Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI DAN FUNGSI ILMU ASBAB AL-WURUD

RIVANY ANANDYA
rivanyanandya1@gmail.com
JUNIAR DWI INAYATI
dwijuniar739@gmail.com
KIKI OKTAVIANI HERAWATI
kikioktaviani2019@gmail.com
IAIN Pontianak, jalan soeprapto

Abstrak:

Hadits hadir dari berbagai pertanyaan atau kejadiaan untuk memperjelas


Al-Qur’an yang merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. hadits memiliki
banyak penafsiran dalam berbagai bidang.
Dalam kajian hadis terdapat suatu ilmu yang mengkaji latar belakang dari
hadis tersebut, yaitu ilmu Asbab Al-Qurud Al-Hadits. Sebagaimana Asbabun
Nuzul dalam Al-Qur’an, Asbab Al-Wurud dalam hadits juga memilki peran
yang sama pentingnya, yaitu untuk mewujudkan pemahaman yang
komprehensif atas hadits.
Asbab Al-Wurud difungsikan untuk meluruskan pemahaman tentang segala
yang menjadi kontravensi dalam pemahaman terhadap hadits.

Kata kunci: asbab al wurud, kontravensi, perincian

A. Pendahuluan
Hadits merupakan sumber hukum islam setelah Al-Qur’an. Dengan mempelajari
hadits, seseorang akan dapat memahami ajaran agama islam yang terdapat dalam Al-
Qur’an secara benar. Jika seseorang mempunyai permasalahan yang tidak menemukan
solusinya di dalam Al-Qur’an, maka mereka diperintahkan untuk mencari solusinya di
dalam hadits-hadits nabi.
Hadits sendiri memiliki fungsi sebagai penegas atau penjelas isi Al-Qur’an. Dalam
memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an pastinya membutuhkan penjelasan-penjelasan yang
lebih dalam,yaitu dengan berpedoman kepada hadits. Kehadiran hadits ini merupakan
satu-satunya referensi yang sah dalam mencari penjelasan Al-Qur’an, hanya penjelasan
dari nabi itulah yang harus dijadikan landasan hukum dalam memahami Al-Qur’an.
Penjelasan lain selain hadits tidak boleh mengalahkan penjelasan dari hadits nabi.
Untuk memahami hadits itu sendiri dibutuhkan ilmu khusus yang mengkaji
tentang asal usul hadits itu sendiri. Salah satu ilmu yang dibutuhkan untuk hal ini
adalah ilmu asbab al-wurud.
B. PENGERTIAN ASBAB AL-WURUD
Secara etimologi, Asbab Al-Wurud ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni
Asbab dan Wurud, dengan keduanya yang memiliki artian masing-masing. Kata Asbab yang
merupakan bentuk jamak dari sabab yaitu segala sesuatu yamg menghubungkan dengan yang
lain, sedangkan Wurud bisa bearti air yang memancar atau mengalir. Untuk definisi Asbab
Al-wurud yang sebenarnya, para ulama’ tidak ada yang memberikan pendapat tentang
definisi secara jelasnya. Namun, untuk mudahnya asbab al wurud ini seperti background dari
sebuah hadits. 1

Seperti Al-Bulqini dalam kitabnya yang berjudul mahasin Al-Istilah, atau As-Suyuti
dalam kitabnya Radrib Ar-rawi, dan Ibn Hamzah dalam kitabnya Al-Bayan Wa Atta’rif Fi
Asbab Wurud Al-Hadis As-Syarif misalnya tidak menyebutkan definisi terminologi dari
Asbab Al-Wurud.2 Hal ini dikarenakan bahwa ulama’ berpendapat bahwasanya Asbab Al-
Wurud dalam hadist sama dengan Asbabun Nuzul dalam Al-Qur’an.

Tetapi suyuti dalam kitabnya yang berjudul Asbab Al-Wurud Al-Hadis ( Al-Luma’
Fi Asbab Al-Hadist) ,menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Asbab Al-Wurud adalah;

“Sesuatu yang menjadi metofe untuk menentukan suatu hadis yang bersifat umum atau
khusus, mutlak atau muqqayyat, dinasakhkan dan seterusnya, atau suatu arti yang dimaksud
oleh suatu hadis saat kemunculannya.”

