Anda di halaman 1dari 17

Makalah Kimia Anorganik

TRANSISI PERIODE KE-4

VANADIUM

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor

Disusun Oleh

Kelas : XIII - 9

Kelompok :3

1. Fina Fatihah Darojatin


2. Qisthi Efrilia Agus Putri
3. Sindy Safitri
VANADIUM

1. Sejarah

Vanadium ditemukan pertama kali oleh Andres Manuel Del Rio,


orang Spanyol yang menjadi ahli pertambangan di Meksiko, pada tahun
1801.Del Rio mengesktrak logam tersebut dari sampel bijih timbal
berwarna coklat, yang kemudian dinamakan Vanadinite. Dia
menemukan bahwa garam tersebut memperlihatkan bermacam-macam
warna, dan karena itu dia menamakan unsur tersebut panchromium
(Greek: all colors). Del Rio mengganti nama unsur tersebut menjadi
erythonium karena garam berwarna merah saat dipanaskan.

Namun, seorang ahli kimia Perancis bernama Hippolyte Victor Collet-Descotils, serta
teman Del Rio bernama Baron Alexander von Humboldt dengan salah menyatakan bahwa unsur
baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni. Del Rio pun menyangka dirinya salah dan
menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu.Unsur ini akhirnya ditemukan ulang oleh ahli kimia
Swedia, Niel Grabiol Sefstrom pada tahun 1831, menemukan unsur baru dalam bijih besi di
Swedia.Unsur itu dinamakannya Vanadium untuk memuliakan dewi Skandinavia yaitu dewi
Vanadis yang berarti cantik menawan, karena aneka warna senyawa yang dimilikinya. Pada
tahun 1831, seorang geolog bernama George William Featherstonhaugh menyarankan penamaan
vanadium diganti dengan “rionium” , tetapi sarannya tidak diikuti.

Tahun 1865 Roscor dan Thorpe menemukan unsur ini berada bersama tembaga dan
lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh
Roscor pada tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya (vanadium(III) chloride, VCl3)
dengan hydrogen. Vanadium tidak dapat dimurnikan hingga kadar 99,3%-99,8% hingga tahun
1922.Pada tahun 1927, vanadium murni berhasi diisolasi dengan mereduksi vanadium pentoxide
dengan calcium.

2. Keberadaan di Alam

Vanadium sulit dijumpai secara langsung disekeliling kita,


logam ini memiliki kenampakan bersinar cemerlang, cukup lunak
sehingga mudah di bentuk seperti pembuluh. Vanadium terdapat di
kerak bumi dengan kadar (~0,02%). Kandungan vanadium dalam batu-
batuan pada kerak bumi diduga sekitar 136 ppm yang merupakan unsur
transisi terbanyak kelima setelah besi (Fe), titanium (Ti), mangan (Mn), dan Zirkon (Zr).
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, diantaranya karnotit, vanadinit, dan
patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting. Vanadium juga ditemukan dalam
batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat dalam minyak mentah sebagai senyawa
kompleks organik. Vanadium juga ditemukan sedikit dalam batu meteor.

Cadangan besar vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan di Rusia. Produksi bijih
vanadium dunia sekitar 45.000 ton per tahun. Vanadium umumnya terdapat di sebagian besar
tanah dalam jumlah bervariasi dan di serap oleh tanaman. Dalam biologi, atom vanadium
merupakan komponen penting beberapa enzim terutama nitrogenase vanadium yang digunakan
oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.

Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman, invertebrate,


ikan dan spesies lainnya. Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga
menyebabkan konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang ditemukan
dalam air laut.
Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida dengan
magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium
dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses
yang dikembangkan oleh mckenie dan Seybair.
Keberadaan unsur vanadium dan persenyawaannya selain memiliki keuntungan dalam
pengaplikasiannya, namun juga memiliki dampak kerusakan dan gangguan pada kesehatan
makhluk hidup.
Beberapa mineral vanadium yang menonjol adalah :

