JUMALIA
NIM. P27824422077
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan asuhan kebidanan pada remaja ini dilaksanakan sebagai dokumen
atau laporan praktik lahan yang telah dilaksanakan di Puskesmas Bulak Banteng
periode praktik tanggal 31 Oktober sampai dengan 03 Desember tahun 2022.
JUMALIA
P27824422077
Mengetahui
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas kelompok yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Remaja Pada Nn. “D” Usia 15 Tahun Dengan Flour
Albus Di Puskesmas Bulak Banteng Kota Surabaya”.
Dalam menyusun laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran dari pembimbing akademik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dwi Purwanti, SST., S.Kp., M.Kes., selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Kelas Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. dr. Elfi Asriningdiah Poedjiutami., selaku Kepala Puskesmas Bulak Banteng
Surabaya
3. Arfiningsih, SST., selaku Pembimbing Lahan Puskesmas Bulak Banteng
Surabaya
4. Dwi Wahyu S, SST, M.Keb., selaku dosen pembimbing praktik lapangan
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Kelas Alih Jenjang Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
5. Rijanto, S.Kep., M.Kes., selaku dosen pembimbing Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Kelas Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Surabaya.
6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Surabaya, November 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................30
BAB V PENUTUP..........................................................................................................32
A. Kesimpulan.......................................................................................................32
B. Saran.................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................34
LAMPIRAN......................................................................................................................36
4
BAB 1
PENDAHULUAN
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Remaja Madya
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini,remaja sangat membutuhkan teman.
Ia senang banyak teman yang menyukai mereka (Aprilianto & Fahrizqi, 2020).
Ada kecenderungan "narsis" untuk mencintai diri sendiri dengan menyukai
teman yang memiliki kualitas yang sama. Juga, bingung karena tidak tahu
harus memilih yang mana : sensitive atau acuh tak acuh, ramai atau sepi,optimis
atau pesimis, idealis atau materialistis, dan lain - lain (Nugroho & Yuliandra,
7
2021). Remaja laki – laki harus membebaskan diri dari Oedipus complex
(perasaan cinta pada ibu sendiri dimasa kanak-kanak) dengan memperdalam
hubungan dengan geng lawan jenis (Agus & Fahrizqi, 2020)
3. Remaja Akhir
Fase ini (16 - 19 tahun) merupakan fase pemantapan menuju pertumbuhan dan
ditandai dengan tercapainya lima hal berikut (Sari & Pratama, 2021) :
1) Tumbuhnya minat terhadap fungsi-fungsi akal.
2) Ego mencari peluang untuk terikat dengan orang lain dan mendapatkan
pengalaman baru.
3) Ia membentuk identitas seksual yang tidak akan pernah berubah lagi
4) Keegoisan (terlalu egois) digantikan oleh keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dan orang lain.
5) Membangun "tembok" yang memisahkan diri pribadidan masyarakat umum.
3. Afektif
Pada fase ini anak menuju perkembangan fisik dan mental. Memiliki perasaan-
perasaan dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan- perubahan
tubuhnya. Ia mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain, ia berpikir pula apa
yang dipikirkan oleh orang lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang
keluarga ideal, agama dan masyarakat. Pada masa ini remaja harus dapat
mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang dirinya.
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget dalam John W. Santrock adalah
berada pada tahap operasional formal. Menurut teori Piaget, “pada tahap ini,
individu mulai memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkrit, dan
memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis”. Kualitas abstrak dari
pemikiran operasionalformal tampak jelas dalam pemecahan problem verbal.
Selain memiliki kemampuan abstrak, remaja juga mulai melakukan
pemikiran spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri
mereka dan orang lain. Pemikiran idealis ini bisa menjadi fantasi atau khayalan.
4. Psikomotor
Kemampuan motorik adalah sebagai suatu kapasitas dari seseorang yang
berkaitan dengan pelaksanaan kemampuan fisik untuk dapat melaksanakan
suatu gerakan, atau dapat pula didefinisikan bahwa kemampuan motorik
adalah kapasitas penampilan seseorang dalam melakukan suatu gerak.
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran
9
tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini merupakan
waktu yang tepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan
olahraga. Mereka memiliki perhatian, kemauan, dan motivasi. Adapun
kegiatan yang dilakukan dalam masa ini antara lain berupa aktifitas yang
mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini
mereka diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai
kegiatan aktifitas. Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan
olahraga, mereka di kenalkan teknik olahraga dan bentuk olahraga. Seperti
bermain dengan menggunakan media bola, misalnya permainan sepakbola.
