Dewasa ini perkembangan bisnis syariah serta banyaknya lembaga-lembaga keuangan syariah yang marak membuat grafik perekonomian syariah ikut meningkat di setiap tahunnya. Dengan banyaknya industri halal yang bermunculan hal tersebut tentu berpeluang besar bari lembaga-lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan jumlah pangsa pasarnya. Seperti yang dilansir dari laman irfan.id yang menjelaskan bahwa menurut data Global Islamic Economic Indicator Indonesia menduduki peringkat ke-9 dunia pada total aset keuangan syariah, tentu hal ini masih jauh dari negara Malaysia yang memiliki persamaan penduduk Muslim yang menjadi mayoritas di negaranya dengan peringkat ke-3. Hal tersebut berarti pemerintah dan masyarakat masih berupaya untuk memaksimalkan potensi yang ada seperti jumlah mayoritas penduduk Indonesia Muslim serta kualitas bisnis syariah yang dijalankan atau yang akan didirikan. Tentu hal ini juga ditunjang dengan regulasi yang jelas dari pihak pemerintah sendiri. Serta laman pada m.mediaindonesia.com juga menjelaskan bahwa “Menurut Otoritas Jasa Keuangan perkembangan industri keuangan syariah sampai maret 2018 terus naik terlihat dari perbankan syariah yang mencatatkan aset Rp 439,32 triliun atau tumbuh 19,33% (yoy) dengan pembiayaan Rp 294,7 triliun atau tumbuh 14,41 (yoy) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 347,15 triliun atau tumbuh 18,81% (yoy)”. 1 Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lembaga keuangan syariah terus meningkat di setiap tahunnya. Jika dilihat dari beberapa sumber yang telah disebutkan di atas maka dengan meningkatnya bisnis syariah di masyarakat akan berdampak baik bagi pertumbuhan serta perkembangan lembaga keuangan syariah kedepannya apabila lembaga mampu memanaj aset yang dimilikinya dengan baik. Begitupula untuk Bank Syariah, yang mana merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berperan sebagai lembaga intermediate antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah di setiap operasionalnya. Semakin efisien dan efektif dalam 1 https://m.mediaindonesia.com/read/detail/203216-peluang-bisnis-syariah-di-2019 diakses Minggu, 31 Mei 2020 pukul 10.08 WIB penggunaan serta penyaluran dananya kepada masyarakat maka kinerja bank syariah akan ikut meningkat. Seperti yang dikatakan Abdullah Firman Wibowo selaku Dirut BNI Syariah yang dilansir dari laman katadata.co.id bahwa “BNI Syariah telah berhasil mengefisiensikan biaya operasionalnya yang semula bernilai 82,9% pada 31 Maret 2019 dan sekarang menjadi 76,53% ) pada 31 Maret 2020. Dengan banyaknya aset yang dimiliki oleh bank belum tentu bank tersebut efisien. Salah satu indikasi bank itu efisien adalah mampu memaksimalkan aset yang dimiliki untuk mengahasilkan keuntungan akan tetapi tetap mengontrol biaya-biaya yang dikeluarkan seperti yang dilakukan Bank BNI Syariah tersebut. Permasalahan efisiensi biaya inilah yang masih menjadi perhatian penting bagi lembaga keuangan syariah terutama Bank Syariah. Karena hal tersebut mempengaruhi peningkatan kualitas kinerja perbankan syariah kedepannya. Maka dari itu penelitian ini dirasa sangat penting untuk dilakukan guna mengkaji lebih dalam tingkat efisiensi Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia pada periode 2011-2018 serta menganalisis hasil efisiensi yang telah didapatkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Indonesia pada periode 2011-2018? 2. Bagaimanakah analisis efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Indonesia periode 2011-2018? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menjelaskan tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Indonesia pada periode 2011-2018. b. Untuk mengetahui dan menjelaskan hasil analisis efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Indonesia periode 2011-2018. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak diantaranya adalah: a. Bagi Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait dengan faktor penentu efisiensi biaya Perbankan Syariah untuk tambahan kajian bagi Prodi Perbankan Syariah serta dapat dijadikan sumber rujukan maupun acuan sebagai literatur bagi semua pihak yang membutuhkan guna pengembangan lebih lanjut. b. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bernilai dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan pengelolaan aset untuk meningkatkan kinerja dari sisi keuangan dengan mengefisiensikan biaya-biaya yang dapat berdampak pada peningkatan kinerja serta tingkat profit terhadap lembaga terkait yakni Perbankan Syariah yang dalam hal ini merupakan objek penelitian serta pengambilan keputusan. D. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini dibagi dalam lima bab, diantaranya yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian seperti landasan teori, kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian seperti jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran, serta teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan bahasan serta saran berupa himbauan kepada pihak atau instansi terkait maupun peneliti berikutnya berdasarkan pada hasil temuan.