Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

FISIOLOGI HEWAN
“SISTEMSISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN”
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah Fisiologi Hewan)

Dosen pengampu:
Prof. Dr. Revolson A. Mege,MS
Dr. Nonny Manampiring,S.Pd,M.Si

Oleh:
Andre Torar 19 507 102
Reni 17 507 079

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesempatan dan kemampuan untuk terus belajar dan belajar lagi mendalami satu
disiplin ilmu. Dalam kesempatan ini kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalahyangberjudul“SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN” dengan baik.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Maka diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berperan dalam
penyusunan makalah ini.

Demikianlah penyusunan makalah ini di ucapkan banyak terima kasih.

Tondano ,15 Maret 2020

Penyusun

2
DAFATR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Perernaan............................................................2


B. Sistem pencernaan pada vertebrata..................................................2
a. Sistem pencernaan pada amfibi..................................................2
b. Sistem pencernaan pada reptile..................................................4
c. Sistem pencernaan pada aves.....................................................6
d. Sistem pencernaan pada pisces..................................................7
e. Sistem pencernaan pada mamalia..............................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................25
B. Saran ................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi setiap mahluk hidup. Makanan
berfungsi sebagai nutrisi, member energy dan tenaga yang dibutuhkan mahluk hidup
sehingga mahluk hidup datap beraktivitas. Yang dibutuhkan tubuh dari makanan adalah
sari-sari makanan yang terkandung di dalam bahan makanan yang kita konsumsi,
sehingga harus ada yang mencerna dan mengolah zat-zat dari sari makanan tersebut.
Untuk itu diperlukan sistem pencernaan dan alat-alat pencernaan. Percernaan adalah
sebuah proses metabolisme dimana suatu mahluk hidup memproses sebuah zat dalam
rangka untuk mengubah zat tersebut secara kimiawi ataupun mekanik menjadi nutrisi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pencernaan pada amfibi?
2. Bagaimana sistem pencernaan pada reptile?
3. Bagaimana sistem pencernaan pada aves?
4. Bagaimana sistem pencernaan pada pisces?
5. Bagaimana sistem pencernaan pada mamalia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pencernaan pada amfibi
2. Untuk mengetahui proses pencernaan pada reptile
3. Untuk mengetahui proses pencernaan pada aves
4. Untuk mengetahui proses pencernaan pada pisces
5. Untuk mengetahui proses pencernaan pada mamalia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Digestion (Sistem Pencernaan)


Sistem Digestion atau sistem pencernaan adalah rangkaian organ visceral dari
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan secret yang berfungsi untuk pencernaan, absorbsi
dan metabolisme makanan. Sistem pencernaan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu
tahapan yang pertama pengolahan makanan dan tahapan kedua adalah proses perombakan
makanan meenjadi molekul-molekul yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.
B. Sistem Pencernaan pada Vertebrata
1. Sistem Pencernaan Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh
cavum oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan
ukran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan
akan dibasahi dengan air liur. Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang amphibi adalah katak.
Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).

Gambar :1 sistem pencernaan pada katak


Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

5
1. Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang
tumbuh di langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh
gigi baru sebagai ganti. Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai
alat penangkap mangsa. Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan
serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Katak tidak begitu
banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui
pharinx.
2. Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang
menghasilkan sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam
ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.
3. Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi
lebar. Bagian muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian
posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot
ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi
ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator.
Iap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang
lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri
atas : pepsin, tripsin, eripsin dan protein. Disamping itu ventriculus
menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan yang
menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak
peristaliis.  Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus. Di dalam lambung
makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. 
4. Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-
sari makanan diserap.  Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal
(besar). Usus halus meliputi: duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum
jelas batas-batasnya. Dinding usus halus mengandung kapiler darah yang
berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa penyerapan zat
makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan
masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
5. Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
6.  Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi, dan urine.

6
Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pancreas
yang memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan
sekresi sendiri. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang
terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Hepar/ hati yang besar
terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan
ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus
yang merupakan saluran gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk
menghasilkan zat lemak. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara
lambung dan usus dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan
enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
2. Sistem Pencernaan Reptil
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar  pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan
kelnejar  pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging).
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.
Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.

Gambar 2 sistem pencernaan pada buaya


1. Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi)
yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah
mangsanya. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan .deretan gigi
yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang, dan gigi pleurodont,
bengkok kea rah cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi
halus yang disebut dentes palatine.  Rongga mulut Disokong oleh rahang atas
dan rahang bawah. Dan khusus pada ular berbisaakan tumbuh gigi yang dapat

7
menghasilkan racun yang terdapat pada ronggamulut. Pada buaya giginya bisa
mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi
giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah
yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua atau
bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada reptile yang masih hidup
di air misalnya  buaya bagian belakang dari lingua terdapat satu lipatan
transversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga cavum oris terpisah
dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan itu membuka mulut pada
waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air. Pada reptilian
pemakan insekta memiliki lidah yang dapatdijulurkan, sedangkan pada buaya
dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular
berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang
bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut
tetap basah dan dapat dengan mudah menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar
labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang
terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2.  Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi
proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus
dan agak kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan
makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar
dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada
bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian  
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan
bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan, ekskresi
dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang
dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari
dualobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong
empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak

8
diantaralambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna
kekuning-kuningan.
3. Sistem Pencernaan Aves
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.

