Anda di halaman 1dari 26

Lawas Pamuji

Lawas: Terjemahannya:

Pamuji Tentu Ko Nene Puji-pujian tentu pada yang Kuasa


Nosi Bau Tukamaing Tak kan dapat kita ambil
Ada Pang Kita Bajele Semuanya bergantung pada kita

Maknanya:

Semua pujian hanya milik Allah SWT, pujian bukan untuk maanusia, namun
semuanya itu tergantung pada kita (manusia).

Manasi Ada Pang Kita Meskipun ada pada kita


Sanompo Anung Tupuji Satu saja yang kita puja
Naq Ke Sangka No Kamilin Jangan sangka tak ditinggalkan

Maknanya:

Meskipun pujian ada pada manusia, satu yang menjadi pujian, jangan pikir tidak
akan kita tinggalkan

Patitsi Mana Kamilin Patutkah jika ditinggalkan


Ada Pang Kita Panunas Ada di kita yang menunaikan
Balong Paham No Mangaku Paham Bagus tak diakui

Maknanya:

Patutlah jika ditinggalkan, semuanya terserahkan pada kita, amal baik tidak
mengakui

Kapeno Ulin Mangaku Banyak Yang mengaku


Kanyong Leng Ada Kangere Menganggap diri agak lebih
Nomo Totang Katutunas Tidak Ingat menjalankan

Maknanya:

Banyak umat yang mengaku bahwa dia mempunyai kelebihan dibandingkan


dengan yang lain, sehingga menjadi lupa diri

Tanda Tentu No Mangaku Tandanya mengakui


Kasasang Buya Tupuji Mengharap banyak yang puji
Ilang Pikir Leng Katipu Ilang akal karena ketipu

Maknanya:
Karena berharap pujian akhirnya menjadi hilang kesadaran karena tertipu

Tipu Alis Ko Kalenge Tipuan halus oleh kejahatan


No Tupato Datang Salaq Tak sadar ke arah yang salah
Ingat Ke Jaga Pangangan Ingatlah dan jaga pegangan

Maknanya:

Kita tertipu oleh kejahatan yang samar-samar, kita kurang menyadarinya, tetap
ingat dan menjaga agar selalu ingat pada-Nya.

Lamin Salaqmo Pangangan Kalau salah yang diingat


Boat Nomonda Kalako Kerja tak ada yang benar
Balong Tuingat Naq Rusak baiknya diingat agar tak rusak

Maknanya:

Kalau salah pegangan, amal baik tidak ada gunanya, teruslah ingat agar tidak
makin rusak

Rusak Amal Leng Pangangan Amal rusak karena pengharapan


Mara Riya Buya Puji Seperti riya mengharap pujian
Goyo Imung Leng Takabur ditambah lagi dengan sikap takabur

Maknanya:

Amal kebaikan yang kita miliki tak berguna seperti orang riya berharap pujian,
apalagi jika ditambah dengan sipat takabur.

Takabur Ada Pang Ate Takabur ada di hati


Selin Diri Ke Ne Peno Memisahkan diri dengan orang banyak
Nomo Totang Kakahina Tak kan ingat keburukan

Maknanya:

Sikap takabur ada dalam hati, memisahkan diri dengan orang banyak, tidak ingat
akan terhina

Nomo Totang Kakahina Tiada ingat keburukan


Asal Ada Kapang Lesik Asal Ada tempat kotor
Telas Iringsi Leng Mate hidup diiringi oleh kematian

Maknanya:

Tidak ingat akan kehinaan, meskipun ada yang namanya kehinaan, hidup ini
diiringi kematian.

Lamin Totangsi Kahina Kalau ingat keburukan


Takabur Ilang Pang Ate Takabur hilang dari hati
Amal Tenrang Nomo Rusak Amal baik tak kan rusak

Maknanya:

Jika ingat kehinaan, takabur dihilangkan dalam hati, amal kebaikan tidak akan
rusak.

Takabur tentu pang nene Sifat Takabur Hanya miliki Allah


Na ke asi yamuturit Janganlah dituruti
Amal rusak no kalako Amal rusak tak berguna

Maknanya:

Sipat takabur hanya milik Allah SWT, janganlah kita turuti, amal kebaikan bisa
rusak tak ada guna.

Mana peno amal tenrang Meski banyak amal kebaikan


Naq muangan tamo kena Janganlah diingat sudah didapat
Nansi ujub gaok diri Itu namanya orang sombong

Maknanya:

Meskipun banyak amal kebaikan, janganlah dianggap sudah kita peroleh, karena
itu bentuk kesombongan.

