Disusun oleh :
PEMBAHASAN
Opioid Analgesik
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat seperti
opium yang digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri. Yang
termasuk golongan opioid adalah alkaloid opium, derivat semisintetik alkaloid
opium, senyawa sintetik dengan sifat farmakologi menyerupai morfin. Obat
yang mengantagonis efek opioid disebut antagonis opioid.
Terdapat tiga jenis reseptor opioid yaitu mu, delta, dan kappa. Reseptor mu
memperantari efek analgetik mirip morfin, euforia, depresi napas, miosis.
Reseptor kappa memperantarai analgesia seperti yang ditimbulkan pentazosin,
sedasi, miosis dan depresi napas namun tidak sekuat reseptor mu. Reseptor
delta selektif terhadap beta-endorfin. Berdasarkan kerja pada reseptor obat
golongan opioid dibagi menjadi empat yaitu agonis penuh, agonis parsial,
campuran agonis dan antagonis, antagonis.
FARMAKODINAMIKA
· Sistem Kardiovaskular
Perubahan yang terjadi adalah akibat efek depresi pada pusat vagus dan
pusat vasomotor yanng baru terjadi pada dosis toksik. Tekanan darah turun
akibat hipoksia pada stadium akhir intoksikasi morfin. Morfin dan opioid lain
menurunkan kemampuan sistem kardiovaskular untuk bereaksi pada perubahan
sikap. Pasien mengalami hipotensi ortostatik dan dapat jatuh pingsan akibat
vasodilatasi perifer. Morfin dan opioid lain melepaskan histamin yang
merupakan faktor penting dalam timbulnya hipotensi.
· Kulit
Dalam dosis terapi morfin menyebabkan pelebaran pembuluh darah kulit
sehingga kulit tampak merah dan terasa panas terutama di flush area yang
disebabkan terjadinya penglepasan histamin oleh morfin dan disertai dengan
kulit berkeringat. Terkadang pruritus juga dapat terjadi.
· Metabolisme
Morfin dapat menyebabkan suhu badan turun akibat aktivitas otot yang
menurun, vasodilatasi perifer dan pennghambatan mekanisme neural di SSP.
Kecepatan metabolisme berkurang akibat morfin. Hiperglikemi timbul akibat
penglepasan adrenelin yang menyebabkan glikogenolisis. Setelah pemberian
orfin volume urin berkurang yang disebabkan rendahnya laju filtrasi
glomerulus, aliran darah ginjal, dan pennglepasan ADH.
FARMAKOKINETIK
Indikasi
a. Terhadap Nyeri
Morfin dan opioid lain diindikasikan untuk meredakan atau
menghilangkan nyeri hebat yanng tidak dapat diobati dengan analgesik
non-opioid. Morfin serinng diperlukan untuk infark miokard, neoplasma,
kolik renal atau kolik empedu, oklusio akut pembuluh darah perifer,
pulmonl atau koroner, perikarditis akut, pleuritis dan pneumotoraks
spontan dan nyeri akibat misalnya luka bakar.
b. Terhadap Batuk
Penghambatan refleks batuk dapat dipertanggungjawabkan pada batuk
yang tidak produktf dan hanya iritatif. Batuk demikian mengganggu tidur
pasien dan disertai nyeri. Penggunaan analgesik opioid untuk mengatasi
batuk saat ini telah banyak ditinggalkan karena telah banyak obat sintetik
lain yang lebih efektif.
6
Interaksi obat
Farmakodinamik Analgesia
- Efek analgetik meperidin serupa dengan efek analgetik morfin. Efek timbul
15menit setelah pemberian obat oral mencapai puncak setelah 2 jam.
Farmakokinetik
7
Manajemen Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak meneynangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang akut
atau potensial. Nyeri selalu subyektif pemahaman bahwa rasa sakit yanng
dilaoprkan pasien diperlukan untuk memberikan manajemen nyeri yang tepat.
Manajemen nyeri merupakan fokus utama adari perawat tanpa
mempedulikan spesialis perawat. Kunci untuk manajemen nyeri yang efektif
adalah pengkajian nyeri yang terfokus. Nyeri dimasukkan kedalam pengkajian
rutin yanng penting. Nyeri disebut sebagai tanda-tanda vital penting kelima
dibeberapa fasilitas kesehatan. Pentingnya pengkajian telah memunculkan
pengembangan singkatan PQRST yang dapat memvalidasi data subjektif lebih
mendalam. Pengkajian terfokus adalah komponen penting dalam manajemen
nyeri dan pemberian obat anatinyeri yang tepat.
