VANADIUM
Disusun Oleh
Kelas : XIII - 9
Kelompok :3
1. Sejarah
Namun, seorang ahli kimia Perancis bernama Hippolyte Victor Collet-Descotils, serta
teman Del Rio bernama Baron Alexander von Humboldt dengan salah menyatakan bahwa unsur
baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka dirinya salah dan
menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu.Unsur ini akhirnya ditemukan ulang oleh ahli kimia
Swedia, Niel Grabiol Sefstrom pada tahun 1831, menemukan unsur baru dalam bijih besi di
Swedia.Unsur itu dinamakannya Vanadium untuk memuliakan dewi Skandinavia yaitu dewi
Vanadis yang berarti cantik menawan, karena aneka warna senyawa yang dimilikinya. Pada
tahun 1831, seorang geolog bernama George William Featherstonhaugh menyarankan penamaan
vanadium diganti dengan “rionium” , tetapi sarannya tidak diikuti.
Tahun 1865 Roscor dan Thorpe menemukan unsur ini berada bersama tembaga dan
lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh
Roscor pada tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya (vanadium(III) chloride, VCl3)
dengan hydrogen. Vanadium tidak dapat dimurnikan hingga kadar 99,3%-99,8% hingga tahun
1922.Pada tahun 1927, vanadium murni berhasi diisolasi dengan mereduksi vanadium pentoxide
dengan calcium.
2. Keberadaan di Alam
Cadangan besar vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan di Rusia. Produksi bijih
vanadium dunia sekitar 45.000 ton per tahun. Vanadium umumnya terdapat di sebagian besar
tanah dalam jumlah bervariasi dan di serap oleh tanaman. Dalam biologi, atom vanadium
merupakan komponen penting beberapa enzim terutama nitrogenase vanadium yang digunakan
oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.
a) Vanadinite : 3 Pb3(VO4)2.PbCl2
Vanadinite adalah mineral langka dari kelas mineral fosfat, arsenat,
dan vanadate. Ini mengkristal dalam sistem kristal heksagonal
dengan komposisi kimia Pb5[Cl (VO4)3] dan mengembangkan kristal
prismatik (jarang piramidal) pendek ke panjang, tetapi juga rasemat
ke agregat tanah atau radial dalam warna putih, abu-abu, kuning, warna
oranye sampai coklat. Vanadinite adalah anggota
dari kelompok pyromorphite apatit.
b) Carnotite : K2O.2UO3.V2O53H2O
Karnotit adalah mineral radioaktif, mengkristal
dalam sistem monoklinik, secara kimia uranyl vanadate
K2(UO2)2(VO4)2 . 3H2O. Ini adalah mineral sekunder,
diproduksi oleh pelapukan uraninite. Untuk kandungan uranium
oksida yang relatif tinggi itu ditambang sebagai bijih uranium.
Mineral ditemukan oleh French Charles Friedel dan Édouard
Cumenge pada tahun 1899 dari sampel dari Roc Creek di Montrose
County, Colorado , AS . Dia dinamai sesuai dengan insinyur
pertambangan dan kimiawan MA Carnot .
Ini umumnya ditemukan di endapan uranium dan vanadium dari tipe Colorado
Plateau .Keberadaannya belum dikonfirmasi di Slovakia.
c) Patronite : V2S5.3CuS2
Patronit adalah mineral langka dari kelas
mineral sulfida dan sulfosalat . Ini mengkristal dalam sistem kristal
monokristalin dengan rumus kimia VS4 dan membentuk agregat kristal
kolumnar dari warna abu-abu gelap.
Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim, terutama
nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.
3. Sifat
Vanadium memiliki beberapa sifat, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
- Simbol : V
- Berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat renggang.
- Berupa fasa padat.
- Memiliki jari-jari atom 0,14 nm.
- Memiliki titik leleh 19000C.
- Memiliki titik didih 34000C.
- Memiliki kerapatan 6,1 g/cm3.
- Memiliki tiga tingkatan energi ionisasi :
E ionisasi I = 650 kJ/mol
E ionisasi II = 1410 kJ/mol
E ionisasi III = 2870 kJ/mol
- Kalor peleburan sebesar 21,5 kJ/mol.
- Kalor penguapannya sebesar 459 kJ/mol.
- Massa Atom : 50,9415
- Radius Atom : 1.34 Å
- Memiliki beberapa warna tergantung bilangan oksidasi, yaitu ungu, hijau, biru, merah.
- Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1
- Elektronegativitas : 1.63
- Konfigurasi Elektron : [Ar]3d3 4s2
- Formasi Entalpi : 22.8 kj/mol
- Potensial Ionisasi : 6.74 V
- Isotop : 5
- Energi ionisasi pertama = 649,1 kJ.mol -1
- Elektronik shell = [Ar] 3d3 4s2
b. Sifat Kimia
- Memiliki beberapa tingkatan oksidasi yaitu +2, +3, +4, dan +5. Tetapi tingkat oksidasi
paling stabil yaitu +4.
Tabel Tingkatan Oksidasi Vanadium dan Perubahan Warnanya
Bilangan Oksidasi +2 +3 +4 +5
Warna Ungu Hijau Biru Kuning
- Dapat membentuk ion kompleks, dengan kation (ion logam vanadium) mengikat
beberapa anion dan molekul netral. Selanjutnya kation itu disebut ion pusat, dan anion
atau molekul netral yang berikatan pada ion pusat disebut ligan.
- Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat.
- Vanadium sukarlarutdalam H2SO4 dan HCl, tetapilarutdalam HF dan HNO3.
- Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
- Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di
permukaannya.
- Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk vanadium hidrida yang
stabil.
- Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O (coklat),
dipanaskan terus terbentuk V2O3(hitam), V2O4 (biru), akhirnya V2O5 (orange). Logam ini
terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
- Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
- Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2 dengan HF dan
membentuk larutan hijau.
- Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
- Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsure yang sangat
elektronegatif seperti O dan F.
- Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-elektron karena
jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
- Vanadium memiliki electron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di sub kulit d-
nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke medan magnet luar.
- Vanadium termasuk para magnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang mempunyai
setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
- Reaktifitas (Sifat Kimia) Vanadium:
o Reaksi vanadium dengan udara
Logam Vanadium bereaksi dengan oksigen (O2) berlebih dengan
pemanasan untuk membentuk vanadium (V) oksida (V2O5).
4V(s) + 5O2(g) → 2V2O5(s) [kuning-oranye]
o Reaksi vanadium dengan air
Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan
tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
V(s) + H2O(g)
o Reaksi vanadium dengan halogen
Vanadium bereaksi dengan fluorin, F2 dengan pemanasan untuk
membentuk vanadium (V) fluoride.
2V (s) + 5F2(g) → 2VF5(l)
o Reaksi vanadium dengan asam
Vanadium tidak bereaksi dengan asam
V (s) + H+(aq)
o Reaksi vanadium dengan basa
Logam Vanadium tidak bereaksi dengan basa karena tahan terhadap
serangan alkali cair.
V (s) + OH-(aq)
4. Pembuatan
B. Dari Carnotite.
a) Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi dengan air
untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat
Na3VO4.
b) Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
terbentuk NH4VO3(amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk mendapatkan V2O5.
c) Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
2. Pembuatan logam
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi dan
reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi.
3. Aliase vanadium
Produk komersial vanadium adalah terutama sebagai aliase,
a) Ferro vanadium.
b) Cupro vanadium
Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan oksida
logam Fe atau Cu dengan karbon .dalm electric furnace.
c) Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
d) Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan Na-vanadate
dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric furnace.
4. Isolasi Vanadium
Langkah pertama isolasi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk oksidanya V2O5 dari
bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya ditempuh prosedur
umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau diresidu
vanadium dengan garam NaCl atau Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850°C. Tahap ini akan
menghasilkan natrium vanadat (Na3VO4) yang kemudian diluluhkan dengan air. Pengasaman
dengan asam sulfat hingga pH= 2-3 akan menghasilkan padatan “roti merah” polivanadat, dan
pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 700°C akan menghasilkan padatan hitam
V2O5.
Langkah selanjutnya yaitu proses reduksi yang pada garis besarnya dibedakan dalam dua
perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki hasilnya untuk keperluan zat aditif pada
baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan biji besi, silikon, dan kapur
(CaO), hasilnya yaitu ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95%) yang dapat dipisahkan
dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja, ferovanadium dapat langsung dipakai tanpa
pemurnian lebih lanjut.Jika diinginkan logam vanadium murni, reduksi V2O5 dapat dilakukan
dengan kalsium dimana lelehan logam vanadium dapat dipisahkan dari kerak CaO.
Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan
anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk
menghasilkan warna hijau atau biru. Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO2) dapat
memblokir radiasi inframerah pada suhu tertentu.
a) Dalam Laboratorium
a. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi SO2→
SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam oksidasi
alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik.
b. Penambahan 0,1 – 0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya rentang.
c. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) digunakan sebagai ferrovanadium atau
sebagai aditif baja.
d. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin jet
dan rangka pesawat.
e. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi dan
komponen penting lainnya.
f. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
6. Senyawa-senyawa Vanadium
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan +2. Senyawa
dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik dan berwarna. Berikut
ini adalah beberapa senyawa Vanadium :
a) Vanadium pentoksida (V2O5)
Karakteristik :
Berbentuk padat, berwarna kuning oranye, bersifat amfoterik, larut dalam basa kuat.
Pembuatan :
o Dengan penambahan larutan asam encer ke dalam larutan ammonium vanadat :
2NH4VO3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + V2O5 + H2O
o Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan oksidasi rendah.
V2O5 sebagai hasil akhir.
o Hidrolisa VOCl3.
o Pemanasan amonium vanadate.
Penggunaan :
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta
dalam pembuatan keramik.
o Dibuat dengan pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C –
650°C.
2FV4 VF3 + VF5
Flourida ini berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan
berwarna biru.
Pembuatan :
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C dan
meningkat secara lambat sampai 0°C.
7. Identifikasi
Vanadium adalah logam abu- abu yang keras. Logam ini melebur pada 1900oC . Vanadium
tak dapat dilarutkan dalam asam klorida , asam nitrat atau asam sulfat atau dalam alkali. Logam
ini mudah melarut dalam air raja atau dalam campuran asam nitrat pekat dan hidrogen fluorida.
Identifikasi logam vanadium dengan cara sampel yang mengandung logam vanadium di
reaksikan dengan hidrogen sulfida, tidak terbentuk endapan akan tetapi terjadi perubahan warna
menjadi larutan berwarna biru (yang disebabkan karena dihasilkannya ion-ion vanadium
kuadrivalen), dan belerang memisah. Zat-zat pereduksi lainnya seperti belerang dioksida, asam
oksalat, besi (II) sulfat, hidrazina, asam format, dan etanol, juga menghasilkan ion vanadium
(IV) (VO2+) yang biru.Reaksi ini berlangsung lambat dalam keadaan dingin, dan berlangsung
cepat dalam keadaan panas.
Dengan logam Zink, kadmium, dan aluminium dalam larutan asam .Ini mereduksi lebih
jauh lagi. Larutan mula-mula berubah menjadi biru (ion-ion VO2+), lalu hijau (ion-ion V3+), dan
akhirnya lembayung (ion-ion V2+).
Larutan amonium sulfida. Sampel yang diidentifikasi saat direaksikan dengan larutan
amonium sulfida akan menimbulkan warna merah anggur, yang disebabkan terbentuknya
tiovanadat (VS33-). Setelah larutan diasamkan, Vanadium sulfida (V2S5) yang coklat, mengendap
tak sempurna dan filtrat biasanya berwarna biru.Endapan tak larut dalam larutan alkali, alkali
karbonat, dan sulfida.
8. Dampak Lingkungan
Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman,
invertebrata, ikan, dan banyakspesieslainnya.Vanadium bisaterakumulasi pada kerang dan
kepiting sehingga menyebabkan konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar dari pada
konsentrasi yang ditemukan dalam air laut.Vanadium menyebabkan penghambatan enzim
tertentu pada hewan sehingga berdampak secara neurologis.
a. Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, naman pekerja yang terpapar debu vanadium
peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan parah.
b. Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama pengelasan,
yang bersifat lebih beracun daripada bentuk elemental. Paparan kronis pada debu dan assap
dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan seperti radang trakea dan
bronkus, edema paru-paru dan keracunan sistenik.
c. Penyerapan vanadium oleh manusia, terutama terjadi melalui makanan, seperti gandum,
kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel dan telur. Dapat
mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.
d. Vanadium dapat menghambat enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak secara
neirologis.
e. Vanadium dapat memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus tetapi tidak sampai
menyebabkan kanker pada hewan
Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan hati-hati.
Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah 0,05 (selama 8 jam
kerja rata-rata selama 40 jam per minggu).
Daftar Pustaka
http://blogibnuseru.blogspot.co.id/2011/11/vanadium-sejarah-manfaat-keberadaan-di.html, diakses
pada Kamis, 18 Juli 2019.