Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

“VANADIUM”

KELOMPOK 3

XIII – 3

Nama Anggota :

1. Alif Muhammad Darussalam ( 16.62.08288 )


2. Sherly Ananda ( 16.62.08521 )
3. Silmi Reke Fauziyyah ( 16.62.08524 )

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SMK – SMAK BOGOR


A. Sejarah

Vanadium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik dengan


lambang V dan memiliki nomor atom 23. Vanadium tergolong kedalam logam
yang keras. Meskipun logam ini kurang terkenal, namun vanadium sangat
berharga di industri manufaktur karena sifatnya yang tahan air dan tahan korosi.

Penemu Unsur Vanadium :

Andrés Manuel del Rio

Menurut Royal Society of Chemistry, vanadium ditemukan 2 kali. Pada


tahun 1801, Andrés Manuel del Rio, seorang profesor mineralogi di Mexico
City, menemukannya dalam spesimen vanadite. Dia mengirim sampel elemen
(yang dia beri nama erythronium) beserta sebuah surat yang menjelaskan
metodenya ke Institute de France untuk inspeksi dan konfirmasi. Namun,
suratnya hilang dalam sebuah kapal karam dan Jefferson Lab dan Institute hanya
menerima sampelnya, bersama dengan sebuah catatan singkat yang
memberitahu mereka bagaimana elemen baru itu menyerupai kromium. Institut
tersebut menyimpulkan bahwa sampel itu sebenarnya adalah mineral kromium
dan del Rio menerima pernyataan tersebut dan menarik klaimnya.
Nils Gabriel Sefstrôm

Pada tahun 1830, vanadium ditemukan kembali oleh ahli kimia Swedia Nils
Gabriel Sefstrôm saat ia menganalisis sampel besi dari sebuah tambang di
Swedia. Unsur tersebut diberi nama Vanadium untuk memuliakan dewi
Skandinavia yaitu dewi Vanadis yang berarti cantik dan menawan karena unsur
tersebut memiliki warna yang indah. Unsur itu akhirnya diisolasi hingga hampir
murni pada tahun 1867 oleh ahli kimia Inggris Sir Henry Enfield Roscoe dengan
mereduksi vanadium triklorida (VCl3) dengan gas hidrogen (H2).

B. Keberadaan

Vanadium terdapat di kerak bumi dengan kadar (~0,02%). Kandungan


vanadium dalam batu-batuan pada kerak bumi diduga sekitar 136 ppm yang
merupakan unsur transisi terbanyak kelima setelah besi (Fe), titanium (Ti),
mangan (Mn), dan Zirkon (Zr). Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang
berbeda, di antaranya karnotit roskolit, vanadinit, dan patronit, yang merupakan
sumber logam yang sangat penting. Vanadium juga ditemukan dalam batuan
fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat dalam minyak mentah sebagai
senayawa kompleks organik. Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam
batu meteor. Vanadium umumnya terdapat disebagian besar tanah dalam jumlah
bervariasi dan diserap oleh tanaman. Vanadium dapat ditemukan di lingkungan
dalam ganggang, berbagai tanaman, invertebrate, ikan dan spesies lainnya.
Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga menyebabkan
konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang
ditemukan dalam air laut.
Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida
dengan magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium. Sekarang,
kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan
kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang dikembangkan oleh
mckenie dan Seybair.

Beberapa mineral vanadium yang menonjol adalah :


1. Vanadinite :

Rumus Kimia : Pb5(VO4)3Cl


Vanadinite adalah mineral kelompok apatit fosfat. Vanadinite sangat
rapuh,menghasilkan fragmen kecil konkoidal ketika retak . Kekerasannya
adalah 3-4 pada skala Mohs , hampir sama dengan koin tembaga. Vanadinite
sangat berat untuk mineral tembus cahaya.