Gaok diri peno amal Menyombongkan diri banyak amalan


Siong kita baeng boat Bukanlah kita punya kerjaan
Angan salaq paham kasar Ingatan salah pemahaman kurang

Maknanya:

Menyombongkan diri banyak amal, bukanlah kita yang mencatatnya, ingatan


salah pemahaman kurang

Sai tugaok ko amal Siapa yang menyombongkan amalnya


Mara au bao batu Seperti debu di atas batu
Kaseang bawa leng angin Terbang dibawa oleh angin

Maknanya:

Barang siapa yang menyombongkan amal perbuatannya, laksana debu di atas


batu, hilang diterbangkan angin
Amal tenrang na no boat Amal Baik Jangan tidak dikerjakan
Samata junyung kasuka Semata-mata mengusung kebaikan
Nanpo roa bakalako Itulah yang akan membawa kebaikan

Maknanya:

Amal kebaikan jangan tidak dikerjakan, semata-mata menjunjung kebenaran,


mungkin itu akan bermanfaat

Kalako amal katenrang Baiknya amal kebaikan


Lamin lepas ke binasa Jikalau lepas dari binasa
No tubau kira-kira Tak dapat kita perkirakan

Maknanya:

Amal kebaikan akan bermanfaat, jika lepas dari kebinasaan, kita tak dapat
memperkirakannya

Amal tenrang nan ibadat Amal baik itu ibadah


Paboat aji ko Nene Pekerjaan mulia kita pada Tuhan
Naq ke asi musamogang Janganlah makin dikurangi

Maknanya:

Amal kebaikan itulah ibadah, sebagai bentuk ibadah kita pada Sang Khalik,
janganlah makin dikurangi.

Me po olaq tusamogang Bagaimanakah jalan tuk dikurangi


Pasuru Nene samanta Disuruh dan diperintahkan Tuhan
Tukurang takitpo capa Kurang takut kan mendapat keburukan

Maknanya:

Bagaimanakah jalan akan dikurangi, disuruh dan diperintahkan oleh Allah SWT,
yang kurang takut akan mendapatkan balasannya.

Jira capa ko pamelang Sudah Buruk pada larangan


Musanturitmo leng ate Kamu ikuti kata hati
Angan ko sakit kasuda Ingatlah sakit pada akhirnya

Maknanya:

Seandainya mengentengkan larangan-Nya, mengikuti apa saja keinginan hati,


ingatlah bahwa kita akan mendapatkan keburukan
Sakit eraq pang aherat Sakitnya nanti di akhirat
Petang ke ano tupikir Siang dan Malam dipikirkan
Nanpo olaq datang takit Itulah jalan datanganya ketakutan

Maknanya:

Sakit nanti di akhirat, siang dan malam dipikirkan, itulah saatnya akan dihampiri
rasa takut.

Lamin nomonda pamikir Kalau sudah tak ada yang dipikir


Nomo takit ko pakesal Taklah takut pada penyesalan
Kasasang tipu leng setan Kesasar ditipu setan

Maknanya:

Kalau sudah tidak lagi dipikirkan, tidaklah takut serta tidak menyesal,
kebimbangan karena tipuan setan.

Pakesal Nene ko ulin Yang disesalkan Tuhan pada umatnya


Nosi mara leng donia Tidaklah seperti di dunia
Pang aheratpo tudapat Di akhirat kan kita dapatkan

Maknanya:

Rasa penyesalan kita pada Yang Kuasa, tidak seperti di dunia, di akhirat akan kita
petik

Beru masamo tudapat Jika waktunya sudah datang


Nanpo masa yatunesal Itulah waktunya kita menyesal
Parana karoa diri Badan yang mengharapkan

Maknanya:

Jika sudah saatnya, itulah masa akan kita sesali, karena itulah yang kita harapkan

Sesal dosa kamuboat Menyesali dosa yang dikerjakan


Naq ke angan murabalik Jangan diingat ke belakang
Muntu ajal no po datang Sebelum ajal menjemput

Maknanya:

sikap sesal atas dosa yang kita perbuat, jangan harap akan kembali, sebelum ajal
akan menjemput

Nesal rena eneng ampin Menyesal mohon ampunan


Aku diri rango salaq Mengaku banyak berbuat kesalahan
Nanpo lamin yatarima Itupun kalau diterima

Maknanya:

Menyesal sambil berharap ampunan, mengakui banyak kesalahan, itupun jika


diterima.

