Anda di halaman 1dari 19

I.

PENGENALAN ALAT DAN TEKNIK ASEPTIS

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Alat laboratorium adalah segala alat yang digunakan untuk semua


aktivitas praktikum maupun penelitian di laboratorium. Alat-alat
laboratorium mikrobiologi meliputi alat sterilisasi, isolasi, perhitungan,
inkubasi dan identifikasi. Alat-alat ini dapat menunjang dan mempermudah
segala kegiatan percobaan dan penelitian yang dilakukan di dalam
laboratorium. Alat-alat laboratorium sering kali dibersihkan dari
mikrobia/bakteri atau disterilisasi.
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan
dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikrobia kontaminan. Cara
sterilsasi dilakukan dengan beberapa perlakuan fisik tergantung pada
macam bahan yang disterilkan antara lain pemanansan basah, pemanasan
kering, radiasi dan dengan penyinaran. Sterilisasi merupakan cara yang
paling banyak dipakai. Umumnya sterilisasi dengan pemanasan ada 4
macam yaitu sterilisasi dengan pemijaran, sterilisasi dengan uap air panas,
sterilisasi dengan udara panas (kering), sterilisasi dengan uap air panas
bertekanan. Selain sterlisasi alat-alat di laboratorium keguanaanya pun juga
berbeda-beda dengan alat yang lain.

Memiliki lingkungan kerja yang bersih sangat penting untuk


mempelajari mikroba dan juga dalam pengaturan laboratorium, seperti di
laboratorium penelitian atau laboratorium medis. Kontaminan dalam
laboratorium dapat menyebabkan banyak masalah. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengenalan alat dan teknik aseptif agar dapat mengetahui dan
mengenal alat yang digunakan dalam praktikum dan mengetahui fungsinya.

Praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi


dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Pengenalan alat digunakan untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat. Praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan sempurna (Arista, 2015).

2. Tujuan

Tujuan dari praktikum Pengenalan Alat dan Teknik Aseptis adalah :


a) Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal alat yang digunakan dalam
praktikum
b) Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi peralatan yang digunakan untuk
mengamati mikrobia

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara Pengenalan Alat dan Teknik Aseptis dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 30 Maret 2019 pukul 09.15-10.30 WIB di Laboratorium Industri
Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

A. Tinjauan Pustaka

Teknik aseptik sangat penting untuk menjamin keamanan dan mencegah


kontaminasi. Pencarian teknik aseptik di situs American of microbiologi
menguak kalau beberapa eksperimen laboratorium dan lowongan kerja
menyebutkan pentingnya teknik aseptik. Bekerja dengan teknik aseptik harus
digunakan di semua prosedur laboratorium ketika bekerja dengan
mikroorganisme (Aruscavage 2013).

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun


pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium
biasanya dilengkapi dengan suatu tata tertib, yang harus diikuti untuk menjaga
keselamatan dari para pekerja laboratorium (Pearce, 2014).
Laboratorium adalah tempat yang dilengkapi dengan peralatan untuk
melangsungkan eksperimen dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis.
Laboratorium adalah bangunan yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan
bahan kimia untuk pelaksanaan eksperimen. Alat laboratorium kimia merupakan
benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia yang dapat di
pergunakan berulang ulang. Contoh alat laboratorium kimia yaitu seperti
pembakar spiritus, termometer, tabung reaksi, gelas ukur dan lain sebagainya.
Alat yang digunakan secara tidak langsung dalam praktikum merupakan alat
bantu laboratorium, seperti pemadam kebakaran dan kotak pertolongan
pertama (Khamidinal, 2009).
Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium
yang terbuat dari kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam
laboratorium kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang
telah dibuat dari plastik, namun peralatan kaca masih sering digunakan oleh
karena sifat kaca yang inert, transparan, dan tahan panas (Wahyudi, 2011).

Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator),


autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset,
cawan petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk., 2013)

Jarum inkolum (jarum ose) berfungsi untuk memindah biakan untuk


ditanam/ditumbuhkan kemedia baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat
nichrome atau platinum sehinggga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk
ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating
loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/transfer
needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak dipermukaan agar,
sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan
pada agar tegakan (stab inoculating). Jarum inokulum ini sangat bermanfaat
saaat membelah agar untuk prepasi Heinrich’s Slide Culture (Mirsadiq, 2013).
B. Materi dan Metode

1. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Pengenalan Alat dan Teknik


Aseptis meliputi seluruh alat yang berada di dalam Laboratorium Industri
Pengolahan Hasil Ternak. Alat yang dibutuhkan adalah mikro dan makropipet,
autoclave, Laminar Air Flow, Bunsen, Inkubator, Timbangan Elektrik, Jarum
Ose, Pipet ukur dan Tetes, Thermometer, Spatula, Water Bath, Mikroskop, pH
Meter, Lactodensimeter, Petridish, Erlenmeyer, Stirer, Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Object Glass, Gelas Ukur, Beaker Glass, Dec Glass, Pengaduk,
Oven, Tanur, Triangle, Blue tip dan Yellow Tip.
2. Metode

Metode yang dilakukan untuk acara pengenalan alat dan teknik aseptis
adalah mempersiapkan letak meja kerja. Memastikan meja kerja yang akan
digunakan bersih dari kotoran dan steril. Menyiapkan serta mensterilkan berbagai
alat yang akan digunakan. Mengatur penempatan alat agar mudah diambil dan
digunakan. Mensterilkan alat dari mikrobia dengan membakar mulut atau bagian
tepi dari alat. Menggunakan sarung tangan lateks serta masker. Mencuci tangan
sebelum dan sesudah bekerja di laboratorium.
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Alat Laboratorium.


No Alat Fungsi
.

1. Mengambil larutan dan


memindahkan larutan.

Gambar 1. Pipet tetes


2. Mengambil dan
memindahkan larutan
dengan volume tertentu.

Gambar 2. Pipet ukur


3. Mengambil sampel
berukuran kecil.

Gambar 3. Pinset
4. Menjepit tabung reaksi
saat pemanasan.

Gambar 4. Penjepit
5. Mengambil sampel atau
reagen padat.

Gambar 5. Spatula
6. Meratakan bakteri di
atas agar.

Gambar 6. Triangle
7. Mengaduk larutan
(homogenisasi).

Gambar 7. Pengaduk
8. Mengukur massa.

Gambar 8. Timbangan elektrik


9. Mengukur panjang
benda.

Gambar 9. Jangka sorong


10. Menghomogenkan
larutan.

Gambar 10. Stirrer


11. Magnet pengaduk
dalam stirrer.

Gambar 11. Stirrer bar


12. Mengukur ketebalan
benda.

Gambar 12. Mikrometer sekrup

13. Mencampur dan


meletakkan larutan.

Gambar 13. Beaker Glass


14. Meletakkan sampel
yang akan diamati di
bawah mikroskop.

Gambar 14. Object glass


15. Memfiksasi sampel
yang ada di object
glass.

Gambar 15. Dec glass

16. Menghaluskan bahan


praktikum.

Gambar 16. Mortar


17. Mengambil dan
memindahkan preparat.

Gambar 17. Jarum ose

18. Mengukur berat jenis


susu dalam skala lacto.

