A. Pengkajian
5) Neurosensori
a.Sefalohematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua tulang
parietal yang berhubungan dengan trauma kelahiran/ kelahiran ekstrasi
vakum.
b.Edema umum, hepatosplenomegali atau hidrops fetalis mungkin ada
dengan inkompatibilitas Rh berat.
c.Kehilangan reflek morro mungkin terlihat.
d.Opistotonus dengan kekakuan lengkung punggung, fontanel menonjol,
menangis lirih, aktivitas kejang (tahap krisis).
6) Pernapasan
a. Riwayat asfiksia.
b. Krekels, mukus bercak merah muda (edema pleural, hemoragi pulmonal).
7) Keamanan
a.Riwayat positif infeksi/ sepsis neonatus.
b.Sempat mengalami ekimosis berlebihan, petekie, perdarahan intrakranial.
c.Obsat tampak ikterik pada awalnya pada wajah dan berlanjut pada bagian
distal tubuh, kulit hitam mis. Kecoklatan (sindrom bayi bronze) sebagai
efek samping fototerapi.
8) Seksualitas
a. Mungkin praterm, bayi kecil untuk usia gestasi (SGA), bayi dengan
retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR), atau bayi besar untuk usia
gestasi (LGA), seperti bayi dengan ibu diabetes.
b. Trauma kelahiran dapat terjadi berkenaan dengan stress dingin, asfiksia,
hipoksia, asidosis, hipoglikemia, hipoproteinemia.
c. Terjadi lebih sering pada pria dari pada bayi wanita.
9) Penyuluhan/ Pembelajaran
a.Dapat mengalami hipotiroidisme kongenital, atresia bilier, fibrosis kistik.
b.Faktor keluarga: misalnya keturunan etnik (Oriental, Yunani, atau Korea),
riwayat hiperbilirubinemia pada kehamilan atau sibling sebelumnya,
penyakit hepar, fibrosis kistik, kesalahan metabolisme saat lahir
(galaktosemia), diskrasias darah (sferositosis, defisiensi glukosa 6 fosfat
dehidrogenase [G6PD]).
c.Faktor ibu, seperti ibu diabetes yang mengkonsumsi obat-obatan, misalnya
salisilat, sulfonamid oral pada kehamilan akhir atau nitrofurantoin
(furadantin), inkompatibilitas Rh/ABO, penyakit infeksi, misalnya rubella,
sitomegalovirus, sifilis, toksoplasmosis.
d.Faktor penunjang intrapartum, seperti persalinan praterm, kelahiran dengan
ekstraksi vakum, induksi oksitosin, pelambatan pengkleman tali pusat, atau
trauma kelahiran.
10) Pemeriksaan diagnostik
a.Tes coomb pada tali pusat bayi baru lahir: hasil positif tes coomb indirek
menandakan adanya antibodi Rh positif, anti-A, atau anti-B dalam darah
ibu. Hasil positif dari tes coomb direk menandakan adanya sensitisasi (Rh-
positif, anti-A, anti-B) SDM dari neonatus.
Golongan darah bayi dan ibu: mengidentifikasi inkompatibilitas ABO.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Integritas kulit
2) Resiko kekurangan volume cairan
3) Resiko Hipertermi
4) Resiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan