Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gina Syarifah Awaliyah

NIM : 1601015108
Kelas : 5D
Kasus tentang membuat klien bergantung
setiap konseli mempunyai hak untuk memutuskan sendiri, memiliki kebebasan, kemauan, dan
mampu membuat keputusannya sendiri namun yang terjadi seorang guru BK pada saat konseling
ia tidak mempercayai kemampuan konseli dalam mengambil sebuah keputusan sehingga semua
keputusan yang diambil itu dari pendapat guru bk itulah yang membuat seorang konseli selalu
bergantung kepada konselor karena belum mampu membuat keputusannya sendiri.

Lia (bukan nama sebenarnya) adalah siswa kelas I SMA Favorit Semarang yang barusan
naik kelas II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial ekonomi di desa
pedalaman + 17 km di luar kota Semarang, sebagai anak pertama semula orang tuanya keberatan
setamat SMP anaknya melanjutkan ke SMA di Semarang, orang tua sebetulnya berharap agar
anaknya tidak perlu susah-sudah melanjutkan sekolah ke kota, tapi atas bujukan wali kelas
anaknya saat pengambilan ijazah dengan berat merelakan anaknya melanjutkan sekolah.
Pertimbangan wali kelasnya karena Lia terbilang cerdas diantara teman-teman yang lain
sehingga wajar jika bisa diterima di SMA favorit. Sejak diterima di SMA favorit di satu sisi Lia
bangga sebagai anak desa toh bisa diterima, tetapi di lain sisi mulai minder dengan teman-
temannya yang sebagian besar dari keluarga kaya dengan pola pergaulan yang begitu berbeda
dengan latar belakang Lia. Ia menganggap teman-teman dari keluarga kaya tersebut sebagai orang
yang egois, kurang bersahabat, pilih-pilih teman yang sama-sama dari keluarga kaya saja, dan
sombong.
Makin lama perasaan terisolir, dan kesepian makin mencekam dan mulai timbul sikap dan
ia tidak betah di sekolahnya, dan mau keluar tapi malu dengan orang tua dan temannya sekampung,
ia mencoba terus bertahan, susah pun tak ada teman yang peduli. “Dasar saya anak desa, anak
miskin (dibanding teman-temannya di kota)” hujatnya pada diri sendiri. Akhirnya benar-benar
menjadi anak minder, pemalu dan serta ragu dan takut bergaul sebagaimana mestinya. Makin lama
nilainya makin jatuh sehingga beban pikiran dan perasaan makin berat, sampai-sampai ragu
apakah bisa naik kelas atau tidak.
Lalu Lia memberanikan diri datang menemui guru BK dan menceritakan semua
permasalahan yang ia hadapi karena ia sudah tidak kuat untuk menahannya seorang diri, setelah
ia menceritakan semua permasalahan yang dihadapi, guru BK pun memberikan saran serta
masukan kepada Lia untuk terus bertahan dan lebih kuat dalam menghadapi keadaan tersebut, dan
guru bk terus memberikan masukan dan nasihat tanpa menanyakan kepada Lia apa yang Lia
rasakan dan apa yang Lia akan lakukan untuk kedepannya. Karena guru BK kurang mempercayai
Lia dalam mengambil keputusan.
Hal itu membuat Lia bergantungan kedepannya, Lia sulit untuk membuat keputusan untuk
dirinya dan selalu meminta bantuan kepada guru BK untuk mengentaskan permasalahan yang ia
hadapi entah itu dalam pertemanan, maupun dalam hal belajar.

Pertanyaan:
1. Apakah Saudara setuju atas sikap konselor yang demikian?
2. Jika saudara sebagai konselornya Lia, apa tindakan yang akan saudara lakukan?

Anda mungkin juga menyukai