Anda di halaman 1dari 16

PENYULUHAN PENCEGAHAN

DIFTERI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


2018
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Malang
mengungkapkan, terdapat 15 kasus difteri
terjadi di Malang hingga Oktober 2017.
Kepala Dinkes Kota Malang, Asih Tri
Rachmi memastikan tidak ada kasus
meninggal atas penyakit tersebut selama
2017 ini.
Di kesempatan sama, Asih juga
mengungkapkan, angka tren kasus difteri
dari 2009 hingga Oktober 2017. Di 2009
telah terjadi 39 kasus difteri dengan satu
orang meninggal. Kemudian pada 2010
dan 2011 terdapat 65 dan 42 kasus.
Selanjutnya, tren pada 2012 dan 2013
terlihat menurun dengan angka kasus
sebanyak 32 dan 22 kali. Lalu pada 2015
ada 17 kasus dengan satu orang
meninggal. "Dan di 2016 ada 31 kasus
Apa itu Difteri ?
Difteria adalah penyakit
infeksi akut yang
disebabkan oleh
Corynebacterium
diphteriae yang
menyerang terutama
saluran pernafasan atas
Lokasi Difteri

Mulut
Hidung Mata
Tenggorokan

Kulit
PENYEBAB
• Difteri disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Penyebaran
bakteri ini dapat terjadi
dengan mudah, terutama
bagi orang yang tidak
mendapatkan vaksin
difteri.
TANDA DAN GEJALA
• Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang
menutupi tenggorokan dan amandel.
• Demam dan menggigil.
• Sakit tenggorokan dan suara serak.
• Sulit bernapas atau napas yang cepat.
• Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
• Lemas dan lelah.
• Pilek. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan
terkadang bercampur darah.
• Difteri juga terkadang dapat menyerang kulit dan
menyebabkan luka seperti borok (ulkus). Ulkus tersebut
akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi biasanya akan
meninggalkan bekas pada kulit.
PERBEDAAN
Difteri Tonsilitis
• Disebabkan oleh bakteri • Disebabkan oleh Bakteri
(Corynebacterium atau Virus
diphteriae ) • Tidak muncul selaput
• Muncul selaput putih • Tidak ada kesulitan bernafas
keabu-abuan di • Hanya menyerang kelenjar
tenggorokan amandel
• Sulit bernafas, nafas
berbunyi (seperti ngorok)
• Racun dapat menyebar ke
pembuluh darah
PERBEDAAN
• Difteri kulit
Selain memengaruhi tenggorokan, ada pula jenis difteri yang
yang memengaruhi kulit. Gejalanya ditandai dengan rasa sakit
yang khas, kemerahan dan pembengkakan pada area kulit
yang terkena. Lapisan abu-abu tebal ditenggorokan juga dapat
terjadi pada difteri jenis ini.
PENULARAN

Terhirup percikan ludah Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh


penderita di udara saat bakteri.
penderita bersin atau batuk.

Sentuhan langsung pada luka borok (ulkus)


akibat difteri di kulit penderita.
FAKTOR RESIKO
• Lokasi yang Anda tinggali
• Tidak melakukan imunisasi lengkap/
mendapat vaksinasi difteri terbaru.
• Memiliki gangguan sistem imun, seperti AIDS
• Memiliki sistem imun lemah
• Tinggal di kondisi yang padat penduduk atau
tidak higienis
PENGOBATAN
Penderita akan
ditempatkan di ruan g
isolasi untuk mencegah
penularan.
Dokter kemudian akan
memberiakan antibiotik
untuk membunuh bakteri
KOMPLIKASI
Hambatan jalan nafas
Gagal nafas
Detak jantung tida k teratur( aritmia jantung)
Gagal jantung
Paralisis (keumpuhan otot) otot diafragma
Pendarahan
PENCEGAHAN
• Imunisasi vaksi DPT wajib
• Dilakukan 5 kali, yaitu pada anak usia 2
bulan,3 bulan, 4 bulan, 1 ½ tahun, 5 tahun.
Selanjutnya diberikan booster dengan vaksin
(Tdap/Td) pada usia 10 Tahun dan 18 tahun
• Bila anak umur 7 tahun belum diimuniasi bisa
diberikan vaksin kejaran tanpa mengulangi
pemberian dari awal.
Umur vaksin
0 bulan HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB2, Polio 3
4 bulan DPT/HB3, Polio 4
9 bulan Campak

Anda mungkin juga menyukai