Ada banyak alat penngkajian nyeri yang digunakan untuk mengukur
tingkat keparahan nyeri yanng kalian dialami pasien. Skala numerik nyeri dan
skala intensitas nyeri numereik dapat mengukur tingkat keparahan nyeri pasien
8
1) ANALGESIK
Macam-Macam Analgesik
1. Metadon.
2. Fentanil.
3. Kodein
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral. Obat- obat ini dinamakan juga analgetika perifer, karena tidak
mempengaruhi sistem saraf pusat, tidak menurunkan kesadaran atau
mengakibatkan ketagihan. Semua analgetika perifer juga memiliki
kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu badan pada keadaan demam,
maka disebut juga analgetik antipiretik. Khasiatnya berdasarkan
rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang
mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya
pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
10
1. Ibupropen
2. Paracetamol/acetaminophen
3. Asam Mefenamat
2) ANTIPIRETIK
1. Benorylate
2. Fentanyl
3. Piralozon
3) ANTI-INFLAMASI (NSAID)
1. Gol. Indomethacine
Efek samping
Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat
menyebabkan asma.
2. Gol. Sulindac
5. Gol. Piroxicam
6. Gol. Nimesulide
Buspirone.
Obat antianxiety terbaru, buspirone, dapat digunakan untuk merawat
GAD. Efek samping yang dapat ditimbulkan diantaranya pusing, sakit kepala,
dan mual. Obat ini harus digunakan secara teratur selama 2 minggu untuk
mencapai efek antianxiety (Dickey, 2002).
Beta-blocker.
Beta-blocker, misalnya propanolol, dapat pula membantu mengatasi
kelainan ansietas tertentu khususnya social phobia dengan gejala
diantaranya jantung berdebar, tangan gemetar, dan gejala fisik lainnya
(Dickey, 2002).
B. Hypnotic Sedative
Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi
diperuntukkan meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah
atau menyebabkan tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila
15
zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan
menenangkan, maka dinamakan sedatif (Tjay, 2002).
1. Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek farmakologi
sekaligus, yakni anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui medulla
spinalis, dan amnesia retrograde. Keunggulan benzodiazepin dari barbiturat
yaitu rendahnya tingkat toleransi obat, potensi penyalahgunaan yang rendah,
margin dosis aman yang lebar, rendahnya toleransi obat dan tidak
menginduksi enzim mikrosom di hati. Efek samping adalah Kelelahan dan
mengantuk,serta meningkatkan efek analgesic opioid.
Contoh obat :
3. Nonbarbiturat- nonbenzodiazepin
Propofol
Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang digunakan secara
intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif yang terlarut, serta
mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol dan 1,2% purified egg
phosphatide. Obat ini secara struktur kimia berbeda dari sedative-hipnotik
yang digunakan secara intravena lainnya.
Ketamin
Ketamine adalah salah satu jenis obat anestesi. Obat ini
umumnya digunakan dalam proses pembiusan umum untuk
menurunkan tingkat kesadaran pasien sebelum atau selama pasien
menjalani prosedur medis.
Manfaat :
a. Anestesi tunggal untuk prosedur diagnosis, operasi, serta
persalinan normal maupun caesar.
b. Induksi sebelum pemberian anestesi umum.
c. Meredakan rasa sakit kronis, terutama pascaoperasi.
d. Obat penenang bagi pasien dalam perawatan intensif.
Dosis Ketamine
Ketamine hanya bisa diberikan melalui suntikan atau infus
oleh dokter dan petugas medis. Dosis obat anestesi ini akan
disesuaikan dengan beberapa faktor pertimbangan seperti: manfaat
ketamine yang dibutuhkan, usia, kondisi kesehatan, berat badan,
serta riwayat kesehatan pasien.
4. OBAT ANTIPSIKOTIK
17
Otak Anda memproduksi zat kimia alami yang penting untuk kerja otak.
Penderita gangguan psikotik mungkin memiliki kadar zat kimia otak yang
kurang seimbang. Obat-obat antipsikotik membantu memulihkan zat kimia
otak ini hingga kadarnya sehat dan seimbang.