10
normal terdiri dalam tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal
(sekretori). Pada fase folikuler, peningkatan GnRH pulsatif dari hipotalamus akan
merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH dan LH yang kemudian
merangsang pertumbuhan folikel. Folikel kemudian akan mensekresi estrogen
yang menginduksi proliferasi sel di endometrium. Kira-kira tujuh hari sebelum
ovulasi terdapat satu folikel yang dominan. Pada puncak sekresi estrogen,
hipofisis mensekresi LH lebih banyak dan ovulasi terjadi 12 jam setelah
peningkatan LH. Pada fase luteal yang mengikuti fase ovulasi ditandai dengan
adanya korpus luteum yang dibentuk dari proses luteinisasi sel folikel.
Pada korpus luteum kolesterol dikonversi menjadi estrogen dan progesteron.
Progesteron ini mempunyai efek berlawanan dengan estrogen pada endometrium
yaitu menghambat proliferasi dan perubahan produksi kelenjar sehingga
memungkinkan terjadinya implantasi ovum. Tanpa terjadinya fertilisasi ovum dan
produksi human chorionic gonadotropine (hCG), korpus luteum tidak bisa
bertahan. Regresi korpus luteum mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan
estrogen yang menyebabkan terlepasnya endometrium, proses tersebut dikenal
sebagai menstruasi. Menstruasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi.
12
Peraturan Presiden no. 7 tahun 2005, maka program KRR merupakan salah satu
program prioritas dalam pembangunan nasional. Tujuan dari program kesehatan
reproduksi remaja secara eksplisit dinyatakan untuk meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan
kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi
mendatang (Rahayu,dkk, 2017).
Pada usia remaja, masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan
kebiasaan makan yang juga terkait erat dengan perubahan fisik dan kebutuhan energi
remaja. Beberapa masalah gizi yang sering ditemui pada remaja antara lain:
No Gangguan Gizi Penyebab
1 Kegemukan Asupan gizi lebih dari kebutuhan dalam
14
2. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari 12 g/dL untuk anak usia sekolah dan wanita dewasa. Penyebab Anemia
pada Remaja adalah ketidak seimbangan antara konsumsi bahan makanan sumber zat
besi yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat besi. Selain
konsumsi zat besi yang kurang dari kebutuhan, anemia juga dapat disebabkan oleh
karena meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi misalnya masa menstruasi, masa
tumbuh kembang remaja, ibu hami, akibat penyakit kronis seperti TBC, Infeksi dan
lain lain.
. Tanda dan Gejala Anemia Gejala anemia secara umum menurut University of
North Calorina (2002) dalam Briawan (2014) adalah cepat lelah, pucat (kuku, bibir,
gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat
melakukan aktivitas ringan, napas tersenggal atau pendek saat melakukan aktivitas
ringan, nyeri dada, pusing, mata berkunang, cepat marah(mudah rewel pada anak),
dan tangan serta kaki dingin atau mati rasa. Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali
pada remaja yang menderita anemia gizi besi dikenal dengan 5 L yaitu: Letih, Lemah,
Lesu, Lelah, Lunglai. Selain itu sering disertai dengan keluhan pusing dan mata
berkunang kunang.
Anemia mengakibatkan menurunnya kemampuan tubuh, menurunnya konsentrasi
belajar, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya daya tahan tubuh terhadap
penyakit, menghambat tumbuh kembang. Pada remaja putri akan menjadi calon ibu
dengan keadaan berisiko tinggi.
15
pendek kurang dari 21- hari.
16
Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga yaitu (Kusmiran, 2016):
1. Menorrahgia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi reguler dalam interval yang
normal, durasi dan aliran darah lebih banyak.
2. Metrorraghia, yaitu kondisi perdarahan dalam interval irreguler, durasi dan aliran
darah berlebihan/banyak.
3. Polymenorrhea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang dari 21
hari. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi yaitu:
1. Premenstruasi Syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat menyertai
sebelum dan saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi
lemas, serta mudah lelah. Nafsu makani meningkat dan suka makan makanan
yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya wanita mudah marah, sensitif,
dan perasaan negatif lainnya. Saat PMS, gejala yang sering timbul adalah
mengalami kram perut, nyeri kepala, pingsan, berat badan bertambah karena
yubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak serta pinggang terasa pegal
(Kusmiran, 2016).
