Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Pendidikan bukan hanya hak dan kebutuhan warga atau masyarakat tertentu saja,
melainkan hak semua warga Negara. Hal ini jelas tercantum dalam Pasal 31 UUD 1945
tentang hak setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan dan pasal 32 UUSPN
No.20 tahun 2003 tentang pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus.
Hal ini juga merupakan anak tunagrahita yang tidak dibedakan dalam hal pendidikan.
Mereka pun berhak untuk mendapatkan suatu pengajaran di sekolah walaupun mereka
memiliki keterbatasan kecerdasan. Hal ini dapat dilihat dalam UU RI No.20 tentang
Sisdiknas, pada pasal 5 ditegaskan bahwa “ Warga Negara yang mempunyai kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau social berhak memperoleh pendidikan
khusus”. Dalam mewujudkan hal tersebut, sekarang telah banyak ditemukan sekolah -
sekolah pendidikan khusus. Dan karena anak-anak tunagrahita ini memiliki banyak
keterbatasan namun mereka pun pada umunya memiliki potensi dan kekuatan oleh
karena itu pendidikan layanan bagi mereka harus diupayakan untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Maka tenaga pendidik dapat
menggunakan cara pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran pada anak normal
pada umumnya.
Upaya guru dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan dengan
melalui permainan lempar bola kecil diharapkan dapat membantu dalam memberikan
pembelajaran yang optimal serta melatih kemampuan motorik, kognitif,dan sensorik pada
anak-anak tunagrahita. Permainan merupakan suatu selingan pemberian media atau alat
peraga yang secara rutin berlangsung di kelas dari hari ke hari. Permainan membantu
membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, bahagia, santai, namun
tetap memiliki suasana yang kondusif. Melalui permainan, siswa dilatih untuk bekerja
sendiri, tabah, percaya diri, tidak mudah putus asa, dan pantang menyerah. Permainan
lempar bola kecil digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik, kognitif, dan
sensorik pada anak tunagrahita ringan di SD SLB ABCD Polokarto.

B. Permasalahan Mitra
Permasalahan yang dihadapi anak dengan tunagrahita meliputi konteks kehidupan
dan pendidikan :

1
1. Anak tunagrahita ringan memiliki pemahaman tata tertib yang kurang.
2. Kemampuan social emosi yang terlambat, sementara kondisi lingkungan sekitarnya
kurang mendukung sehingga perilaku yang ditampakkan cenderung melanggar aturan.
3. Penggunaan metode dalam latihan disiplin diri yang kurang tepat.
4. Kesulitan dalam belajar. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu
mengalami kesulitan belajar, terutama dalam bidang pengajaran akademik
5. Kesulitan dalam hal penyesuain diri. Disadari bahwa kemampuan penyesuain diri
dengan lingkungan sangat dipengaruhi oleh tinglat kecerdasan anak tunagrahita.
Dampaknya adalah adanya kecenderungan diisolir oleh lingkungannya, baik oleh
masyarakat maupun keluarganya.

BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A. Solusi
Tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dengan
ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam berinteraksi sosial.
Keterbatasan intelegensi yang dimiliki anak tunagrahita ringan yaitu memiliki tingkat
kecerdasan dengan skor intelegensi yang merentang dari 55 sampai 70. Menurut Heber
(Mumpuniarti 2007: 8) tunagrahita adalah individu yang menunjukkan fungsi kecerdasan
umum di bawah rata-rata pada saat periode perkembangan dan berhubungan dengan
kerugian adaptasi tingkah laku. Sedangkan Menurut American Association on Mental
Deficiency (Mohammad Efendi, 2006: 89) seorang dikategorikan tunagrahita apabila
kecerdasannya secara umum di bawah rata-rata dan mengalami kesulitan penyesuaian

2
sosial dalam setiap fase perkembangannya. Berdasarkan penjelasan di atas tentang
tunagrahita yang menyatakan individu mengalami kekurangan dalam adaptasi tingkah
laku dan penyesuaian diri yang kurang dengan lingkungan sekitar. Kekurangan yang
dialami anak tunagrahita yaitu pada keterampilan adaptif, antara lain kemampuan
berkomunikasi, menolong diri, keterampilan sosial, pengarahan diri, keamanan diri, dan
akademik.
Jadi karakteristik yang dimiliki anak tunagrahita ringan seperti terlambat dalam
perkembangan mental dan sosial, kesulitan dalam mengingat apa yang dilihat, didengar
secara sekilas, mengalami masalah persepsi yang menyebabkan salah satunya tunagrahita
ringan mengalami kesulitan dalam mengingat berbagai bentuk benda (visual perception),
keterlambatan atau keterbelakangan mental yang dialami anak tunagrahita ringan akan
berpengaruh pada perkembangan perilaku, sehingga perilaku yang muncul pada anak-
anak tunagrahita tidak sesuai dengan perilaku seusianya.
Diantara berbagai masalah yang terkait dengan tunagrahita, ada beberapa solusi yang
bisa digunakan untuk perkembangan mereka. Solusi-solusi itu antara lain;
Pertama, kebutuhan dalam layanan pembelajaran. Anak-anak tunagrahita memiliki
potensi dalam belajar dan erat kaitanya dengan berat-ringannya ketunagrahitaan.
Kebutuhan khusus yang di maksud adalah kebutuhan layanan pengajaran. Mereka hanya
membutuhkan tambahan pengertian dari guru dan teman-teman nya untuk memahami
sesuatu. Mereka membutuhkan layanan seperti: program stimulasi dan intervensi,
bermain, okupasi, terapi bicara, dan kemampuan memelihara diri serta belajar akademik.
Kedua, kebutuhan akan penciptaan lingkungan belajar. Mereka membutuhkan
lingkungan belajar yang tepat. Salah satunya adalah pengaturan tempat duduk yang
disesuaikan kondisi anak-anak tunagrahita.
Ketiga, kebutuhan dalam pengembangan kemampuan sosial dan emosi. Dalam hal
berinterkasi, anak tunagrahita membutuhkan hal-hal ini untuk merasa menjadi bagian
dari yang lain. Anak tunagrahita ingin dilindungi dari lingkungan sosial sehingga akan
tercipta kenyamanan. Adanya simulasi atau rangsangan sosial dapat menghilangkan
kebosananan dengan adanya simulasi mereka.
Keempat, kebutuhan dalam pengembangan kemampuan keterampilan. Ajarkan
keterampilan bagi tunagrahita seperti kerajinan tangan. Biarkan mereka berusaha sendiri
melalui pengawasan pengajar. Tunagrhita memiliki kelebihan antara lain spontanitas yang
wajar dan positif serta kecenderungan untuk merespon orang lain dengan baik, jujur dan
hangat. Mereka juga memiliki kecendrungan sangat mempercayai orang lain. Beberapa
keunggulan tunagrahita di atas akan membawa mereka pada hubungan yang baik di
masyarakat.

3
B. Target Luaran
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan luaran:
a. Anak mampu mengikuti instruksi yang diberikan, dan meningkatkan komunikasi
anak tunagrahita serta melatih konsentrasi anak.
b. Anak mampu membedakan warna yang sesuai dengan benar
c. Anak mampu melempar bola dengan benar
d. Meningkatkan ketahanan otot-otot dan organ tubuh untuk melatih keseimbangan
e. Anak dapat membedakan warna bola dengan benar
f. Anak dapat memainkan permailan bola tersebut dengan benar

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Rancangan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan tahapan berikut :

No Tahap Materi/Kegiatan Metode Tempat


1. Persiapan: a. Mempersiapkan Studi SD SLB ABCD
a. Persiapan bahan, surat tugas, surat literatur Polokarto
administrasi, surat ijin pelaksanaan
menyurat, materi, kegiatan, alat-alat Koordinasi SD SLB ABCD
dll. terapi okupasi. dengan Polokarto
b. Persiapan media b. Wireless, Mic. pihak SLB
c. Persiapan petugas c. Pembagian tugas SD SLB ABCD
dan tanggung Polokarto
jawab
2. Pelaksanaan: a. Memberikan
Pelaksanaan demonstrasi cara Bermain SD SLB ABCD
permainan bola kecil : bermain Polokarto
a. Pembukaan b. Melaksanakan
b. Pelaksanaan permainan bola
c. Evaluasi kecil

4
3. Evaluasi : a. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil akhir kegiatan Diskusi SD SLB ABCD
b. Evaluasi hasil Polokarto
pelaksanaan terapi
okupasi

BAB IV
HASIL PELAKSANAAN

A. HASIL
Kegiatan Terapi Okupasi dilakukan dengan berbagai kegiatan antara lain:
a. Memberikan permainan dengan menggunakan bola kecil
b. Memberikan penjelasan tentang manfaat terapi okupasi
c. Menjelaskan langkah-langkah permainan dengan menggunakan bola kecil