Yatarimasi leng Nene Diterimalah oleh Allah


Lamin benar tutu ate Kalau memang sungguh-sungguh
Ampo ajal nopo datang Itupun sebelum ajal menjemput

Maknanya:

meskipun diterima oleh Allah SWT, jika memang dengan ketulusan hati, itupun
saat sebelum ajal menjemput

Lamin sekatmo ke ajal Kalau ajal sudah menjemput


Tobat nomonda kalako Bertobat sudah tak ada gunanya
Balangan rena ke susa Berjalan dalam kesusahan

Maknanya:
Jika sudah mendekati ajal, taubat sudah tidak berguna, perginya dengan
penyesalan

Palangan sekatmo dapat Perjalanan hampir mendekati


Ate susa nonda senang Hati susah tiada senang
Nanpo masa yatupikir Itulah waktu dipikirkan

Maknanya:

Jika ajal sudah datang, hati susah tiada kegembiraan, itulah masanya kita ingat

Mumikir leng dalam sekat Kau Ingat saat sempit


Nomonda anung tudapat Tak ada lagi yang kita dapat
Kabekas lalai pang dunung Karena lalai waktu lampau

Maknanya:

Dipikirkan ketika ajal menjelang, sudah tidak ada lagi yang akan kita peroleh,
itulah tanda kita dilalaikan saat yang lalu

Lalai lupa ko aherat Lalai dan lupa pada akhirat


Belo angan ko donia Hanya memikirkan dunia
Umir rena sajan kurang Umur makin bertambah kurang

Maknanya:
Lalai dan lupa pada hari akhir, terlalu mementingkan kesenangan dunia, padahal
umur sudah mulai mendekati ajal

Kurang umir no tupikir Umur kurang tidak dipikir


Tukalulu ling rasate Hanya menurutkan isi hati
Nanmo bakal yatunesal Itulah yang kan disesali

Maknanya:

Umur kurang tidak kita pikirkan, terlalu mengikuti keinginan hati, itulah saatnya
akan kita sesali.

Kalulu balong ibadat Kerjakan ibadah dengan baik


Musalepas ke karana Kamu lepas dengan keikhlasan
Naq murugi no kalako Tak kan rugi karena benar

Maknanya:

Mengerjakan ibadah dengan baik, kamu kerjakan dengan penuh keikhlasan, tak
akan rugi karena akan bermanfaat

Mumikir balong ke ate Kamu pikir baik dengan hati


Palajar lako aherat Petuah menuju akhirat
Mumenong rena mukenang Kau dengar sambil diamalkan

Maknanya:

Ingatlah dengan baik nasihat yang disampaikan, disamping didengar nasihat dan
petuah itu juga harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Ingat ke balong mukenang Ingatlah dan diamalkan dengan baik


Karoa anung mubaca Keinginan quran yang dibaca
Nanpo roa bakalako Itu yang kan membawa kebaikan

Maknanya:

Seorang umat muslim diharuskan untuk membaca Al-Quran setiap waktu dan
diharapkan mengamlkan apa yang dibaca itu, maka dia akan mendapatkan
kebaikan.

Paham kurang no baguru Pengetahuan kurang tak mau berguru


Ramenong nonda leng ate Menyimak setengah hati
Me po tanang yatudapat Bagaimana kan mendapatkan

Maknanya:
Seseorang yang kurang pengetahuan tentang agama ditambah lagi tidak mau
mendengar kebaikan yang disampaikan, maka dia tidak akan mendapatkan
kebaikan di dunia dan di akhirat.

Kalenge kurang baguru Keburukan kurang berguru agama


Nomonda dapat palajar Tidak kan mendapatkan pelajaran agama
Goyo takitpo yaada Ditambah takut baru mendapatkan

Maknanya:

Keburukan bagi mereka yang tidak mau berguru, pastinya mereka tidak
mendapatkan apa-apa, kecuali jika takut tidak mendapatkan apa-apa

Sepan diri ulin takit Menganggap diri umat takut dosa


Pamelang rena yaboat Larangan tetap dikerjakan
Kateman ulin no nyadu Sifat orang yang tidak percaya

Maknanya:

Dia hanya mengaku orang yang takut melakukan dosa, tetapi segala larangan tetap
saja dikerjakan. Itulah yang dimaksud dengan orang yang pendusta

Boat pamelang no putis Mengerjakan yang dilarang tiada henti


Rango arap ko pamendi Berharap untuk diampuni
Angan lenge no kalako Pikiran buruk tak bermanfaat

Maknanya:

Selalu saja mengerjakan yang dilarang, namun selalu berharap untuk diampuni,
banyak hal-hal buruk yang dikerjakan yang tidak membawa kebaikan sama sekali

Kalako apapo tudapat Kebaikan apa yang kan kita dapat


Tuarap rena tukewa Diharapkan tetapi dilanggar
Iman kurang taket nonda Iman kurang tidak punya rasa takut

Maknanya:

Kebaikan apakah yang kita dapatkan, berharap kebaikan tetapi tetap saja
mengerjakan keburukan, hal ini dilandasi oleh iman yang kurang dan dilandasi
oleh tidak adanya rasa takut akan hari akhirat

Putis arap ko pamendi Putus harapan untuk diampuni


Yasarusakmo parana Merusak seluruh badan
Kasasang mara iblis Kesasar bak iblis
Maknanya:

