KELOMPOK 1 REGULER 2
Disusun oleh :
B. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kebersihan atau jumlah kuman pada
alat makan.
Untuk mengetahui jumlah kuman pada air pencucian.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan alat makan
tersebut terkontaminasi.
BAB II
DASAR TEORI
A. Hasil
Berdasarkan pemeriksaan jumlah kuman pada alat makan di
warung Bakso di Banta-Bantaeng, terlihat bahwa pada setiap cawan
tersebut terdapat koloni bakteri dengan jumlah koloni seperti yang
tertera pada tabel :
1 Garpu 695
2 Piring 1425
3 Sendok 5690
4 Mangkok 2635
B. Pembahasan
Pemeriksaan kuman pada alat makanan dengan sampel berupa
garpu, piring, sendok, dan mangkok dilakukan dengan cara di usap
dengan menggunakan lidi kapas steril yang telah dilumuri buffer
(putih telur) dengan tujuan untuk membasahi lidi kapas sehingga,
mikroorganisme bisa melekat pada lidi kapas steril tersebut.
Untuk alat makan (piring dan mangkok) yang akan diusap, terlebih
dahulu diukur luas penampangnya menggunakan plastik steril dengan
luas 5 x 10 cm2. Penentuan ukuran luas penampang karena permukaan
piring terlalu luas untuk diusap secara keseluruhan. Selanjutnya lidi
kapas yang telah diusap sebanyak 3 kali pada permukaan alat makan,
dimasukkan kedalam gelas beker yang berisi larutan pepton yang
berguna agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2.
Larutan pepton juga berfungsi untuk mempertahankan nilai pH
tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Lidi kapas steril didiamkan selama ±15 menit dalam larutan pepton,
sehingga memungkinkan mikroorganisme pada sampel tersebar
merata dalam larutan pepton.
Pemeriksaan jumlah kuman pada alat makan ini dilakukan
pengenceran sampai 2 kali yaitu pengenceran 10-1 dan 10-2, yaitu
suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran diencerkan
dalam suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung
ke tabung lain sampai pada pengenceran keempat. Dengan tujuan
untuk menurunkan jumlah bakteri sehingga pada pengenceran terakhir
akan didapatkan jumlah koloni yang lebih sedikit dan mudah
diketahui jumlahnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan hasil yang berbeda pada
pengenceran 10-1 dan 10-2. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tingkat pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit mikroba
yang tumbuh dalam media.
Dari hasil perhitungan untuk kontrol didapatkan 12 koloni/cm2.
Hal ini menandakan bahwa kondisi awal lingkungan mengandung
mikroba sebanyak 12 koloni/cm2 permukaan. Meskipun pada
dasarnya, hasil pemeriksaan untuk kontrol idealnya 0 (nol)
koloni/cm2, akan tetapi nilai ini boleh jadi karena ada kontaminasi dari
praktikan ataupun lingkungan dilakukannya pemeriksaan, termasuk
alat yang digunakan pada saat praktikum. Dengan catatan bahwa nilai
dari kontrol harus lebih kecil dari nilai pada pemeriksaan media
pembiakan mikroba.
Dilakukan pula beberapa perlakuan, seperti plambir sebelum dan
setelah alat digunakan dengan tujuan menghindari kontaminasi
bakteri, selain dari bakteri yang dibiakkan. Kemudian larutan
dihomogenkan agar pada larutan tercampur dengan rata. Setelah
dilakukan pengenceran, diambil 1 ml sampel pada pengenceran 10-
1
dan 10-2, lalu dituangkan pada cawan petri (10-1 dan 10-2) kemudian
dituangkan nutrient agar keseluruh permukaan cawan, nutrient agar
berguna untuk memudahkan dalam menghitung jumlah koloni yang
terbentuk.
Setelah membeku, cawan petri selanjutnya dimasukkan ke dalam
inkubator selama 1 x 24 jam dengan keadaan terbalik. Waktu ini
adalah masa yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri yang
dikenal sebagai waktu generasi. Suhu yang digunakan selama
inkubasi yaitu 34˚C dan bakteri yang dapat tumbuh pada suhu ini
adalah bakteri jenis mesofil dengan suhu minimum 10-20˚C, optimum
20-40˚C, dan maksimum 40-45˚C. Dalam menghitung jumlah koloni,
digunakan alat colony counter yang memudahkan perhitungan koloni
bakteri yang sulit diamati dengan penglihatan langsung.
Hasil perhitungan dengan metode Angka Lempeng Total (ALT),
diperoleh jumlah kuman pada alat makan warung bakso tersebut
sebanyak :
o Garpu = 695 Koloni
o Piring = 1425 Koloni
o Sendok = 5960 Koloni
o Mangkok = 2635 Koloni
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat makan tidak boleh
mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.
Maka dapat dilihat bahwa sampel alat makan yang diteliti dapat
dikatakan tidak sehat dan tidak layak untuk digunakan oleh
masyarakat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya hasil
pemeriksaan alat makan pada warung bakso tersebut yaitu :
Pencucian peralatan makan, dicuci pada 2 ember air yang
dilakukan hingga beberapakali pencucian (pencucian
peralatan pada air yang tidak mengalir).
Tempat penyajian atau pengolahan makanan berada
dipinggir jalan dan berada didekat saluran pembuangan/got.
Tempat penyimpanan peralatan makan berada didekat
tempat penyajian (dekat dengan jalan).
Lap yang digunakan yaitu hanya 1 lap untuk melap alat
makan yang habis dicuci, tempat penyajian, dan tempat
makan, dll.
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan metode perhitungan
Angka Lempeng Total (ALT), diperoleh jumlah kuman yang tinggi
pada alat makan warung bakso tersebut sebanyak : 695 Koloni
untuk garpu, 1425 koloni untuk piring, 5960 untuk sendok, dan
2635 untuk mangkok.
Air pencucian yang digunakan pada warung tersebut yaitu air
PDAM, dengan hasil pemeriksaan bakteri pada air tersebut yaitu
negatif / tidak mengandung bakteri.
beberapa faktor yang menyebabkan alat makan pada warung bakso
tersebut terkontaaminasi, yaitu pada : Pencucian peralatan makan
yang tidak sesuai; Tempat penyajian atau pengolahan makanan
yang berada dipinggir jalan dan berada didekat saluran
pembuangan/got; Tempat penyimpanan peralatan makan berada
didekat tempat penyajian (dekat dengan jalan); dan Lap yang
digunakan yaitu hanya 1 lap untuk melap alat makan yang habis
dicuci, tempat penyajian, dan tempat makan, dll.
B. Saran
Bagi masyarakat, hendaknya agar lebih selektif dalam memilih
tempat makan, mengingat tidak diketahuinya mikroba yang terkandung
dalam alat pengolahan makanan tersebut. Bagi pedagang makanan, agar
dapat menjaga kebersihan peralatan makanannya dalam menyajikan
makanannya.