Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kelahiran prematur didefinisikan sebagai kelahiran yang berlangsung kurang


dari 37 minggu kehamilan atau 259 hari (Beck et al., 2009). Menurut definisi WHO, bayi
prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari
hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur
kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur
lahir dengan berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003). Prematur juga sering
digunakan untuk menunjukkan imaturitas.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak tahun 1961 WHO telah
mengganti istilah prematur dengan bayi berat lahir rendah (BBLR).
Metode yang digunakan dalam makalah ini yaitu metode penulisan study pustaka.
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya bayi premature yaitu,:
1. Factor dari ibu
2. Factor dari janin
3. Factor lain
Klasifikasi bayi premature terdiri dari
1. Bayi Prematur Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
2. Bayi Prematur Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Tanda dan gejala pada bayi premature berat badan bayi kurang dari 2500 gr, usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, panjang badan kurang dari 46 cm lingkar kepala
kurang dari 33 cm, terdapat banyak rambut lanugo di seluruh badan bayi, lemak pada
subkutan sangat tipis, tulang rawan daun telinga belum tumbuh dengan sempurna,
genitalia belum sempurna, tonus otot masih lemah, bayi kurang aktif.
Pada bayi premature sering terjadi hipotermi, hipoglikemi, hiperglikemi,
pemberian asi kurang efektif karena reflek isap pada bayi premature kurang, badan bayi
terkadang kejang, seluruh badan bayi ikterik akibat hiperbilirubin , asfiksia , henti napas
akibat dari paru-paru tidak mengembang sacara sempurna, gangguan cairan dan
elektrolit pada bayi premature akibat system metabolism tubuh tidak optimal, system
pencernaan juga terganggu, Pada bayi prematur pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung lebih lambat karena berkaitan dengan maturitas otak bayi, Pada bayi prematur
dan BBLR kemampuan bicaranya akan terlambat dibandingkan bayi cukup bulan dengan berat
lahir normal sampai usia 6,5 tahun
Pada bayi premature dilakukan pemeriksaan darah lengkap untu melihat fungsi hati
dan fungsi cardiovaskuer serta untuk melihat kadar bilirubin dalam darah, dan pemeriksaan
kadar gas darah untuk melihat fungsi paru-paru dan capilarefil.

B. Saran
Pada bayi premature perlu pengawasan yang efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, pada bayi premature sebaiknya untuk menjaga kestabilan suhu di berikan suhu yang
cukup hangat sperti di dalam incubator, intake nutrisi dan cairan yang adekuat, pencegahan
infeksi, penimbangan berat badan yang dilakukan tiap hari untuk melihat perkembangan berat
badan, pemberian therapy oksigen sesuai kebutuhan bayi, pantau tanda-tanda vital dan awasi
jalan napas bayi.
DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401100050/13._BAB_2_.pdf,

( diakses tgl 11 Desember 2019 )

file:///C:/Users/SULIS/AppData/Local/Temp/digital_2017-2_20435225-SP-

Mega%20Hasanul%20Huda-1.pdf ( diakses tanggal 13 Desember 2019 )

https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/Gantari/article/view/848/583 ( diakses tanggal 18

Desember 2019 )

Asrining surasmi, Siti Handayani, Heni nur Kusumah, Perawatan bayi resiko

tinggi,2003,EGC Jakarta

Anda mungkin juga menyukai