Anda di halaman 1dari 2

Bismillahirrahmanirrahim

Jamaah Rahimakumullah!

Selanjutnya pada kesempatan ini kita akan melanjutkan pembahasan minggu kemarin,
dengan membahas salah satu hadis Nabi, yaitu:

“Jika salah seorang diantara kalian melakukan wudu, maka hendaklah ia memasukkan air ke dalam
hidungnya lalu mengeluarkannya, dan barang siapa beristinjak hendaklah dilakukan dengan
bilangan ganjil”.

Jika kita perhatikan hadis tersebut maka akan ditemukan kata-kata isytinsyaq(memasukkan
air ke dalam hidung), saat kita melakukan wudu. Hadis tersebut muncul sebagai penjelas bagi tata
cara pelaksanaan wudu yang tertuang dalam alqur’an Al-Maidah ayat 6. Yang mana ayat tersebut
merupakan dasar diperintahkannya wudu.

Namun demikian ulama dalam memahami hadis di atas berbeda pendapat dalam
mengambil hukum terkait isytinsyaq(memasukkan air ke dalam hidung) dan
madhmadhah(berkumur-kumur). Yang setidaknya terdapat 2 pendapat,

1. Bahwa kedua nya masuk pada fardlu wudu


2. Isytinsyaq fardlu dan madhmadhah sunah

Yang mana sebab perbedaan pendapat mereka adalah apakah kegiatan


isytinsyaq(memasukkan air ke dalam hidung) dan madhmadhah(berkumur-kumur) yang merupakan
kegiatan tambahan ini adalah bertentangan atau tidak dengan dasar dalil perintah wudlu?

Sebagian ulama mengatakan bahwa hadis di atas tidak bertentangan dengan dalil perintah
wudlu, hal ini menimbulkan paham dan istimbat hukum atas wajibnya pelaksanaan kegitan tersebut.
Sementara sebagian ulama juga ada yang berpendapat bahwa hadis di atas bertentangan dengan
dalil perintah berwudu, karena maksud dari ayat diperintahkannya wudu menjelaskan tentang
hukum asalnya tempat-tempat yang wajib dicuci dan dibasuh hanya pada seputar
wajah,tangan,kepala, dan kaki(rukun). Sehingga 2 hal tersebut sifat hukumnya digeser dari wajib ke
sunnah.

Adapun madhmadhah(berkumur-kumur) merupakan kegiatan yang termasuk dalam sunnah


hammiyah, karena terdapat hadis dari seorang sahabat yang menyatakan pernah melihat Nabi
melakukan itu dan bukan merupakan sunnah qouliyah. Sehingga dengan pendapat ini ada
pemisahan kedudukan hukum antara madhmadhah(berkumur-kumur) dan isytinsyaq(memasukkan
air ke dalam hidung) yang terdapat dalam sunah qouliyah.

Sedangkan mereka yang beranggapan kedudukan keduanya sama maka istimbat hukum
yang diambil adalah wajib. Namun demikian, dalam kitab subulussalam mayoritas ulama
menyatakan bahwa hukum isytinsyaq(memasukkan air ke dalam hidung) dan
madhmadhah(berkumur-kumur) hukumnya sunnah, dengan mengutip hadis A’rabi Rasulullah Saw
bersabda “berwudulah sebagaimana Allah memerintahkan kamu! Maksudnya ikut perintah yang
ada di dalam Alqur’an. Dan Rasul pun menjelaskan cara wudu itu dengan hadisnya: “Tidak sempurna
solat seseorang sampai ia berwudu sebagaimana Allah perintahkan, ia membasuh wajahnya, dua
tangannya sampai siku, ia mengusap kepalanya dan membasuh kakinya sampai mata kaki. Wallahu
A’lam bishowab.

Anda mungkin juga menyukai