KRITIS
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi, yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal pada fase syok sampai fase
lanjut (Young, Dewey, and King 2019). Luka bakar merupakan luka yang unik di antara
bentuk-bentuk luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati
yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Dengan cepat luka
bakar akan di diami oleh bakteri patogen, mengalami eksudasi dengan perembesan
sejumlah besar air, protein serta elektrolit, dan kerap kali memerlukan pencangkokan
kulit dari bagian tubuh untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen (Rittenhouse
et al. 2019).
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.Luka
bakar dapat dikelompokan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein. Kulit dan mukosa saluran napas
atas merupakan lokasi destruksi jaringan.Jaringan yang dalam, termasuk organ visera,
dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan
agens penyebab (burning agent). Sensasi nyeri tidak hilang oleh karena luka bakar
sampai nekrosis yang cukup dalam untuk merusak akhiran saraf.
Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali berhubungan
dengan injuri akibat jilatan api. Biasanya ditandai dengan rambut hidung terbakar,
terdapat jelaga dalam sputum, batuk, dan takipnea. Lalu apabila berada di ruang yang
tertutup, dapat mengakibatkan keracunan karbon monoksida. Dengan terhirupnya
CO, maka molekul oksigen digantikan dan CO secara reversibel berikatan dengan
hemoglobin sehingga membentuk carboxyhemoglobin (COHb). Hipoksia jaringan
dapat terjadi akibat penurunan secara menyeluruh pada kemampuan pengantaran
oksigen dalam darah.
Luka bakar juga dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan organ
multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ multi system yaitu terjadinya
kerusakan kulit yang mengakibatkan peningkatan pembuluh darah kapiler,
peningkatan ekstra fasasi cairan (H2O, elektrolitdan protein), sehingga
mengakibatkan tekanan onkotik dan tekanan cairan intraseluler menurun, apabila hal
ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan
hemokonsentrasi yang mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan. Apabila
sudah terjadi gangguan perfusi jaringan maka akan mengakibatkan gangguan
sirkulasi makro yang menyuplai sirkulasi orang organ organ penting seperti :otak,
kardiovaskuler, hepar, traktus gastrointestinal danneurologi yang dapat
mengakibatkan kegagalan organ multi sistem.
E. Pemeriksaan Diagnostik
a) Untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka (obstruksi jalan napas, hilang
kesadaran, untuk pemindahan/ transfer pasien)
c) Jika pasien mengalami gawat napas tanpa obstruksi jalan napas dapat diberikan
terapi oksigen dan Non Invasive Positive Pressure Ventilation (NIPPV) jika
diperlukan.
d) Pemasangan proteksi servikal
a) Oksigen High Flow. Semua pasien luka bakar harus diberikan oksigen 15
L/menit (dewasa) dan 2 L/kg BB (anak) dengan Non-Re-Breathing Mask
b) Intubasi. Intubasi dilakukan agar sekret bronkus dapat dibersihkan dan untuk
membantu meningkatkan konsentrasi oksigen
b) Intubasi endotrakeal
1. Penilaian awal pada pasien luka bakar harus mengevaluasi pernapasan dan B
Jalan napas pasien
4. Observasi dan monitoring harus dilakukan sebagai salah satu manajemen dari
trauma inhalasi diatas laring. Pasien dengan trauma inhalasi diatas laring
sebaiknya dirawat dalam posisi setengah tegak (semi upright) dengan sedikit
elevasi pada kepala. Pemasangan intubasi endotrakeal atau trakeostomi C
diindikasikan bila patensi pernapasan pada pasien terancam
1. Monitor EKG rutin harus dilakukan pada seluruh pasien luka bakar dengan B
riwayat trauma listrik (baik voltase tinggi atau rendah)
2. Pasien anak atau dewasa yang mengalami trauma listrik voltase rendah,
tidak memiliki abnormalitas pada EKG, tidak ada riwayat penurunan
kesadaran dan tidak memilki indikasi lain untuk dirawat di rumah sakit B
dapat ditangani dengan rawat jalan
4. Enzim Creatine Kinase (CK) dan fraksi MB bukan indicator yang pasti C
terjadinya trauma kardiak pada pasiein dengan trauma luka bakar listrik
5. Pasien dengan riwayat trauma listrik voltase tinggi pada ekstremitas atas B
harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki unit luka bakar
1. Melepaskan semua pakaian pasien pada trauma luka bakar kimia penting C
dilakukan
2. Terapi dengan aliran air konstan pada 10 menit pertama trauma luka bakar B
karena kimia harus dilakukan kecuali pada trauma kimia elemen sodium,
potassium dan lithium.