DOSIS
1. Obat Antidepresan
50-150 mg/hari
Fluvoxamin
Kapsul 20 mg,
Paroxetin
19
Tab 50 mg
dosis terbagi
Mekanisme Kerja
Cara Penggunaan
Indikasi
Efek Samping
• Gastric lavage
• Monitoring EKG
Kontraindikasi:
2. Mood Stabilizer
21
b) Asam Valproat
‒ Jika gejala sudah teratasi maka bisa diminum sekali sebelum tidur
‒ terganggunya fungsi hati dan pankreas, toksik bagi janin (defek pada
saraf), kemungkinan terjadinya amenorea dan kistik ovarium jika
diberikan pada anak wanita.
c) Carbamazepin
diatas 9 ug/mL. Efek yang sangat berat sering juga terjadi seperti
agranulositosis, anemia aplastik, gangguan fungsi hepar,
hipersensitifitas sistemik, gangguan ginjal, gangguan konduksi
jantung, psikosis, Steven-Johnson syndrome, trombositopenia dan
pankreatitis. Efek samping ini diatasi dengan pemeriksaan test fungsi
hepar, ginjal dan elektrolit (Semple 2010 & Murray, 2008).
Dosis ‒ Target dosis untuk mengatasi mania ini adalah 1200 mg per
hari, walaupun ada variasinya di setiap negara.
‒ Pengobatan diperlukan dosis 3-4 kali sehari dan obat yang lepas
lambat (XR) cukup diminum 1-2 kali sehari.
‒ Efek berat bisa saja terjadi, seperti kelainan darah seperti anemia
aplastik dan agranulositosis, hepatitis dan reaksi kulit yang serius.
Cara kerja anti konvulsi belum semuanya jelas. Namun, dari sejumlah obat
terdapat indikasi mengenai mekanisme kerjanya. Yaitu :
1. Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin,
dari ketiga jenis itu yang sering digunakan adalah Fenitoin dan digunakan
untuk semua jenis bangkitan, kecuali bangkitan Lena. Fenitoin merupakan
antikonvulsi tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya
penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di otak.
2. Golongan Barbiturat
Jenis obat golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini
dapat menekan letupan di focus epilepsi
3. Golongan Oksazolidindion
4. Golongan Suksinimida
5. Golongan Karbamazepin
Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik
klonik dan merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk
mengatasi semua bangkitan kecuali lena.
6. Golongan Benzodiazepin
Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping sebagai anti konvulsi juga
mempunyai efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status
epileptikus.
Selain dengan obat, epilepsi juga dapat disembuhkan dengan Ketogenic Diet.
Diet ketogenik adalah metode diet tinggi lemak, rendah karbohidrat. Metode
diet ini biasanya digunakan untuk penyembuhan epilepsi pada anak-anak yang
umumnya sulit dengan obat-obata
Amantadin
Amantadin merupakan obat anti virus influensa yang berpengaruh sebagai
antiparkinson. Mempunyai efek memblok muskarinik, diduga mempunyai aktifitas
meningkatkan pelepasan dopamin
Bromokriptin
Bromokriptin suatu derivat ergotamin dan mempunyai sifat vasokontriktor
merupakan agonis reseptor dopamin (atau dapat berikatan dengan reseptor
dopamin). Penggunaan Bromokriptin harus diwaspadai pada pasien dengan infark
miokard karena akan menimbulkan masalah jantung
Antikolinergik
Obat berefek pada neurotransmitter lain di tubuh untuk mengatasi beberapa
gejala dari Parkinson. Mengurangi tremor dan kekakuan otot yang dapat dihasilkan
dari pemasukan asetilkolin.
29
1) Struktur fisik
Vekuronium merupakan homolog pankuronium bromida
yang berkekuatan lebih besar dan lama kerjanya singkat Zat
anestetik ini tidak mempunyai efek akumulasi pada
pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan
fungsi kardiovaskuler yang bermakna.
2) Metabolisme dan eksresi
Tergantung dari eksresi empedu dan ginjal. Pemberian
jangka panjang dapat memperpanjang blokade
neuromuskuler. Karena akumulasi metabolit 3-hidroksi,
perubahan klirens obat atau terjadi polineuropati.
Faktor risiko wanita, gagal ginjal, terapi kortikosteroid yang
lama dan sepsis. Efek pelemas otot memanjang pada pasien
AIDS. Toleransi dengan pelemas otot memperpanjang
penggunaan.