Gambar 18. Lactodensimeter


19. Wadah larutan yang
diambil dengan
mikropipet.

Gambar 19. Blue tip


20. Mengambil larutan
dengan jumlah sedikit.

Gambar 20. Mikropipet


21. Mengukur pH.

Gambar 21. pH meter


22. Tempat
menghomogenkan
larutan.

Gambar 22. Erlenmeyer


23. Tempat mereaksikan
larutan.

Gambar 23. Tabung reaksi


24. Tempat meletakkan
tabung reaksi

Gambar 24. Rak tabung reaksi


25. Memindahkan larutan
dari tempat besar ke
tempat kecil.

Gambar 25. Corong


26. Memisahkan putih telur
dan kuning telur.

Gambar 26. Yolk separator


27. Mengukur kualitas
kuning telur.

Gambar 27. Yolk color fan


28. Mengukur suhu.

Gambar 28. Thermometer


29. Tempat mebiakkan sel
pada media padat.

Gambar 29. Petridish


30. Tempat meletakkan
sampel yang akan
dimasukkan ke tanur.

Gambar 30. Cruisible


31. Mengamati preparat
yang tak kasat mata.

Gambar 30. Mikroskop


32. Memanaskan larutan
atau sterilisasi alat.

Gambar 32. Bunsen


33. Mengukur volume
larutan.

Gambar 33. Gelas ukur


34. Pemanasan sampel
dengan plat besi panas.

Gambar 34. Oven


35. Pemanasan sampel
menggunakan
gelombang
elektromagnetik.

Gambar 35. Microwave


36. Sterilisasi dengan uap
air panas dan tekanan.

Gambar 36. Autoclave


37. Memanaskan sampel
menggunakan air.

Gambar 37. Waterbath


38. Mengabukan suatu zat
padat.

Gambar 38. Tanur


39. Memanaskan dan
mempertahankan suhu.

Gambar 39. Inkubator


40. Sterilisasi alat dengan
sinar UV dan air flow.

Gambar 40. Laminar air flow


Sumber: Laporan Sementara Praktikum Mikrobiologi Peternakan 2019

2. Pembahasan

Pengenalan alat pada praktikum mikrobiologi peternakan bertujuan agar


praktikan dapat mengenal, menggunakan dan mengetahui fungsi dari setiap alat di
laboratorium. Alat-alat laboratorium yang di pelajari adalah mikropipet, tip,
lactodensimeter, penjepit, pH meter, gelas ukur, pinset, triangle, pipet ukur, pipet
tetes, neraca elektrik, pengaduk, spatula, tabung reaksi, rak tabung, jarum ose,
erlenmeyer, thermometer, bunsen, petridish, mikrokop, object glass, decglass, stirrer,
laminar air flow, autoclave, water bath, incubator, oven, microwave dan tanur. Cara
sterilisasinya yaitu bila kosong disterilisasi dengan oven, sedangkan jika berisi
disterilisasi dengan autoklaf. Sebelum disterilkan, terlebih dahulu mulut erlenmeyer
ditutup dengan kapas. Pinset digunakan untuk mengambil suatu alat maupun
memindahkan alat. Cara mensterilkan yaitu dengan membakar ujungnya di atas
lampu spiritus. Gelas ukur digunakan untuk mengambil cairan dalam volume tertentu.
Cara sterilisasinya di dalam autoklaf, ditutup dengan kertas lalu diikat dengan benang
godam.

Menurut Mirsadiq (2013) menyatakan bahwa Jarum inkolum (jarum ose)


berfungsi untuk memindah biakan untuk ditanam/ditumbuhkan kemedia baru.
Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehinggga
dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran
(loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk
lurus disebut inoculating needle/transfer needle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak dipermukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok
digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegakan (stab inoculating).
Jarum inokulum ini sangat bermanfaat saaat membelah agar untuk prepasi
Heinrich’s Slide Culture.

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, membuktikan


pernyataan Mirsadiq (2013) bahwa setelah kami melakukan praktikum
menggunakan jarum ose, Jarum ose yang kami gunakan memiliki ujung yang
berbentuk bulat dan terbuat dari kawat nichrome. Jarum ose kami gunakan untuk
memindahkan atau inokulasi bakteri ke media padat. Dalam praktikum ini kami
memindahkan bakteri Escherichia Coli ke media agar. Pemindahan bakteri ini
dilakukan dengan pengambilan bakteri dalam wadah lalu digoreskan ke media
agar. Penggoesan dilakukan dengan pola zigzag atau membentuk huruf “Z”.
E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari praktikum dan pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa:

a. Setiap alat di dalam laboraturium memiliki nama, fungsi, dan cara kerja
masing-masing.
b. Praktikan wajib mengetahui nama, fungsi, dan cara penggunaan setiap alat
yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi dengan benar.
c. Praktikan juga harus mengetahui cara sterilisasi setiap alat sebelum dan
sesudah digunakan agar alat yang digunakan steril dan terbebas dari
mikroba kontaminan

2. Saran
Dengan dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan praktikan dapat
melaksanakan kegiatan dengan baik dan benar. Agar praktikan mendapatkan ilmu
yang disampaikan lebih optimal, maka praktikan harus serius dan mengikuti
segala prosedur praktikum yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai