PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernapasan secara harfiah berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke sel untuk proses
metabolisme dalam rangka menghasilkan energi dan keluarnya karbon dioksida sebagai zat sisa
metabolisme dari seluler ke udara secara bebas. Pernapasan dilakukan organ pertukaran gas yaitu
paru dengan pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot diafragma, isi dan dinding
abdomen serta pusat pernapasan di otak (Guyton dan Hall, 2006).
Kebutuhan oksigen tidak lepas dari gangguan yang terjadi pada sistem pernafasan. Untuk
menilai adanya gangguan pernafasan dapat dilakukan melalui pemeriksaan fi sik (untuk
gangguan pernapasan berupa sesak nafas, sianosis, dan lain-lain), dan melalui pemeriksaan
diagnostik, yaitu pemeriksaan analisa gas darah yang dapat dilakukan untuk menilai tekanan
parsial oksigen (pO2). Analisa gas darah memberikan determinasi objektif tentang oksigenasi
darah arteri, pertukaran gas alveoli dan keseimbangan asam basa. Analisa gas darah dapat
menilai terjadinya ganguan pernafasan atau permasalahan ventilasi dan difusi (Asmadi, 2008).
( jurnal” Posisi lateral kiri elevasi kepala 30 derajat terhadap nilai tekanan parsial oksigen (PO2)
pada pasien dengan ventilasi mekanik” dari Karmiza, Muharriza, Emil Huriani )
Jumlah pasien kritis yang terpasang ventilator menempati dua per tiga dari seluruh pasien
ICU di Indonesia.Kondisi kritis dengan terpasang ventilator akan menimbulkan masalah fisik,
psikososial dan spiritual. Tenaga kesehatan terutama perawat perlu memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien ICU yang terpasang ventilator secara menyeluruh (Bastian, 2016)
Peralatan standar di intensif care unit (ICU) meliputi ventilasi mekanik untuk usaha
bernafas melalui endotrakeal tube (ETT) atau trakheostomi Ventilator merupakan alat bantu
pernafasan yang digunakan untuk pasien yang mengalami gagal nafas atau tidak mampu bernafas
secara mandiri. Ventilator akan membantu memberikan oksigen segar dengan tekanan tertentu ke
dalam paru-paru pasien untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pasien yang terganggu. salah satu
indikasi klinis pemasangan ventilasi mekanik adalah gagal nafas (Musliha, 2010).
( jurnal “ Pengaruh Suction Terhadapat Tidal Volume pada Pasien menggunakan Ventilator di
Ruang ICU RSUD dr. Soedarso, dari Riri Fitri Sari, Suhaimi Fauzan, Ichsan Budiharto )
Ventilasi mekanik adalah proses penggunaan suatu peralatan untuk memfasilitasi
transpor oksigen dan karbondioksida antara atmosfer dan alveoli untuk tujuan meningkatkan
pertukaran gas paru-paru (Urden, Stacy, Lough, 2010). Ventilator merupakan alat pernafasan
bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen
untuk periode waktu yang lama (Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2008). ( jurnal “ Askep Pasien
dengan Ventilasi Mekanik “ dari Ns. Made Oka Ari Kamayani, S.Kep., M.Kep )
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Alat Bantu Ventilasi.
C. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan alat bantu ventilasi dan
bagaimana memberikan asuhan yang baik
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi
hipoksia, hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis. Ventilator
adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi
untuk mempetahankan oksigenasi.