3) Dosis
Dosis intubasi 0,08 – 0,12 mg/kg. Dosis 0,04 mg/kg diikuti
0,01 mg/kg setiap 15 – 20 menit. Drip 1 – 2 mcg/kg/menit.
Umur tidak mempengaruhi dosis. Dapat memanjang durasi
pada pasien post partum. Karena gangguan pada hepatic
blood flow.
Sediaan 10 mg serbuk. Dicampur cairan sebelumnya.
d. Rekuronium
1) Struktur Fisik
Zat ini merupakan analog vekuronium dengan awal kerja
lebih cepat. Keuntungannya adalah tidak mengganggu
fungsi ginjal, sedangkan kerugiannya adalah terjadi
gangguan fungsi hati dan efek kerja yang lebih lama.
2) Metabolisme dan eksresi
Eliminasi terutama oleh hati dan sedikit oleh ginjal. Durasi
tidak terpengaruh oleh kelainan ginjal, tapi diperpanjang
oleh kelainan hepar berat dan kehamilan, baik untuk infusan
jangka panjang (di ICU). Pasien orang tua menunjukan
prolong durasi.
3) Dosis
Potensi lebih kecil dibandingkan relaksant steroid lainnya.
0,45 – 0,9 mg / kg iv untuk intubasi dan 0,15 mg/kg bolus
untuk rumatan. Dosis kecil 0,4 mg/kg dapat pulih 25 menit
setelah intubasi. Im ( 1 mg/kg untuk infant ; 2 mg/kg untuk
anak kecil) adekuat pita suara dan paralisis diafragma untuk
intubasi. Tapi tidak sampai 3 – 6 menit dapat kembali
sampai 1 jam. Untuk drip 5 – 12 mcg/kg/menit. Dapat
memanjang pada pasien orang tua.
4) Efek samping dan manifestasi klinis
33
Pada umumnya kedua susunan saraf ini bekerja antagonis, bila salah satu
sistem menghambat fungsi tertentu yang lain justru menstimulasi contoh :
perangsangan saraf simpatis pada pembuluh darah arteri akan menyebabkan
vasokontriksi, sedangkan perangsangan saraf parasimpatis akan menyebabkan
vasodilatasi arteri.
34
1. OBAT AGRENERGIC
1. Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa,
serta kelenjar liur dan keringat.
2. Penghambatan organ perifer : otot polos usus, bronkus dan pembuluh darah
otot rangka
Adrenergic dapat dibagi dalam dua kelompok menurut titik kerjanya di sel
– sel efektor dari organ – ujung, yakni reseptor-alfa dan reseptor-beta.
Perbedaan antara kedua jenis reseptor didasarkan atas kepekaannya bagi
adrenalin, noradrenalin ( NA ), dan isoprenalin. Reseptor-alfa lebih peka bagi
NA, sedangkan reseptor-beta lebih sensitive bagi isoprenalin.
35
Beta-1 : memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung ( efek inotrop
dan kronotop ).
2. OBAT ANTI-ADRENERGIC
a) Derivat haloalkilamin
Mekanisme Kerja:
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek samping:
hipotensi postural
b) Derivat imidazolin
c) Alkaloid ergot
37
Farmakodinamik:Vasodilatasi
1. Prazosin(minipress)
2. Doksazosin
Indikasi : Hipertensi.
Kontraindikasi : Hipersentitif
Dosis : 1 Mg sehari.
1. Reserpin (Serpasil)
39
2. Guanetidin
3. OBAT CHOLINERGIC
Kolinergik adalah zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan
stimulasi susunan saraf parasimpatis (SP), karena melepaskan ACh di ujung
sarafnya. Tugas utama SP adalah mengumpulkan energi dan mengambat
penggunaannya, jika SP dirangsang akan timbul efek yang menyerupai keadaan
istirahat dan tidur.
Efek kolinergis yang penting adalah :
• Stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat periltastik dan sekresi
kelenjar ludah dan getah lambung.
• Memperlambat sirkulasi, a.l. dengan mengurangi kegiatan jantung,
vasodilatasi pembuluh darah & penurunan TD.
• Memperlambat pernafasan dengan menciutkan bronci, memperbesar
sekresi dahak.
• Kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil / miosis dan
penurunan tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata.
• Kontraksi kandung kemih dan ureter sehingga memperlancar pengeluaran
urin
• Dilatasi pembuluh & kontraksi otot rangka.
• menekan SSP setelah di awal distimulasi.