a) Vanadinite : 3 Pb3(VO4)2.PbCl2
Vanadinite adalah mineral langka dari kelas mineral fosfat, arsenat,
dan vanadate. Ini mengkristal dalam sistem kristal heksagonal
dengan komposisi kimia Pb5[Cl (VO4)3] dan mengembangkan kristal
prismatik (jarang piramidal) pendek ke panjang, tetapi juga rasemat
ke agregat tanah atau radial dalam warna putih, abu-abu, kuning, warna
oranye sampai coklat. Vanadinite adalah anggota
dari kelompok pyromorphite apatit.
b) Carnotite : K2O.2UO3.V2O53H2O
Karnotit adalah mineral radioaktif, mengkristal
dalam sistem monoklinik, secara kimia uranyl vanadate
K2(UO2)2(VO4)2 . 3H2O. Ini adalah mineral sekunder,
diproduksi oleh pelapukan uraninite. Untuk kandungan uranium
oksida yang relatif tinggi itu ditambang sebagai bijih uranium.
Mineral ditemukan oleh French Charles Friedel dan Édouard
Cumenge pada tahun 1899 dari sampel dari Roc Creek di Montrose
County, Colorado , AS . Dia dinamai sesuai dengan insinyur
pertambangan dan kimiawan MA Carnot .
Ini umumnya ditemukan di endapan uranium dan vanadium dari tipe Colorado
Plateau .Keberadaannya belum dikonfirmasi di Slovakia.

c) Patronite : V2S5.3CuS2
Patronit adalah mineral langka dari kelas
mineral sulfida dan sulfosalat . Ini mengkristal dalam sistem kristal
monokristalin dengan rumus kimia VS4 dan membentuk agregat kristal
kolumnar dari warna abu-abu gelap.

Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim, terutama
nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.

3. Sifat

Vanadium memiliki beberapa sifat, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.

a. Sifat Fisika Vanadium :

- Simbol : V
- Berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat renggang.
- Berupa fasa padat.
- Memiliki jari-jari atom 0,14 nm.
- Memiliki titik leleh 19000C.
- Memiliki titik didih 34000C.
- Memiliki kerapatan 6,1 g/cm3.
- Memiliki tiga tingkatan energi ionisasi :
 E ionisasi I = 650 kJ/mol
 E ionisasi II = 1410 kJ/mol
 E ionisasi III = 2870 kJ/mol
- Kalor peleburan sebesar 21,5 kJ/mol.
- Kalor penguapannya sebesar 459 kJ/mol.
- Massa Atom : 50,9415
- Radius Atom : 1.34 Å
- Memiliki beberapa warna tergantung bilangan oksidasi, yaitu ungu, hijau, biru, merah.
- Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1
- Elektronegativitas : 1.63
- Konfigurasi Elektron : [Ar]3d3 4s2
- Formasi Entalpi : 22.8 kj/mol
- Potensial Ionisasi : 6.74 V
- Isotop : 5
- Energi ionisasi pertama = 649,1 kJ.mol -1
- Elektronik shell = [Ar] 3d3 4s2

b. Sifat Kimia

- Memiliki beberapa tingkatan oksidasi yaitu +2, +3, +4, dan +5. Tetapi tingkat oksidasi
paling stabil yaitu +4.
Tabel Tingkatan Oksidasi Vanadium dan Perubahan Warnanya

Bilangan Oksidasi +2 +3 +4 +5
Warna Ungu Hijau Biru Kuning

- Dapat membentuk ion kompleks, dengan kation (ion logam vanadium) mengikat
beberapa anion dan molekul netral. Selanjutnya kation itu disebut ion pusat, dan anion
atau molekul netral yang berikatan pada ion pusat disebut ligan.
- Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat.
- Vanadium sukarlarutdalam H2SO4 dan HCl, tetapilarutdalam HF dan HNO3.
- Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
- Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di
permukaannya.
- Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk vanadium hidrida yang
stabil.
- Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O (coklat),
dipanaskan terus terbentuk V2O3(hitam), V2O4 (biru), akhirnya V2O5 (orange). Logam ini
terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
- Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
- Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2 dengan HF dan
membentuk larutan hijau.
- Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
- Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsure yang sangat
elektronegatif seperti O dan F.
- Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-elektron karena
jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
- Vanadium memiliki electron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di sub kulit d-
nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke medan magnet luar.
- Vanadium termasuk para magnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang mempunyai
setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
- Reaktifitas (Sifat Kimia) Vanadium:
o Reaksi vanadium dengan udara
Logam Vanadium bereaksi dengan oksigen (O2) berlebih dengan
pemanasan untuk membentuk vanadium (V) oksida (V2O5).
4V(s) + 5O2(g) → 2V2O5(s) [kuning-oranye]
o Reaksi vanadium dengan air
Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan
tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal.
V(s) + H2O(g)
o Reaksi vanadium dengan halogen
Vanadium bereaksi dengan fluorin, F2 dengan pemanasan untuk
membentuk vanadium (V) fluoride.
2V (s) + 5F2(g) → 2VF5(l)
o Reaksi vanadium dengan asam
Vanadium tidak bereaksi dengan asam
V (s) + H+(aq)
o Reaksi vanadium dengan basa
Logam Vanadium tidak bereaksi dengan basa karena tahan terhadap
serangan alkali cair.
V (s) + OH-(aq)

