganggang, berbagai tanaman, invertebrate, ikan dan spesies lainnya.
Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga menyebabkan
konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang
ditemukan dalam air laut. Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan
dengan mereduksi V2O5, dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan,
proses yang dikembangkan oleh McKenie dan Seybair.

SIFAT FISIKA DAN KIMA


Vanadium adalah logam berwarna putih kelabu yang lembut dan mulur.
Vanadium mempunyai daya tahan kikisan yang baik terhadap alkali, asid sulfurik
dan asid hiroklorik. Vanadium teroksidasi pada 933 K. Vanadium mempunyai
kekuatan struktur yang baik dan keratin rentas belahan neutron yang rendah,
menyebabkannya berguna dalam aplikasi nuclear. Walupun Vanadium sejenis
logam, Vanadium bersama dengan kromium dan mangan mempunyai ciri-ciri
oksida valensi yang bersifat asid. Sifat kimia Vanadium, yaitu yang memiliki
konfigurasi elektron sebagai berikut, 23V: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3.

Sifat Kimia Unsur Vanadium


1. Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
asam sulfat.
2. Vanadium sukar larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan
HNO3.
3. Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
4. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung
oksida di permukaannya.
5. Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 C membentuk
vanadium hidrida yang stabil.
6. Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V 2O
(coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3 (hitam), V2O4 (biru), akhirnya
V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
7. Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
8. Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H 2
dengan HF dan membentuk larutan hijau.
9. Vanadium memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, yaitu +1, +2, +3, +4,
+5.
10. Bilangan oksidasi yang paling stabil yaitu +4.
11. Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
12. Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsur
yang sangat elektronegatif seperti O dan F.
13. Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), vanadium tidak lagi
membentuk ion sederhana. Sebaliknya vanadium akan membentuk
senyawa kovalen atau ion poliatom. Oleh karena itu, Vanadium bersifat
oksidator yang baik.

14. Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektronelektron karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
15. Vanadium memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital
di sub kulit d-nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke
medan magnet luar.
16. Vanadium termasuk paramagnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang
mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
17. Membentuk ion kompleks.
18. Dapat digunakan sebagai katalis dalam bentuk V2O5 pada (proses kontak
pada pembuatan margarine).
19. Reaktifitas (Sifat Kimia) Vanadium:
Reaksi vanadium dengan udara
Logam Vanadium bereaksi dengan oksigen (O2) berlebih dengan
pemanasan untuk membentuk vanadium (V) oksida (V2O5).
4V(s) + 5O2 (g) 2V2O5 (s) [kuning-oranye]

Reaksi vanadium dengan air


Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan
tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
V(s) + H2O(g)

Reaksi vanadium dengan halogen


Vanadium bereaksi dengan fluorin, F2 dengan pemanasan untuk
membentuk vanadium (V) fluoride.
2V (s) + 5F2 (g) 2VF5 (l)

Reaksi vanadium dengan asam


Vanadium tidak bereaksi dengan asam
V (s) + H+ (aq)

Reaksi vanadium dengan basa


Logam Vanadium tidak bereaksi dengan basa karena tahan
terhadap serangan alkali cair.
V (s) + OH- (aq)

Sifat Fisika Unsur Vanadium


1. Simbol : V
2. Nomor atom: 23
3. Berwarna abu-abu biru keperakan, agak ringan, dan dalam keadaan
murni dapat renggang.
7

4. Kategori unsur: logam transisi


5. Golongan, Periode, Blok: 5,4,d
6. Berupa fasa padat.
7. Radius Atom : 1.34
8. Massa Atom : 50.9415 g/mol
9. Titik Didih : 3680 K
10. Massa Jenis : 6.11 g/cm3
11. Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1
12. Elektronegativitas menurut Pauling : 1.63
13. Konfigurasi Elektron : [Ar]3d3 4s2
14. Formasi Entalpi : 22.8 kj/mol
15. Potensial Ionisasi : 6.74 V
16. Titik lebur: 1910 C
17. Titik didih: 3407 C
18. Bilangan Oksidasi : 5,4,3,2
19. Entalpi Penguapan: 446.7 kj/mol
20. Jari-jari van der waals : 0.134 nm
21. Jari-jari ionik : 0.074 nm (+3), 0.059 (+5)
22. Isotop : 5
23. Energi ionisasi pertama = 649,1 kJ.mol -1
24. Energi ionisasi kedua = 1414 kJ.mol -1
25. Energi ionisasi ketiga = 2830 kJ.mol -1
26. Energi ionisasi keempat = 4652 kJ.mol -1
27. Elektronik shell = [Ar] 3d3 4s2
28. Radius Vanderwaals: 0,134 nm
29. Radius ionik: 0,074 nm (+3); 0,059 (+5)
30. Kalor pembentukan: 21.5 kJmol1
31. Kalor Penguapan: 459 kJmol1
32. Kapasitas kalor (25 C): 24.89 Jmol1K1
33. Struktur Kristal Bcc (body centered cubic)
34. Bilangan Oksidasi 5,4,3,2,1 (oksida amfoter)
35. Radius Atom: 1.34 (134 pm)
36. Energi ionisasi pertama 650.9 kJmol1
37. Keterhambatan elektris : (20 C) 197 nm\
38. Konduktivitas termal: 30.7 W.m1.K1
39. Modulus Young: 128 Gpa

