Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini perkembangan bisnis syariah serta banyaknya lembaga-lembaga
keuangan syariah yang marak membuat grafik perekonomian syariah ikut meningkat
di setiap tahunnya. Dengan banyaknya industri halal yang bermunculan hal tersebut
tentu berpeluang besar bari lembaga-lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan
jumlah pangsa pasarnya. Seperti yang dilansir dari laman irfan.id yang menjelaskan
bahwa menurut data Global Islamic Economic Indicator Indonesia menduduki
peringkat ke-9 dunia pada total aset keuangan syariah, tentu hal ini masih jauh dari
negara Malaysia yang memiliki persamaan penduduk Muslim yang menjadi mayoritas
di negaranya dengan peringkat ke-3. Hal tersebut berarti pemerintah dan masyarakat
masih berupaya untuk memaksimalkan potensi yang ada seperti jumlah mayoritas
penduduk Indonesia Muslim serta kualitas bisnis syariah yang dijalankan atau yang
akan didirikan. Tentu hal ini juga ditunjang dengan regulasi yang jelas dari pihak
pemerintah sendiri.
Serta laman pada m.mediaindonesia.com juga menjelaskan bahwa “Menurut
Otoritas Jasa Keuangan perkembangan industri keuangan syariah sampai maret 2018
terus naik terlihat dari perbankan syariah yang mencatatkan aset Rp 439,32 triliun
atau tumbuh 19,33% (yoy) dengan pembiayaan Rp 294,7 triliun atau tumbuh 14,41
(yoy) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 347,15 triliun atau tumbuh 18,81% (yoy)”. 1
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lembaga keuangan syariah terus meningkat di
setiap tahunnya. Jika dilihat dari beberapa sumber yang telah disebutkan di atas maka
dengan meningkatnya bisnis syariah di masyarakat akan berdampak baik bagi
pertumbuhan serta perkembangan lembaga keuangan syariah kedepannya apabila
lembaga mampu memanaj aset yang dimilikinya dengan baik.
Begitupula untuk Bank Syariah, yang mana merupakan salah satu lembaga
keuangan syariah yang berperan sebagai lembaga intermediate antara masyarakat
yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana dengan menerapkan
prinsip-prinsip syariah di setiap operasionalnya. Semakin efisien dan efektif dalam
1
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/203216-peluang-bisnis-syariah-di-2019 diakses Minggu, 31
Mei 2020 pukul 10.08 WIB
penggunaan serta penyaluran dananya kepada masyarakat maka kinerja bank syariah
akan ikut meningkat. Seperti yang dikatakan Abdullah Firman Wibowo selaku Dirut
BNI Syariah yang dilansir dari laman katadata.co.id bahwa “BNI Syariah telah
berhasil mengefisiensikan biaya operasionalnya yang semula bernilai 82,9% pada 31
Maret 2019 dan sekarang menjadi 76,53% ) pada 31 Maret 2020. Dengan banyaknya
aset yang dimiliki oleh bank belum tentu bank tersebut efisien. Salah satu indikasi
bank itu efisien adalah mampu memaksimalkan aset yang dimiliki untuk
mengahasilkan keuntungan akan tetapi tetap mengontrol biaya-biaya yang
dikeluarkan seperti yang dilakukan Bank BNI Syariah tersebut. Permasalahan
efisiensi biaya inilah yang masih menjadi perhatian penting bagi lembaga keuangan
syariah terutama Bank Syariah. Karena hal tersebut mempengaruhi peningkatan
kualitas kinerja perbankan syariah kedepannya. Maka dari itu penelitian ini dirasa
sangat penting untuk dilakukan guna mengkaji lebih dalam tingkat efisiensi Bank
Umum Syariah yang ada di Indonesia pada periode 2011-2018 serta menganalisis
hasil efisiensi yang telah didapatkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Indonesia
pada periode 2011-2018?
2. Bagaimanakah analisis efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Indonesia
periode 2011-2018?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat efisiensi biaya pada Bank
Umum Syariah Indonesia pada periode 2011-2018.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan hasil analisis efisiensi biaya pada
Bank Umum Syariah Indonesia periode 2011-2018.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak diantaranya
adalah:
a. Bagi Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait
dengan faktor penentu efisiensi biaya Perbankan Syariah untuk
tambahan kajian bagi Prodi Perbankan Syariah serta dapat dijadikan
sumber rujukan maupun acuan sebagai literatur bagi semua pihak yang
membutuhkan guna pengembangan lebih lanjut.
b. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bernilai dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan
pengelolaan aset untuk meningkatkan kinerja dari sisi keuangan
dengan mengefisiensikan biaya-biaya yang dapat berdampak pada
peningkatan kinerja serta tingkat profit terhadap lembaga terkait yakni
Perbankan Syariah yang dalam hal ini merupakan objek penelitian
serta pengambilan keputusan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini dibagi
dalam lima bab, diantaranya yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian
seperti landasan teori, kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian seperti jenis dan sumber data, populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran, serta
teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh
dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan
metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan bahasan serta saran berupa
himbauan kepada pihak atau instansi terkait maupun peneliti berikutnya berdasarkan
pada hasil temuan.

Anda mungkin juga menyukai