C. PATOFISIOLOGI
1. Sirkulasi Tanda : Takikardia, irama ireguler S3S4/Irama gallop Daerah PMI bergeser ke
daerah mediastinal Hamman’s sign (bynui udara beriringan dengan denyut jantung
menandakan udara di mediastinum) TD : hipertensi/hipotensi
2. Nyeri/Kenyamanan Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat
menjalar ke leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk Tanda :
Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis
3. Pernapasan :
Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru , keganasan,
“lapar udara”, batuk
Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot asesori, penurunan
bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi : hiperesonan di atas area berisi
udara (pneumotorak), dullnes di area berisi cairan (hemotorak); perkusi : pergerakan dada
tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak. Kulit : cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan;
mental: cemas, gelisah, bingung, stupor
4. Keamanan Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat radiasi/kemoterapi
5. Penyuluhan/pembelajaran Gejala : riwayat faktor resiko keluarga dengan tuberkulosis,
kanker
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Hb : dibawah 12 gr %
2) Analisa gas darah :
pH dibawah 7,35 atau di atas 7,45
paO2 di bawah 80 atau di atas 100 mmHg
pCO2 di bawah 35 atau di atas 45 mmHg
BE di bawah -2 atau di atas +2 -Saturasi O2 kurang dari 90 % -Ro” : terdapat
gambaran akumulasi udara/cairan , dapat terlihat perpindahan letak mediastinum
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan pernafasan ventilator
mekanik adalah :
2) Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakit
4) Ketidakefektifan pola nafas berhubungandengan kelelahan, pengesetan ventilator
yang tidak tepat, obstruksi selang ETT
5) Cemas berhubungan dengan penyakti kritis, takut terhadap kematian
6) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang ETT
7) Resiko tinggi komplikasi infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan
selang ETT
8) Resiko tinggi sedera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, selang
ETT, ansietas, stress
9) Nyeri berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, letak selang ETT
G. RENCANA KEPERAWATAN
1) Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
Kriteria hasil : -Bunyi nafas bersih -Ronchi (-) -Tracheal tube bebas sumbatan
Intervensi Rasional
1.Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam atau Mengevaluasi keefektifan bersihan jalan
bila diperlukan nafas
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan pertukaran gas yang kembali normal
Kriteria hasil :
-Hasil analisa gas darah normal :
PH (7,35 – 7,45)
PO2 (80 – 100 mmHg)
PCO2 ( 35 – 45 mmHg)
BE ( -2 - +2)
-Tidak cyanosis
Intervensi Rasional
1.Cek analisa gas darah setiap 10 –30 Evaluasi keefektifan setting ventilator yang
mnt diberikan
setelah perubahan setting ventilator
2.Monitor hasil analisa gas darah atau Evaluasi kemampuan bernafas klien
oksimetri selama periode penyapihan
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1.Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 Deteksi dini adanya kelainan atau
jam gangguan fungsi ventilator
5.Evaluasi tekanan atau kebocoran balon Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
cuff
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Gresik
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : karyawan PT. Intisari Boga
Agama : Islam
MRS : 12 – 11 – 2001
Diagnosa : CF costa 5-9 (S)+CF costa 6-7 (D)+Contusio Pulmonum, Trauma Tumpu
Abdomen
Alasan dirawat : perdarahan hebat dan resiko gagal
napas
Keluhan utama : sakit dada
Upaya yang dilakukan : Operasi eksplorasi laparotomi tgl 12 – 11 – 2001 dan pemasangan
Riwayat penyakit sebelumnya Kliem mengalami kecelakaan lalu lintas tgl 12-11-20
01 dengan fraktur costa CF costa 5-9 (S)+CF costa 6-7 (D)+Contusio Pulmonumdan Trauma
Tumpul Abdomen, dilakukan laparotomi di IRD (Splenectomy) dan pemasangan bullow
drainage.
Riwayat Penyakit Sekarang Klien dirawat di ROI post op hari ke-7, keadaan umum
lemah, GCS :4X6, menggunakan ventilator SiMV dengan ETT di mulut, Bullow drainage di
dada kanan, terdapat vulnus ekskoriasi luas di daerah punggung dan lengan kanan-kiri.
Alat bantu yang dipakai : tidak ada
b) Vital sign
S : 37 C
N : 100 x/mnt
P : 21 x/mnt
TD : 150/90 mmHg
c) Body Systems
Breathing
Hidung: terpasang NGT, tidak ada kelainan. Trakhea : tidak ada kelaina, trakeostomi (-),Bentuk
dada simetris, pergerakan dada kana-kiri sama, retraksi dada(-), suara nafas : vesikuler menurun
di kiri, suarat tambahan: ronchi di parukanan-kiri. Klien menggunakan ventilator SiMV ART-10,
FiO2 40% dan bullow drainage pada ICS 7 kanan.
Bleeding
Nyeri dada (-), palpitasi (-), capillary refill 3 detik, suara jantung S1 S2 tunggal, murmur (-),
edema ekstremitas(-), JVD (-), konjungtiva pucat
Brain
Kesadaran : apatis, GCS; 4 X 6, kepala dan wajah simetris, tanda perlukaan (-), sklera putih,
pupil isokor, leher tidak ada gangguan( terpasang ETT). Persepsi sensori :Penglihatan,
perabaan,penciuman, penglihatan tidak ada gangguan Pengecapan terganggu karena
pemasangan ETT
Bladder
Produksi urin : 1780cc/24 jam, warna kuning pekat, menggunakan dauwer kateter, blast kosong,
nyeri berkemih (-).