Namun demikian menurut ulama’ definisi diatas lebih tepat diposisikan sebagai fungsi dari
Asbab Wurud Al-Hadis. Ulama’ yang lain kemudian mendefinisikan asbab Al-Wurud
dengan;

“sesuatu yang melatarbelakangi munculnya hadis pada masa dinyatakan hadis tersebut.”3

1
Ali, Muhammad. “Asbab Wurud Al-Hadits.” Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis 6.1 (2015)
2
NABAWI, PEMAHAMAN HADIS. “ASBAB AL-WURUD SEBAGAI METODE ANALISA.”
3
NABAWI, PEMAHAMAN HADIS. “ASBAB AL-WURUD SEBAGAI METODE ANALISA.”
Dari banyaknya perdebatan di atas, said Agil Munawwar memberikan alternatif jawaban
bahwa untuk mendefinisikan Asbab Al-Wurud, kita perlu mengacu kepada pendapat Hasbie
Ash- Shidiqi4, karena lebih tepat sebagai penggambaran asbab al wurud, yaitu;

‫عل‬ɯ ‫يعرف ب‬ɻ ‫السبب ال‬ȱ‫ ي‬Ȳɼ‫د أجل‬ɻ ‫ الحديث‬ɼ‫الزما‬ɰ ‫ال‬ȱ‫ي جاء ب‬ɻ

“Ilmu yang menerangkan sebab- sebab Nabi menurunkan sabdanya dan masa-masa Nabi
menuturkan sabdanya”

Namun setelah dianalisis asbab wurud adalah sebab-sebab munculnya suatu hadis yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW. Kepada sahabat- sahabatnya dalam meluruskan dan
menegakan ajaran Islam agar para sahabat tidak melencenng dari ajaran Islam, 5
adanya
Asbab Al-Wurud bisa karena suatu kejadian atau pertanyaan yang, menyebabkan datangnya
sebuah hadist.

C. Urgensi Asbab Al-Wurud Dalam Hukum Islam


Asbab al-Wurud ini memiliki peran yang sangat penting untuk menetapkan suatu
hukum. Secara sederhana Asbab Al-Wurud merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk memahami suatu kandungan hadits. Tetapi tidak semua hadist
memiliki asbabul wurud sama halnya tidak semua Al-Qur’an memiliki Asbabun
Nuzulnya. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana yang ditulis oleh suyuthi dalam kitabnya
asbab wurud al-hadist :6
1. Pengkhususan arti yang umum
Banyak diantara hadits Nabi yang masih bersifat umum, seperti:
‫صالة القاعد على النصف من صالة القائم‬
“Pahala orang yang shalat dengan duduk, setengah dari shalat orang yang
berdiri”.
Jika melihat hadist ini maka maknanya berlaku hanya untuk semua shalat
sunnah. Namun tentunya yang dimaksud adalah khusus bagi mereka yang
mampu berdiri. Jadi, hadist dibuat untuk mengkhusukan suatu hadist yang
artinya masih umum, supaya pembaca tidak ragu dalam melakukan sesuatu.
2. Menjelaskan sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum

4
Said Agil Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul wurud Studi kritis Hadis Nabi Pendekatan
Sosio-Histori-Kontekstual. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),cet. 1, H.
5
MAULINA, SYIFA, INAYAH RIZKI KHAEARANI, and ANGGI SYAH PUTRI DALIMUNTHE.
“ILMU ASBABUL WURUD.”
6
Fadli, Adi. “Asbab Al-Wurud: Antara Teks dan Konteks.” El-Hikam 7.2 (2014): 379-394.
Seperti contoh, hadits nabi memberikan larangan meminum air langsung dari
mulut bejana. Sebabnya pada waktu itu ada seorang lelaki minum langsung
dari mulut bejana, kemudian mengakibatkan ia sakit perut. Maka Nabi pun
lalu melarang minum langsung dari mulut bejana.7
ditambah pula dengan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnahnya itu
sesudad dia, tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa yang merintis perbuatan
jahat, lalu ia kerjakan dan dikerjakan pula oleh orang-orang sesudahnya,
maka ia akan memperoleh dosa untuk itu, ditambah dengan dosa orang-
orang yang mengerjakannya sesudahnya, tanpa dikurangi sedikitpun”.
“Sunnah” atau perbuatan yang dimaksud oleh hadits di atas mencakup
perbuatan yang baik dan buruk adalah bersifat mutlak, baik yang ada
nashnya maupun tidak ada landasan hukumnya. Lalu muncul hadits yang
menerangkan maksudnya yaitu bahwa yang dimaksud dengan sunnah dalam
hadits tersebut di atas adalah perbuatan-perbuatan yang ada nashnya dalam
Islam.

3. Merinci yang Mujmal (Global)


Seperti hadits yang di keluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas :
ٔ‫امر بالل ٔان يشفع ٔ االذان ويوتر ٕ الالقامة‬
“Rasulullah memerintahkan kepada Bilal agar menggenapkan adzan dan
mengganjilkan iqamah” Redaksi hadist tersebut bertentangan dengan
kesepakan para ulama tentang jumlah takbir empat kali dan dua kali salam
iqamah. Namun kalau menurut sebab wurudnya, bahwa arti hadist tersebut
di atas bersifat mujmal, serta menunjukkan prinsip yang dipegangi
Padahal kalau melihat sebab wurudnya hadits ini, jelas meniadakan nasakh
4. Menerangkan ‘Illat (alasan) suatu hukum Seperi hadits Nabi yang melarang
meminum air langsung dari mulut bejana. Sebabnya adalah suatu saat
disampaikan kepada Rasulullah bahwa ada seorang laki-laki minum langsung
dari mulut bejana, lalu ia pun sakit perut, maka Nabi pun lalu melarang
meminum langsung dari mulut.
D. Macam-macam Asbab Al-Wurud
Menurut Imam as-Suyuthi, asbabul wurud dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
1. Sebab yang berupa ayat al-qur’an

7
Muin, Munawir. “Pemahaman Komprehensif Hadis Melalui Asbab al-Wurud.” Addin 7.2 (2015).
Hal ini dikarenakan banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang turun dalam bentuk
umum, sedangkan yang dimaksud oleh ayat tersebut adalah makna khusus atau
lantaran adanya kemusykilan yang membutuhkan penjelasan, artinya ayat Al-Qur’an itu
menjadi penyebab Nabi SAW. mengeluarkan sabdanya, sebagai contoh ialah firman
Allah SWT. yang berbunyi: (Qs. Al-An’am:82)
ٰۤ ُ ْ ُ
‫ك لَهُ ُم ااْل َ ْمنُ َوهُ ْم ُّم ْهتَدُون‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫اَلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َولَ ْم يَ ْلبِس ُْٓوا اِ ْي َمانَهُ ْم بِظل ٍم ا‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
2. Sebab yang berupa hadits
Sebab yang berupa hadits berarti pada waktu itu terdapat sebuah hadits, namun
sebagian sahabat kesulitan dalam memahaminya, lalu muncullah hadist lain yang dapat
memberikan penjelasan terhadap hadis tersebut. Contohnya “sesungguhnya Allah SWT.
memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai
kebaikan dan keburukan seseorang.” (HR. Hakim). Melalui mulut manusialah malaikat
akan mengatakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang.8

E.Metode memperoleh pengetahuan asbab al wurud


Cara memperoleh pengetahuan Asbab Al-Wurud sebenarnya ada dua cara yaitu
melalui riwayat dan ijtihad. Namun, dua cara tersebut kemudian dibagi lagi menjadi dua
cara dengan metode Asbab Al-Wurud mikro, dan Asbab Al-Wurud makro.

A. Asbab Al-Wurud Mikro

Melalui sebuah riwayat teks hadist Nabi. Artinya bawah teks tersebut ada suatu massa
ataupun peristiwa dan pertanyaan, yang mengharusnya Nabi bersabda melakukan, dan
dibagi menjadi dua yaitu teks tegas sarih) dan teks tidak tegas ialah (Imai). Adapun
contoh teks tegas dalam riwayat teks Hadist Nabi berupa, ketika Nabi mencampakkan
Kurma dengan ragu-ragu. Apakah kurma tersebut berupa hadiah atau zakat. Sebab Nabi
dilarang untuk menerima harta zakat. Disebabkan peristiwa-peristiwa seperti inilah
riwayat teks tegas Nabi muncul dan di berlakukan.

Sedangkan contoh Asbab (Imai) ialah ketika Nabi sujud sebanyak dua kali karena lupa
Shalat Zuhur hingga lima rakaat. Riwayat ini memberikan kita pedoman bahwa barang

8
Ali, Muhammad. “Asbab wurud Al-Hadits.” Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis 6.1 (2015).
siapa yang lupa melebihkan rakaat Shalat-Nya, di anjurkan untuk sujud sahwi sebanyak
dua kali.

