Kita semua pasti tahu apa yang terjadi pada hari sabtu, 22 Desember 2018, tepatnya pukul 21.27 WIB di Kabupaten Pandeglang Banten, Serang, dan Lampung Selatan, Tsunami menerjang pantai sekitar Selat Sunda. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi tsunami disebabkan oleh longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat bulan purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai. Sebelunya ada beberapa media yang telah memeberitkan tentang fenomena bulan purnama tersebut,namu diralat oleh Kepala BMKG Dwikora Karnawati melalui keterangan pers. Mereka lalu menyapaikam resmi bahwa tsunami telah melanda beberapa wilayah pantai Selat Sunda. Hingga saat ini BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya. Beberapa bulan sebelum tsunami terjadi,gunung Krakatau menunjukan aktivitas, dengan terjadinya letusan pada 21 Desember 2018 selama 2 menit hingga menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menambahkan fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 07.00 WIB Ahad 23/12/2018, data sementara jumlah korban akibat tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang,semntara itu kerugian fisik yang dialami meliputi 430 unit rumah rusak berat,9 hotel rusak berat dan 10 kapal rusak berat. Di antara nama yang hilang dan meninggal dunia adalah personil band seventeen dan kelompok parodi Aa Jimmy. Adapun daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan tempat wisata di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Daerah terpapar bencana disinyalir cukup luas dan beberapa titik masih terisolir. Dengan segala situasi yang masih belum pasti, sudah merupakan keharusan kita sebagai Bangsa Indonesia bahu membahu membantu Banten, Lampung dan sekitarnya. Kementrian sosial melakukan berbagai upaya dalam membantu para korban terdampak tsunami yang melanda. Kemensos memiliki program penanggulangan tsunami yang diberi nama Program Perlindungan Korban Bencana Alam. Adapun program ini memiliki tiga tahap yakni: Tahap Pra-Bencana Untuk tahap pra-bencana beberpa logistic, dan sarana pun telah disediakan. Kemudian ketika tahap saat bencana,pihak kemensos melakukan penanggulangan bencana dengan system Klaster Nasional yang dikoornasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB).
Tahap Pasca-Bencana Melakukan pengerahan personil aruna Siaga Bencana (Tagana),Kampung Siaga Bencana (KSB),Kendaraan Siaga Bencana,barang persediaan,alat evakuasi,dan alat system komunikasi.
Gambar 1: Para warga yang berusaha mencari keluarga