Putuslah harapan untuk diampuni, maka merusak seluruh badan dan diasingkan
laksana iblis

Arap ke rango pangampin Sangat Berharap tuk diampuni


Selis diri kapang dosa Mengeluarkan diri dari dosa
Muntu masi bakalako Waktu masih dapat berbuat

Maknanya:

Sangat berharap untuk diampuni dan berusaha menjauhkan diri dari dosa waktu
masih dapat mengerjakan/sempat

Dosa peno ka muboat Dosa yang sudah banyak dikerjakan


Taket ke lema tuboat Takutlah untuk tidak diperbuat
Naq mucapa ko pakesal Janganlah lupa tuk disesali

Maknanya:

Dosa yang sudah banyak dikerjakan agar jangan lagi diperbuat kembali serta
jangan lupa tuk disesali

Muboat ke mana kasakit Kamu kerjakan meski sakit


Sarea jenis pasuru Segala jenis suruhan
Lema senang pang aherat Agar senang di akhirat

Maknanya:

Kerjakan saja meski susah segala jenis perintah-Nya agar kita mendapatkan
kesenangan di Akhirat

Kasenang desa akherat Kesenangan di akhirat


Kaleng matemo tudapat Sejak meninggal kan kita dapatkan
Sateris kubir barimung Seterusnya di kubur kan terhimpun

Maknaya:

Kesenangan di akhirat akan kita dapatkan Sejak kita meninggal dunia dan
akhirnya sampai ke liang kubur

Kamate ulin ibadat Meninggalnya umat yang taat


Mengas kuping nyaman ate Tak kan membawa beban apa-apa
Nyawa lalo no marasa Nyawanya hilang tak terasa

Maknanya:
Meninggalnya orang yang taat beragama sangat indah. Tidak akan meninggalkan
nama buruk dan nyawanya lepas taka akan meninggalkan rasa sakit pada
tubuhnya

Mengas kuping leng pamuji Enak didengar karena nasihat


Nayaman ate leng panyayang Sejuk terasa karena disayang
Kameri angkang aherat Senang menuju akhirat

Maknanya:

Orang yang rajin beribadah akan disayang oleh Allah dan dia meninggal pun
dengan senang

Pasuru datang les repan Suruhan datang ke dunia


Rame rena ke mulia Ramai juga mulia
Mulia rua parenta Mulia lah pula perintah

Maknanya:

Perintah datang dari langit, sangat ramai dan mulia begitu pula mulianya perintah
yang dibawa oleh-Nya

Parenta nene ko ulin Perintah Tuhan ke Kita


Datang talang ke bulaeng Datang Nampan membawa emas
Yasangisi sabe ijo Diisi dengan Sabe Hijau

Maknanya:

Parenta Nene ko nyawa Perintah Tuhan pada nyawa


Yasakomong sabe ijo Dibantali dengan Sabe Ijo
Seri rupa mampis mamung Berseri-seri dan harum wanginya

Maknanya:

Nyawa entek lako aras Nyawa lepas ke Arasy


Bilin tubuh pang katokal Meninggalkan jasad di tempatnya
Rame iring leng malekat Ramai diiringi oleh malaikat

Maknanya:

Nyawa lepas naik ke Arasy, meninggalkan jasad di tempatnya serta diiringi oleh
para malaikat

Malekat rame baralu Banyak didatangi para malaikat


Saruntung langit batari Setiap langit ditunggui
Masing-masing ke pamuji Masing-masing dengan puji-pujiannya

Maknanya:

Orang yang meninggal dalam kebaikan akan didatangi oleh para malaikat dan
pada tiap langit yang dilalui akan disertai dengan pemberian puji-pujian

Malekat bawa pamendi Malaikat mengantarkan ampunan


Bateris datang baralu Selanjutnya datang mengunjungi
Ramada rua kasuka Memberi tahu apa yang disenangi

Maknanya:

Para malaikat pun akan mendatangi manusia yang meninggal dalam kebaikan
disertai dengan puji-pujian atas apa yang telah kita perbuat selama hidup di dunia

Sarea ulin tusuka Semua umat disenangi


Lepasmo kewa kasakit Lepasnya melalui kesakitan
Senang no putis barimung Senangnya tidak akan putus-putusnya

Maknanya:

Setiap umat manusia yang disukai, lepas semua kesulitan, kesenangan yang
diperoleh tidak ada putus-putusnya

Kaleng mate tamo terap Dari meninggalnya sudah bebas


Kubir mengas sapar terap Kuburannya bersih juga longgar
Tokal guar dengan rame Tempat luas banyak temannya

Maknanya:
Sejak meninggalnya sudah bebas, kuburannya pun terang benderang, duduknya
lapang dan ditemani oleh orang banyak