40
Penggunaan kolinergika
Kolinergika khusus digunakan untuk penyakit :
• Glaukoma, contoh : pilokarpin, karbachol, dan neostigmine
• myastenia gravis (kelemahan otot), contoh : antikolinesterase
(fisostigmin, neostigmin).
• Demensia alzheimer, contoh : takrin, rivastigmin
• Atonia (kelemahan otot polos), contoh : karbachol dan neostigmin.
Efek samping
Kolinegik mirip dengan efek samping stimulasi SP yg berlebihan, antara lain :
mual, mutah, diare, peningkatan sekresi ludah, dahak, keringat, dan air mata,
bradycardia, broncokontriksi, depresi pernafasan. Antidot untuk keracunan
kolinergika adalah dengan pemberian antikolinergika atropin dengan dosis
tinggi (melawan efek muskarinik). Kehamilan dan laktasi boleh mengunakan
obat-obat kolinergik (per oral) karena bersifat amonium kwaterner tidak
melewati plasenta tetapi tidak diberikan secara parenteral karena memicu
kontraksi rahim.
1. KORTIKOSTEROID
Anadrol (Oxymetholone)
Anavar (Oksandrolon)
Klor *
Clomid *
Deka Durabolin (Nandrolone Decanoate)
Dianabol (Methandrostenolone, Methandienone)
Equipoise
Hormon pertumbuhan manusia (Somatropin)*
Insulin *
Methyltestosterone
42
Primobolan
* Produk yang ditandai dengan bintang yang tidak sebenarnya steroid,
tapi biasanya digunakan sebagai tambahan berarti di steroid siklus.
Steroid yang sering digunakan sebagai perawatan
utama untuk sejumlah gangguan inflamasi, seperti vaskulitis sistemik
dan myositis.Ketika kondisi peradangan mengancam merusak organ-
organ vital tubuh, steroid dapat sering menjadi penting dalam upaya
penghematan sistem organ terancam serta kehidupan pasien dalam
beberapa kasus.
Steroid dapat membantu mencegah perkembangan
radang ginjal. Radang ginjal dapat, dalam banyak kasus, menyebabkan
gagal ginjal pada mereka yang menderita dari vaskulitis atau lupus.
Dosis rendah dan kadang-kadang cukup berukuran nama-nama obat-
obatan steroid dapat memberikan penting nyeri dan bantuan dari
kekakuan pada pasien yang menderita kondisi seperti rheumatoid
arthritis.Terbatas pelaksanaan dosis yang lebih besar dapat membantu
pasien untuk pulih dari serangan berat arthritis.
Obat Antitiroid
Farmakokinetik
1. Hormon Tiroid
1.1 Mekanisme Kerja Hormon Tiroid
2. Gangguan fungsi
2.1 Hipofungsi Tiroid
2.2 Hiperfungsi Tiroid
3. Obat Antitiroid
Sediaan
Na-levotiroksin (T4) tablet dan suntikan IV, tiap tablet
mengandung 0,25 mg, 0,05 mg, 0,1 mg, 0,15 mg, 0,2mg, dan
0,3 mg, sedangkan suntikan 10 ml mengandung 0,1 mg/ ml dan
0,5 mg/ ml.
4. Yodium radioaktif
3.1 Antitiroid
3.1.1 Farmakokinetik
Antitiroid
Terdistribusi 20 L 40 L
3.1.2 Farmakodinamik
Efek samping jarang sekali timbul, pada propiltiourasil dan
metimazol biasanya sama. Untuk metimazol efek samping
seringkali tergantung dosis. Agranulositosis adalah dengan 0,44%
pada propiltiourasil dan 0,12% dengan metimazol, jumlah yang
sangat sedikit tetapi cukup berbahaya.
3.3Yodida
Merupakan obat tertua dalam pengobatan hipertiroid sebelum ditemukan
antitiroid yang lainnya. Yodida diperlukan dalam jumlah kecil, jumlah yang
berlebihan akan menyebabkan goiter bahkan hipotiroidisme pada orang
sehat. Efeknya nyata, menekan fungsi tiroid. Peran yodida adalah :
Farmakodinamik
3.4 Yodium Radioaktif
Kontra indikasi
47
1. ANTIDIABETES PARENTERAL
1. Analog amylin
2. Increatin mimetic
3. Insulin
Insulin diekstraksi dari jaringan pankreas dari sapi yang mirip dengan
insulin manusia yang dapat digunakan sebagai pengganti. Namun,
insulin pada manusia secara umum diproduksi secara genetik dengan
menggunakan teknik mikroorganisme. Insulin biasanya diberikan
secara injeksi. Onset dan durasi aksi dari insulin dapat diperpanjang
dengan pembentukan kompleks dengan zink atau protamin. Insulin
aspartat dan insulin lispro memiliki onset dan durasi aksi yang lebih
cepat dibandingkan insulin saja.
