“VANADIUM”
KELOMPOK 3
XIII – 3
Nama Anggota :
Pada tahun 1830, vanadium ditemukan kembali oleh ahli kimia Swedia Nils
Gabriel Sefstrôm saat ia menganalisis sampel besi dari sebuah tambang di
Swedia. Unsur tersebut diberi nama Vanadium untuk memuliakan dewi
Skandinavia yaitu dewi Vanadis yang berarti cantik dan menawan karena unsur
tersebut memiliki warna yang indah. Unsur itu akhirnya diisolasi hingga hampir
murni pada tahun 1867 oleh ahli kimia Inggris Sir Henry Enfield Roscoe dengan
mereduksi vanadium triklorida (VCl3) dengan gas hidrogen (H2).
B. Keberadaan
2. Carnotite
4. Roscoelite
Sifat Kimia
1) Reaksi dengan Udara
Logam vanadium bereaksi dengan oksigen berlebih, membentuk vanadium (V)
oksida (V2O5).
4V(s) + 5 O2 (g) 2 V2O5 (s) (kuning-sindur)
2) Reaksi dengan Air
Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan tidak bereaksi
dengan air dalam keadaan normal.
3) Reaksi dengan Halogen
Bereaksi dengan fluor (F2) dalam keadaan dipanaskan sehingga terbentuk VF5.
Senyawa pentahalida yang lain tidak diketahui.
2V(s) + 5F2(g) 2VF5(l) (tidak berwarna)
4) Reaksi dengan Asam
Tidak larut dalam asam (HCl). Larut dalam H2SO4, HNO3, dan aqua regia.
5) Reaksi dengan Basa
Logam vanadium tidak bereaksi dengan basa karena tahan terhadap serangan
alkali cair.
D. Pembuatan
Logam vanadium sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2, dan C pada suhu tinggi. Untuk
mendapatkannya, dapat dilakukan proses reduksi dari senyawaannya atau
melalui bijih mineralnya.
Proses Reduksi Senyawa Vanadium :
1. Vanadium ± 99% dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses
thermit).
2. Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau H2 pada
suhu 900⁰C.
3. Reduksi VCl4 dengan Mg menghasilkan 99.3% vanadium.
Dari Bijih Mineral
1. Bijih atau mineral vanadium dihancurkan.
2. Dicampurkan dengan Na2CO3, dipanaskan ± 850⁰C hingga membentuk NaVO3
yang larut dalam air panas.
3. Diasamkan pada pH 2-3 menggunakan H2SO4 untuk menghasilkan endapan
“kue berwarna merah”.
4. Endapan dileburkan pada ± 700⁰C dan diperoleh V2O3 kasar.
5. Dilakukan filtrasi.
6. Direduksi dengan Ca untuk memperoleh vanadium murni.
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu :
a. Dari vanadinite.
Ekstrksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium
chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan
NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
3) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium
murni ( Mardenand – Rich, 1927 ).
b. Dari carnotite.
1. Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan
maka didapat Na3VO4.
2. Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3(amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk
mendapatkan V2O5.
3. Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
E. Kegunaan
Dalam bentuk logam atau paduannya, vanadium dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari maupun di dalam laboratorium.
Dalam Laboratorium
1. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi
SO2→ SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam
oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik.
2. Penambahan 0,1 – 0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya rentang.
3. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) digunakan sebagai ferrovanadium atau
sebagai aditif baja.
4. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin
jet dan rangka pesawat.
5. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi
dan komponen penting lainnya.
6. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
Dalam kehidupan sehari-hari
1. Sekitar 80% Vanadium digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai zat aditif
dalam pembuatan baja berkecepatan tinggi.
2. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting bagi beberapa
enzim, terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa
mikroorganisme nitrogen.
3. Penambahan 0.1 – 0.3% vanadium pada baja akan meningkatkan daya rentang.
4. Vanadium digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan
medan magnet sebesar 175000 Gauss.
F. Senyawa
Vanadium memiliki empat bilangan oksidasi yaitu +5, +4, +3, dan +2 dimana
dari masing-masing biloks tersebut akan membentuk persenyawaannya masing-
masing.
Vanadium Biloks +5
1. Vanadium Pentaoksida
Selain itu, V2O5 juga dapat diperoleh melalui penambahan larutan asam encer
ke dalam larutan amonium vanadat menurut persaman reaksi sebagai berikut.
2NH4VO3 (aq) + H2SO4 (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + H2O (l) +V2O5 (s)
Kegunaan
Senyawa ini digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan
anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik. Pada pembuatan
keramik, V2O5 digunakan sebagai pemberi warna cokelat hingga hijau.
2. Vanadium Pentahalida
Pembuatan :
2 V + 5 F 2 → 2 VF 5
Atau, disproporsionasi dari vanadium tetrafluoride hasil jumlah yang sama dari
trifluorida padat dan pentafluorida volatil:
2 VF 4 → VF 3 + VF 5
Konversi ini dilakukan pada 350-650 ° C. Hal ini juga dapat disintesis dengan
menggunakan unsur fluor untuk melarutkan konsentrat industri dan bahan baku
sehingga menghasilkan VF 5 pada skala industri. VF 5 dapat disintesis dari
reaksi bahan baku seperti logam Vanadium , ferrovanadium , vanadium (V)
oksida dan vanadium tetrafluoride dengan unsur fluor .
Ionisasi VF 5 dalam keadaan cair seperti tercermin dari nilai-nilai tinggi Proton
yang konstan dan konduktivitas listrik .
Kegunaan
Pembuatan :
Kegunaan :
Vanadium Biloks +4
1. Vanadium dioksida (VO2 )
VO 2 ini adalah padatan biru tua. Vanadium dioksida bersifat amfoter seperti
halnya V2O5 . Dalam basa kuat larut dengan membentuk ion
oksovanadium(IV) (VO2+) yang berwarna biru. Sedangkan dalam asam kuat
pada pH < 1,5 membentuk ion hypovanadat (V4O92-) yang berwarna coklat.
(Petrucci, 1987: 146).
Dibuat dari reaksi HF dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C dan
meningkat secara lambat sampai 0°C.
3. Vanadil klorida
Dibuat dari hidrolisa VCl4
VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl
4. Ion Kompleks
V2O3 bersifat basa. Oleh karena itu dengan asam bereaksi menghasilkan ion
vanadium (III) (vanadate) V3+ yang bewarna hijau.
2. Vanadium Trihalida
Bersifat basa seperti halnya V2O3, larut dalamm asam membentuk ion
vanadium (II) (vanadit) V2+ yang bewarna violet.
2. Ion Kompleks
Dengan logam Zink, kadmium, dan aluminium dalam larutan asam .Ini
mereduksi lebih jauh lagi.Larutan mula – mula berubah menjadi biru (ion – ion
VO2+), lalu hijau (ion – ion V3+), dan akhirnya lembayung (ion – ion V2+)
V + (NH4)2SO4 VS33-
Identifikasi Kuantitatif
Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan hati-
hati. Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara
adalah 0,05 (selama 8 jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu)
DAFTAR PUSTAKA