Melalui Aqwal Al-Sahabah (informasi sahabat). Ini mengingat bahwa mereka adalah
orang-orang yang hidup zaman yang sama dengan Nabi dan ikut melihat ataupun
menyaksikan peristiwa maupun menanyakan sesuatu langsung kepada Nabi. Contohnya
hadist berkaitan dengan seseorang yang telah meninggal dunia yang biasa di sebut
mayat disiksa karena tangisan keluarganya, seperti kebanyakan yang sering kita jumpai
di leteratur.

B. Asbab Al-Wurud Makkro

Melalui Ijtihad. Hal ini dilakukan jika tidak ditemukan riwayat yang jelas mengenai
sebab Al-Wurud. Ijtihad bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan hadis-hadis lain
yang membahas tema yang sama, analisa sejarah atau membaca sosio-kultural yang
berkembang saat itu sehingga dapat menggabungkan antara ide dalam teks hadis
dengan konteks munculnya hadits. Karya-karya yang berhubungan secara langsung
dengan sejarah Arab atau kondisi masyarakat Arab (Makkah dan Madinah) ketika suatu
hadis disampaikan Nabi, seperti: 1) kitab-kitab Sirah Nabawiyah, 2) kitab-kitab tafsir Al-
Qur'an dan Syarh hadits, 3) kitab-kitab Rijal Hadis, 4) kitab-kitab Jarh wa Ta’dil, dan
lainnya yang dianggap berhubungan dengan ilmu Ashab Al-Wrud9(di bikin footnote)

D. Contoh Aplikasi Ilmu Asbabul Wurud

Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i dari Abu Sa'id al-
Khudri, dia berkata: "Pada waktu saya melewati Rasulullah SAW, saat itu beliau sedang
berwuduh dengan menggunakan air sumur Budha‘ah. Padahal sumur itu kadang biasa
untuk membuang kotoran atau sampah. Maka saya bertanya: "Mengapa engkau
berwudhu dengan air sumur Budha'ah tersebut? sementara sumur itu sering dijadikan
tempat membuang barang-barang yang kotor bahkan berbau bacin." Maka Nabi saw.
bersabda:10

Dari contoh-contoh yang ada, kami memilih 3 contoh aplikasi ilmu Asbabul
Wurud yaitu, Thaharah, Shalat, dan puasa. Kami memilih ketiga contoh tersebut karena

9
Putri, Widia. “Asbab al-wurud dan Urgensinya dalam Pendidikan.” Al-Tarbawi Al-Haditshah: Jurnal Pendidikan
Islam 5.1 (2020)
10
MAAULINA, SYIFA INAYAH RIZKI KHAESARANI, And ANGGI SYAH OUTRI DALIMUNTHE. “ILMU ASBABUL
WURUD.”
contoh aplikasi ini sangat erat dengan perbuatan atau perilaku seorang muslim yang
ada di seluruh dunia. Oleh karena itu, kami memilih ketiga contoh tersebut sebagai
contoh pengaplikasian dalam ilmu Asbabul Wurud. Contoh pertama adalah Thaharah,
Thaharah adalah membersihkan diri dari hadas dan najis yang keluar baik dari Qubul
dan dubur manusia. Thaharah dilakukan dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan
bentuk dan zatnya, tergantung seperti apa bentuk serta zat hadas dan najis tersebut.
Thaharah sangat dianjurkan agar terhindar dari hadas dan najis yang dapat
mengakibatkan penyakit dan membatalkan hal-hal seperti wudhu dan Shalat.
Kemudian, dalam melakukan Thaharah terdapat dua jenis bentuk yang dapat di
gunakan untuk membersihkan diri dari hadas dan najis, yakni air dan debu. Apabila
tidak ada air, maka seorang muslim dapat menggantikan air yang biasanya di gunakan
dengan debu. Debu sendiri tidak akan bisa menjadi najis oleh sebab itu di perbolehkan
menggunakan debu untuk menggantikan air jika tidak ada. Dalam Shalat juga air tidak
dapat menjadi najis oleh sebab apa pun. Rasulullah SAW. sendiri yang sudah
memastikannya kesucian dari air yang mengalir dari setiap mata ai

A.Shalat

Diriwayatkan dari al-Bara’ bahwa Nabi saw.pernah bersabda: sesungguhnya Allah


dan para malaikat-Nya bershalawat (Artinya Allah mencurahkan rahmat-Nya dan
malaikat memohonkan istigfar) untuk orang-orang yang shalat di shaf (barisan)
pertama11.