B. PEMBAHASAN
Kegiatan terapi okupasi ini dilaksanakan berdasarkan temuan di desa Polokarto,
bahwa belum pernah diadakannya terapi okupasi pada SD SLB ABCD Polokarto tersebut.
Tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan setelah mengikuti
kegiatan bermain anak dapat bersosialisai dan dapat mengekspresikan perasaannya, juga
diharapkan anak tunagrahita dapat meningkatkan ketrampilan dalam segi kognitif,
motorik, serta sensorik. Adanya tujuan kegiatan tersebut tentu harus diawali dengan
pengetahuan yang cukup dan pemahaman yang baik mengenai terapi okupasi yang akan
diajarkan serta mampu memahami, mengerti dalam menangani tingkah dan perilaku anak-
anak tunagrahita dengan baik. Oleh karena itu kegiatan ini diawali dengan pengenalan diri
baik pemberi terapi maupun anak-anak tunagrahita, dilanjutkan dengan penjelasan
mengenai permainan yang akan dimainkan dan mendemonstrasikan terlebih dahulu
kepada anak tunagrahita agar mereka mengerti, selanjutnya pelaksanaan permainan terapi
okupasi dilakukan bersama-sama. Pada saat kegiatan berlangsung tampak anak
tunagrahita awalnya masih malu-malu, setelah terbiasa mereka sangat bersemangat dan

5
senang dengan permainan bola kecil, serta mereka mau melakukan dan tertarik untuk ikut
dalam terapi okupasi yaitu permainan bola kecil yang dilaksanakan.

REFERENSI

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Berkebutuhan Khusus. Bandung : PT Refika Aditama


Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama
Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : Bumi
Aksara
Parker, Deborah K. 2006. Menumbuhkan Kemandirian dan Harga Diri Anak. Jakarta. Prestasi
Pustaka.
Rochyadi, Endang. 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak
Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

6
Lampiran I
RENCANA SUSUNAN ACARA
TERAPI OKUPASI DAN PELAKSANAAN PERMAINAN BOLA KECIL
POLTEKKES BHAKTI MULIA

No. PUKUL KEGIATAN PELAKSANA


1. 07.30 Pembukaan Acara Ratri Handayani
2. 08.00 Penyampaian dan pendemonstrasian TIM
mengenai permainan bola kecil yang
pertama
3. 08.10 Pelaksanaan permainan bola kecil yang TIM
pertama
4. 08.45 Penyampaian dan pendemonstrasian TIM
mengenai permainan bola kecil yang kedua
5. 09.00 Pelaksanaan permainan bola kecil yang TIM
kedua
6. 09.25 Penyampaian dan pendemonstrasian TIM
mengenai permainan bola kecil yang
ketiga
7. 09.35 Pelaksanaan permainan bola kecil yang TIM
ketiga
8. 10.00 Penutup TIM

7
Lampiran 2

ESTIMASI DANA
TERAPI OKUPASI “PERMAINAN BOLA KECIL” DI DESA MRANGGEN
KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

No. Item Dana


1 Snack I @ Rp. 4.000 x 30 Rp. 120.000,-
2 Snack II @5000x 5 Rp. 25.000,-
3 Bola kecil Rp. 17.000,-
4 Air mineral @ 1 Dus Rp. 19.000,-
5 Ember @ Rp. 17.000 x 2 Rp. 34.000,-
6 Kardus Rp. 500,-
7 Fotokopi presensi Rp. 1000,-
8 Doorprize Rp. 33.000,-
Total Rp. 249.500,-

8
Lampiran 3

RENCANA SUSUNAN PANITIA

Ketua : Ratri Handayani


Anggota : Endah Suci Retnosari
Seksi – seksi
Acara : Chornelya Kusuma C
Perlengkapan : Lathifah Nur Anisa
Konsumsi : Sundari Wijayanti
Humas : Amalia Rohmatin
Dokumentasi : Wiwin Hardiyanti

9
Lampiran 4
MATERI
PERMAINAN LEMPAR BOLA

Permainan lempar dan tangkap bola adalah permaianan yang dirancang untuk
pendidikan jasmani yang mudah dilakukan dan dikaji melalui penelitian pengembangan baik
dari cara bermain, peraturan jumlah pemain serta area lapangan untuk memberi dayatarik bagi
anak-anak. Lempar tangkap bola diambil dari keterampilan gerak dasar yang ada dalam
permainan ini, yaitu melempar dan menangkap . Sedangkan balo merupakan kompenen utama
dari permainan ini. Permainan ini dilakukan oleh 2 tim yang masing-masing tim terdiri dari
10-15 orang pemain. Teknik dasar dari permainan ini adalah melempar dan menangkap bola.
Keunikan dari permainan ini adalah cara mendapatkan poin, yaitu melempar bola ke arah
papan sasaran lawan dan menyebutkan nama teman saat melempar bola merupakan keunikan
lain dalam permainan ini karena belum ada dalam permainan yang lain. Ini bertujuan untuk
meningkatkan rasa keakraban antar anak, sehingga kerjasama antar anak-anak lebih baik dan
mereka lebih memiliki rasa peduli terhadap anggota kelompok. Hal ini juga bertujuan untuk
mendorong siswa lebih berkomunikasi dengan teman. Selain itu cara mendapatkan poin juga
berbeda dengan permainan lain, yaitu dengan melempar bola tepat mengenai papan sasaran
lawan masing-masing. Pemenang dalam permainan ini adalah tim yang mendapatkan poin
terbanyak.
Kompenen-kompenen Permainan Lempar dan Tangkap Bola
a. Bola
Bola merupakan salah satu kompenen yang terdapat dalam permaianan ini. Bola yang
digunakan bisa menggunakan bola voli karena lebih ringan dibandingkan dengan bola
basket atau bola sepak bola.
b. Lapangan
Lapangan yang digunakan dalam permainan lempar tangkap bola adalah 6 x 12 m.
Lapangan menggunakan ukuran lapangan bola voli mini yang sudah sesuai dengan
karakteristik anak-anak, sehingga diharapkan ketika melakukan permainan lempar
tangkap bola anak-anak lebih aktif bergerak dalam permainan sehingga kesegaran
jasmani anak-anak bisa lebih baik. Dengan penggunaan lapangan yang relatif kecil
diharapkan bisa menyediakan 2 lapangan dengan ukuran 6x12 m sehingga
pembelajaran yang efektif terhadap anak didik bisa terwujud.

