Anda di halaman 1dari 7

O

L
E
H
Dr.H.M.UMAR YUSUF.MHI
Dosen UIN Sulthan Thaha Syafuddin Jambi

1
‫ َو نَعُ ْوذُ َباهللَ َم ْن‬,ُ‫َي ن َْح َمدُهُ َونَ ْست َ َع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ َف ُره‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمد َ هُّلِلَ هالذ‬
,ُ‫ض هل لَه‬ َ ‫ َم ْن يَ ْه َد هللاُ فَالَ ُم‬,‫ت أ َ ْع َما َلنَا‬ َ َ ‫س َيأ‬
َ ‫ش ُر ْو َرأ َ ْنفُ َسنَا َو َم ْن‬
ُ
َ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ هن الَ َإلَهَ َإاله هللاَ َو ْحدَهُ ال‬.ُ‫َي لَه‬ َ ‫ض َل ْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫َو َم ْن ي‬
‫ص َل‬َ ‫ اَلله ُه هم‬.ُ‫س ْو لُه‬ ُ ‫ َو أَ ْش َهدُ أ َ هن ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر‬,ُ‫ش ََري َْك لَه‬
‫ص َحا َب َه َو َم ْن‬ ْ َ ‫ار ْك َعلَى َن َب َينَا ُم َح هم ٍد َو َعلَى ا َ َل َه َوأ‬ َ ‫س َل ْم َو َب‬ َ ‫َو‬
‫ص ْينَ ْي َو َإيها ُك ْم َبت َ ْق َوى هللاَ َح هق‬ َ ‫ أَما َ بَ ْعدُ فَيَا َعبَا دَهللاَ أ ُ ْو‬.ُ‫َوالَه‬
َ‫ لَ َعله ُك ْم ت ُ ْر َح ُم ْون‬,ُ‫ت َ ْق َواه‬.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Pesan Takwa senantiasa disampaikan dalam setiap mimbar


Jum’at yang mulia. Takwa dalam makna Luzum Tho’atillah,
konsekwen dalam berupaya menjalankan seluruh perintah Allah
SWT serta berupaya dengan sungguh-sungguh menjauhi segala
larangan Allah SWT Dhohiron wa Bathinan baik yang terlihat
maupun tidak terlihat mata manusia.

Sholawat kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,


keluarga, sahabat-sahabat dan kepada semua pengikutnya,
semoga dengan bacaan sholawat, kita termasuk sebagai umat-
umat yang mendapat syafa’at beliau Rasulullah SAW di hari
akhir nanti. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pernah menyampaikan :

2
“Jangan jadikan perbedaan pendapat sebagai sebab
perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu
merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan
masyarakat dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja”.

Sebagai makhluk sosial, terlebih sebagai warga Jam’iyyah


Nahdlatul Ulama yang memiliki komitmen kebangsaan, sikap
menghargai perbedaan pandangan di masyarakat merupakan
salah satu sisi dari sikap Tawasuth yang menjadi salah satu sikap
kemasyarakatan wara NU.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Kita sekalian hidup di tengah masyarakat yang beragam. Ragam


agama, warna kulit, bahasa, adat serta budaya. Keragaman yang
ada di tengah masyarakat adalah bagian dari sunnatullah yang
memang seharusnya ada dan tidak bisa ditolak.

Dalam konteks kebangsaan, sekali lagi kami sampaikan “dalam


konteks kebangsaan”, hal tersebut merupakan karunia Allah
SWT bagi kita bangsa Indonesia. Selama perbedaan-perbedaan
tersebut masih bisa mendatangkan kebaikan bagi kelangsungan
persatuan negara ini, maka layak untuk dipertahankan serta
dirawat bersama.

Sekali lagi, dalam konteks kebangaan demi menggapai kebaikan


bersama di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menghindarkan perpecahan serta menggapai Baldatun
Thoyyibatun wa rabbun ghafuur.

3
Allah SWT telah mengajarkan kepada kita, bagaimana
menyikapi keragaman dalam bermasyarakat. Keberagaman di
tengah masyarakat diciptakan Allah SWT agar kita saling kenal
mengenal dan saling harga menghargai antara komunitas
masyarakat yang satu dengan komunitas masyarakat lainnya.

Sebagaimana Firman Allah SWT :

‫شعُ ْوبا‬ ُ ‫اس َإنها َخلَ ْقنَا ُك ْم َم ْن ذَ َك ٍر َو أ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬ ُ ‫يا َ أَيُّ َها النه‬
‫ َإ هن أ َ ْك َر َم ُك ْم َع ْندَ هللاَ أَتْقَا ُك ْم َإ هن هللاَ َع َل ْي ٌم‬.‫َوقَ َبا َءى َل َلت َ َعا َرفُ ْوا‬
‫ َخ َبي ٌْر‬.
‘’Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan telah
kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya terjadi saling kenal mengenal di antara kalian.
Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang
yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui juga maha mengenal’’ (QS. Al-Hujarat :13).

Jama’ah Jumat Rahimakumullah,

Ayat Al-Qur’an di atas, ditegaskan kembali oleh


Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari di dalam Mukadimah
Qonun Asasi Nahdlatul Ulama. Beliau mengingatkan :

4
َ‫ألم ُر الهذَي ال‬ َ ُ‫ف َواْ َال َت َحادَ َوالتهآل‬
ْ ْ‫ف ُه َو ا‬ ُ ‫ع َوالت ه َع‬
َ ‫ار‬ َ ‫فَإ َ هن اْ َال ْج َت َما‬
‫صلهى هللاُ َع َلي َه‬
َ َ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫ْف َوقَ ْد قَا َل َر‬ َ ‫ َكي‬.ُ‫يَ ْج َه ُل أ َ َحدٌ َم ْنفَ َعتَه‬
‫سلهم‬
َ ‫و‬: َ
‫ان َك َما‬
ُ ‫ط‬َ ‫طفَتْهُ ال هش ْي‬ ‫َيدُ هللاَ َم َع ْال َج َما َع َة فَإَذَا َشذه ال ه‬
َ َ ‫شاذُّ َم ْن ُه ْم اَ ْخت‬
‫ب َمنَ ْالغَن ََم‬ُ ْ‫ف ال َذئ‬ ُ ‫ َي ْخت َ َط‬.
“Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan
kekompakan adalah merupakan hal yang tidak seorangpun tidak
mengetahui manfaatnya. Betapa tidak, Rasulullah SAW benar-
benar telah bersabda yang artinya:

“Tangan Allah bersama jama’ah. Apabila diantara jama’ah itu


ada yang memencil sendiri, maka syaithanpun akan
menerkamnya seperti serigala menerkam kambing.”

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Sebagai umat Islam, kita diharapkan bisa menjadi perekat di


antara keragaman yang ada. Dalam konteks keragaman budaya,
aliran kepercayaan dan agama misalnya, umat Islam yang
memahami ke-Iman-an dan dapat menjaga ke-Takwa-an diri
sendiri selayaknya mampu menghargai keragaman yang dimiliki
orang lain.

Begitu juga, perbedaan yang terdapat di dalam ajaran agama


Islam, seperti halnya perbedaan pendapat mengenai jumlah
rakaat sholat tarawih, kita sebagai umat Islam di tuntut untuk

5
menghargai perbedaan dalam hal-hal yang bersifat furu‘iyah.
Menghargai perbedaan pendapat, Insya Allah akan menjadikan
kita umat yang bisa bersatu dan menjadikan kita lebih kuat
seperti yang diamanahkan Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari
dalam Mukadimah Qonun Asasi.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Saatnya, kita kembali kepada ayat-ayat Allah SWT yang


mengajarkan kita pentingnya perbedaan sebagai sunatullah.
Perbedaan justru seharusnya menjadi media untuk berbuat
kebajikan.

Allah SWT berfirman :

َ ‫َولَ ْوشَا َءهللاُ لَ َج َعلَ ُك ْم أ ُ همةً َو‬


.‫احدَة ً َولَ َك ْن َليَ ْبلُ َو ُك ْم فَ ْي َما اَتَا ُك ْم‬
‫ت‬ َ ‫اال َخي َْرا‬ْ ‫فَ ْست َ َبقَ ْو‬.
‘’Dan seandainya Allah menghendaki, niscaya kalian sudah
dijadikan satu ummat, akan tetapi Allah ingin menguji kalian atas
apa yang telah diberikannya kepada kalian, maka berlomba-
lombalah kalian dalam kebaikan’’ (QS. Al-Maidah:48).

Di ayat yang lain Allah juga menegaskan:

6
َ ‫ض ُكلُّ ُه ْم َج َم ْي ًعا أَفَأ َ ْن‬
ُ‫ت ت ُ ْك َره‬ َ ‫َولَ ْوشَا َء َرب َُّك َأل َ َمنَ َم ْن َفي اْأل َ ْر‬
َ‫اس َحتهى يَ ُك ْونُ ْوا ُمؤْ َمنَيْن‬
َ ‫النه‬.
“Dan seandainya Allah menghendaki, maka tentulah telah
menjadi beriman semua orang-orang yang ada di muka bumi
ini! Maka apakah kamu ingin memaksa manusia untuk menjadi
orang-orang beriman semuanya?” (QS. Yunus:99).

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,

Marilah kita rawat perbedaan yang ada, baik


itu perbedaan agama seperti yang disampaikan Allah SWT pada
ayat-ayat di atas, dan pesan Hadhratussyaikh KH Hasyim
Asy’ari tentang persatuan dan kesatuan. Dengan harapan,
penghargaan kita umat Islam tentang sebuah perbedaan dan
keragaman tersebut, membuka pintu hidayah bagi kita sekalian
dan mereka umat non-muslim akan lebih simpati dengan Islam.

Menghargai perbedaan dan menjaga persatuan masyarakat


adalah bagian dari dakwah Islam yang harus tetap kita
lestarikan.

‫ َو نَفَ َعنَ ْي َوإَيها ُك ْم‬,‫قر ا َ َن ْال َكريْم‬ ْ ‫َلي َو لَك ْم َب ْال‬


ْ ‫َبا َر َك هللا‬
‫ َو تَقَبه َل َمنَ ْي َو َم ْن ُك ْم‬,‫الذ ْك َر ْال َح َكيْم‬
َ ‫ت َو‬ َ ‫َب َما فَ ْي َه َمنَ اْألَيَا‬
‫تَالَ َوتَهُ َإنههُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر ه‬.
‫الر َحيْم‬

Anda mungkin juga menyukai