Terap ada meleng ate Keluasan tergantung keinginan hati


Sebarang ragi pakakan Seluruh makanan disajikan
Amal terang naq saneja Amal kebaikan yang memberikan

Maknanya:
Kelonggaran ada tergantung keinginan hati, semua jenis makanan ada disajikan,
amal kebaikanlah yang mengantarkannya

Amal terang pang donia Amal kebaikan di dunia


Leng aherat pang tubalas Di akhirat kan dibalas
Me kanasasi tudapat Seberapa besar, itu yang kita dapatkan

Maknanya:
Berapapun besarnya kebaikan yang kita lakukan di dunia maka sebanyak itu pula
yang kan kita dapatkan di akhirat kelak

Leng donia pang tunanam Di dunia tempat kita tanami


Leng aherat pang tupata Di akhirat tempat kita petik
Katuboat nanpo ada Yang kita kerjakan itulah yang ada

Maknanya:

Kebaikan yang kita lakukan di dunia ibarat tempat kita menanam, dan kebaikan di
dunia itu akan kita petik di akhirat, sebesar apa kebaikan yang kita lakukan maka
sebesar itu pula yang kan kita dapatkan.

Jina no sosong ko donia Sungguhpun tidak lagi di dunia


Kabilin amal ibadat Meninggalkan amal ibadah
Siong desa pang tukekal Bukan dunia tempat kita kekal

Maknanya:

Amal kebaikan yang kita lakukan di dunia akan kita tinggalkan karena memang
dunia bukan tempat yang kekal bagi kita

Ate nosong ko donia Hati selalu ingat duniawi


Nomonda rajin ibadat Tidak lagi rajin ibadah
Datang mate nanpo mato Dekat ajal baru sadar

Maknanya:

Pikiran selalu tertuju pada kehidupan dunia, akhirnya amal ibadah ditinggalkan,
waktu menjelang ajal baru sadar tetapi sudah terlambat

Naq kalupa totang mate Jangan lupa akan kematian


Mukatipu leng donia Kamu tertipu oleh dunia
Nanpo rena sajan parak itupun sudah mendekati kematian

Maknanya:

Diingatkan pada kita semua bahwa kita tidak akan abadi di dunia ini, kita sering
tertipu oleh kebahagiaan dunia, baru kita ingat mati ketika menjelang kematian

Beru parakmo ke ajal Baru dekat dengan ajal


Sakitmo boat ibadat Sulit mengerjakan ibadah
Nanpo masa sesal diri itulah saat menyesalinya

Maknanya:
Mendekati ajal baru kita sadar dan ingin melaksanakan ibadah hanya saja saat itu
kita sudah tak mampu mengerjakannya, inilah saat penyesalan tiba

Nesal nomonda kalako Sesal tak ada guna


Siong nongka tusatotang Bukan tidak kita ingatkan
Panyadu kurang pang ate tetapi tidak dipercayai

Maknanya:

Penyesalan sudah tidak berguna, padahal sudah diingatkan, tetapi karena memang
tidak mempercayai

Beru kurangmo panyadu Karena kurang mempercayai


Susamo bilin donia Nyawa susah meninggalkan dunia
Onang ke bau ramalik Apakah bisa kembali

Maknanya:

Orang yang tidak percaya hari akhirat, waktu mau meninggal nyawanya sulit
untuk lepas dari badan, apakah akan bisa kembali ke pemilik-Nya
Ragam Penyampaian Sastra Lisan (Lawas) Etnis Samawa di Kalangan
Masyarakatnya
Tradisi lawas Samawa sampai saat ini masih hidup dalam masyarakat etnis
Samawa. Adapun cara penerusan dan penyebaran lawas melalui berbagai bentuk
pertunjukan untuk dipertontonkan. Ada pula yang memang disampaikan pada saat
orang-orang sedang bekerja di sawah, ladang, saat gotong royong membangun
rumah, mengasuh anak, saat upacara adat, dan saat karapan kerbau[12]. Berikut
ragam penyampain lawas etnis Samawa di kalangan masyarakatnya:

1. Balawas

Balawas dalam masyarakat Samawa adalah menembangkan lawas secara


beramai-ramai atau seorang diri. Secara beramai-ramai pria dan wanita
menembangkan lawas dalam rangkaian upacara perkawinan. Di saat musim panen
atau musim memetik hasil kacang hijau, balawas sering dilantunkan. Di saat
berangkat ke sawah, ladang, atau pulang ke kampung, usai menjaga ladangnya
seorang petani menembangkan lawas, melepas kerinduan atau mengusir kesepian
yang mencekam jiwanya. Apabila membuat atau memasang atap rumah,
sekelompok pria yang tengah bekerja bergotong royong memperbaiki atau
membangun sebuah rumah panggung kedengaranlah lawas riup rendah
dikumandangkan.[13]
So besides to state the happiness, the function of lawas is also to loose the
tiredness of the workers (Jadi, peranan lawas selain untuk menyatakan
kegirangan, juga pelenyap kelelahan bagi para pekerja).[14] Contoh:
Kakendung ling ku adi e
Kupina pa asa kau
No tutu sai ya bola