c. Papan Sasaran
Dua ember yang ada didepan anak anak dengan jarak 1.5m.

10
d. Pemain
e. Pemain merupakan komponen pokok dari permainan ini, karena tanpa adanya pemain
permainan ini tidak bisa dimainkan. Dalam satu tim pada permainan ini berjumlah 20
pemain, jadi dalam satu lapangan terdapat 20 pemain yang akan melakukan permainan
ini baik itu perempuan maupun laki-laki.

Cara Bermain Lempar Tangkap Bola


Sebelum permainan ini dimulai, ada baiknya kita mempersiapkan alat-alat atau
komponen-komponen yang diperlukan dalam permainan lempar tangkap bola.
Alat-alat yang digunakan
1. Bola plastik berukuran kecil
2. 2 ember berukuran sedang
3. Botol berisi air
4. Tempat

Setelah selesai melakukan persiapan, kita mulai permainan ini dengan jumpball yang
dilakukan oleh seorang wasit, hal ini dilakukan agar supaya permainan adil. Selanjutnya, para
pemain bisa berkerjasama dengan teman se-timnya saling melempar dan menangkap bola
dengan tujuan mengenai papan sasaran lawan dengan cara melempar bola tersbut yang sesuai
dengan aturan dari permainan ini. Peraturan dalam permainan lempar tangkap bola hampir
sama dengan peraturan permainan bola tangan pada umumnya. Adapun aturan-aturan yang
harus ditaati oleh pemaian, yaitu:
a. Terjadinya pelanggaran
Pelanggaran terjadi jika pemain sengaja melakukan sesuatu yang dilarang seperti yang
akan dijelaskan pada peraturan b dan c di bawah. Bersikap tidak sopan terhadap wasit.
b. Cara memainkan bola
Yang diperbolehkan :
1) Melempar atau menangkap bola, boleh dengan satu atau dua tangan.
2) Waktu memegang bola paling lama hanya 10 detik.
3) Memainkan bola dari satu teman ke teman yang lain.
4) Melempar bola ke arah ember sesuai warna yang ditentukan.

Yang dilarang atau pelanggaran :


1) Tidak boleh menyentuh bola lebih dari satu kali jika bola belum menyentuh
pemain lain.

11
2) Tidak boleh melempar nola didepan garis start
3) Bola yang sudah jatuh dianggap tidak sah.
4) Jika bola ke luar dari sasaran maka tidak dianggap sah.
c. Waktu
Waktu yang digunakan dalam permainan ini adalah 2 x 15 menit.
d. Kemenangan
Tim yang dinyatakan memenang dalam permainan adalah tim yang mendapatkan poin
terbanyak dalam waktu yang sudah ditentukan.
e. Manfaat dan Kerugian dalam Permainan Lempar Tangkap Bola
Manfaat Permainan Lempar Tangkap Bola
1) Dapat menjalin kerjasama yang baik antar teman.
2) Mengajarkan anak-anak untuk selalu patuh pada aturan (hukum) yang berlaku.
3) Menjaga kekompakan.
4) Meningkatkan rasa persaudaraan, karena dalam permainan ini mesti menyebut
nama teman ketika melempar bola.
5) Dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
6) Melatih mengendalikan rasa keegoisan anak.
7) Menumbuhkan rasa saling menghargai antar sesama.

Kerugian Permainan Lempar Tangkap Bola


1) Jika tidak hati-hati, dapat menimbulkan cedera.

Lampiran 5. Foto pelaksanaan kegiatan

12
13

Anda mungkin juga menyukai