Anda di halaman 1dari 8

TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR

Tujuan Layanan Bimbingan Belajar:


1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa
yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta dididk secara optimal.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan masyarakat maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk;
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya
2. Mengenal dan memahami potensi, atau peluang yang ada di lingkungannya
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
5. Menggunakan kemampuanya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja
dan masyarakat
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntunan dari lingkungannnya
7. Mengembangakan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal

LAYANAN ORENTASI
Layanan Orientasi Kelas I dan II
Layanan orientasi dan informasi di Kelas I dan II SD terutama diselenggarakan terhadap
orang tua siswa agar para orang tua itu memahami kondisi dan tuntutan sekolah.
Dengan pemahaman seperti itu orang tua diharapkan akan bekerja sama dan membantu sekolah
demi keberhasilan pendidikan anak-anak mereka.
Layanan orientasi yang diberikan kepada orang tua diselenggarakan melalui pertemuan langsung
antara para orang tua dengan Guru Kelas, minimal pada setiap awal catur wulan pertama;
sedangkan yang langsung diberikan kepada siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara dan/atau
bentuk kegiatan :
- Dalam kegiatan di luar kelas, seperti dalam upacara, ketika berbaris hendak memasuki ruang
kelas, ketika menyelenggarakan kegiatan ekstra-kurikuler, dsb.
- Dalam kegiatan di kelas, seperti pengaturan duduk dengan tertib, berdoa sebelum mulai
pelajaran, mengikuti pelajaran, cara yang baik bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan
kawan dan merespon secara baik jawaban kawan, memakai alat belajar, dsb.
- Dalam penyelenggaraan mata pelajaran tertentu, seperti tata cara pergaulan diinfusikan dalam
pelajaran PMP, Bahasa Indonesia; gambaran tentang perlunya bekerja diinfusikan ke dalam
pelajaran Bahasa Indonesia, IPS yang menyangkut lingkungan sosial, Berhitung, dsb.
- Dalam kesempatan khusus yang sengaja diadakan oleh guru, seperti penjelasan tentang kegiatan
belajar sehari-hari, pekerjaan rumah, tugas-tugas piket harian, dsb.
- Dalam kesempatan insidentil kepada siswa tertentu tentang sesuatu hal yang timbul waktu itu,
seperti mengucapkan salam, cara memasuki ruangan, kerapihan dan kebersihan pakaian,
memakai kamar kecil, dsb. (Cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut dapat bervarasi dan
dimodifikasi sesuai dengan materi bimbingan yang diberikan dan kondisi yang ada pada waktu
itu).

Cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut di atas bervariasi dandimodifikasi sesuai dengan
materi yang diberikan dan kondisi serta kelengkapan yang ada pada waktu itu
Layanan Orientasi Kelas III dan IV
Materi layanan orientasi dan informasi bidang bimbingan belajar di Kelas III dan IV
SD pertama-tama merupakan pemantapan dari materi pelayanan di kelas sebelumnya- Lebih jauh,
materi tersebut ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup pokok-pokok berikut :
- pemantapan materi di Kelas I dan II.
- informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan di Kelas III
atau Kelas IV.
- informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun di rumah),
kegiatan olah raga, latihan keterampilan, dan kegiatan ekstra kurikuler, sesuai dengan tingkat
kelasnya (Kelas III atau Kelas IV).
- informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar termasuk alat olah raga, yang ada di
Kelas III atau Kelas IV dan bagaimana memanfaatkannya.
- informasi tentang bagaimana mencatat secara baik materi pelajaran dari guru.
- informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri dan mengikuti pelajaran di dalam kelas,
belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas.
- informasi tentang syarat-syarat naik kelas dan apa akibatnya kalau tidak naik kelas.

Berbeda dari keadaannya di Kelas I dan Kelas II, materi orientasi dan informasi di Kelas III dan
Kelas IV lebih meluas dan mendalam. Informasi tentang keadaan sekolah bersifat pendalaman
mengikuti pengalaman siswa di kelas-kelas sebelumnya. Seiring dengan hal tersebut, peranan
orang tua tidak lagi sepenting ketika para siswa baru saja memasuki SD. Di Kelas III dan IV
informasi dapat langsung diberikan oleh Guru Kelas kepada siswa dan siswa itu langsung
menerima dan memahami berbagai informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

Lebih jauh, karena pemahaman siswa sudah bertambah luas dan kemampuan berbicarapun telah
meningkat. maka untuk sesama siswa sudah dapat dimulai kegiatan saling memberikan
informasi. Misalnya informasi tentang kebersihan lingkungan sekolah, tentang temannya yang
sakit, tentang keadaan keluarga, tentang keadaan lingkungan rumahnya. dsb. Informasi Langsung
diberikan oleh siswa untuk siswa itu dan kemudian dikoreksi (kalau ada yang keliru), diperjelas,
di perluas, dan dipercaya Guru Kelas.

Layanan Orientasi Kelas V dan VI


Materi layanan orientasi dan informasi di Kelas V dan VI lebih luas dan berkembang daripada
hal yang sama di kelas-kelas sebelumnya. Materi bimbingan belajar meliputi pokok-pokok
berikut :
- pemantapan materi di Kelas III dan IV
- orientasi belajar di Kelas V (baru) dan Kelas VI (baru)
- informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan di Kelas V atau
VI.
- informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah. maupun di rumah).
kegiatan olah raga, latihan keterampilan, pelajaran tambahan, dan kegiatan ekstra-kurikuler.
sesuai dengan tingkatan kelasnya (Kelas V atau Kelas VI).
- informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar, termasuk alat-alat olah raga, yang ada
di Kelas V atau VI, dan bagaimana memanfaatkannya.
- informasi tentang bagaimana mencatat materi pelajaran dari guru secara efektif dan efisien, serta
bagaimana membuat ringkasan pelajaran.
- informasi tentang bagaimana belajar di tempat latihan keterampilan, dan di lapangan olah raga.
- informasi tentang bagaimana membaca buku secara efektif dan efisien, meringkas buku, dan
belajar di perpustakaan.
- informasi bagaimana mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, menjawab soal-soal ujian, serta
mengikuti EBTA dan EBTANAS. informasi tentang syarat-syarat lulus SD dan apa akibatnya
kalau tidak lulus SD.
- informasi tentang syarat-syarat memasuki dan mendaftarkan diri untuk masuk SLTP atau
sekolah yang sederajat.
- Informasi tentang sekolah lanjutan yang dapat dimasuki oleh lulusan SD pada umumnya dan
orientasi keadaan sekolah-sekolah tersebut yang terdapat di sekitar SD yang bersangkutan.
Butir-butir di atas menggambarkan bahwa layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas tinggi
SD memang lebih kompleks. Untuk menyelenggarakan layanan seperti itu seringkali Guru Kelas
tidak sepenuhnya mampu. Guru Kelas perlu mendatangkan nara sumber dari luar sekolah.
Peranan Kepala Sekolah dalam mendatangkan nara sumber itu amat menentukan. Demikian
juga, para siswa (khususnya Kelas VI) dapat dibawa untuk meninjau (melakukan orientasi) ke
SLTP tempat
mereka akan melanjutkan pelajaran, dan ke tempat-tempat kerja sederhana (misalnya industri/
perusahaan kecil).

Aplikasi Layanan BK Belajar di SD


Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang klien, tentang lingkungan klien, dan
lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument
baik tes maupun non tes.
Dalam setiap gatra ada ADL (Arti Dari Dalam) yang perlu diketahui sebagaimana adanya
apabila seseorang hendak memberikan ADL secara tepat. ADL itu berupa pemahaman,
penyikapan dan perlakuan. Kondisi yang diharapkan adalah kesesuaian yang setinggi-tingginya
antara ADL dan ADD. Pemanfaatan suatu pemahaman, penyikapan dan perlakuan sangat
tergantung pada kesesuaian atau ketepatan ADL terhadap ADD.
ADD sebuat gatra dapat mengejala dengan sendirinya, tetapi seringkali ADD itu tetap
terpendam sambil menunggu untuk disingkapkan. Betapa banyaknya kenyataan yang belum
sempat di olah, sementara itu masih tak terhingga banyaknya satu hal ihwal yang belum
diketahui apa dan bagaimananya. Pengolahan terhadap gejala yang masih asing serta penyikapan
terhadap hal-hal yang masih terpendam itu merupakan upaya pengungkapan melalui kegiatan
pengukuran. Hasil pengukuran itu lebih lanjut ditasirkan untuk dapat diperolehnya makna
tertentu dari apa yang telah berhasil disingkapkan itu.
Dalam mengungkapkan melalui pengukuran itu dilakukan dengan memakai alat instrumen
tertentu. Oleh karena itu pengukuran yang dimaksudkan itu biasa juga disebut Aplikasi
Instrumen, artinya kegiatan menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi sesuatu.

Aplikasi instrumentasi dalam bimbingan belajar

1. Tujuan belajar dan latihan


2. Sikap dan kebiasaan belajar
3. Kemampuan keterampilan teknis belajar
4. Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif, efisien dan produktif
5. Penguasaan materi pelajaran dan latihan atau keterampilan
6. Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya disekolah dan lingkungan sekitar
7. Orientasi belajar disekolah menengah atau leih tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena individu
mengadakan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan bimbingan belajar sendiri merupakan
proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya dalam belajar. Bimbingan belajar ini bertujuan sebagai pengembangan sikap
dan kebiasaan yang baik, menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih serta mengembangkan
pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam
sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid
yang mengalami keterlambatan akademik, kecepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar,
kurang motivasi dalam belajar, bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar dan sering tidak
sekolah. Guru dapat mengidentifikasi murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar
melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan keniasaan belajar.
faktor-faktor penyebab terjadinya masalah belajar cenderung sanagt kompleks karena masalah
belajar dapat timbul oleh berbagai sebab yang berlainan, ada pula dari sebab yang sama tetapi
menimbulkan masalah yang berbeda dan ada pula yang disebabkan oleh hal-hal yang saling
berkaitan. Oleh karena itu, untuk membantu murid dalam mengatasi masalah belajar bisa dengan
pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, dan peningkatan
keterampilan belajar.

B. Saran

Bimbingan belajar merupakan suatu cara untuk menghadapi peserta dididk yang mempunyai
kekurangan dalam memahami materi dan dengan bimbingan belajar dapat menghasilkan sisi
positif kepada anak dalam belajarnya, sehingga dalam mengadakan bimbingan yang memberikan
bimbungan guru dan pembimbing sekolah seharusnya dengan rasa tanggung jawab dan
kesungguhan dalam melaksanakan bimbingan belajar kepada peserta didik dan selain daripada
itu harus sesuai dengan program yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan waktu yang
disediakan dari pihak sekolah harus memadai dan mencukupi untuk mengadakan bimbingan
belajar tersebut.

C. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013. Bimbingan dan konseling Aplikasi di Sekolah Dasar dan
Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Kartadinata, Sunaryo dkk. 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Direktoral Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
Nurihsan, Ahmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling berbagai Latar kehidupan. Bandung:
Refika Aditama.
Sukmadinata, Nana, Syaodih. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung:
Maestro.
Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.
Rosyidah, Ainur. 2013. Buku Bahan Ajar Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.Pringsewu:
STKIP Muhammadiyahb Pringsewu-Lampung.

Anda mungkin juga menyukai