1. Pada pertolongan pertama pasien anak dengan luka bakar aplikasi air C
dingin mengalir pada area luka bakar selama 20 menit untuk mencegah
terjadinya kerusakan jaringan yang lebih dalam
2. Pada anak yang mengalami trauma inhalasi dapat digunakan ETT cuffed C
ataupun uncuffed
3. Resusitasi cairan pada anak dengan luka bakar dimulai ketika luas luka B
bakar anak >10%
4. Resusitasi cairan pada anak dengan luka bakar harus dimulai ketika
ditemukan tanda-tanda takikardia, waktu pengisian kapiler >2 detik
(sternum), daerah perifer tampak pucat atau belang, dan disfungsi organ: B
takipneu, penurunan status mental.
5. Resusitasi cairan pada anak dengan luka bakar harus adekuat dengan target B
urine output 1 ml/kg/jam atau pada rentang 0.5-2 ml/kg/jam
6. Cairan rumatan pada anak dengan luka bakaar harus dihitung menggunakan
formula: 100ml/kg untuk 10kg pertama dari berat badan + 50ml/kg untuk
10kg kedua + 20ml/kg untuk 10kg berikutnya Dengan 5% dextrose B
(glukosa) dalam 0.45% NaCl.
Tujuan pendidikan kesehatan (Nursalam dan Efendi, 2008) yaitu : Terjadi perubahan
sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam
membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
1. Edukasi Pasien
Kebanyakan kasus luka bakar merupakan kasus ringan yang dapat ditangani di
rumah, namun pasien harus diedukasi kasus di mana harus mencari pertolongan medis:
Luka bakar yang melibatkan wajah, tangan/jari, daerah genitalia, dada, dan leher
Jika luka bakar melibatkan daerah persendian (contoh: lutut, bahu)
Jika luka bakar dalam (kedalaman parsial atau penuh) atau luka bakar yang luas (>
7,5 cm)
Jika pasien berusia <5 tahun atau >70 tahun
Jika ada tanda-tanda infeksi sekunder seperti: demam (suhu > 38oC), daerah kulit
kemerahan, nyeri, bernanah.
Penatalaksanaan luka bakar di rumah pada luka bakar superfisial atau parsial sebagian
besar dapat ditangani sendiri pada pasien. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk
merawat luka:
I. Discharge Planning
Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik untuk kesembuhan dan
pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit. Tujuan discharge planning/perencanaan
pulang antara lain sebagai berikut :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial.
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
Kasus
Ny. K (30 tahun) dirawat di Ruang ICU dikarenakan menjadi korban ledakan gas. Riwayat
masuk RS : Pasien datang ke IGD karena sesak dan terdapat luka bakr pada wajah serta
ekstrimitas kiri atas dan dada. Pada saat pengkajian di IGD, ditemukan rambut hidung
hangus, jelaga hitam di hidung dan mulut, GCS 15 pada saat datang ke RS, SpO2 : 82%,
terdengar suara stridor, kemudian pasien diintubasi di IGD. Kemudian pasien dipindahkan ke
ICU untuk mendapatkan support ventilasi mekanik. Diketahui BB pasien : 50 kg.
TTV : TD: 112/58 mmHg, HR: 90-134x/menit, RR: 14-36x/menit, SpO2 : 97% on ventilasi
mekanik dengan FiO2 70%. GCS saat ini E3M5V ETT. Pupil : +2/+2. Pengkajian didapatkan :
2% TBSA luka bakar ketebalan parsial superfisial ke ekstremitas kiri atas, luka bakar
superfisial di dada bagian atas, luka bakar wajah superfisial di anterior dengan pengelupasan
kulit serta telinga. Pasien direncanakan akan dilakukan bronkoskopi.
