Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAIDAH ASBA<B AL-NUZU<L

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ulum al-Qur’an

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Khoirul Umami, M.Ag

Oleh:

Nuzila Addina Fahma (07010322019)

Nuur Afifah Musyarrofah (07020322071)

Nizhar Khasyiya Rahman Al-Haris (07040322121)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia yang tak
terhingga kepada hamba-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Kaidah
asba<b al-Nuzu<l” dengan tepat waktu. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas
matakuliah ‘Ulum al-Qur’a<n. Selama proses pengerjaan makalah ini, penyusun
mendapatkan banyak bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Para penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam kepada:

1. Dr. Hj. Khoirul Umami, M.Ag selaku dosen pengampu matakuliah ‘Ulu<m al-
Qur’a<n yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan pengarahan
dengan penuh kesabaran serta memberikan saran selama pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman yang selalu memberi semangat serta motivasi untuk menyelesaikan
pembuatan makalah.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk pengembangan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan yang lebih luas bagi para pembaca.

Surabaya, 2 April 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................................2
D. Al-‘Ibrah bi ‘umu<m al-Lafz{ la< bikhusu<s al-Sabab..................................................................2
E. Al-‘Ibrah bi khusu<s al-Sabab la< bi ‘umu<m al-Lafz{.................................................................3
BAB III....................................................................................................................................................5
KESIMPULAN.........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................6

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT. yang diturunkan kepada nabi


Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia. al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril. Ayat-ayat al-Qur’an
turun disesuaikan dengan perkembangan masyarakat Islam pada zaman dahulu. Ayat-
ayat al-Qur’an yang turun beridalog dengan kenyataan masyarakat zaman dahulu.
Dapat dikatakan bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang turun beriringan dengan kondisi
masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada waktu itu menjadi latar belakang
turunnya ayat al-Qur’an.1 Al-Qur’an turun dengan membawa hujjah yang jelas untuk
kemashlahatan kehidupan manusia dan mengantarkan mereka ke jalan yang lurus.2

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja kaidah asba<b al-Nuzu<l?


2. Apa yang dimaksud al-‘Ibrah bi ‘umu<m al-Laf{z la< bikhusu<s al-Sabab?
3. Apa yang dimaksud al-‘Ibrah bi khusu<s al-Saba<b la< bi‘umu<m al-Laf{z?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa saja kaidah asba<b al-Nuzu<l


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan al-‘Ibrah bi ‘umu<m al-Laf{z la<
bikhusu<s al-Sabab
3. Mengetahui apa yang dimaksud al-‘Ibrah bi khusu<s al-Saba<b la< bi‘umu<m
al-Laf{z

1
Niswatur Rohmah. 2019. STUDI ANALISIS KAIDAH ASBAB AL-NUZUL: KELBIHAN DAN KEKURANGANNYA, dalam “AL
TADABBUR: JURNAL ILMU ALQURAN DAN TAFSIR” Vol: 04 No. 02
2
Shidqy Munjin. (2019). Konsep Asbab AlNuzul dalam Ulum Al-Qur’an. Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir, 04(01). hlm. 65

1
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang selalu relevan sepanjang masa.
Hal tersebut terlihat pada petunjuk-petunjuknya yang menjangkau seluruh aspek
kehidupan. Al-Qur’an tidak berisi ayat-ayat yang tidak bermakna, namun di dalamnya
berisi banyak nilai-nilai bagi umat Islam. Salah satu cara untuk mengetahui makna ayat
Al-Qur’an adalah dengan mengetahui konteks yang membentuknya. Dari situlah muncul
keberadaan asba<b al-Nuzu<l. Dengan adanya asba<b al-Nuzu<l menjadi salah satu
yang menentukan untuk memahami ayatAl-Qur’an. Karena hal tersebut, dibutuhkan
rumusan kaidah dalam proses pemahaman dan penetapan hukum suatu ayat. Kaidah
asba<b al-Nuzu<l yang digunakan mayoritas ulama adalah al-‘ibrah bi ‘umu<m al-Lafz{
la< bi khusu<s al-sabab, dan kaidah yang dijadikan pedoman minoritas ulama al-‘ibrah
bi khusu<s al-Sabab la< bi‘umu<m al-Lafz{.3 Berikut penjelasan kaidah-kaidah asba<b
al-Nuzul:

A. Al-‘Ibrah bi ‘umu<m al-Lafz{ la< bikhusu<s al-Sabab

Mayoritas ulama menggunakan kaidah al-‘Ibrah bi ‘umu<m al-Laf{z la<


bikhusu<s al-Sabab yang berarti dalam memahami makna ayat al-Qur’an
menekankan pada redaksinya yang bersifat umum, bukan pada kasus yang
menjadi sebab turunnya. Dalam kaidah ini menjadikan ayat tidak hanya berlaku
untuk salah satu pelaku, namun berlaku untuk siapapun selama redaksi yang
digunakan bersifat umum.4 Kaidah ini menunjukkan bahwa meskipun ayat
ditujukan pada satu kasus, namun hukumnya berlaku umum sesuai kandungan
lafal dan berlaku untuk kasus yang sama.5