2. Carnotite

Rumus Kimia : K2(UO2)2(VO4)2.3H2O


Carnotite adalah bijih uranium yang terjadi sebagai kerak dan serpihan
batu pasir. Mineral itu digunakan untuk menghasilkan perangkat dukun yang
melibatkan zat radioaktif .
3. Patronite

Rumus Kimia : VS4


Patronite adalah mineral bijih utama yang merupakan deposit
vanadium terkaya di dunia

4. Roscoelite

Rumus Kimia : K(V3+,Al)2(AlSi3O10)(OH)2


Roscoelite adalah mineral hijau dari kelompok mika yang
mengandung vanadium .
C. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
 Sifat Fisika
Simbol V
Warna Abu-abu cerah
Fasa Padat
Kepadatan 6.0 g/cm3
Massa jenis 6.11 g/cm3
Massa atom 50.94
Titik lebur 2183 K
Titik didih 3680 K
Kalor peleburan 21.5 kJ/mol
Kalor penguapan 459 kJ/mol
Kapasitas kalor molar 24.89 J/(mol.K)
Jari-jari atom 0.14 nm
Ionisasi  E ionisasi I : 650 kJ/mol
 E ionisasi II : 1410 kJ/mol
 E ionisasi III : 2870 kJ/mol
Bilangan oksidasi +5, +4, +3,+2
Konfigurasi elektron [Ar] 3d3 4s2
Densitas 6.0 g/cm3
Nomor atom 23
Struktur kristal Body centered cubic

 Sifat Kimia
1) Reaksi dengan Udara
Logam vanadium bereaksi dengan oksigen berlebih, membentuk vanadium (V)
oksida (V2O5).
4V(s) + 5 O2 (g) 2 V2O5 (s) (kuning-sindur)
2) Reaksi dengan Air
Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan tidak bereaksi
dengan air dalam keadaan normal.
3) Reaksi dengan Halogen
Bereaksi dengan fluor (F2) dalam keadaan dipanaskan sehingga terbentuk VF5.
Senyawa pentahalida yang lain tidak diketahui.
2V(s) + 5F2(g) 2VF5(l) (tidak berwarna)
4) Reaksi dengan Asam
Tidak larut dalam asam (HCl). Larut dalam H2SO4, HNO3, dan aqua regia.
5) Reaksi dengan Basa
Logam vanadium tidak bereaksi dengan basa karena tahan terhadap serangan
alkali cair.

D. Pembuatan
Logam vanadium sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2, dan C pada suhu tinggi. Untuk
mendapatkannya, dapat dilakukan proses reduksi dari senyawaannya atau
melalui bijih mineralnya.
 Proses Reduksi Senyawa Vanadium :
1. Vanadium ± 99% dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses
thermit).
2. Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau H2 pada
suhu 900⁰C.
3. Reduksi VCl4 dengan Mg menghasilkan 99.3% vanadium.
 Dari Bijih Mineral
1. Bijih atau mineral vanadium dihancurkan.
2. Dicampurkan dengan Na2CO3, dipanaskan ± 850⁰C hingga membentuk NaVO3
yang larut dalam air panas.
3. Diasamkan pada pH 2-3 menggunakan H2SO4 untuk menghasilkan endapan
“kue berwarna merah”.
4. Endapan dileburkan pada ± 700⁰C dan diperoleh V2O3 kasar.
5. Dilakukan filtrasi.
6. Direduksi dengan Ca untuk memperoleh vanadium murni.
Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari
beberapa senyawa yaitu :
a. Dari vanadinite.
Ekstrksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1) Pemisahan PbCl2.
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium
chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2) Pembuatan V2O5.
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan
NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
3) Reduksi V2O5.
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950 º C untuk memperoleh vanadium
murni ( Mardenand – Rich, 1927 ).
b. Dari carnotite.
1. Pembuatan sodium orthovanadate.
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan
maka didapat Na3VO4.
2. Pembuatan V2O5.
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3(amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk
mendapatkan V2O5.
3. Reduksi V2O5.
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.