Mendengar sabda Nabi tersebut, orang-orang lalu berdesak-desakkan untuk meraih


shaf pertama12.

pengaplikasian ilmu Asbabul Wurud yang kedua ialah Shalat. Rasulullah saw.
menjelaskan bahwa bagi orang-orang yang memilih Shalat berjama'ah di shaf pertama
maka Allah dan para malaikatnya senantiasa bershalawat dan memberikan Ridho serta
rahmat-Nya kepada orang-orang melakukannya. Oleh sebab itu, kita sebagai seorang
muslim yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT. Sebaiknya mengisi shaf terdepan
saat sedang menunaikan ibadah. Rasulullah telah memberikan teguran pada orang-
orang yang saat Shalat berjamaah selalu mengisi shaf pada bagian belakang. Kita

11
MAAULINA, SYIFA INAYAH RIZKI KHAESARANI, And ANGGI SYAH OUTRI DALIMUNTHE. “ILMU ASBABUL
WURUD.”
12
MAAULINA, SYIFA INAYAH RIZKI KHAESARANI, And ANGGI SYAH OUTRI DALIMUNTHE. “ILMU ASBABUL
WURUD.”
sebarkan himbauan dan pengertian untuk memiliki kesadaran penuh dalam mengisi
shaf terdepan saat shalat.

B. Puasa

Diriwayatkan dari Ka’ab bin ashim al-Asy’ari, beliau berkata :Rasulullah SAW.
pernah bersabda: Bukanlah hal yang baik, orang yang berpuasa dalam bepergian. 13

Contoh selanjutnya ialah, dari aplikasi ilmu Ashabul Wurud adalah puasa, Hadits di atas
menjelaskan bahwa Rasulullah saw. Menganjurkan ataupun menyarankan kepada
orang-orang yang sedang musafir atau bepergian untuk tidak menjalankan puasa. Dan
orang-orang yang berpuasa ketika mereka sedang melakukan musafir atau bepergian
merupakan suatu hal yang tidak baik karena dapat mengganggu kesehatan pada umat
muslim yang menjalani puasa tersebut, dalam hal jasmani maupun rohani pada dirinya.
Oleh sebab itu, Rasulullah SAW. menganjurkan untuk tidak berpuasa ketika sedang
melakukan musafir atau bepergian.

D. Penutup
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Asbab Al-Wurud
ialah latar belakang munculnya suatu hadits, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan
yang terjadi pada saat hadits itu di sampaikan oleh Nabi SAW.. Sehingga Asbab Al-
Wurud ini sangat penting untuk dipahamai atau dipelajari supaya bisa lebih memahami
suatu hadits yang belum dimengerti. Fungsi lain dari mempelajari Ilmu Asbab Al-Wurud
ini ialah menghindarkan kita dari hal yang bersifat hoax, maksudnya menghindarkan
kita dari hadits-hadits yang belum jelas asalnya sehingga percaya begitu saja.
Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui asbabul wurud suatu hadits
ialah dengan du acara, melalui Riwayat dan ijtihad dari du acara tersebut terbagi lagi
menjadi dua yaitu Riwayat untuk asbabul wurud mikro dan asbabul wurud makro.

13
MAAULINA, SYIFA INAYAH RIZKI KHAESARANI, And ANGGI SYAH OUTRI DALIMUNTHE. “ILMU ASBABUL
WURUD.”
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. “Asbab Wurud Al-Hadits.” Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis 6.1 (2015)
Fadli, Adi. “Asbab Al-Wurud: Antara Teks dan Konteks.” El-Hikam 7.2 (2014): 379-394.
MAULINA, SYIFA, INAYAH RIZKI KHAEARANI, and ANGGI SYAH PUTRI DALIMUNTHE.
“ILMU ASBABUL WURUD.”

Muin, Munawir. “Pemahaman Komprehensif Hadis Melalui Asbab al-Wurud.” Addin 7.2
(2015).
NABAWI, PEMAHAMAN HADIS. “ASBAB AL-WURUD SEBAGAI METODE ANALISA.”
Putri, Widia. “Asbab al-wurud dan Urgensinya dalam Pendidikan.” Al-Tarbawi Al-Haditshah:
Jurnal Pendidikan Islam 5.1 (2020)

Said Agil Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul wurud Studi kritis Hadis Nabi
Pendekatan Sosio-Histori-Kontekstual. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),cet. 1, H.

Anda mungkin juga menyukai