4. Pembuatan

1. Ekstraksi Unsur Vanadium


Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari beberapa
senyawa yaitu :
A. Dari Vanadinite.
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
a) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium chlotida
(VO2Cl) tetap dalam larutan.
b) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
c) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950ºC untuk memperoleh vanadium murni
( Mardenand – Rich, 1927 ).

B. Dari Carnotite.
a) Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi dengan air
untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat
Na3VO4.
b) Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
terbentuk NH4VO3(amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk mendapatkan V2O5.
c) Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.

2. Pembuatan logam

Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang tinggi dan
reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi.

a) Vanadium ± 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses thermit).


b) Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada suhu
900 º C. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300ºC.
c) Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.

3. Aliase vanadium
Produk komersial vanadium adalah terutama sebagai aliase,
a) Ferro vanadium.
b) Cupro vanadium
Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan oksida
logam Fe atau Cu dengan karbon .dalm electric furnace.
c) Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
d) Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan Na-vanadate
dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric furnace.

4. Isolasi Vanadium

Langkah pertama isolasi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk oksidanya V2O5 dari
bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya ditempuh prosedur
umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau diresidu
vanadium dengan garam NaCl atau Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850°C. Tahap ini akan
menghasilkan natrium vanadat (Na3VO4) yang kemudian diluluhkan dengan air. Pengasaman
dengan asam sulfat hingga pH= 2-3 akan menghasilkan padatan “roti merah” polivanadat, dan
pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 700°C akan menghasilkan padatan hitam
V2O5.
Langkah selanjutnya yaitu proses reduksi yang pada garis besarnya dibedakan dalam dua
perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki hasilnya untuk keperluan zat aditif pada
baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan biji besi, silikon, dan kapur
(CaO), hasilnya yaitu ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95%) yang dapat dipisahkan
dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi sebagai berikut:

2V2O5(aq) + 5Si(aq) + Fe(s) + 5CaO(aq) V(s) + e + 5 CaSiO3(aq)

Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja, ferovanadium dapat langsung dipakai tanpa
pemurnian lebih lanjut.Jika diinginkan logam vanadium murni, reduksi V2O5 dapat dilakukan
dengan kalsium dimana lelehan logam vanadium dapat dipisahkan dari kerak CaO.

V2O5(aq) + 5Ca(s) 2V(l) + 5CaO(s)

Untuk bahan dasar yang mengandung vanadium(II)klorida misalnya, logam vanadium


dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis dengan proses van Arkel-de Boer
dimana garam vanadium klorida yang sudah dimurnikan diuapkan dan didekomposisi melalui
kawat panas dalam keadaan vakum.
5. Kegunaan

Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan
anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk
menghasilkan warna hijau atau biru. Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO2) dapat
memblokir radiasi inframerah pada suhu tertentu.

a) Dalam Laboratorium
a. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi SO2→
SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam oksidasi
alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik.
b. Penambahan 0,1 – 0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya rentang.
c. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) digunakan sebagai ferrovanadium atau
sebagai aditif baja.
d. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin jet
dan rangka pesawat.
e. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi dan
komponen penting lainnya.
f. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah.

b) Dalam kehidupan sehari-hari.


a. Vanadium penting untuk alat-alat baja kecepatan tinggi.
b. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim,
terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme
nitrogen.
c. Terdapat dalam makanan seperti gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun,
minyak bunga matahari, apel dan telur. Dapat mempengaruhi kesehatan ketika
diserap dalam jumlah terlalu tinggi.

