DISUSUN OLEH
UMMI RUSIANA
P07220419092
Materai 6000
Ummi Rusiana
ii
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Ummi Rusiana
P07220419092
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Kaltim
ii
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Ummi Rusiana
P07220419092
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Kaltim
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
Hemodinamik Non Invasif pada klien cedera kepala dengan penurunan kesadaran
hambatan dan kesulitan, namun semua itu menjadi ringan berkat dukungan,
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
3. Ns. Andi Parellangi, M. Kep., MH. Kes selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners
6. Ayahanda dan Ibunda Nasrah, serta suami dan kedua anak saya yang selalu
ii
8. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners ini jauh dari
kesempurnaan, karena itu dengan hal terbuka penulis mengharapkan kritik dan
Ilmiah Akhir Ners ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat
kepala meliputi trauma kulit kepala, otak, dan tengkorak. Cedera kepala
ringan adalah suatu keadaan dimana GCS antara 13-15 ,dapat terjadi
kehilangan kesadaran tidak lebih dari 10 menit. Jika ada penyerta seperti
pusing, sakit kepala ada muntah, ada amnesia retrogad dan tidak
of America, 2015)
1
Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala setiap tahunnya
10% termasuk cedera kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah
(Retnanengsih, 2015)
mencapai 1,2 juta dan melukai lebih dari 30 juta per tahun, dan 50% dari
per hari atau 3 orang per jam meninggal di jalan raya akibat kecelakaan
kejadian kecelakaan selama tahun 2019 dari bulan Januari sampai dengan
1
Cedera kepala mencakup trauma pada kulit kepala, tengkorak (cranium
1
Umumnya, pasien dengan cedera kepala dengan penurunan
motorik .
7
yang sama dengan menggunakan 10 miligram valium penenang ( Indriani
et al, 2018).
(HOB) adalah pemberian posisi semi-fowler 300 dan posisi miring kiri dan
8
dalam bentuk terapi musik dan rangsangan motorik bentuk progresif
mobilisasi tingkat I menyatakan bahwa kedua terapi ini baik respon status
9
1.3 Sumber Sastra
Sumber literatur dalam penelitian ini sebagian besar berasal dari jurnal
database online yang menyediakan jurnal artikel gratis dalam format PDF,
seperti: Pubmed, Proquest, Google scholar dan EBSCO. Sumber lain seperti,
ada batasan tanggal publikasi selama literatur tersebut relevan dengan topik
Untuk menyusun tinjuan literatur ini, telah dilakukan prosedur sebagai berikut :
c. Review Literatur
10
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1.1 Definisi
( 2008)).
7
8
Cedera kepala atau trauma kapitis lebih sering terjadi dari pada
trauma kapitis dapat terjadi komosio atau pinsan sejenak dengan atau
pada lintasan retikularis asenden difus, sehingga selama itu otak tidak
dibagi menjadi:
tumpul.
cukup banyak.
a) Fraktur linier
b) Fraktur diastasis
c) Fraktur kominutif
d) Fraktur impresi
yang sehat.
akut.
(ICH)
dialami.
dikelompokkan menjadi .
b) Kontsuio cerebri
c) Edema cerebri
d) Iskemia cerebri
otak.
sederhana
langkah/tahapan
(agraphia)
diri
4) Teriptanya halusinasi
didengar
persisten
e. Batang otak
berpidato
4) Bergetar (tremors)
bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal
tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi
oleh kontraksi otot dan pembebasan panas oleh karena evaporasi tubuh.
25
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau
arteri darah dalam sistem arteri tubuh adalah indikator yang baik tentang
arteri setiap waktu. Unit standar untuk pengukuran tekanan darah adalah
tahun 2009, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG
denyut nadi per menit sementara denyut nadi adalah ukuran tekanan
darah teraba seluruh tubuh. Denyut nadi adalah berapa kali arteri kita
denyut nadi di arteri. Dalam pengukuran denyut nadi dan denyut nadi
untuk denyut jantung kurang dari 60. Pada sebagian orang denyut jantung
kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk
terhentinyapernapasan.
28
pada perawatan dan merupakan hal yang vital dalam pengukuran kondisi
denyut (pulse oximetry) yaitu alat dengan prosedur non invasif yang
dapat dipasang pada cuping telinga, jari tangan, ataupun hidung. Pada
alat ini akan terdeteksi secara kontinue status SaO2. Alat ini sangat
darah arteri pada lokasi dimana alat ini diletakkan. Oksimeter dapat
warna kehitaman pada kulit atau dasar kuku. Adapun kisaran SaO2
29
mengancamkehidupan.
posisi. Pasien kritis biasanya memiliki irama detak yang lemah, tidak
lebih baik untuk diberikan intervensi dari pada ditinggalkan dalam posisi
yangstatis.
membantu pemulihan.
pasien posisi tengah duduk. Posisis ini dapat dimulai dari 300,
bisa menggunakan busur ataupun accu angle level. Alat ini dapat
pada pinggul.
