PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk
membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam
diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.
Tetapi mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera
mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis
anak.
Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan
yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau
tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung
banyak gizi.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,yang mampu
paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan
B. Rumusan masalah
Tujuan
umum
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir
dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu
menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi
yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun
bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta
memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai
4000 gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui
vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada
lagi asupan makanan dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan
Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI.
(intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit
(infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 menyebutkan bahwa
masalah gizi pada anak usia sekolah yang utama hingga saat ini adalah Kurang
Vitamin A, dan Anemia Defisiensi Besi (Depkes, 2008). Salah satu masalah gizi
di dunia adalah anemia, diperkirakan sekitar 50% penyebab anemia adalah
defisiensi besi (WHO, 2008). Individu yang kekurangan zat besi rentan terhadap
anemia dan memiliki daya tahan yang buruk (Sharkey, 2003). Hasil riskesdas
(2007) menyebutkan sekitar 40% anak Indonesia usia 1-14 tahun menderita
anemia (Depkes, 2008). Data dari WHO tahun 2008 menunjukkan kira-kira
24,8% atau 1,62 milyar dari populasi dunia menderita anemia dan 25,4% darinya
merupakan anak usia sekolah. Penderita anemia diperkirakan hampir 30% dari
populasi dunia. Prevalensi anemia untuk anak balita sekitar 43%, anak usia
sekolah 37%, lelaki dewasa hanya 18%, dan wanita tidak hamil 35% (Arisman,
2002). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reniati tahun 2008 prevalensi
siswa SD yang menderita anemia sebanyak 45%. Anemia Gizi Besi (AGB)
diderita oleh 8,1 juta anak balita, 10 juta anak usia sekolah, 3,5.
tentang pendapatan kepala keluarga dengan asupan makan dan status gizi pada
balita.
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Terdapat
dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor
langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi prinsip gizi
seimbang. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang terkait
memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang
yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman, misalnya bayi tidak
infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare
dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait mutu pelayanan
hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih,
sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan
sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah
dan sebagainya.
khususnya pangan untuk bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23 bulan (MP-
ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu
terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana,
dimana bayi dan ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap
masalah gizi. Masalah gizi yang biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan
anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak mendapatkan air susu ibu
karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya status gizi kelompok
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami
situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan
dengan cara bayi tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya
atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu
kesehatan.
C. Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi
masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani
baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan
badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk
memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat
dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh
pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita
mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi
lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai
jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan
dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gisi esensial. Selain itu,
absorbsi, dan penyakit infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi
yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial
tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.
Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk beraktivitas.
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu,
yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh.
Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan
sebagai pengatur dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta
banyak peroses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.
mental anak. Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang
berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu
2. Selalu Aktif.
oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat
Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang
faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah
digalakan.
4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Yang telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat
pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini
A. Kesimpulan
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi
dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi
jumlah ASI. Untuk itu bayi yang berumur 6 bulan di anjurkan untuk
mengkonsumsi bubur tim dengan cara pengolahan dan ragam sayuran/buah yang
telah disebutkan di atas.Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu
makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur.
Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel
Rendahnya asupan gizi anak usia sekolah diakibatkan oleh banyak faktor. Anak
usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang rendah atau buruk. Pada usia
ini pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya. Jajanan
bergizi sehingga dapat dikatakan bahwa anak usia sekolah sangat rentan dengan
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang bergizi
bergizi. Pendekatan yang baik dengan anak dan komunikasi atau cara
Perhatian dari kedua orang tua sangat diperlukan terutama pada jajanan dan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Eva Ellya Sibagariang. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans
Info Media.
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Ayubi, Dian. 2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI
FKM UI L.
Pustaka Utama.
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………
Latar belakang…………………………………………………….
Rumusan masalah…………………………………………………
Tujuan…………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………….
1.Pengertian gizi bagi bayi balita dan anak sekolah…………………
2.Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada bayi……………………
3. Apa saja prinsip gizi seimbang bagi bayi……………………………
4. Apa saja dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada bayi……………
5.Apa fungsi gizi untuk anak usia sekolah…………………………..
6. Apa asupan makanan yang baik untuk anak usia sekolah……………..
7. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Anak Sekolah……………………
BAB III PENUTUP……………………………………………….
Kesimpulan………………………………………………………
Saran………………………………………………………….
MAKALAH
Disusun oleh:
Nim: KM 15.00474