Tidaklah patut bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Kitab agama dan hikmat serta
pangkat Nabi, kemudian ia tergamak mengatakan kepada orang ramai: "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang yang menyembahku dengan meninggalkan perbuatan menyembah Allah". Tetapi
(sepatutnya ia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbaniyin (yang hanya menyembah
Allah Taala - dengan ilmu dan amal yang sempurna), kerana kamu sentiasa mengajarkan isi Kitab Allah
itu, dan kerana kamu selalu mempelajarinya
Sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu mendefinisikan makna kata rabbaniyah, agar kita tahu posisi
kita darinya.Ibnu Katsir dalam an-Nihayah fi Gahribil-Hadits berkata, Ar-Rabbani berasal dari kata rabb,
dengan tambahan alif dan nun di belakangnya sebagai bentuk mubalaghah (tingkat berlebihan).
Dalam Lisanul Arab disebutkan, Ar-Rabbani adalah hamba yang mempunyai pengetahuan tentang
Tuhan. Dia adalah ulama yang mengajarkan ilmu yang ringan-ringan sebelum ilmu yang sulit-sulit. Dia
adalah seorang ulama yang mantap ilmu dan agamanya.
Imam al-Qurthubi dalam tafsir al-Jami liahkamil-Quran menulis, Ar-Rabbani adalah penisbatan
kepada ar-Rabb. Dia adalah orang yang mengajarkan ilmu yang ringan-ringan sebelum yang berat. Dia
adalah ulama ahli agama yang mengamalkan ilmunya.
Dan beberapa definisi di atas, kita tahu bahawa dalam bahasa, rabbaniyah merupakan penisbatan
kepada Allah swt. Oleh karena itu, sebagaimana orang menisbatkan dirinya kepada negeri atau
marganya, seperti Mishri `berkebangsaan Mesir, Syami`berkebangsaan Syam dan sebagainya, ada juga
sekelompok orang yang disebut denganrabbaniyyun, yakni mereka yang telah merealisasikan syaratsyarat untuk menisbatkan dirinya kepada Allah swt.
Adapun secara istilah, arti rabbanisebagaimana dikatakan oleh Abu Hamid al-Ghazaliadalah orang
yang dekat dengan Allah. Ada pun hamba yang paling rabbani adalah hamba yang paling dekat dengan
Allah.
Rabbani itu ialah hamba yang berilmu yang mengabdikan dirnya kepda Allah.Hamba yang selalu
mentaati Allah sama ada dalam keadaan tersembunyi atau terang.Beriltizam dengan manhaj Allah pada
diri ,keluarga dan masyarakat.Rabbani juga merupakan hidup seseorang yang baik dan berusaha
memperbaiki diri dan orang lain.
Rabb adalah perkataan arab yang dinisbahkan kepada Allah. Perkataan manusia rabbani,
contohnya, membawa maksud, manusia yang berpengetahuan tentang Allah, berpegang teguh
dan beramal dengan ajaran Allah. Firman Allah yang bermaksud : Akan tetapi (ia berkata),
hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajar al-kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya (ali-Imran 79)
Dr Yusuf al-Qardawi dalam kitabnya al-khashoish al-ammah lil Islam menyatakan bahawa yang
dimaksudkan dengan rabbaniyyah itu adalah meliputi empat aspek :
i. Rabbaniyyah al-ghoyah (tujuan/matlamat)
Rabbaniyah al-ghoyah atau rabbaniyyah dari sudut tujuan, mengambarkan betapa setiap
matlamat atau tujuan sesuatu usaha, amal, cita-cita, sasaran, perjuangan, pengorbanan dan
halatuju kehidupan manusia haruslah dalam acuan dan kerangka menuju dan mencapai
keredhaan Allah.
Firman Allah : Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja bersungguh-sungguh menuju
Rabbmu, maka pasti kamu akan menemuinya (al-Insyiqaq 6)
Firman Allah : Dan tiadalah Aku mencipta jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdikan diri kepada Ku (adz-Dzariyyat 56)
Firman Allah : Katakanlah : sesungguhnya solatku, ibadatku, hidup dan matiku, hanyalah
untuk Allah, Rabb sekalian alam, tiada sekutu bagi Nya, dan demikian itulah aku
diperintahkan dan aku adalah orang yang pertama menyerah diri (kepada Allah) (al-Anam
162-163)
ii. Rabbaniyyah al-wijhah (persepsi)
Rabbaniyyah al-wijhah membawa maksud : Sesuatu persepsi, tanggapan dan worldview adalah
dilihat melalui kerangka kacamata atau acuan yang dipandukan oleh Allah. Sebagai contohnya
bagaimana Allah menyebut dalam al-Quran bagaimana persepsi dan worldview rabbaniyyah
berkaitan dengan tentang kehidupan dunia dan akhirat.
Firman Allah : Katakanlah : Matabenda yang menjadi kesenangan di dunia ini adalah sedikit
sahaja (dan ahkirnya akan lenyap), dan balasan hari akhirat itu lebih baik lagi bagi orang yang
bertaqwa dan kamu pula tidak akan dianiaya sedikitpun (an-Nisa 77)
Firman Allah : Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang dikurniakan Allah kepadamu akan
pahala dan kebahgiaan akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagian kamu dari dunia. Dan
berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau
melakukan kerosakan di bumi, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melakukan
kerosakan (al-Qasas 77)
Firman Allah : Kamu telah dilalaikan oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat
sebanyak-banyaknya (hartabenda, pengaruh). Sehinggalah kamu masuk ke lubang kubur.
Jangan sekali-kali (bersikap sedemikian), kamu akan mengetahui kelak (akibat buruknya).
Sekali lagi (diingatkan), jangan sekali-kali, kamu akan mengetahuinya kelak. Demi
sesungguhnya kamu akan mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. Demi sesungguhnya
kamu akan melihat neraka yang marak menjulang. Kamu akan melihatnya dengan penglihatan
yang yakin. Selain dari itu, sesungguhnya pada hari itu kamu akan ditanya tentang segala
nikmat (yang telah kamu nikmati) (at-Tahaathur 1-8)
Firman Allah : Barangsiapa yang mencari selain dari Islam sebagai ad-Din , nescaya akan
ditolak (oleh Allah) dan di akhirat ia akan termasuk ke dalam golongan yang rugi.