Dalam pendekatan Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai
(unfinished business), yakni perasaan – perasaan yang tidak terungkapkan seperti
dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, dan
rasa diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan
dengan ingatan – ingatan dan fantasi – fantasi tertentu. Karena tidak terungkapnya di
kesadaran, perasaan – perasaan itu tetep tinggal pada latar belakangdan dibawa di
kehidupan sekarang dengan cara – cara yang menghambat hubungan dirinya dan
orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan
menangani perasaan – perasaan yang tak terungkapkan tersebut. Dampaknya, ada
beberapa asumsi tingkah laku bermasalah, diantaranya:
1. Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan top dog dan
keberadaan under dog. Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut
dan mengancam, sedangkan under dog adalah keadaan defensif, membela diri,
tidak berdaya, lemah, pasif, dan ingin dimaklumi.
2. Perkembangan yang terganggu yaitu tidak terjadi keseimbangan antara apa yang
harus ada (self image) dan apa yang diinginkan (self).
3. Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis.
4. Ketidakmampuan individu mengintegritaskan pikiran, perasaan, dan tingkah laku.
5. Mengalami gap/kesenjangan, sekarang dan yang akan datang
6. Melarikan diri dari kenyataan yang harus di hadapi
Proses konseling Gestalt terjadi dalam tahapan tertentu yang fleksibel. Tiap –
tiap tahapan memiliki prioritas dan tujuan tertentu yang membantu konselor dalam
mengorganisasikan proses konseling. Tahap – tahap tersebut adalah sebagai berikut:
PEDOMAN SUPERVISI
SUPERVISI PENDEKATAN KONSELING GESTALT
Konselor : ………………………..
Klien : ………………………..
Supervisor : ……………………….
4. Fase keempat:
a. Mengondisikan klien agar memperoleh
pemahaman dan penyadaran tentang
dirinya, tindakannya, dan perasaannya.
b. Memfasilitasi klien untuk menunjukan
cirri-ciri integritas kepribadiannya
sebagai individu yang unik dan
manusiawi.
c. Mengondisikan klien untuk menunjukan
kepercayaan pada potensinya,menyadari
dirinya,sadar,dan bertanggung jawab atas
perasaan,pikiran,dan tingkah lakunya.
d. Mengondisikan klien agar secara sadar
dan bertanggung jawab memutuskan
untuk “melepaskan diri” dari konselor
dan siap untuk mengembangkan potensi.
Sumenep, ……………….
Supervisor
…………………………
1. Melakukan assessment
Langkah awal kerja konselor adalah melakukan assessment. Assessment
diperlukan untuk mengidentifikasi metode atau teknik yang akan dipilih
sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
PEDOMAN SUPERVISI
SUPERVISI PENDEKATAN KONSELING BEHAVIOR
Konselor : …………………
Klien : …………………
Pengamat : …………………
Sumenep, ………………
Supervisor
…………………………
1. Analisis (analysis)
Analisis merupakan langkah pengumpulan data atauu unformasi tentang
diri klien,termasuk lingkungannya. Pengumpulan data yang
akurat,biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai metode atau
teknik,terutama tes psikologis dari berbagai metode atau teknik,terutama
tes psikologis dari berbagai aspek kepribadian klien. Dengan kata
lain,pengumpulan data dilakukan secara integrative dan komprehensif.
2. Sintesis (synthesis)
pada langkah ini,yang dilakukan konselor adalah menyintesiskan data
yang relevan dan berguna,dengan keluhan atau gejala yang muncul. Dalam
membuat sintesis,konselor memadukan,menyusun,dan merangkum data
yang ada untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang keadaan klien.
3. Diagnosis (diagnoses)
pada langkah ini,konselor menetapkan atau merumuskan kesimpulan
tentang masalah klien serta latar belakang atau sebab-sebabnya. Secara
rinci,yang dilakukan konselor adalah:
a. Melakukan identifikasi masalah secara deskriptif. Missal
ketergantungan,kekurangann informasi,konflik internal atau koflik
dalam diri sendiri,kecemasan dalam membuat pilihan,atau tidak ada
masalah (bordin)
b. Menemukan sebab-sebab. Dalam hal ini,biasanya konselor mencari
hubungan antara masa lalu,masa kini,dan masa depan,sehingga
diperoleh kejelasan.
4. Prognosis (prognosis)
Pada langkah ini,konselor memprediksi tentang kemungkinan keberhasilan
klien dari proses konseling. Artinya,memprediksi tentang hasil yang dapat
dicapai oleh klien dari kegiatan-kegiatannya selama konseling,serta
merumuskan bentuk bantuan yang sesuai.
Konselor :......................
Klien :.....................
Pengamat :......................
Petunjuk : berilah tanda silang pada jenjang skala yang disediakan sesuai dengan
keadaan yang saudara amati, dengan rambu – rambu:
4. Konseling
Membantu klien untuk menemukan sumber diri sendiri
maupun dari luar dirinya, baik di lembaga, sekolah atau
masyarakat dalam upaya mencapai perkembangan dan
penyesuaian optimal sesuai dengan kemampuannya, yaitu
dengan cara:
a. Belajar terpimpin menuju pengertian diri
b. Mendidik atau mengajar kembali sesuai dengan
kebutuhan individu sebagai alat untuk mencapai
tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupny
c. Bantuan pribadi agae klien mengerti dan terampil
dalam menerapkan prinsip serta teknik yang
diperlukan dalam kehidupan sehari – hari
d. Mengimplementasikan hubungan dan teknik yang
bersifat menyembuhkan, dan
e. Mendidik kembali yang sifatnya sebagai kartasis
atau penyaluran.
5. Tindak lanjut
Memberi bantuan kepada klien dalam menghadapi
masalah baru dengan mengingatkannya pada masalah
sumber, sehingga menjamin keberhasilan konseling.
Sumenep,..................
Supervisor
.........................
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………