2. Dysmenorrhea yaitu saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat dan
tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut
dinamakan dysmenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik
meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti
mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi (Kusmiran, 2016).
19
4) Pemakaian celana dalam jeans terlalu ketat juga meningkatkan kelembaban
daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.
5) Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, harum,atau tisu
toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
6) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air
yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi,ember,ciduk,water,torn,dan
bibir kloset dengan antiseptic untuk menghindari menjamurnya kuman.
7) Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari
keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan
seks.
8) Menghindari berhubungan seks pra nikah.
1.1.1 Biodata
a. Nama : Nama ditanyakan untuk mengenal atau memanggil klien
serta berguna untuk mencegah terjadinya kekeliruan
dengan pasien lain
b. Umur : untuk memastikan usia dan identitas serta berguna
dalam mementukan tahapan perkembangan remaja.
Menurut Kemennkes RI (2014), remaja awal usia 10-13
Tahun, remaja tengah 14-16 tahun dan remaja akhir
rentang usia 17-19 tahun
c. Agama : untuk mengetahui kemungkinan perngaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama klien
akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan
d. Pendidikan : untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau
dalam memberikan informasi mengenai suatu hal
dengan menggunakan cara yang sesuai dengan
pendidikan remaja
20
e. Alamat : ditanyakan untuk mempermudah tenaga kesehatan
dalam melakukan follow up terhadap perkembangan
remaja.
f. No. Telepon : Untuk memudahkan bidan untuk menjalin komunikasi
dengan remaja.
g. Nama Orang Tua : Nama ditanyakan untuk mengenal keluarga klien serta
berguna untuk mencegah terjadinya kekeliruan dengan
pasien lain
h. Umur Orang Tua : untuk memastikan usia dan identitas orang tua klien
dimana berguna dalam menentukan produktifitas orang
tua klien
i. Pendidikan Orang Tua : Pendidikan dapat mempengaruhi bagaimana pola asuh
terhadap anak
j. Pekerjaan Orang Tua : Pekerjaan dapat menentukan status ekonomi keluarga
klien yang juga akan berujung kepada pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien
k. Alamat Orang Tua : ditanyakan untuk mempermudah tenaga kesehatan
dalam melakukan follow up jika diperlukan
j. Riwayat Menstruasi : - Menarche: adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita indonesia umumnya mengalami
menarche sekitar usia 12-16 tahun (Sulistyawati,
2014).
- HPHT : hari pertama haid terakhir perlu dikaji untuk
menentukan siklus haid pada remaja
- siklus menstruasi : adalah jarak menstruasi yang
dialami dengan mestruasi berikutnya dalam hitungan
hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari (Sulistyawati,
2014).
- Jumlah : data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstruasi yang dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya
menggunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit.
Jawaban yang diberikan pasien bersifat subjekif,
namun kita bisa mengkaji lebih dalam lagi dengan
beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai
berapa kali mengganti pembalut dalam sehari
(Sulistyawati, 2014).
g. Keluhan : Keluhan ditanyakan untuk mengetahui masalah yang
sedang terjadi remaja saat ini. Keluhan atau masalah
kesehatan yang sering muncul pada masa remaja yaitu
Anemia, KEK, Dismenore, keputihan. Masalah kesehatan
umum yang ditemukan pada remaja Indonesia.adalah
anemia dan kebugaran (physical fitness) yang rendah
(Soeroso, 2001).
21
22
h. Status dalam keluarga : Status dalam keluarga ditanyakan untuk mengetahui
hubungan antara anak dengan orang tua apakah anaka
kandung atau anak angkat. Status hubungan dalam
keluarga mempengaruhi tindakan atau sikap remaja
dalam keluarga
23
h. Berat badan : untuk mengetahui berat klien. Apakah termasuk
normal,gemuk, obesitas,atau kurang dari normal.
i. Tinggi badan : untuk mengetahui tinggi badan klien. Apakah termasuk
normal, atau kurang dari normal
j. Lingkar panggul : untuk mengetahui panggul badan klien. Apakah
termasuk normal, atau kurang dari normal
k. Lingkar pinggul : untuk mengetahui pinggul badan klien. Apakah
termasuk normal, atau kurang dari normal
m. LILA : untuk mengetahui lingkar lengan klien.Apakah
termasuk normal, atau kurang dari normal.
24
1.2.3 Program terapi yang diperoleh (bila ada)
Apakah klien sedang dalam masa pengobatan atau terapi obat.