Gambar
3 sistem

pencernaan pada burung


Fungsi Organ Pencernaan Pada Aves:
1.  Paruh : Mengambil makanan.
2. Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok
3. Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
4. Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
5. Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
6. Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
7. Pankreas : Menghasilkan enzim.
8. Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah
pada dinding usus halus.
9. Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
10. Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
11. Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
12. Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
- Pencernaan usus.

9
- Saluran uretra dari ginjal
- Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil
makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut
lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong
yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung
kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung
yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk
menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya
mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam
hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan
secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang
dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan
berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung
mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntuberguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus
besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui
kloaka.
4. Sistem Pencernaan Pisces

Gambar 4 sistem pencernaan pada ikan


1.  Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau
rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau

10
tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat
disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan.
Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat
peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
2. Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga
mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ
yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan
rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis.
Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk
mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi
makanan.
3. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan
organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
4. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung
lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan
dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air
laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga
memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses
osmoregulasi)
5. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar
bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan
lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak
asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida.
Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-
ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus
makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen yang terletak
antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya
yang mengecil/menyempit.

11
6. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum
berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses
penyerapan zat makanan.
7. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara
anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara
histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya
katup rektum.
8. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran
urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang
rawan memiliki organ tersebut.
9. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan
pangkal ekor mendekati sirip dada.
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya
akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang
dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada
umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris
menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari
hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Hati meupakan organ penting yang
mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu
kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga
tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati
terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna
hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat

12
memproduksi cairan empedu. Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan
(enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk
kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan
dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran
pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada
akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.

Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat
pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat
mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan
pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin
yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat
bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin,
air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna
untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan
normal. Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng
saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon
ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan
mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu
sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak
mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron. Di dalam usus,
makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini
kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu
sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah
memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air
dan diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan

13
pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah
penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon
pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi
asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar
protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk
mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.
5. Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem Pencernaan Pada Manusia

Gambar 5 sistem pencernaan pada manusia


1. Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut
 Gigi (dens)
 Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut
yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan
menelan. Berfungsi untuk:
1.      sebagai indera pengecap/perasa

2.      mengaduk makanan di dalam rongga mulut

14
3.      membantu proses penelanan

4.      membantu membersihkan mulut

5.      membantu bersuara/berbicara

 Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah


2. Esofagus atau kerongkongan
Esofagus adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu
dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada
ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga
bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri
dari otot halus).
3. Lambung
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat
rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan
dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi
menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah
bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah
bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah
yang berhubungan dengan usus 12 jari duodenum. Dinding lambung tersusun
menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis,
dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis
cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk
seperti palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume
sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat
dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh
darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen
ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan
karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang
membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3
lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan

15
ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung
diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi
gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya. Di
lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel
goblet [goblet cell], sel parietalparietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel
goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan
terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel
parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid]
yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel
parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat
keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk
memproduksi pepsinogen, yaitu enzin pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel
chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak
mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan
kematian pada sel tersebut. Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna,
dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah
lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin,
dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan
mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim
yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih
kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan
makanan. Renin2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya
renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan
usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada
mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan
oleh Ca. Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan
menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot
lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam
duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi
(mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus
yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim.

16
Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan
membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai
pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga
keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan
merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari
lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati
pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut
dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
1.      Esofagus

2.      Kardia

3.      Fundus

4.      Selaput lender

5.      Otot lapisan

6.      Lambung mukosa

7.      Tubuh perut

8.      Pilorik antrum

9.      Pilorus

10.  10. Usus dua belas jari (duodenum)

4. Usus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu.

Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :


a. Usus dua belas jari (bahasa Inggris: duodenum) adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke
usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian

17
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Di bagian ini terdapat beberapa enzim yang sangat di
butuhkan dalam proses pencernaan, antara lain :
1. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan
pankreas;
2. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton
menjadi asam amino;
3. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;
4. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
5. Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
6. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
7. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
8. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
b. Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh
usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus
dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan
secara makroskopis.
c. Usus penyerapan (bahasa Inggris: ileum) adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, )duodenum dan jejunum,
dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m.

