Anda di halaman 1dari 3

Begitu banyak rizki yang telah Allah ‫ ﷻ‬berikan kepada kita, baik yang nampak

maupun yang tidak tampak, itu semua adalah karunia Allah ‫ ﷻ‬kepada kita yang
patut kita syukuri. Karena jika Allah cabut satu kenikmatan dari kita yang telah
Allah ‫ ﷻ‬berikan, kita tidak akan pernah mampu untuk mengembalikannya.
Sebagai contoh Allah ‫ ﷻ‬memberikan nikmat mata kepada kita akan tetapi mata
tersebut kita gunakan untuk bermaksiat kepada Allah ‫ ﷻ‬dan Allah ‫ ﷻ‬takdirkan
untuk mencabut nikmat dari mata kita sehingga kita tidak mampu lagi melihat,
bisakah kita mengembalikan nikmat yang telah Allah ‫ ﷻ‬Tarik?
Tidak akan pernah mampu kita mengembalikan nikmat yang telah Allah ‫ ﷻ‬cabut,
karena tidak ada daya dan upaya melainkan hanya milik Allah ‫ﷻ‬.

Rezeki terbesar adalah masuk surga


Setiap rezeki yang Allah sebutkan bagi hamba-hamba-Nya, maka umumnya yang
dimaksudkan adalah surga itu sendiri. Hal ini sebagaimana maksud dari firman
Allah Ta’ala,
َ ‫ت ُأولَِئ‬
ٌ ‫ك لَهُ ْم َم ْغفِ َرةٌ َو ِر ْز‬
‫ق َك ِري ٌم‬ ِ ‫ي الَّ ِذينَ َآ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ ‫لِيَجْ ِز‬
“Supaya Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh. mereka itu adalah orang-orang yang baginya
ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS. Saba’: 4). Rezeki yang mulia adalah surga.
Dalam ayat lain disebutkan pula,
*‫ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اَأل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا َأبَدًا قَ ْد َأحْ َسنَ هللاُ لَهُ ِر ْزقًا‬
ٍ ‫صالِحًا يُ ْد ِخ ْلهُ َجنَّا‬
َ ْ‫َو َم ْن يُْؤ ِم ْن بِاهللِ َويَ ْع َمل‬
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh
niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq:
11). Rezeki yang dimaksud di sini adalah surga.
 

Mintalah surga Firdaus


Surga Firdaus adalah surga yang paling utama dan paling tinggi. Disebutkan dalam
hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ فَِإ َذا‬، ‫ض‬ ِ ْ‫ ُكلُّ َد َر َجتَي ِْن َما بَ ْينَهُ َما َك َما بَ ْينَ ال َّس َما ِء َواَألر‬، ‫ِإ َّن فِى ْال َجنَّ ِة ِماَئةَ َد َر َج ٍة َأ َع َّدهَا هَّللا ُ لِ ْل ُم َجا ِه ِدينَ فِى َسبِيلِ ِه‬
‫ َو ِم ْنهُ تَفَ َّج ُر َأ ْنهَا ُر ْال َجنَّ ِة‬، ‫ َوفَوْ قَهُ َعرْ شُ الرَّحْ َم ِن‬، ‫ فَِإنَّهُ َأوْ َسطُ ْال َجنَّ ِة َوَأ ْعلَى ْال َجنَّ ِة‬، ‫س‬ *َ ْ‫َسَأ ْلتُ ُم هَّللا َ فَ َسلُوهُ ْالفِرْ دَو‬
“Sesungguhnya di surga itu ada 100 tingkatan yang telah Allah janjikan bagi para
mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua tingkatan adalah bagaikan jarak antara
langit dan bumi. Jika kalian ingin meminta pada Allah, mintalah surga Firdaus.
Surga Firdaus adalah surga yang paling utama dan paling tinggi, di atasnya adalah
‘Arsy Ar-Rahman, darinya pula mengalir sungai surga.” (HR. Bukhari, no. 7423)
Dikatakan oleh sebagian salaf bahwa suatu kebun tidaklah disebut Firdaus
melainkan di situ terdapat anggur. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5: 452)
 

Kiat memasuki surga Firdaus adalah dengan melakukan enam amalan seperti yang
disebutkan dalam ayat:
‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم‬3( َ‫ْرضُون‬ ِ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم ع َِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬2( َ‫َاشعُون‬ َ ‫) الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬1( َ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُون‬
ِ ‫صاَل تِ ِه ْم خ‬
َ‫ت َأ ْي َمانُهُ ْم فَِإنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُو ِمين‬ْ ‫اج ِه ْ*م َأوْ َما َملَ َك‬
ِ ‫) ِإاَّل َعلَى َأ ْز َو‬5( َ‫ُوج ِه ْ*م َحافِظُون‬
ِ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم لِفُر‬4( َ‫لِل َّز َكا ِة فَا ِعلُون‬
‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم َعلَى‬8( َ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم َأِل َمانَاتِ ِه ْم َو َع ْه ِد ِه ْم َرا ُعون‬7( َ‫ك هُ ُم ْال َعا ُدون‬ *َ ‫ك فَُأولَِئ‬َ ِ‫) فَ َم ِن ا ْبتَغَى َو َرا َء َذل‬6(
)11( َ‫س هُ ْم فِيهَا خَالِ ُدون‬ *َ ْ‫) الَّ ِذينَ يَ ِرثُونَ ْالفِرْ دَو‬10( َ‫ارثُون‬ ِ ‫ك هُ ُم ْال َو‬ َ ‫) ُأولَِئ‬9( َ‫صلَ َواتِ ِه ْم يُ َحافِظُون‬ َ
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,
dan orang-orang yang menunaikan zakat,
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
(QS. Al-Mu’minun: 1-11)

Rinciannya adalah:
Khusyu’ dalam shalat. Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan dalam halaman yang
sama bahwa khusyu’ itu bisa digapai jika hati kita tidak memikirkan hal-hal di luar
shalat, dan mementingkan shalat saja daripada berbagai perkara di luar shalat.
Meninggalkan hal yang sia-sia. Syaikh As-Sa’di menyatakan bahwa jika dari yang
sia-sia saja dijauhi, maka yang haram lebih pantas dijauhi. Lihat Tafsir As-Sa’di,
hlm. 576.
Menunaikan zakat. Yang dimaksud di sini adalah menunaikan zakat maal, yaitu
zakat dari harta jika memang sudah terpenuhi syarat nishab dan syarat haul
(bertahan selama satu tahun).
Menjaga kemaluan kecuali pada istri sebagai pasangan yang halal. Menjaga
kemaluan bentuknya adalah tidak berzina (berselingkuh), tidak melalukan liwath
(homoseks), tidak melakukan perantara menuju zina, termasuk pula tidak
melakukan onani.
Memegang amanat dan janji karena sifat orang munafik itu jika diberi amanat ia
khianat, jika berjanji, ia mengingkar.
Menjaga shalat yang lima waktu sehari semalam.

Anda mungkin juga menyukai