rasio lebih besar dari 300 atas perhitungan PaO2/FiO2.5 Terapi ini
memutar pasien dari sisi ke sisi. CLRT mencapai hasil terbaik saat
dengan sebagian berat badan ditopang pada pinggul dan bahu yang
satu bantal pada sudut antara bokong dan matras, dengan cara
saat pasien diatas tempat tidur dari kesepuluh posisi itu didapatkan
bahwa tekanan yang paling minimal dicapai oleh tubuh pasien saat
derajat juga diteliti oleh Seiler tahun 2005. Dimana luka tekan
dan sacra.
d. Posisi Prone
distress pernfasan akut dan cedera paru akut. Kaji dan koreksi
berikut ini :
1) Hiperekstensi leher,
2) Hiperekstensi lumbar,
e. Posisi Duduk
dua kali dalam sehari. Pasien yang sudah dilatih dalam posisi
f. Posisi Berdiri
yang melakukan aktifitas ini pasien sudah dalam kondisi baik dan
g. Posisi Berjalan
jam terakhir.
Menurut Hendra (2010, dalam Utomo & Natalia, 1999, hlm. 30)
memiliki nilai seni dan nilai ilmiah yang tinggi. Musik klasik yang
Para musisi klasik pada zaman tersebut memiliki variasi yang berbeda,
para ahli musik mengalihkan pasien dari rasa nyeri, memecah siklus
ciri-ciri musik pada zaman klasik anatara lain adalah sebagai berikut :
disampaikan oleh Jenskins (Abdillah dan Saleh, 2010) Sonata for Two
ia akan mendengarkan musik yang telah dipilih maka kondisi ini akan
Untuk input visual akan berfokus pada sebuah benda atau menutup
42
musik tersebut.
berkurang.
(Burns,2006; Jevon,2009) .
mencegah luka tekan dan menimbulkan respon hemodinamik yang baik. Pada
posisi duduk tegak kinerja paru-paru baik dalam proses ventilasi, secara perfusi
Secara tidak langsung keadaan tersebut membuat curah jantung meningkat dan
perfusi rata-rata sirkulasi darah sistemik. Penting untuk menjaga MAP di atas
60 mmHg untuk memastikan perfusi otak, arteri koroner dan perfusi ginjal
ada pengaruh yang signifikan dari pemantauan pulse sebelum dan setelah
dapt dilakukan oleh perawat sebagai stimulus kepada pasien. Diharapkan dapat
diberikan kepada pasien cidera kepala, stroke, post operasi dengan penurunan
hemodinamik (tekanan darah, denyut nadi dan dan pernafasan) pada pasien
koma. Orang yang mendengarkan musik yang sesuai maka denyut nadinya dan
tekanan darah dapat menurun juga dapat menstabilkan gelombang otak serta
ossicles di telinga tengah dan melalui cairan koklea ke saraf pendengaran serta
endophine. Hormon ini memiliki efek relaksasi pada tubuh yang dapat
jantung dan oksigen darah meningkat tingkat, yang akhirnya membuat itu
frekuensi pernapasan menjadi lambat. Musik Mozart memiliki efek yang lebih
besar dalam meningkatkan saturasi oksigen pada pasien dengan cedera kepala
dengan kondisi kritis di ruang perawatan intensif selain terapi medis untuk
lengkapnya ketersediaan bahan dan alat seperti tempat tidur terapeutik yang
sedemikian rupa dapat diatur secara mudah. Alat tersebut dapat dimodifikasi
Tempat tidur terapeutik yang dapat diatur juga dapat diganti dengan
tempat tidur biasa. Untuk mendapatkan posisi istirahat dengan sudut yang
punggung pasien sampai membentuk sudut 30. Dalam terapi musik jika tidak
Jika mobilisasi progresif dan terapi musik tidak dapat dilaksanakan, ada
hemodinamik pada pasien cidera kepala. Misalnya foot masage dan pemebrian
karena diketahui bahwa aroma yang segar, harum merangsang sensori, reseptor
memberikan emosi lebih jauh ke area diotak yang yang mengontrol emosi dan
pengatur sistem internal tubuh, termasuk sistem peredaran darah, suhu tubuh
yang berkisar 10 tahun terakhir dan merupakan suatu theoritical mapping atau
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
dan membawa peningkatan derajat kesehatan bagi pasien hal dinilai dari
3.2 Saran
Mardjono & Sidharta. 2010; Neurologi Klinik Dasar, Cetakan Ke 15; Dian
Rakyat, Jakarta.
Novita, D. (2012). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD DR. H Abdul Moeloek
Propinsi Lampung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Suherly, M., & Meikawati, W. (2012). Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Pemberian Terapi Musik Klasik Di RSUD
Tugurejo Semarang. STIKES Telogorejo Semarang.
Tandian, David (2011). Sinopsis Ilmu Bedah Saraf. Jakarta : CV Sagung Seto
Thaut, M. H., Leins, A. K., Rice, R. R., Argstatter, H., Kenyon, G. P., Mcintosh,
G. C., . . . Fetter, M. (2007). Rhythmic Auditor Y Stimulation Improves Gait
More Than NDT/Bobath Training In Near-Ambulatory Patients Early
Poststroke: A Single-Blind, Randomized Trial. Neurorehabilitation And
Neural Repair, 21(5),