6. Senyawa-senyawa Vanadium

Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan +2. Senyawa
dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik dan berwarna. Berikut
ini adalah beberapa senyawa Vanadium :
a) Vanadium pentoksida (V2O5)
Karakteristik :
Berbentuk padat, berwarna kuning oranye, bersifat amfoterik, larut dalam basa kuat.
Pembuatan :
o Dengan penambahan larutan asam encer ke dalam larutan ammonium vanadat :
2NH4VO3 + H2SO4  (NH4)2SO4 + V2O5 + H2O
o Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan oksidasi rendah.
V2O5 sebagai hasil akhir.
o Hidrolisa VOCl3.
o Pemanasan amonium vanadate.
Penggunaan :
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta
dalam pembuatan keramik.

b) Vanadium pentaflourida (VF5)


Karakteristik :
Padatan berwarna putih, cukup larut dalam HF, senyawa ini sangat mudah larut dalam air
atau pelarut organik.
Pembuatan :
o Dibuat dengan fluorinasi logam vanadium :
2V + 5F2  2FV5

o Dibuat dengan pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C –
650°C.
2FV4  VF3 + VF5

c) Vanadium oxitrikhlorida (VOCl3)


Karakteristik :
Cairan berwarna kuning bening, mudah terhidrolisis oleh udara, . titik didih 127° C.
Pembuatan :
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang dipanaskan.
Kegunaan :
 Untuk pengoksidasi (oksidator).
 Sebagai pereaksi dalam sintesis organik.

d) Vanadium titroksida (V2O4 atau VO2)


Karakteristik :
Senyawa ini berbentuk kristal biru tua, bersifat amfoter, mudah larut dalam asam atau
basa, bukan senyawa pengoksidasi.
Pembuatan :
VO2 dapat dibuat dengan cara membuat proporsi vanadium (III) oxide dan vanadium (V)
oxide tanpa udara dengan jumlah molar yang sama :
V2O5 + V2O3  4VO2
Penggunaan:
Dapat digunakan sebagai aplikasi potensial seperti mengubah panas limbah dari mesin
dan peralatan menjadi listrik atau penutup jendela yang membuat bangunan tetap dingin.

e) Vanadium titraflourida (VF4)


Karakteristik :

Flourida ini berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan
berwarna biru.
Pembuatan :

Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C dan
meningkat secara lambat sampai 0°C.

f) Vanadium trioksida (V2O3)


Karakteristik :
Senyawa ini berbentuk Kristal hitam, sedikit larut dalam air, V2O3 bersifat basa, larut
dalam asam memberikan ion hezaquo V(H2O)63+.
Pembuatan :
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen.
Kegunaan :
o Sebagai katalis.
o Sebagai pereaksi.

7. Identifikasi

Vanadium adalah logam abu- abu yang keras. Logam ini melebur pada 1900oC . Vanadium
tak dapat dilarutkan dalam asam klorida , asam nitrat atau asam sulfat atau dalam alkali. Logam
ini mudah melarut dalam air raja atau dalam campuran asam nitrat pekat dan hidrogen fluorida.
Identifikasi logam vanadium dengan cara sampel yang mengandung logam vanadium di
reaksikan dengan hidrogen sulfida, tidak terbentuk endapan akan tetapi terjadi perubahan warna
menjadi larutan berwarna biru (yang disebabkan karena dihasilkannya ion-ion vanadium
kuadrivalen), dan belerang memisah. Zat-zat pereduksi lainnya seperti belerang dioksida, asam
oksalat, besi (II) sulfat, hidrazina, asam format, dan etanol, juga menghasilkan ion vanadium
(IV) (VO2+) yang biru.Reaksi ini berlangsung lambat dalam keadaan dingin, dan berlangsung
cepat dalam keadaan panas.
Dengan logam Zink, kadmium, dan aluminium dalam larutan asam .Ini mereduksi lebih
jauh lagi. Larutan mula-mula berubah menjadi biru (ion-ion VO2+), lalu hijau (ion-ion V3+), dan
akhirnya lembayung (ion-ion V2+).
Larutan amonium sulfida. Sampel yang diidentifikasi saat direaksikan dengan larutan
amonium sulfida akan menimbulkan warna merah anggur, yang disebabkan terbentuknya
tiovanadat (VS33-). Setelah larutan diasamkan, Vanadium sulfida (V2S5) yang coklat, mengendap
tak sempurna dan filtrat biasanya berwarna biru.Endapan tak larut dalam larutan alkali, alkali
karbonat, dan sulfida.