E. Kegunaan
Dalam bentuk logam atau paduannya, vanadium dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari maupun di dalam laboratorium.
 Dalam Laboratorium
1. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi
SO2→ SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam
oksidasi alkohol dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik.
2. Penambahan 0,1 – 0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya rentang.
3. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) digunakan sebagai ferrovanadium atau
sebagai aditif baja.
4. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin
jet dan rangka pesawat.
5. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi
dan komponen penting lainnya.
6. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
 Dalam kehidupan sehari-hari
1. Sekitar 80% Vanadium digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai zat aditif
dalam pembuatan baja berkecepatan tinggi.
2. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting bagi beberapa
enzim, terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa
mikroorganisme nitrogen.
3. Penambahan 0.1 – 0.3% vanadium pada baja akan meningkatkan daya rentang.
4. Vanadium digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan
medan magnet sebesar 175000 Gauss.

F. Senyawa
Vanadium memiliki empat bilangan oksidasi yaitu +5, +4, +3, dan +2 dimana
dari masing-masing biloks tersebut akan membentuk persenyawaannya masing-
masing.
 Vanadium Biloks +5
1. Vanadium Pentaoksida

Vanadium Pentaoksida (V2O5) adalah padatan coklat / kuning, meskipun ketika


baru diendapkan dari larutan berair, warnanya oranye tua. Karena
tingkat oksidasi yang tinggi, ia merupakan oksida amfoter dan zat pengoksidasi.
Pembuatan :

Vanadium pentoksida dapat diperoleh dari pemanasan vanadat (NH4VO3)


menurut persamaan reaksi sebagai berikut :

2NH4VO3 (s) → NH3 (g) + V2O5 (s) + H2O (g)

Selain itu, V2O5 juga dapat diperoleh melalui penambahan larutan asam encer
ke dalam larutan amonium vanadat menurut persaman reaksi sebagai berikut.

2NH4VO3 (aq) + H2SO4 (aq) → (NH4)2SO4 (aq) + H2O (l) +V2O5 (s)

Kegunaan

Senyawa ini digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan
anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik. Pada pembuatan
keramik, V2O5 digunakan sebagai pemberi warna cokelat hingga hijau.

2. Vanadium Pentahalida

Satu-satunya vanadium pentahalida yang dikenal yaitu vanadium


pentaflorida (VF5). Vanadium pentaflorida merupakan senyawa anorganik
dalam bentuk cair, tidak berwarna dan mudah menguap. Senyawa ini juga
sangat reaktif karena

Pembuatan :

Vanadium pentafluoride dapat dibuat dengan fluorinasi logam vanadium:

2 V + 5 F 2 → 2 VF 5
Atau, disproporsionasi dari vanadium tetrafluoride hasil jumlah yang sama dari
trifluorida padat dan pentafluorida volatil:

2 VF 4 → VF 3 + VF 5
Konversi ini dilakukan pada 350-650 ° C. Hal ini juga dapat disintesis dengan
menggunakan unsur fluor untuk melarutkan konsentrat industri dan bahan baku
sehingga menghasilkan VF 5 pada skala industri. VF 5 dapat disintesis dari
reaksi bahan baku seperti logam Vanadium , ferrovanadium , vanadium (V)
oksida dan vanadium tetrafluoride dengan unsur fluor .

Ionisasi VF 5 dalam keadaan cair seperti tercermin dari nilai-nilai tinggi Proton
yang konstan dan konduktivitas listrik .

Kegunaan

kemampuannya untuk melarutkan zat organik.

3. Vanadium oxitrikhlorida( VOCl3)

Vanadium oxytrichloride adalah senyawa anorganik berwarna kuning yang


mudah terhidrolisis di udara. Senyawa ini adalah agen pengoksidasi yang kuat.

Pembuatan :

Dibuat dari hidrolisa VCl5 ( VCl5 + H2O → VOCl3 + 2HCl )

Kegunaan :

digunakan sebagai reagen dalam sintesis organik .


4. Ion Kompleks

Kompleks {VO2(H2O)4}+ merupakan ion kompleks yang terbentuk


antara ion dioksida vanadium VO2+ sebagai atom pusat dan molekul H2O
sebagai ligannya.