2. ANTIDIABETES ORAL
2. Alfa-glukosidase inhibitor
3. Biguanida
4. Meglitinida
5. Sulfonilurea
6. Tiazolidindion
Obat Di Pasaran
Penisilin (Penicillins)
PenisilinYaitu sejenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati
berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi yang
50
terjadi pada telinga. Obat ini bekerja mencegah bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah matang. Biasanya
berbentuk kapsul, suntikan, cair, bubuk.
Jenis penisilin antara lain :
• Penisilin G
• Penisilin V
• Ampisilin : obat ini berfungsi mengatasi infeksi karena bakteri
seperti, infeksi saluran kemih, infeksi ginekologikal, infeksi saluran
pernapasan, infeksi telinga, dan endokardatis (infeksi selaput dan
katup jantung). Bekerja dengan cara membunuh bakteri yang
menyebabkan infeksi pada tubuh manusia. Bentuk obat kapsul, cair,
dan suntik.
• Tikarsilin
• Kloksasilin
• Oksasilin
• Amoksisilin : mengatasi berbagai jenis bakteri. Obat ini digunakan
untuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, system
pencernaan, system reproduksi wanita, meninges, kulit dan jaringan
lunak, dan infeksi telinga. Obat ini membunuh bakteri dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Bentuk obat kapsul,
cairan oral, bubuk, dan suntik.
• Nafsilin.
Manfaat antibiotik ini digunakan untuk mengobati berbagai macam
infeksi yang terjadi didaerah gigi, telinga, kulit, mata, dan berbagai organ
tubuh lainnya. Adapun efek samping yang sering ditimbulkan oleh penicilin
antara lain : Diare, Urtikaria, Nausea, Superinfeksi dri Candidiasis
Selain itu bebrapa efek samping yang mungkin jarang ditemukan oleh
pengguna antibiotik ini adalah : Demam, Mual, Muntah, Dermatitis,
Angiodema, Kolitis pseudomembarnosus.Bagi seseorang yang alergi
terhadap antibiotik ini bisa mengalami anafilaksis (kenaikan kerentanan
suatu organisme thd injeksi protein susulan).
Sefalosporin (Cephalosporins)
Aminoglikosida
52
Makrolida
Makrolida Yaitu jenis antibiotik yang bekerja untuk mencegah
biosintesis protein pada bakteri. Biasanya obat ini diberikan pada pasien
yang sensitif terhadap penisilin. Aktivitas dari mikrolida disebabkan karena
adanya cincin mikrolida dan cincin lakton besar yang berikatan dengan satu
atau lebih gula deoksi. Cincin lakton sendiri biasa tersusun dari 14, 15,
hingga 16 atom. Antibiotika ini biasanya digunakan untuk pengobatan jenis
infeksi yang disebabkan bakteri seperti infeksi saluran pernafasan, infeksi
lambung, dan lainnya.
Sulfonamid
Fluoroquinolones
yang menjadi penyebab bakteri. Bentuk obat berupa tablet, cair, obat
tetes, oles dan infus.
• Gemifloxacin
• Levofloxacin : obat antibiotic quinolone yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, pneumonia,
sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat. Obat ini
bekerja dengan cara menghambat duplikasi DNA bakteri sehingga
mencegah perkembangannya. Bentuknya tablet.
• Moxifloxacin
• Norfloxacin
• Ofloxacin : obat antibiotik golongan kuinolon. Obat ini digunakab untuk
mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti, infeksi saluran
kemih, infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi menural
seksual (gonorrhea). Bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan
dan memberantas bakteri penyebab infeksi tersebut. Berbentuk tablet.
Efek samping yang bisa ditimbulkan: Gangguan pencernakan seperti
mual, muntah, diare, Sakit kepala, Ruam kulit, Alergi, Kejang, Halusinasi,
Pecahnya tandon, Angioedema, Gangguan perkembangan tulang
Tetrasiklin
Efek samping
- Gangguan perut
- Sensitif terhadap cahaya
- Gangguan hati
Polipeptida