1.2.4 Data
2. Analisa
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang dikumpulkan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan
pasien tentang nyeri perut ketika haid, nyeri pada pinggang, mual muntah serta
pusing. Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta
hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
Nn.... Remaja Usia Tahun dengan Flour Albus Fisiologis
3. Penatalaksanaan
Pertemuan 1
2) Melakukan Pengkajian
Pertemuan 2
2) Melaksanakan asuhan
25
Pertemuan 3
2) Melakukan Asuhan
26
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 10 November 2022
Pukul : 15.00 WIB
Oleh : Jumalia
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama : Nn. D
Umur : 15 Tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP
Alamat : Dukuh Bulak Banteng Suropati 1/20
Nomor telepon : 087790076XXX
b. Keluhan
Utama : +/- 6 hari yang lalu baru selesai menstruasi dan
saat ini mengalami keputihan berwarna
bening, tidak berbau dan tidak gatal
27
e. Riwayat Pernikahan Orangtua :
Anak dari pernikahan ke : Pertama
Lama menikah : 15 Tahun
f. Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 13 Tahun
Lama menstruasi : 5-7 hari
Siklus menstruasi : Teratur (+/- 28
hari) Ganti pembalut : 3-4 kali perhari
HPHT : 05 Oktober 2022
Dismenorrhea : (Ya) / (Tidak), terjadi di hari 1/2 menstruasi
Itensitas nyeri/skor : Ringan / 3
Keputihan : Ya, ketika mendekati haid dan setelah
haid warna putih bening tidak gatal dan
tidak berbau
g. Aktifitas sehari-hari
a) Nutrisi
Makan 3x sehari (nasi, lauk, sayur, buah), minum air putih ± 9 gelas/hari, dan tidak
pernah minum susu
b) Istirahat
Tidur malam ± 9 jam, siang ±1 jam
c) Aktivitas
Sekolah mulai jam 07.00-14.00 WIB. Mengikuti ekstrakulikuler setiap hari sabtu dan
bermain handphone serta mengerjakan pekerjaan rumah saat berada dirumah.
d) Eliminasi
BAK 4-5 kali sehari warna kuning jernih serta tidak ada nyeri saat berkemih.
e) Personal Hygiene
Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 1x sehari dan keramas 3x seminggu,
ganti celana dalam 2x sehari serta membersihkan genetalianya setiap habis BAB dan
BAK, ceboknya dengan air sabun pencuci vagina tetapi cara ceboknya dari depan ke
belakang dan tidak dikeringkan.
28
f) Seksual
Tidak pernah berhubungan seksual.
g) Lingkungan
Di keluarga tidak ada yang perokok aktif. Klien tidak tahu tentang narkoba
2. Data Obyektif
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos
Mentis Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6 oC
Nadi : 81 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
29
Atropometri
Berat Badan : 48 Kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 21,3
Lingkar Pinggang : 80 cm
LILA : 24 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan wajah : Rambut hitam, bersih wajah tidak pucat, mata tidak
Cekung, kelopak mata tidak oedema.
2. Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid,
kelenjar limfe dan vena jugularis
3. Dada : Skala Tanner B4
4. Abdomen : Tidak ada bekas luka atau operasi dan tidak ada nyeri
tekan
5. Punggung : Bentuk tulang punggung normal, tidak ada lordosis,
kifosis ataupun skoliosis
6. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
7. Ekstrimitas
Atas : Pergerakan normal, tidak ada oedema, tidak sianosis
Bawah : Pergerakan normal, tidak ada oedema,tidak sianosis
3. Analisa
Nn.”L” Remaja umur 15 Tahun dengan Flour Albus Fisiologis
4. Penataksanaan
Pertemuan 1
Senin, 10 November 2022 Pukul 15.10 WIB di Rumah Klien
a. Menjalin komunikasi interpersonal dengan klien, dan menjelaskan tujuan dari
pengkajian yang dilakukan.
e/ Klien bersifat sangat kooperatif, klien mengetahui maksud dan tujuan dari
pengkajian yang dilakukan serta bersedia untuk dilakukannya pemeriksaan.