(Terlanjur ucapanku duhai adinda


Engkau jadi impian
Kalau tidak jadi, siapa yang bohong)

Bola kau suda ku to


Jengka mara akar bako
Nanta no asa ling untung
(Dustamu sudah ku tahu
Berjejer bagaikan akar bakau
Duh sayang tak mengharap jodoh)

Untung ku no poka tenri


Dunung mo katara rungan
Sawer ning tu lako ate

(Jodohku belumlah pasti


Lebih dahulu berita menyebarkan
Dikabarkan si tujuan hati)

2. Basakeco
Sakeco dilakukan oleh para lelaki (dua pria disatu pihak dan dua pria
dipihak lainnya) menembangkan lawas sambil membunyikan lawas. Lawas yang
ditembangkan berisi cinta kasih pemujaan, nasihat agama, sejarah masa lalu,
perjuangan yang penuh heroik, mengedepankan masalah pembangunan dan
perjuangan hidup yang dikaitkan dengan gotong royong berazaskan kekeluargaan.
Pelaksanaan pengaturannya silih berganti, selesai disatu pihak disambung dan
dibalas oleh pihak lainnya.
Sakeco adalah sebuah syair lawas yang dilantunkan dengan lagu dan
diiringi nada rabana yang di dalamnya mengandung makna tersendiri.[15]
Sakeco adalah salah satu kesenian tradisional Samawa yang biasanya
dimainkan pada saat acara-acara sakral, seperti khitan, perkawinan, dan lain-
lainnya. [16]
Menurut Mustakim Biawan, sakeco adalah nada dan syair yang dimainkan
dalam satu komponen tertentu, sehingga membentuk variasi antara nada dan lagu
yang bisa memperjelas makna yang terkandung didalamnya.[17] Sedangkan
menurut A. Maulana, Sakeco adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia
dalam mengembangkan bakat dan minat yang ada pada diri individu dalam belajar
mengembangkan nilai-nilai seni atau budaya yang ada.
Sakeco adalah seni yang membuat orang terpesona dalam mendengar dan
menyaksikan segala ekspresi yang dilakukan. Dengan demikian, secara istilah,
sakeco adalah segala upaya yang dilakukan oleh manusia dalam berekspresi yang
diperagakan dengan berbagai gaya, sehingga membuat orang terlena dan
terpesona dengan segala lantunan yang begitu indah.[18]
Sakeco is played to celebrate the wedding party, the moriterious but not
obligatory prophet or other ritual ceremony (Sakeco ini diadakan untuk
memeriahkan upacara perkawinan dan upacara adat lainnya, seperti selamatan
atau kenduri)[19]. Contoh:
Kusamula ke bismillah
Kusasuda ke wassalam
Nanke salamat parana
(Ku mulai dengan bismillah
Kuakhiri dengan wassalam
Semoga aku selamat)

Lamin no poka sia to


Ba ta moku bada sia
Tanya baeng saling sayang
(Bila belum tuan tahu
Kini kuberitahu tuan
Saya punya “saling sayang”)

Ku hormat kaling sia


No ku beang tenri tana
Mana ling sakit ku kaya
(Ku hormati kata-kata tuan
Tak kubiarkan jatuh ke tanah
Walau sakitpu ku berupaya).

3. Bagandang

a. Gandang Suling
Pria dan wanita menembangkan lawas dengan alunan suara berirama dan
merdu berbarengan dengan suara suling mengikuti irama lawas yang
ditembangkan. Gandang ini disaksikan kala sekelompok orang bergembira ria,
karena panenan tahun ini menjadi baik. Jika, orang yang diliputi kesenangan
lahir dan batin, gandang ini ditembangkan pertanda syukur kepada Allah
SWT.[20] Dengan demikian, mutan nilai keagamaan juga sering muncul.

b. Gandang Nuja
Sekelompok wanita menembangkan lawas beramai-ramai sembari
menumbuk padi dalam suasana gotong royong yang berazaskan kekeluargaan.
Gandang nuja (menumbuk padi), merupakan bantuan sukarela terhadap suatu
keluarga yang akan menyelenggarakan kerja yang berhubungan dengan adat,
misalnya pengadaan pangan menghadapi upacara perkawinan atau menghadapi
kenduri. Bagandang ini biasanya dilakukan di halaman rumah kala terang bulan
dan disaksikan orang banyak. Para jejaka asyik mendengarkan lawas sembari
mengerling gadis yang menjadi intaian batinnya. Bagadang yang dibarengi lawas
nuja ini, hingga kini tetap bersemi di hati penduduk pedesaan.[21] Contoh :
Ajan sumpama kulalo
Kutarepa bale sia
Beleng ke rua e nanta

(Seandainya aku bertandang


Mampir d irumah adinda
Adakah gerangan belas kasihan)

Lamin tetapmo pang sia


Bose sangangkang let rea
Na’ beang bilu lakolin
(Jika pendirian sudah mantap
Berdayung arah laut yang besar
Jangan berpaling pada yang lain).

4. Basaketa

Pernyataan kegirangan dari sekelompok penduduk pedesaan kala gotong


royong atau ketika melaksanakan permainan rakyat. Tampil seorang pria yang
fasih lidahnya mengumandangkan lawas. Di sela-sela lengkingan suara merdu itu,
anggota rombongan lainnya serempak menyambut dengan suara: -ho-ham-hoham-
ho-ham dan seterusnya.[22] Bagi kampung yang berdekatan, apabila melakukan
kerja gotong royong, misalnya membangun atau mendirikan rumah, maka saketa
ini memegang peranan penting untuk membangkitkan gairah dan semangat kerja.
We can see saketa when the folklore celebrated like buffalo race,
berempuk and other program related to the mutual assistance (saketa dapat kita
saksikan saat berlangsungnya permainan rakyat, seperti kerapan kerbau,
berempuk, dan acara yang berhubungan dengan kerja gotong royong lainnya.[23]
Contoh:
Pangantan entek rawi ano
Iring ling mayung satupang
Lamin no buta ba tempang
(Pengantin naik di sore hari
Di iringi oleh binatang tusa yang banyak
Kalau tidak buta, ya pincang)
Tuk tak ne mayong
Jontal satetak dadi payung[24]
(Tuk, tak suara kakinya rusa
Daunnya Jontal jadi paying)

5. Ngumang

Seorang pria mengancungkan kedua tangannya sembari menembangkan


lawas (seperti seorang penari) dengan suara merdu, sehingga ia menjadi pusat
perhatian orang banyak. [25]
We can see ngumang when the people hold the buffalo race or barempuk
on the rice-field (ngumang bisa kita jumpai saat orang melaksanakan keramaian
kerapan kerbau atau ketika menyelenggarakan permainan berempuk dalam sawah
yang diatur sedemikian rupa).[26]Contoh:
Ala e sai nongka to
Ma katoan lako aku
Tanya baeng sakap konde
(Siapa yang belum mengenal
Tanyalah pada ku
nilah pemilik “sakap konde”)

6. Malangko

Malangko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang antara pria
dan wanita dengan bersoal jawab (berbalas) lawas. Orang memegang peranan
dalam malangko ini adalah orang yang benar-benar menguasai lawas. Bagi yang
kurang mampu menyatakan isi hatinya lewat lawas segera diambil alih oleh orang
lain untuk melanjutkan langko.[27]
Malangko sering kita saksikan dalam rangkaian upacara perkawinan,
kenduri, pada saat bulan purnama di desa, dan disaat muda mudi tengah bekerja di
sawah, agar tiada terasa terik matahari menyengat kulit, sehingga kelelahan fisik
jadi sirna.
This is done as an entertainment is villages, after hard-work , done by
women-villagers (makna budaya dari malangko adalah sebagai hiburan, syukuran
setelah selesai bekerja keras).[28] Contoh:
Putra: Kusamula ke bismillah
Kusasuda ke wassalam
Nan ke salamat parana
(Kumulai dengan bismillah
Ku akhiri dengan salam
Agar diri jadi selamat)

Putri: Rungan rame boat sia


Bagentar tana Samawa
Bato mo nyata ku gita
(Khabarnya meriah pesta tuan
Bergetar tanah Samawa
Kini nyatalah sudah)

Putra: Tu gita nyata ke mata


Riam mara din baringin
No bola ne bawa rungan
(Nyata terlihat oleh mata
Lebat bagaikan daun beringin
Tiada datang pembawa khabar)
Putri: Rungan balong mu andi e
Kaling empang ko Jerewe
No monda dengan ku banding
(Berita kecantikanmu duhai sayang
Dari Empang sampai Jereweh
Tiada tanding tiada banding)[29]
7. Badede
a. Badede Adat
Babede ini khusus dilakukan dikalangan kaum bangsawan. Apabila
berlangsungnya upacara perkawinan, maka badede ini dilaksanakan. Beberapa
wanita menembangkan lawas sambil membunyikan kosok kancing (sejenis
maracas). Hal ini dihajatkan, agar mereka yang menerima acara ini semangatnya
tetap stabil. Tidak mudah diganggu mahkluk halus.[30]
b. Badede Anak-anak
Badede ini dilakukan untuk meninabobok ananak-anak. Ini biasa
dilakukan oleh seorang ibu terhadap anaknya atau seorang kakak terhadap
adiknya. Badede ini menembangkan lawas dengan tujuan menidurkan sang anak.
Kalau anak sudah tertidur, maka dengan sendirinya lawas bedede ini usai.[31]
Contoh:
Ma tunung adi ma tunung
Meleng tunung ku beang me
Jangan jadi kembo kopang
(Mari tidur adik marilah tidur
Bangun tidur ku beri nasi
Campuran susu kerbau yang sehat)
Adi ode dalam bilek
Nyentik ima poyong mama
Sadua kita gamandi
(Adik mungil dalam buaian
Lentik jemari yang indah
Kita berdua wahai adinda)40