` Bowel
Bibir dan mukosa kering, terpasang ETT hari ke &, nutrisi dibantu lewat NGT. Abdomen : flat,
terdapat insisi midline 10 cm, luka kering, tanda peradangan (-), distensi abdomen (-), bising
usus 3-5 x.mnt, pembesaran hepar tidak teraba, limfa tidak teraba. Perkusi : resonan. Rectum :
luka (-), hemoroid (-), BAB selama di ROI belum pernah. Penggunaan pencahar (-).
Bone
Kemampuan pergerakan sendi bebas, parese/paralise (-).
Ekstremitas
Atas: terdapat vulnus ekskoriasi luas dari bahu, lengan atas dan lengan bawah kiri-kanan
terpasang three way iv line pada lengan kiri. Tonos otot 5 Bawah : tidak ada kelainan, tanda
peradangan (-), edema (-) Tulang belakang ; tidak ada kelainan Kulit : warna pucat, turgor kulit
baik. Terdapat gambaran jejas pada hemithorax kanan & kiri. Akral hangat.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakit
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator
yang tidak tepat, peningkatan sekresi, obstruksi ETT
5. RENCANA KEPERAWATAN
1.Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
INTERVENSI RASIONAL
1.Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam Mengevaluasi keefektifan bersihan jalan
atau nafas
bila diperlukan
A. Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan pertukaran gas yang kembali normal
B. Kriteria hasil:
a) PH (7,35 – 7,45)
b) PO2 (80 – 100 mmHg)
c) PCO2 ( 35 – 45 mmHg
INTERVENSI RASIONAL
1.Cek analisa gas darah setiap 10 –30 Evaluasi keefektifan setting ventilator yang
mnt diberikan
setelah perubahan setting ventilator
Evaluasi kemampuan bernafas klien
2.Monitor hasil analisa gas darah atau
oksimetri selama periode penyapihan
Sekresi menghambat kelancaran udara
3.Pertahankan jalan nafas bebas dari nafas
sekresi
Deteksi dini adanya kelainan
4.Monitpr tanda dan gejala hipoksia
INTERVENSI RASIONAL
1.Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 Deteksi dini adanya kelainan atau
jam gangguan fungsi ventilator
5.Evaluasi tekanan atau kebocoran balon Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
cuff
6. TINDAKAN KEPERAWATAN
7. CATATAN PERKEMBANGAN/SOAP
TGL/JAM NO.DX SOAP TTD
19 /11/01 1 S: - Ismatul
14.00 O: secret (+)
Ronchi (+)
ETT bebas sumbatan
2 A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
S: -
O: : pH : 7,403
PCO2 : 41,7 mmHg
PaO2 : 83,4,1 mmHg
3 HCO3 : 25,4
BE : 0,7
O2 sat : 96,3 %
Cyanosis (-)
1 A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S: -
O: pergerakan dada sesuai ventilator
2 Alarm tidak berbunyi
Volume nafas adekuat
A: Masalah teratasi
3 P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
20/11/01 S: -
14.00 O: secret (+)
1 Ronchi (+)
ETT bebas sumbatan
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
2 S:-
O:
Cyanosis (-)
3 A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S:-
O: pergerakan dada sesuai ventilator
Alarm tidak berbunyi
Volume nafas adekuat
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5,6,7.8
S: -
O: secret (+)
Ronchi (+)
ETT bebas sumbatan
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
S:-
O:
Cyanosis (-)
A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
S:-
O: pergerakan dada sesuai ventilator
Alarm tidak berbunyi
Volume nafas adekuat
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5,6,7.8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/29937586-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-klien-dengan-gagal-
nafas-bantuan-ventilasi-mekanik.html, diakses pada tgl 01-02-2020
Posisi lateral kiri elevasi kepala 30 derajat terhadap nilai tekanan parsial oksigen (PO2) pada
pasien dengan ventilasi mekanik dari Karmiza, Muharriza, Emil Huri
Pengaruh Suction Terhadapat Tidal Volume pada Pasien menggunakan Ventilator di Ruang ICU
RSUD dr. Soedarso, dari Riri Fitri Sari, Suhaimi Fauzan, Ichsan Budiharto
Askep Pasien dengan Ventilasi Mekanik dari Ns. Made Oka Ari Kamayani, S.Kep., M.Kep