VO2+ + 4H2O → {VO2(H2O)4}+

 Vanadium Biloks +4
1. Vanadium dioksida (VO2 )

VO 2 ini adalah padatan biru tua. Vanadium dioksida bersifat amfoter seperti
halnya V2O5 . Dalam basa kuat larut dengan membentuk ion
oksovanadium(IV) (VO2+) yang berwarna biru. Sedangkan dalam asam kuat
pada pH < 1,5 membentuk ion hypovanadat (V4O92-) yang berwarna coklat.
(Petrucci, 1987: 146).

VO2 diperoleh dari reduksi moderat V2O5.

V2O5 + Na2SO3 → 2VO2 + Na2SO4

2. Vanadium tetraflourida (VF4 )


Vanadium tetraflourida adalah senyawa anorganik berwarna kuning coklat
padatan yang yang bersifat paramagnetic, higrokopis, dan tidak mudah
menguap.

Dibuat dari reaksi HF dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C dan
meningkat secara lambat sampai 0°C.

VCl4 + 4HF → VF4 + 4HCl

3. Vanadil klorida
Dibuat dari hidrolisa VCl4
VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl

4. Ion Kompleks

Kompleks {VO(H2O)4}2+ merupakan ion kompleks yang terbentuk


antara ion oksovanadium(IV) (VO2+) sebagai atom pusat dan molekul H2O
sebagai ligannya.

VO2+ + 4H2O → {VO(H2O)4}2+

 Vanadium dengan biloks +3.


1. Vanadium trioksida (V2O3)

Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen.

V2O5 + 2H2 → V2O3 + 2H2O

V2O3 bersifat basa. Oleh karena itu dengan asam bereaksi menghasilkan ion
vanadium (III) (vanadate) V3+ yang bewarna hijau.
2. Vanadium Trihalida

Vanadium triflourida, VF3 dibuat bila V2O3 dilarutkan dengan HF.

V2O3 + 6HF → 2VF3 + 3H2O


Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3
3. Vanadium oxihalida
Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr.
Dibuat dari hidrolisisVCl3 dan VBr3.
VCl3+ H2O → VOCl + 2HCl
VBr3 + H2O → VOBr + 2 HBr.
4. Ion komplek

Kompleks {V(H2O)6}3+ merupakan ion kompleks yang terbentuk antara


ion vanadium (III) V3+ sebagai atom pusat dan molekul H2O sebagai ligannya

V3+ + 6H2O → {V(H2O)6}3+

 Vanadium dengan biloks +2


1. Vanadium Oksida

Dibuat dengan mereaksikan V2O3 dengan hidrogen

V2O3 + 2H2 → 2VO + 2H2O

Bersifat basa seperti halnya V2O3, larut dalamm asam membentuk ion
vanadium (II) (vanadit) V2+ yang bewarna violet.

2. Ion Kompleks

Kompleks {V(H2O)6}2+ merupakan ion kompleks yang terbentuk antara ion


vanadium (II) V2+ sebagai atom pusat dan molekul H2O sebagai ligannya.

V2+ + 6H2O → {V(H2O)6}2+


G. Identifikasi Senyawa(Analisa Laboratorium)
 Identifikasi Kualitatif

Identifikasi logam vanadium dengan cara sampel yang mengandung


logam vanadium di reaksikan dengan hidrogen sulfida , tidak terbentuk endapan
akan tetapi terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna biru (yang
disebabkan karena dihasilkannya ion – ion vanadium kuadrivalen), dan belerang
memisah. Zat –zat pereduksi lainnya seperti belerang dioksida, asam oksalat,
besi (II) sulfat, hidrazina, asam format, dan etanol, juga menghasilkan ion
vanadium(IV) (VO2+) yang biru. Reaksi ini berlangsung lambat dalam keadaan
dingin, dan berlangsung cepat dalam keadaan panas.