30
b. Memberikan informed consent kepada klien.
e/ Klien bersedia mengisi dan menandatangani lembar informed consent .
e/ Klien dapat mengisi kartu kecerdasan majemuk dengan baik, hasil penilaian
klien Hasil yang diperoleh adalah :
Kecerdasan Kinestik : Skor 16
31
b. Memberikan penkes kepada klien mengenai keluhan yang dialaminya, berupa
pengertian, penyebab serta langkah pencegahan Flour Albus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami.
e/ Klien dapat memberikan umpan balik yang baik, klien mampu memahami
pejelasan yang diberikan serta bersedia akan mencoba menerapkan tatalaksana yang
dijelaskan saat disminorrhea.
c. Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya
e/ Klien mengerti dan bersedia mengikuti kunjungan selanjutnya. Hasil kesepakatan
kunjungan selanjutnya akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 November 2022 pada
pukul 15.00 WIB setelah klien pulang sekolah dan dilakukan dirumah klien.
Pertemuan II
Dilaksanakan pada hari Sabtu,12 November 2022 pada pukul 15.00 WIB di Rumah
Klien.
32
Pertemuan II
a. Memberikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait kespro remaja dan
masalah kesehatan penyakit menular yang berhubungan dengan keadaan saat
ini seperti pemeriksaan SADARI.
e/ Remaja mengerti dengan penjelasan yang diberikan
33
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian yang meliputi anamnesa pada asuhan kebidanan remaja yang
telah dilakukan kepada Nn. ”R” dapat diambil beberapa pembahasan sebagai berikut:
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-19 tahun dan Nn. D berumur 15 tahun sehingga Nn. “D” berada pada kategori
remaja.
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan pada remaja Nn. D umur 15 Tahun
ditemukan bahwa Nn. D mengalami Flour albus atau keputihan namun dalam batas yang
normal dimana keluhan ini tidak sampai menganggu aktifitas Nn. D dan tidak harus
mendapat pengobatan dokter. Menurut Sibagariang (2016) Keputihan normal dapat terjadi
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi,hal ini sesuai dengan hasil anamnesa pada Nn.
D bahwa di mengalami keputihan ketika mendekati haid dan setelah haid warna putih bening
tidak gatal dan tidak berbau.
Dari hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, pemeriksaan antopometri
didapatkan bahwa LILA 24 cm dan IMT nya yaitu 21,3 dimana artinya Nn. D memiliki status
gizi yang baik. Pada hasil pemeriksaan fisik tidak ada dijumpai kelainan atau masalah pada
Nn. D
Selain pemeriksaan fisik, dalam hal ini juga dilakukan pemeriksaan kecerdasan
majemuk serta pemeriksaan masalah psikososial pada Nn. D. Pemeriksaan kecerdasan
majemuk dilakukan menggunakan kartu kecerdasan majemuk dimana hasil pemeriksaan
menunjukkan potensi utama kecerdasan yang dimiliki Nn. D yaitu kecerdasan
logikamatematika dengan jumlah skor yaitu 30. Pada pemeriksaan masalah psikososial
kuesioner yang digunakan yaitu Pediatric Symptom Checklist (PSC). Hasil pemeriksaan
yang dilakukan memperoleh hasil 20 (<28) dimana hal ini menunjukkan bahwa Nn. D tidak
mengalami masalah psikososial.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi
yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab
mengenai proses reproduksi (Depkes RI, 2003) sehingga berdasarkan hasil pengkajian
masalah yang dialami oleh Nn. D adalah Keputihan (flour Albus), klien diberikan
pendidikan kesehatan mengenai keluhan yang dialaminya, berupa pengertian, penyebab serta
langkah pencegahan keputihan (Flour Albus) menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
34
Dari setiap penjelasan yang diberikan, Nn.R memberikan umpan balik yang baik
yang menunjukan bahwa Nn.R memahami dengan baik serta dapat mengulangi point-point
penting yang telah dijelaskan.
35
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Remaja terhadap Nn. D didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Nn. D berumur 15 tahun sehingga Nn. “D” berada pada kategori remaja.
2. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan pada remaja Nn. D umur 15 Tahun
ditemukan bahwa Nn. D mengalami Flour albus atau keputihan namun dalam batas
yang normal dimana keluhan ini tidak sampai menganggu aktifitas Nn. D dan tidak
harus mendapat pengobatan dokter
3. Hasil pemeriksaan TTV dan fisik dalam batas normal, tidak ditemukan adanya
masalah atau kelainan.
4. Hasil pemeriksaan kecerdasan majemuk menunjukkan bahwa potensi kecerdasan
utama yang dimiliki oleh Nn. D yaitu kecerdasan logika matematika dengan skor
30.
5. Hasil pemeriksaan masalah psikososial menunjukkan bahwa Nn. D tidak
mengalami masalah psikososial dengan skor 20 atau <28
5.2 Saran
1. Bagi penulis
Diharapkan penulis dapat selalu mengupdate dan menambah wawasan mengenai
asuhan kebidanan pada remaja serta dapat menerapkannya dalam dunia kerja.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat menambah sumber pustaka mengenai
asuhan kebidanan serta dapat memfasilitatori kegiatan mahasiswa dalam
melakukan asuhan kebidanan pada remaja sehingga dapat menciptakan lulusan
yang berkompeten dan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat lebih sensitif dalam mengenali permasalahan pada
remaja serta dapat membantu serta membimbing remaja dalam penemuan jati
dirinya sehingga tidak mendapatkan masalah atau terjerumus kedalam hal yang
tidak baik sehingga dapat menjadi penerus generasi bangsa yang berkualitas.
36
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R. M. & Fahrizqi, E. B. (2020). Analisis Tingkat Kepercayaan Diri Saat Bertanding
Atlet Pencak Silat Perguruan Satria Sejati. Multilateral: Jurnal Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga, 19(2), 164–174.
Batubara.(2010). Adolescent Development. Jurnal Sari Pediatri : Vol 12, No 1 (2010) diakses
melalui https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/540/476
Ichsanudin, I. & Gumantan, A. (2020). Tingkat Motivasi Latihan Ukm Panahan Teknokrat
Selama Pandemi Covid. Journal Of Physical Education, 1(2), 10–13
Kemenkes RI. 2019. Buku Panduan Untuk Siswa-Aksi Bergizi Hidup Sehat Sejak
Sekarang Untuk Remaja Kekinian. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kusmiran. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Nirmalasari dan Hanipah,2020, Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Vulva Hygiene Dalam
Menangani Keputihan (Fluor Albus) Pada Remaja Putri.jurnal Kesehatan Vol 6 2020
Nugroho, R. A., & Yuliandra, R. (2021). Analisis Kemampuan Power Otot Tungkai Pada
Atlet Bolabasket. Sport Science And Education Journal, 2(1).
Nurchandra dkk, 2020. Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene Pada Remaja Putri
Di Smp 1 Muhammadiyah Banjarmasin. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Volume 2 No 1, 2020, 31-35 diakses melalui
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMK/
PERSAGI. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas Gramedia
PUGS. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi, Departemen
Kesehatan RI. 2014. Jakarta
Pradnyandari. 2019. “No TitleGambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Tentang Vaginal
Hygiene Terhadap Kejadian Keputihan Patologis Pada Siswi Kelas 1 Di SMA Negeri
1 Denpasar Periode Juli 2018.” Intisari Sains Medis 10 (1): 88–94.
37
Rahayu,dkk.(2017). Buku Ajar Kesehatan Reprodiksi Remaja & Lansia. Surabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan (AUP)
Regilta. 2021. “Tingkat Kesadaran Para Mahasiswi Remaja Dari Berbagai Perguruan Tinggi
Di Indonesia Terhadap Gejala Keputihan Normal Dan Abnormal.” Jurnal Medika
Hutama 02 (02): 686–97.
Sari & Pratama. (2021). Karakteristik Perkembangan Remaja. Jurnal Edukasimu : Vol. 1 No.
3, diakses melalui http://edukasimu.org/index.php/edukasimu/article/view/49
Sebtalesy & Kristanti,2022, Edukasi Perilaku Personal Hygiene Remaja : Upaya Mencegah
Fluor Albus di Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien. Empowerment: Jurnal
Pengabdian MasyarakatVolume 1 Nomor 4, Juli2022, hal468-474.
Sibagariang Ellya Eva Et All, (2010), Kesehatan Reproduksi Wanita, Cv Trans Info Media,
Jakarta.
Siswantoyo, S. & Aman, M., 2016. The Effects of Breathing Exercise Toward IgG, Beta
Endorphin and Blood Glucose Secretion. Asia Pacific Journal of Education, Arts and
Sciences, 1(4): 27-32.
Sumaryoto, & Nopembri, S.2017. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud
Soetjiningsih (2004). Pertumbuhan somatik pada remaja. Buku ajar tumbuh kembang remaja
dan permasalahannya. Cetakan 1. Jakarta: CV Sagung Seto
Yuliandra, R., & Fahrizqi,Eb. (2020). Development Of Endurance With The Ball Exercise
Model In Basketball Games. Jp. Jok (Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan
Kesehatan), 4(1), 61–72.
38
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
Pertemuan 1
(Kamis, 10 November 2022)
39
Pertemuan 2
(Sabtu, 12 Novembeer 2022)
40
41