Hukum yang diambil dari lafal yang umum itu berlaku untuk kasus yang
sama atau yang serupa dengan kasus tersebut. Misalnya, ayat li’an yang turun

3
Niswatur Rohmah. 2019. STUDI ANALISIS KAIDAH ASBAB AL-NUZUL: KELBIHAN DAN
KEKURANGANNYA, dalam “AL TADABBUR: JURNAL ILMU ALQURAN DAN TAFSIR” Vol: 04 No. 02
4
Niswatur Rohmah. 2019. STUDI ANALISIS KAIDAH ASBAB AL-NUZUL: KELBIHAN DAN KEKURANGANNYA,
dalam “AL TADABBUR: JURNAL ILMU ALQURAN DAN TAFSIR” Vol: 04 No. 02. 170
5
Muhammad Yunan. 2020. “NUZULUL QUR’AN DAN ASBABUN NUZUL” dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman
dan Kemasyarakatan. Vol. 2. No. 1. 73

2
tentang tuduhan Hilal ibn Umayyah kepada istrinya. Hukum ini dapat diterapkan
pada orang lain, selama kasus itu sama atau serupa dengan kasus Hilal.6

Imam Zamakhsyari mengatakan tentang surat al-Humazah “Boleh saja


sebab turunnya surat ini bersifat khusus, tetapi ancaman yang ada dalam surat ini
bersifat umum, agar orang yang melakukan perbuatan seperti itu akan mengalami
nasib yang sama dan juga berfungsi sebagai sindiran”7

Pada umumnya para ulama ketika berselisih tentang lafadz yang bersifat
umum berdasarkan sebab turunnya, atau apakah ia bersifat khusus berdasarkan
sebabnya, maka tidak ada seorang ulama pun yang mengatakan bahwa ayat-ayat
al-Qur’an yang bersifat umum itu dikhususkan pada orang tertentu. Akan tetapi
tujuan awalnya dikhususkan pada orang tertentu, namun kemudian diberlakukan
secara umum untuk kasus-kasus yang serupa dengan hal tersebut.8

B. Al-‘Ibrah bi khusu<s al-Sabab la< bi ‘umu<m al-Lafz{

Al-‘Ibrah bi khusu<s al-Sabab la< bi ‘umu<m al-Lafz{ yang berarti


dalam memahami makna al-Qur’an menekankan pada sebab turunnya ayat,
bukan redaksinya yang bersifat umum. Di dalam kaidah ini menekankan adanya
qiyas. Namun qiyas tersebut juga harus memenuhi syarat dan juga
memperhatikan faktor waktu terjadinya. Selama ini qiyas yang diterapkan adalah
beradasrkan dari Imam Syafi’i yaitu ilh{aq far’I bi ashl li ittih{ad al-‘Illah yang
membahas fakta atau kejadian yang ada kemudian dicari jawabannya melalui
cara membandingkan fakta yang ada dengan yang pernah ada. Tidak hanya
dengan qiyas, namun bisa disandarkan agar lebih luas seperti al-Maslah{ah al-
Mursalah. Tujuannya agar memudahkan dalam memahami agama Islam seperti
pada zaman Rasulullah SAW.9

6
Siti Muslimah, dkk. 2017. “URGENSI ASBA<B AL-NUZU<L MENURUT AL-WAHIDI” dalam Al-Bayan: Jurnal
Studi Al-Qur’an dan Tafsir. Vol 2. No. 1. 50
7
Imam Suyuthi, al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Terj. Tim Editor Indiva (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), 128
8
Ibid. 129
9
Niswatur Rohmah, STUDI ANALISIS KAIDAH ASBAB AL-NUZUL: KELBIHAN DAN KEKURANGANNYA,
dalam “AL TADABBUR: JURNAL ILMU ALQURAN DAN TAFSIR” Vol: 04 No. 02 November 2019

3
Pihak yang berpegang pada kekhususan sebab (al-‘Ibrah bi khusu<s al-
Sabab la< bi ‘umu<m al-Lafz{) mengutarakan beberapa pendapat diantaranya
bahwa kaidah al-‘Ibrah bi ‘umu<m al-Lafz{ la< bikhusu<s al-Sabab adalah
kaidah fikih dan bukan manhaj syar’i yang bersumber dari al-Qur’an atau sunah
Nabi atau yang berasal dari pendapat fuqaha. Kaidah tersebut lebih banyak
bersentuhan dengan bahasa ketimbang makna. Akibatnya, seseorang dalam
menafsirkan al-Qur’an tanpa memperhatikan konteksnya dan sebab turunnya,
serta menafsirkan ayat hanya karena kepentingan susunan bahasa belaka. Pada
perkembangan selanjutnya kaidah ini semakin bertambah besar dan seolah-olah
menjadi manhaj tafsir.10 Nashr Hâmid Abû Zaid berpegang kepada umumnya
lafal dan mengabaikan khususnya sebab sama saja dengan mengabaikan hikmah
turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur bahkan melemahkan hukum yang
terkandung.11
Salah satu pendukung kaidah ini adalah Quraish Shihab. Menurutnya,
menekankan pandangan pada partikularitas penyebab lebih mendukung
perkembangan tafsir. Ia menjelaskan bahwa asba<b al-Nuzu<l mencakup tiga
unsur, yaitu pelaku, peristiwa, dan waktu. Untuk mengambil makna dari ayat yang
memiliki latar belakang, pendukung kaidah ini menekankan perlunya qiyas.
Qiyas yang dimaksud di sini menurutnya bukanlah qiyas yang dirumuskan oleh
asy-Syâfi’i, tetapi qiyas yang lebih luas yaitu dengan meletakkan al-Maslah{ah
al-Mursalah dan yang mengantarkan kepada pemahaman agama.12

10
Faik Muhammad, A S B Â B A N - N U Z Û L : Melacak Skala Mikro Konteks Kesejarahan Al –Qur’an, dalam
“Jurnal al-Fath” Vol. 15, No. 1, (Januari-Juni) 2021
11
Nashr Hâmid Abû Zaid, Mafhûm an-Nash Dirâsah fî ‘Ulûm alQur’ân, “al-Hayyah al-Mishriyyah al-Âmmah li al-
Kitâb, t.t.”, h.117-119
12
Muhammad Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat,
(Bandung: Mizan, 1998), cet.XVIII, h.89-90

4
BAB III
KESIMPULAN

Dalam pengaplikasian kaidah asba<b al-Nuzu<l, meski dalam perjalanan kaidah


tersebut berbeda, namun kedua kaidah tersebut berakhir pada tempat yang sama.
Mengenai kaidah yang khusus tetapi ayat yang turun berbentuk umum itu menghukumi
ayat al-Qur’an yang hanya memiliki asba<b al-Nuzu<l serta lebih menekankan kepada
penyebab turun ayat al-Qur’an tersebut, sedangkan untuk orang yang bukan menjadi
penyebab turunnya dengan memiliki kejadian yang sama menghukuminya dengan
menggunakan dalil lain yang tetap bersumber dari al-Quran dan sunah.
Kaidah tersebut termasuk sebagai kaidah asba<b al-Nuzu<l yang dijadikan
landasan untuk menafsirkan al-Qur’an yang memiliki penyebab turunnya ayat tersebut.
Sedangkan kaidah yang kedua lebih kontekstual, yang menjelaskan bahwa tidak semua
ayat al-Qur’an memiliki asba<b al-Nuzu<l, dan sangat terbatas sekali ayat yang
memiliki asba<b al-Nuzu<l tersebut. Sebagian diantaranya tidak shahih, ditambah lagi
satu ayat yang kadang-kadang memiliki dua atau lebih riwayat asba<b al-Nuzu<l. Maka
wajib untuk mengetahui asba<b al-Nuzu<l disetiap ayat untuk menjadi landasan
penafsiran.

5
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Niswatur. 2019. STUDI ANALISIS KAIDAH ASBAB AL-NUZUL: KELBIHAN


DAN KEKURANGANNYA, dalam “AL TADABBUR: JURNAL ILMU
ALQURAN DAN TAFSIR” Vol: 04 No. 02
Muhammad, Faik. 2021. A S B Â B A N - N U Z Û L : Melacak Skala Mikro Konteks
Kesejarahan Al –Qur’an, dalam “Jurnal al-Fath” Vol. 15, No. 1

Zaid, Nashr Hâmid Abû . Mafhûm an-Nash Dirâsah fî ‘Ulûm alQur’ân, “al-Hayyah al-
Mishriyyah al-Âmmah li al-Kitâb, t.t.”, h.117-119

Shihab, Muhammad Quraish. Membumikan al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1998), cet.XVIII, h.89-90

Munjin. Shidqy (2019). Konsep Asbab AlNuzul dalam Ulum Al-Qur’an. Al-Tadabbur:
Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 04(01). hlm. 65

Muslimah, Siti, dkk. 2017. “URGENSI ASBA<B AL-NUZU<L MENURUT AL-


WAHIDI” dalam Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir. Vol 2. No. 1. 50
Yunan, Muhammad. 2020. “NUZULUL QUR’AN DAN ASBABUN NUZUL” dalam
Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan. Vol. 2. No. 1. 73

Suyuthi, Imam. 2008. al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Terj. Tim Editor Indiva (Surakarta:
Indiva Pustaka, 20), 128

6
7

Anda mungkin juga menyukai