8. Basual

Basual adalah tanya jawab dengan lawas. Seorang mengajukan soal lawas
(menyebut sampiran dari sebuah lawas) dan yang mengetahui segera menjawab
soal tadi. Jelasnya, seorang mengemukakan sampiran lawas dan seorang lagi
menjawab dengan isi lawas itu.
Basual make/ask the question. This ceremony wo can find when/put the
house on, crop the rice in the rice-field or when the people die. Itis relax just to
obstacle the time. (Basual adalah menyampaikan soal. Acara ini bisa kita jumpai
saat membuat atap rumah, ketika memotong padi di sawah atau di tempat orang
meninggal. Sifatnya santai, yaitu untuk perintang waktu belaka).[32] Contoh:
Ayam buri desa utan
Parak ke desa samamung
Ana badi kuring rate
Meporiri ku ta intan
Jarang ku bau batemung
Rosa dadi rusak ate
(Ayam burik desa utan
Dekat dari desa samamung
Ada badik ku di rate
Betapa caraku duhai saying
Sangat jarangku bertemu
Hancur luluhlah hatiku)
Lalo mancing ko pamulung
Entek lako desa pungka
Ku pandang desa malili
Alo kau manjeng urung
Ku klek no balik bungkak
Mu mandang ada si lili
(Pergi mancing ke pamulung
Naik ke desa pungka
Kupandang desa malili
Pergilah engkau bekas kekasih
Kupanggil tak menoleh
Kau kawin ada pengganti)[33]

III
SIMPULAN

Tradisi lawas Samawa sampai saat ini masih hidup dalam masyarakat etnis
Samawa. Adapun cara penerusan dan penyebaran lawas melalui berbagai bentuk
pertunjukan untuk dipertontonkan. Ada pula yang memang disampaikan pada saat
orang-orang sedang bekerja di sawah, ladang, saat gotong royong membangun
rumah, mengasuh anak, saat upacara adat, dan saat karapan kerbau[34]. Ada 8
ragam penyampain lawas etnis Samawa di kalangan masyarakatnya, yaitu:
1. Balawas
adalah menembangkan lawas secara beramai-ramai atau seorang diri.
2. Basakeco
Yaitu, dilakukan oleh para lelaki (dua pria disatu pihak dan dua pria dipihak
lainnya) sambil menembangkan lawas.
3. Bagandang ada dua jenis, yaitu:
a. Gandang Suling
Pria dan wanita menembangkan lawas dengan alunan suara berirama dan merdu
berbarengan dengan suara suling mengikuti irama lawas yang ditembangkan.
b. Gandang Nuja
Sekelompok wanita menembangkan lawas beramai-ramai sembari menumbuk
padi dalam suasana gotong royong yang berazaskan kekeluargaan.
4. Basaketa
Pernyataan kegirangan dari sekelompok penduduk pedesaan kala gotong
royong atau ketika melaksanakan permainan rakyat. Tampil seorang pria yang
fasih lidahnya mengumandangkan lawas. Di sela-sela lengkingan suara merdu itu,
anggota rombongan lainnya serempak menyambut dengan suara: -ho-ham-hoham-
ho-ham dan seterusnya.

5. Ngumang
Seorang pria mengancungkan kedua tangannya sembari menembangkan
lawas (seperti seorang penari) dengan suara merdu, sehingga ia menjadi pusat
perhatian orang banyak. [35]
6. Malangko
Malangko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang antara pria dan
wanita dengan bersoal jawab (berbalas) lawas.
7. Badede ada dua jenis, yaitu:
a. Badede Adat
Babede ini khusus dilakukan dikalangan kaum bangsawan. Apabila
berlangsungnya upacara perkawinan, maka badede ini dilaksanakan. Beberapa
wanita menembangkan lawas sambil membunyikan kosok kancing (sejenis
maracas).
b. Badede Anak-anak
Badede ini dilakukan untuk meninabobok ananak-anak.
8. Basual
seorang mengemukakan sampiran lawas dan seorang lagi menjawab dengan isi
lawas itu.

Anda mungkin juga menyukai