18
4. Anus
Proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.
Glandula digestoria (kelenjar pencernaaan) :
1. Glandula salivarae kelenjar ludah
2. Glandula mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan
intestinum (terutama intestinum tenue)
3.  Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar berwarna kecoklat-coklatan terletak
di sebaelah kanan dibawah diafragma, terbagi atas beberapa lobi. Dari tiap
lobi terdapat ductus hepaticus yang mengeluarkan sekresi ke vesica vellea
(kantong empedu). Dari sini akan keluar ductus cysticus yang selanjutnya
akan bertemu dengan ductus pancreaticus bersama membentuk ductus
cholidocus yang bermuara di bagian cranial duodenum.
4. Pancreas : kelenjar ini terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari
duodenum berwarna merah muda, bersaluran yang disebut ductus pancreaticus
yang akhirnya bersatu dengan ductus cysticus membentuk ductus cholidocus.
Saluran yang terakhir itu akan menuangkan sekresinya ke duodenum. Kecuali
itu pada pancreas terdapat sel yang disebut insulae langerhensi (island of
langerheng) menghasilkan sekresi (hormone) berupa insulin yang berlangsung
masuk pembuluh darah.

Pencernaan pada Hewan Ruminansia

Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan pemakan


tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua langkah:

1. Dengan menelan bahan mentah


2. Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi

Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang ( monogastrik)


tetapi lebih dari satu ruang ( poligastrik ), atau secara umum bisa dikatakan
berperut banyak. Perbedaan antara hewan ruminansia dengan mamalia lainnya
Terlihat pada susunan dan fungsi gigi serta lambung. Hal ini berkaitan dengan
jenis makanannya.

19
1. Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti
papan pencuci. Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding
seltumbuhan yg dimakan.
2. Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong
makanan.
3. Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema

Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan


peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia
lainnya, karena makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan.

Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu :

1. Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)


2. Retikulum (perut jala)
3. Omasum (perut masam)
4. Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang sesungguhnya).
contoh hewan ruminansia adalah sapi, dll.

Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :

a. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan


berupa tetumbuhan seperli rumput.
b. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
c. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
d. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen
(fermentor), Retikulum, Omasum dan Abomasum ( Lambung yang
sebenarnya sehingga terjadi pencernaan enzimatis).

Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu
terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian,
struktur alat pencernaan kadang kadang berbeda antara hewan yang satu
dengan hewan yang lain. Berdasarkan susunan giginya, terlihat bahwa sapi
(hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring,
tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia.

20
1. Banyaknya gigi geraham ini sesuai dengan fungsinya untuk
mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan
yang terdiri atas 50% selulosa.
2. Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.
3. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih
mampu berdilatasi (mernbesar).
4. Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan
sekitar  5 cm.
5. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga
perut.
6. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali).
7. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu:


 Rumen
 Retikulum
 Omasum
 abomasum                                                              

Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.

 Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum


7-8%.
 Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter
berkontraksi.
 Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi
sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan.
 Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi
selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis
protozoa tertentu.
 Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini
makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih
kasar (disebut bolus).
 Bolus akan Dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
21
 Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan
ke omasum.
 Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus.
 Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang
sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus
secara kimiawi oleh enzim
 Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan
merombak selulosa menjadi asam lemak.
 Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang
sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat
dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak.
 Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial
seperti pada manusia.

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur


lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa.

 Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi


pada sekum yang banyak mengandung bakteri.
 Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di
lambung.
 Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses
pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
 Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada
lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan
protozoa tertentu.
 Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali
dimakan kembali.
 Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat
makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
 Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan
sekum karnivora.

22
 Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil
dan pencernaan berlangsung dengan cepat.

Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).

 Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi
untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat
menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif.
 Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari
tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan
yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan
gas CH4 (gas bio).
 Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan
bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
(saliva hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin).
 Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.
 Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung.
 Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan
sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.
 Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk
asam-asam lemak terbang.
 Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan
nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.
 Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam
sintesis mikrobial.
 Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus
(duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi
dekstrin sederhana dan maltosa.
 Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna
pula karbohidrat.

23
Enzim-enzim tersebut adalah:

1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.


2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Rumen: bagian lambung tempat penghancuran makanan secara mekanis


2. Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh bakteri
3. Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik
4. Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum.

Jadi makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai
gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan
protein,polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh
bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke
retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan
yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk
dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke
omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut
yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara
kimiawi oleh enzim.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pencernaan merupakan sebuah proses metabolisme dimana suatu mahluk


hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah zat tersebut secara
kimia maupun mekanik menjadi nutrisi. Sistem pencernaan pada mahluk hidup
berbeda beda.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

25
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk.Biologi.Jakarta:Penerbit Erlangga


Candra,Gita.2011.sistem pencernaan pada hewan.diakses tanggal 15 Maret 2020
Isnaeni,Wiwi.2016.Fisiologi Hewan. Yogyakarta:PT Kanisius
Priyono.2009.Rumen pada ternak Rumenansia.Diakses tanggal 15 Maret 2020

26

Anda mungkin juga menyukai