Data tambahan :
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Pasien sesak dan terdapat luka bakar pada wajah serta ekstrimitas kiri atas dan dada. Pasien
mengeluh nyeri di area luka dan mengatakan ekstremitas kiri atas memerah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
Riwayat Penyakit sekarang
Pasien menjadi korban ledakan gas sehingga mengalami luka bakar
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
2. Primary Survey
Airway
Pernafasan : pernafasan cuping hidung
Benda asing di jalan Nafas : Jelaga hitam di hidung dan di mulut. Rambut hidung
ditemukan hangus
Hembusan Nafas :+
Breathing
Jenis pernafasan : snoring (-), Gurgling (-), Stridor (+)
Frekuensi pernafasan : 36x/menit, SpO2 82%
Hembusan Nafas :+
Pasien dipasangkan intubasi di IGD
Circulation
Keadaan sirkulasi
Perdarahan (internal/eksternal) :-
Nadi Radial/carotis : Teraba
Akral Perifer : Hangat
Pulse : 100x/menit
Blood Preasure : 110/70mmHg
Disability & Exposure
Pemeriksaan Neurologis
GCS : 15
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Suhu : 37,5 ̊ C
Luka bakar : di area wajah, esktremiats atas dan dada. Nyeri (+)
Karakteristik luka : Kemerahan beberapa terdapat bercak-bercak putih,
adanya bulae
a. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah
Sistolik : 112 mmHg
Diastolik : 58 mmHg
2) Herat Rate : 90-134x/menit
3) Respirasi : 14-36x/menit
4) Suhu : 37 ̊ C
5) GCS : E3M5VETT
6) Nilai CPOT : Pasien mengeluh nyeri sangat berat. Nilai = 7
Tegang 1 2
Meringis 2
Perlindungan 1 1
Gelisah 2
Fighting ventilator 2
Total skor 7
a. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Intrepretasi
b. Pemeriksaan Penunjang
Bronkoskopi : Hasil menunjukkan adanya cedera inhalasi
5. Penatalaksanaan Medis
a. Ventilator
Mode : SIMV/PS
FiO2 : 70%
SIMV : 12
PS : 10
PEEP : 5 cm
I:E Rasio :1:2
b. Obat Obatan dan Cairan
B. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
Pengkajian di IGD:
Data Tambahan :
Ditemukan rambut hidung hangus
Pasien mengeluh nyeri
di sekitar area luka Adanya jelaga hitam di hidung dan mulut
Pasien mengatakan
ekstremitas kiri GCS 15 pada saat datang ke IGD RS
memerah
SpO2 : 82%
BB pasien : 50 kg
Kondisi di ICU:
HR: 90-134x/menit
RR: 14-36x/menit
PH : 7,30
PCO2 : 55 mmHg
HCO3: 26 mmol/L
PO2: 89 mmHg
SpO2 : 87%
Data Tambahan:
Pengkajian nyeri dengan CPOT: 7
Karakteristik luka: Kemerahan beberapa terdapat
bercak-bercak putih, adanya bulae
Mukosa bibir kering
Mata Cekung
CRT: 2 detik
C. Analisa Data
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Obstruksi Jalan Nafas Ketidakefektifan
DO :
(Trauma Inhalasi) Bersihan Jalan
Pasien datang ke IGD karena sesak
Terdapat luka bakar pada wajah Nafas
serta ekstrimitas kiri atas dan dada
Ditemukan rambut hidung hangus
Adanya jelaga hitam di hidung dan
mulut
Terdengar suara stridor
Pasien di intubasi di IGD
HR: 90-134x/menit
RR: 14-36x/menit
SpO2 : 97% on ventilasi mekanik
FiO2 70%
GCS E3M5VETT
Pasien direncanakan akan dilakukan
bronkoskopi
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Kehilangan Cairan Resiko Kehilangan
Aktif (Evaporasi Volume Cairan
DO :
Cairan)
Terdapat luka bakar pada wajah
serta ekstrimitas kiri atas dan dada
Mukosa bibir kering
Mata Cekung
CRT: 2 detik
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Pasien mengatakan ekstremitas kiri Cedera Kimiawi Kulit Kerusakan Integritas
memerah (Luka Bakar) Kulit
DO :
Terdapat luka bakar pada wajah
serta ekstrimitas kiri atas dan dada
2% TBSA luka bakar ketebalan
parsial superfisial ke ekstremitas
kiri atas
Luka bakar superfisial di dada
bagian atas
Luka bakar wajah superfisial di
anterior dengan pengelupasan kulit
serta telinga
Karakteristik luka: Kemerahan
beberapa terdapat bercak-bercak
putih, adanya bullae
DS :
Pasien mengatakan luka yang
didapatkan akibat adanya ledakan
gas
Pasien mengeluh nyeri di sekitar
area luka Agen Cedera Kimiawi Nyeri Akut
DO : (Ledakan Gas)
DS : -
DO :
D. Diagnosa Keperawatan
Keterangan :
1. Tidak ada
2. Terbatas
3. Sedang
4. Berat
5. Sangat berat
1. Diskusikan dan
tentukan pilihan obat
analgesik (NSAID,
narkotik, non –
narkotik)
2. Berikan analgesik
dengan rute intravena
(IV)
DAFTAR PUSTAKA
Rittenhouse, Bradley A., Julie A. Rizzo, Beth A. Shields, Matthew P. Rowan, James
K. Aden, José Salinas, Craig A. Fenrich, Sarah K. Shingleton, Maria Serio-Melvin,
David M. Burmeister, and Leopoldo C. Cancio. 2019. “Predicting Wound Healing
Rates and Survival with the Use of Automated Serial Evaluations of Burn Wounds.”
Burns : Journal of the International Society for Burn Injuries 45(1):48–53.
Young, Alan W., William Scott Dewey, and Booker T. King. 2019. “Rehabilitation of
Burn Injuries: An Update.” Physical Medicine and Rehabilitation Clinics of North
America 30(1):111–32.