Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna karena manusia dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan. Manusia tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya. Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. Karena lingkungan adalah salah satu faktor proses tumbuh kembang manusia, maka lingkungan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekitar manusia yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan benda dan kesatuan mahluk hidup termasuk manusia terlibat di dalamnya. Manusia harus menyadari bahwa lingkungan merupakan sarana pengembangan hidup yang harus dijaga kelestariannya. Sehingga manusia dan lingkungan pun memiliki hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif atau bisa disebut memiliki korelasi. Antara manusia dan lingkungan tentu memiliki hubungan ketergantungan yang sangat erat. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan di mana dan kapan pun manusia itu berada. Dalam lingkungan, manusia terus hidup dalam sebuah ekosistem ayitu dapat berupa satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah, udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, sedangkan komponen biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, dan pengurai. Akibatnya kehidupan manusia sangat tergantung pada lingkungan, kerena lingkungan mencangkup kondisi tumbuh- tumbuhan, binatang, dan lingkungan fisik yang ada disekitar manusia itu sendiri. Manusia pun juga memiliki pengaruh pada alam lingungan hidupnya. Karena manusia tinggal di sebuah lingkungan yang pastinya manusia berhubungan dengan lingkungan tersebut. Jika menusia tidak bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan, maka lingkungan akan tercemar, begitupula sebaliknya, dan itu adalah salah satu pengaruh manusia terhadap lingkungan. Sebagai contoh dapat dilihat dari maraknya perkembangnya isu pemanasan global (global warming), walau pemanasan global terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, akan tetapi manusia dapat menyadarinya apabila lingkungan tempat tinggalnya rusak maka juga akan berakibat dengan terncamnya hidup manusia. Pada akhirnya mendorong masyarakat dunia untuk mulai merubah pola pikir terhadap gaya hidup mereka. Sehingga mendorong masyarakat untuk merubah gaya hidup guna mengurangi kerusakan terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat pun umum mulai belajar bagaimana mengurangi kerusakan lingkungan dengan cara yang sederhana. Yaitu dapat berupa regulasi terhadap isu lingkungan pun diberlakukan oleh beberapa Negara sebagai pembelajaran dan pembiasaan terhadap warga negaranya untuk lebih peduli terhadap lingkungannya sebagai contoh mengurangi konsumsi kantong plastik sebagai gantinya manusia dapat menggunakan tas belanja yang digunakan berulang kali, sehingga mengurangi timbunan sampah kantong plastik di TPA, sungai, atau laut. Cara ini pada akhirnya pun memakasa manusia untuk lebih bijak lagi memilih kantong belanja dengan harapan dapat mengurangi penggunaan kantong plastik di muka bumi ini. Tidak hanya dalam bentuk regulasi, kampanye terhadap kerusakan lingkungan juga sering dilaksanakan oleh sekumpulan orang yang peduli terhadap lingkungan baik itu dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, perkantoran ataupun tingkat perguruan tinggi, guna tercapainya kepedulian manusia terhadap lingkungn alam sekitarnya.