PEMBUATAN
Ekstraksi Vanadium
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu:
A. Dari vanadinite.
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap:
1) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2

akan

mengendap,

dioxovandium chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.


2) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan
dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan
terbentuk V2O5.
3) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900-950 C untuk memperoleh vanadium
murni (Mardenand Rich, 1927).
B. Dari carnotite.
1) Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan
didinginkan maka didapat Na3VO4.
2) Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3(amonium metavanadate), yang dipanaskan
untuk mendapatkan V2O5.
3) Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.

Pembuatan logam
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi.
1) Vanadium 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al
(proses thermit).
9

2) Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau


dengan H2 pada suhu 900 C. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan
S2Cl2 pada 300C.
3) Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.

Aliase vanadium
Produk komersial vanadium adalah terutama sebagai aliase,
1) Ferro vanadium.
2) Cupro vanadium
Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur
dengan oksida logam Fe atau Cu dengan karbon .dalm electric furnace.
3) Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
4) Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan
Na-vanadate dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric
furnace.

Isolasi Vanadium
Langkah pertama isolasi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk
oksidanya V2O5 dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk
itu biasanya ditempuh prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijihbijih yang dapat diremukkan atau diresidu vanadium dengan garam NaCl atau
Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850C. Tahap ini akan menghasilkan natrium
vanadat (Na3VO4) yang kemudian diluluhkan dengan air. Pengasaman dengan
asam sulfat hingga pH= 2-3 akan menghasilkan padatan roti merah
polivanadat, dan pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 700C akan
menghasilkan padatan hitam V2O5.
Langkah selanjutnya yaitu proses reduksi yang pada garis besarnya
dibedakan dalam dua perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki
hasilnya untuk keperluan zat aditif pada baja, maka reduksi dilakukan dalam
tanur listrik dengan penambahan biji besi, silikon, dan kapur (CaO), hasilnya
yaitu ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95%) yang dapat dipisahkan
dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
2V2O5(aq) + 5Si(aq) + Fe(s) + 5CaO(aq) V(s) + e + 5 CaSiO3(aq)

10

Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja, ferovanadium dapat


langsung dipakai tanpa pemurnian lebih lanjut. Jika diinginkan logam vanadium
murni, reduksi V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium dimana lelehan logam
vanadium dapat dipisahkan dari kerak CaO.
V2O5(aq) + 5Ca(s) 2V(l) + 5CaO(s)
Untuk bahan dasar yang mengandung vanadium(II)klorida misalnya,
logam vanadium dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis
dengan proses van Arkel-de Boer dimana garam vanadium klorida yang sudah
dimurnikan diuapkan dan didekomposisi melalui kawat panas dalam keadaan
vakum.

11

KEGUNAAN
Manfaat vanadium dan persenyawaannya.
1. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam
oksidasi SO2 SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida
maleat, dalam oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam
pembuatan keramik juga sebagai katalis.
2. Penambahan 0,1-0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya
rentang.
3. Sebagian

besar

vanadium

(sekitar

80%)

digunakan

sebagai

ferrovanadium atau sebagai aditif baja.


4. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam
mesin jet dan rangka pesawat.
5. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol,
roda gigi dan komponen penting lainnya.
6. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
7. Vanadium foil digunakan dalam cladding titanium untuk baja. Vanadiumrekaman gallium digunakan dalam superkonduksi.
8. Vanadium (V) oksida adalah sebuah katalis dalam proses Kontak untuk
memproduksi asam sulfat.
9. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa
enzim, terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa
mikroorganisme nitrogen.
10. Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk menghasilkan warna hijau atau
biru. Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO2) dapat
memblokir radiasi infra merah pada suhu tertentu.
11. Untuk membuat logam campuran.

12

SENYAWA-SENYAWA
Beberapa mineral vanadium yang menonjol adalah:
1) Vanadinite: 3Pb3(VO4)2 .PbCl2
2) Carnotite: K2O.2UO3.V2O5.3H2O
3) Patronite: V2S5.3CuS2
Vanadium juga terdapat dalam tanah liat, batu-batuan, batu bara dan minyak
mentah dengan kadar yang kecil.

Persenyawaan Unsur Vanadium


Vanadium memiliki empat bilangan oksidasi, yaitu +5, +4, +3, dan +2 dimana
membentuk persenyawaannya masing-masing, antara lain sebagai berikut.
1) Vanadium dengan biloks +5
a) Vanadium pentoksida, V2O5
V2O5 bewarna kuning-oranye. Oksida ini dapat diperoleh dengan
penambahan larutan asam encer kedalam larutan amonium vanadat:
2NH4VO3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + V2O5 + H2O
V2O5 lebih bersifat amfoterik, oleh karena itu larut dalam basa kuat,
misalnya natrium hidroksida, dengan menghasilkan ion ortovanadium
yang tak bewarna (VO43-) pada pH > 13. Sedangkan pada pH 10-13
berupa ion pirovanadat (V2O74-) dan berupa ion metavadanat {VO 3-}n
dari pH 7 sampai 10.
Adapun jika kedalam larutan ini kemudian ditambahkan asam hingga
kira- kira pH 6,5: larutan menjadi oranye cemerlang dan jika
penambahan asam diteruskan hingga kira- kira pH 2, akan
membentuk ion kompleks dioksida vanadium (VO2+) berwarna
kuning.
b) Vanadium pentahalida

13

Salah satunya senyawa VF5 yang dinyatakan sebagai sublimat putih


murni. Dibuat dengan pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen,
pada suhu 350C 650C
c) Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3
Dibuat dari hidrolisa VCl5
VCl5 + H2O VOCl3 + 2HCl
d) Vanadium pentasulfida, V2S5.
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium
trisulfida, dengan sulfur tanpa udara pada 400 C. senyawa ini
berupa bubuk hitam.
V2S3 + S2 V2S5
e) Ion Kompleks
Kompleks {VO2(H2O)4}+ merupakan ion kompleks yang terbentuk
antara ion dioksida vanadium VO2+ sebagai atom pusat dan molekul
H2O sebagai ligannya.
VO2+ + 4H2O {VO2(H2O)4}+

2) Vanadium dengan biloks +4.


a) Vanadium dioksida VO2
VO2 bewarna biru tua diperoleh dari reduksi moderat V2O5.
V2O5 + Na2SO3 2VO2 + Na2SO4
Bersifat amfoterik seperti halnya V2O5 . Dalam basa kuat larut
dengan membentuk ion oksovanadium(IV) (VO2+) yang berwarna
biru. Sedangkan dalam asam kuat pada pH < 1,5 membentuk ion
hypovanadat (V4O92-) yang berwarna coklat. (Petrucci, 1987: 146).
b) Vanadium titraflourida, VF4

14

Dibuat dari reaksi HF dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu


28C dan meningkat secara lambat sampai 0C.
VCl4 + 4HF VF4 + 4HCl
c) Vanadil klorida
Dibuat dari hidrolisa VCl4
VCl4 + H2O VOCl2 + 2HCl.
d) Ion Kompleks
Kompleks {VO(H2O)4}2+ merupakan ion kompleks yang terbentuk
antara ion oksovanadium(IV) (VO2+) sebagai atom pusat dan molekul
H2O sebagai ligannya.
VO2+ + 4H2O {VO(H2O)4}2+

3) Vanadium dengan biloks +3.


a) Vanadium trioksida, V2O3
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen.
V2O5 + 2H2 V2O3 + 2H2O
V2O3 bersifat basa. Oleh karena itu dengan asam bereaksi
menghasilkan ion vanadium (III) (vanadate) V3+ yang bewarna hijau.
b) Vanadium trihalida
Vanadium triflourida, VF3 dibuat bila V2O3 dilarutkan dengan HF.
V2O3 + 6HF 2VF3 + 3H2O
Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3
c) Vanadium oxihalida
Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Dibuat dari
hidrolisisVCl3 danVBr3.
VCl3 + H2O VOCl + 2HCl
15

VBr3 + H2O VOBr + 2HBr


d) Ion Kompleks
Kompleks {V(H2O)6}3+ merupakan ion kompleks yang terbentuk
antara ion vanadium (III) V3+ sebagai atom pusat dan molekul H2O
sebagai ligannya
V3+ + 6H2O {V(H2O)6}3

4) Vanadium dengan biloks +2


a) Vanadium Oksida Dibuat dengan mereaksikan V2O3 dengan hidrogen
V2O3 + 2H2 2VO + 2H2O
Bersifat basa seperti halnya V2O3, larut dalamm asam membentuk
ion vanadium (II) (vanadit) V2+ yang bewarna violet.
b) Ion Kompleks
Kompleks {V(H2O)6}2+ merupakan ion kompleks yang terbentuk
antara ion vanadium (II) V2+ sebagai atom pusat dan molekul H2O
sebagai ligannya
V2+ + 6H2O {V(H2O)6}2+

16

IDENTIFIKASI
Vanadium adalah logam abu- abu yang keras. Logam ini melebur pada
1900oC . Vanadium tak dapat dilarutkan dalam asam klorida , asam nitrat atau
asam sulfat atau dalam alkali. Logam ini mudah melarut dalam air raja atau
dalam campuran asam nitrat pekat dan hidrogen fluorida.
Identifikasi logam vanadium dengan cara sampel yang mengandung logam
vanadium di reaksikan dengan hidrogen sulfida, tidak terbentuk endapan akan
tetapi terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna biru (yang disebabkan
karena dihasilkannya ion-ion vanadium kuadrivalen), dan belerang memisah.
Zat-zat pereduksi lainnya sepertoi belerang dioksida, asam oksalat, besi (II)
sulfat, hidrazina, asam format, dan etanol, juga menghasilkan ion vanadium (IV)
(VO2+) yang biru. Reaksi ini berlangsung lambat dalam keadaan dingin, dan
berlangsung cepat dalam keadaan panas.
Dengan logam Zink, kadmium, dan aluminium dalam larutan asam .Ini
mereduksi lebih jauh lagi. Larutan mula-mula berubah menjadi biru (ion-ion
VO2+), lalu hijau (ion-ion V3+), dan akhirnya lembayung (ion-ion V2+).
Larutan amonium sulfida. Sampel yang diidentifikasi saat direaksikan
dengan larutan amonium sulfida akan menimbulkan warna merah anggur, yang
disebabkan terbentuknya tiovanadat (VS33-). Setelah larutan diasamkan,
Vanadium sulfida (V2S5) yang coklat, mengendap tak sempurna dan filtrat
biasanya berwarna biru. Endapan tak larut dalam larutan alkali, alkali karbonat,
dan sulfida.

17

DAMPAK
Efek Kesehatan Vanadium
Dampak negatif pengaruh terhadap kesehatan. Seseorang yang terpapar
debu vanadium peroksida yang ditemukan menderita mata parah, hidung dan
iritasi tenggorokan. Penyerapan vanadium oleh manusia terutama terjadi melalui
bahan makanan, seperti gandum, kacang kedelai, minyak zaitun, minyak bunga
matahari, apel dan telur. Ketika serapan vanadium mengambil tempat melalui
udara dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia. Efek akut dari vanadium
adalah iritasi paru-paru, tenggorokan, mata dan rongga hidung,penyakit jantung
dan pembuluh darah, radang lambung dan usus, kerusakan pada sistem
saraf,pendarahan dari hati dan ginjal, kulit ruam parah, gemetar dan
melumpuhkan, hidung berdarah dan nyeri tenggorokan, melemahnya penyakit
dan sakit kepala (Pusing). Perilaku perubahan Selanjutnya vanadium efek
neurologis dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kelumpuhan dan efek
negatif pada hati dan ginjal.
Vanadium dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah
terlalu tinggi. Efek akut vanadium diantaranya memicu iritasi paru-paru,
tenggorokan, mata, dan rongga hidung. Bahaya kesehatan yang berhubungan
dengan paparan vanadium tergantung pada keadaan oksidasinya. Vanadium
elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama proses
pengelasan. Bentuk pentoksida lebih beracun daripada bentuk elemental.
Paparan kronis pada debu dan asap vanadium pentoksida dapat menyebabkan
iritasi parah pada mata, kulit, saluran pernapasan atas, radang trakea dan
bronkus, edema paru, dan keracunan sistemik.

Dampak Lingkungan Vanadium


Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai
tanaman, invertebrata, ikan, dan banyak spesies lainnya. Vanadium bisa

18

terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga menyebabkan konsentrasi


hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang ditemukan dalam air
laut. Vanadium menyebabkan penghambatan enzim tertentu pada hewan
sehingga berdampak secara neurologis.
Di samping efek neurologis, vanadium dapat pula memicu gangguan
pernapasan, kelumpuhan, dan efek negatif pada hati dan ginjal. Tes laboratorium
pada hewan uji menunjukkan bahwa vanadium menyebabkan kerusakan pada
sistem reproduksi hewan jantan dan terakumulasi dalam plasenta hewan betina.
Vanadium bisa pula memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus, tetapi tidak
sampai menyebabkan kanker pada hewan.

Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan
hati-hati. Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara
adalah 0,05 (selama 8 jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu).

19

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia dan Edi Kurniawan.2001.Kimia Unsur dan Radiokimia.PT Citra
Aditya Bakti.Bandung.
Sugiyarto, Kristian H. dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syukri, (1999). Kimia Dasar 3. Bandung. ITB.

20

Anda mungkin juga menyukai