V + FeSO4 VO2+ (biru) + FeSO3

Dengan logam Zink, kadmium, dan aluminium dalam larutan asam .Ini
mereduksi lebih jauh lagi.Larutan mula – mula berubah menjadi biru (ion – ion
VO2+), lalu hijau (ion – ion V3+), dan akhirnya lembayung (ion – ion V2+)

VO2+ (biru) + Zn V3+ (hijau)

VO2+ (biru) + Zn V2+ (lembayung)

Larutan amonium sulfida. Sampel yang diidentifikasi saat direaksikan


dengan larutan amonium sulfida akan menimbulkan warna merah – anggur,
yang disebabkan terbentuknya tiovanadat (mungkin VS33-). Setelah larutan
diasamkan , Vanadium sulfida (V2S5) yang coklat, mengendap tak sempurna
dan filtrat biasanya berwarna biru. Endapan tak larut dalam larutan alkali, alkali
karbonat, dan sulfida .

V + (NH4)2SO4 VS33-

VS33- + H+ V2S5 (coklat)

 Identifikasi Kuantitatif

Dua metode untuk penentuan vanadium dalam bahan bakar minyak


diusulkan menggunakan GF AAS. Yang pertama didasarkan pada persiapan
mikroemulsi diikuti dengan injeksi langsung ke dalam tabung grafit. Suhu
pirolisis dan atomisasi, 1500 dan 2700 ºC, masing-masing, dipilih dari kurva
suhu. Prosedur ini memungkinkan penentuan vanadium dengan batas deteksi
0,10 µg g-1 dan massa karakteristik 87 pg. Metode lain menggunakan
pencernaan asam total dari sampel dengan asam sulfat, asam nitrat dan hidrogen
peroksida. Dalam prosedur ini, suhu pirolisis dan atomisasi yang
direkomendasikan adalah 1000 dan 2700 ºC, masing-masing. Di antara
karakteristik analitis untuk metode ini adalah batas deteksi 0,25 µg g-1 dan
massa karakteristik 63 pg. Keakuratan kedua prosedur dikonfirmasi oleh
penentuan vanadium dalam bahan referensi bersertifikat NIST SRM 1634c-
trace metals dalam bahan bakar minyak. Dan logam Vanadium diukur pada
panjang gelombang 318,5 nm.

H. Dampak Kesehatan Lingkungan

 Dampak negatif terhadap kesehatan


Dampak negatif pengaruh terhadap kesehatan. Seseorang yang terpapar
debu vanadium peroksida yang ditemukan menderita mata parah, hidung dan
iritasi tenggorokan. Penyerapan vanadium oleh manusia terutama terjadi
melalui bahan makanan, seperti gandum, kacang kedelai, minyak zaitun,
minyak bunga matahari, apel dan telur. Ketika serapan vanadium mengambil
tempat melalui udara dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia. Efek akut
dari vanadium adalah iritasi paru-paru, tenggorokan, mata dan rongga
hidung,penyakit jantung dan pembuluh darah, radang lambung dan usus,
kerusakan pada sistem saraf,pendarahan dari hati dan ginjal, kulit ruam Parah
gemetar dan melumpuhkan, hidung berdarah dan nyeri tenggorokan,
melemahnya penyakit dan sakit kepala (Pusing). Perilaku perubahan
Selanjutnya vanadium efek neurologis dapat menyebabkan gangguan
pernapasan, kelumpuhan dan efek negatif pada hati dan ginjal. Bahwa vanadium
dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi hewan jantan, dan itu
terakumulasi dalam plasenta wanita.

 Dampak terhadap hewan


Vanadium menyebabkan penghambatan enzim tertentu pada hewan
sehingga berdampak secara neurologis. Di samping efek neurologis, vanadium
dapat pula memicu gangguan pernapasan, kelumpuhan, dan efek negatif pada
hati dan ginjal. Tes laboratorium pada hewan uji menunjukkan bahwa vanadium
menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi hewan jantan dan terakumulasi
dalam plasenta hewan betina. Vanadium bisa pula memicu perubahan DNA
dalam beberapa kasus, tetapi tidak sampai menyebabkan kanker pada hewan.
Batas maksimum Vanadium pada tubuh unggas sebanyak 10mg.

Penanganan

Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan hati-
hati. Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara
adalah 0,05 (selama 8 jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai