Anda di halaman 1dari 3

Nama : Prudensia Fransiska Nago Busa

NIM : 610018055

AIR MATA SELAT SUNDA


Kita semua pasti tahu apa yang terjadi pada hari sabtu, 22 Desember 2018,
tepatnya pukul 21.27 WIB di Kabupaten Pandeglang Banten, Serang, dan Lampung
Selatan, Tsunami menerjang pantai sekitar Selat Sunda. Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi tsunami disebabkan oleh longsor
bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat bulan
purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang
menerjang pantai. Sebelunya ada beberapa media yang telah memeberitkan tentang
fenomena bulan purnama tersebut,namu diralat oleh Kepala BMKG Dwikora
Karnawati melalui keterangan pers. Mereka lalu menyapaikam resmi bahwa tsunami
telah melanda beberapa wilayah pantai Selat Sunda. Hingga saat ini BMKG masih
berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.
Beberapa bulan sebelum tsunami terjadi,gunung Krakatau menunjukan aktivitas,
dengan terjadinya letusan pada 21 Desember 2018 selama 2 menit hingga
menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menambahkan fenomena
tsunami di Selat Sunda termasuk langka.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 07.00
WIB Ahad 23/12/2018, data sementara jumlah korban akibat tsunami di Selat Sunda
tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang,semntara
itu kerugian fisik yang dialami meliputi 430 unit rumah rusak berat,9 hotel rusak
berat dan 10 kapal rusak berat. Di antara nama yang hilang dan meninggal dunia
adalah personil band seventeen dan kelompok parodi Aa Jimmy.
Adapun daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan tempat wisata di
Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Daerah terpapar bencana
disinyalir cukup luas dan beberapa titik masih terisolir.
Dengan segala situasi yang masih belum pasti, sudah merupakan keharusan kita
sebagai Bangsa Indonesia bahu membahu membantu Banten, Lampung dan
sekitarnya.
Kementrian sosial melakukan berbagai upaya dalam membantu para korban
terdampak tsunami yang melanda. Kemensos memiliki program penanggulangan
tsunami yang diberi nama Program Perlindungan Korban Bencana Alam. Adapun
program ini memiliki tiga tahap yakni:
 Tahap Pra-Bencana
Untuk tahap pra-bencana beberpa logistic, dan sarana pun telah disediakan.
 Kemudian ketika tahap saat bencana,pihak kemensos melakukan
penanggulangan bencana dengan system Klaster Nasional yang dikoornasikan
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB).

 Tahap Pasca-Bencana
Melakukan pengerahan personil aruna Siaga Bencana (Tagana),Kampung
Siaga Bencana (KSB),Kendaraan Siaga Bencana,barang persediaan,alat
evakuasi,dan alat system komunikasi.

Gambar 1: Para warga yang berusaha mencari keluarga

Gambar 2: keadaan pasca-bencana


Referensi :
Kompas.com
News Indonesia
WIKIPEDIA

Anda mungkin juga menyukai