Analisis vanadium dalam limbah Benfield


Larutan Benfield adalah larutan K2CO3 panas yang diaktifkan hingga kondisi tertentu
dengan design proses. Dalam keadaan normal komposisi larutan Benfield adalah K2CO3, V2O5,
dan DEA (Diethanolamine). Fungsi dari larutan Benfield adalah untuk menyerap gas CO2 dalam
gas alam yang akan dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan pupuk urea. Selain DEA
dan K2CO3, Vanadium juga termasuk salah satu komposisi terpenting dalam larutan Benfield
yang berguna untuk lapisan pelindung (protective) dipermukaan logam sehingga terlindung dari
korosi.
- Teknik pengikatan vanadium dengan menggunakan Na3PO4 padat (powder warna putih)
a. Menimbang sampel limbah Benfield cair sebanyak 100 gram sebagai variable tetap
dalam beaker gelas
b. Menimbang Na3PO4 teknis 15 %, 20 %, 25 %, 30 % dan 35 % berat terhadap limbah
Benfield sebagai variable berubah dalam beaker gelas
c. Memasukkan Na3PO4 setiap variabelnya ke dalam beaker gelas yang sudah berisi limbah
Benfield.
d. Kemudian melakukan pengadukan dengan magnetic stirrer hingga Na3PO4 larut semua
e. Mengambil sampel sesuai dengan ketentuan dan menganalisa sesuai dengan prosedur
spektrofotometer yang berlaku.

8. Dampak Lingkungan
Vanadium dapat ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman,
invertebrata, ikan, dan banyakspesieslainnya.Vanadium bisaterakumulasi pada kerang dan
kepiting sehingga menyebabkan konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar dari pada
konsentrasi yang ditemukan dalam air laut.Vanadium menyebabkan penghambatan enzim
tertentu pada hewan sehingga berdampak secara neurologis.

Di samping efek neurologis, vanadium dapat pula memicu gangguan pernapasan,


kelumpuhan, dan efek negatif pada hati dan ginjal.Tes laboratorium pada hewan uji
menunjukkan bahwa vanadium menyebabkan kerusakan pada system reproduksi hewan jantan
dan terakumulasi dalam plasenta hewan betina.Vanadium bisa pula memicu perubahan DNA
dalam beberapa kasus, tetapi tidak sampai menyebabkan kanker pada hewan.

Efek Kesehatan Vanadium


Bahaya kesehatan yang berhubungan dengan vanadium tergantung pada keadaan oksidanya.
Beberapa dampaknya sebagai berikut :

a. Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, naman pekerja yang terpapar debu vanadium
peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan parah.
b. Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama pengelasan,
yang bersifat lebih beracun daripada bentuk elemental. Paparan kronis pada debu dan assap
dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan seperti radang trakea dan
bronkus, edema paru-paru dan keracunan sistenik.
c. Penyerapan vanadium oleh manusia, terutama terjadi melalui makanan, seperti gandum,
kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel dan telur. Dapat
mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.
d. Vanadium dapat menghambat enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak secara
neirologis.
e. Vanadium dapat memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus tetapi tidak sampai
menyebabkan kanker pada hewan

Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan hati-hati.
Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah 0,05 (selama 8 jam
kerja rata-rata selama 40 jam per minggu).
Daftar Pustaka

Cotton dan Wilkinson. 1989, Kimia Anorganik Dasar. Cetakan Pertama.


Jakarta: UI-Press

http://blogibnuseru.blogspot.co.id/2011/11/vanadium-sejarah-manfaat-keberadaan-di.html, diakses
pada Kamis, 18 Juli 2019.

http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/06/logam- vanadium- dan -kromium-kimia_1915.html, diakses

pada Kamis, 18 Juli 2019.

https://en.wikipedia.org/wiki/Carnotite,diakses pada Kamis, 18 Juli 2019.

https://en.wikipedia.org/wiki/Parnotite, diakses pada Kamis, 18 Juli 2019.

https://en.wikipedia.org/wiki/Vanadinite, diakses pada Kamis, 18 Juli 2019.

http://kholiddull.blogspot.co.id/2011/10/unsur-vanadium.html, diakses pada Kamis, 18 Juli 2019.

https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-vanadium/, diakses pada

Kamis, 18 Juli 2019.

https://www.amazine.co/28245/vanadium-v-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/, diakses pada

Jumat, 19 Juli 2019.

http://www.lovekimiabanget.blogspot.co.id/2010/04/vanadium.html, diakses pada Jumat, 19 Juli 2019.

http://www.marcelinepress.com/info/sejarah-dan-kegunaan-dari-unsur-vanadium/, diakses pada

Jumat, 19 Juli 2019.

https://pubchem.nbi.nlm.nih.gov/compound/Vanadium-oxide-_V2O3, di akses pada Senin, 22 Juli 2019.

http://www.unsur2kimiaku.ueuo.com/v.html, di akses pada Senin, 22 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai