Anda di halaman 1dari 4

PERILAKU EMOSIONAL DALAM MASA BAYI

Pada waktu lahir, emosi dalam bentuk sederhana, hampir tidak terbedakan sama sekali, ada
dua khusus ciri dari masa bayi.

Pertama, emosi bayi sangat berbeda dengan emosi remaja dan orang dewasa. Emosi bayi
misalnya, disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang
menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut.

Keedua, emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode-periode
lainini disebabkan karena terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan
cepat bereaksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan emosional. Misalnya
bayi tidak mau masuk ke kamar dokter kalua pada kunjungan terakhir ia di suntik.

Pola Emosi yang Umum

Terdapat sejumlah pola emosional tertentu yang umum pada bayi. Reaksi emosional bayi
berbeda terhadap beberapa rangsangan tertentu yag berlainan, bergantung sebagian besar pada
pengalaman lalunya. Misalnya, bayi yang jarang berhadapan dengan orang-orang di luar
rumahatau yang di rawat hamper secara terpisah dari anggota-anggota keluargannya cenderung
mengalami “masa malu”, sedangkan bayi yang yang banyak berhubungan dan dirawat oleh nenek,
perawat, orang tua dan saudara-saudaranya akan memperlihatkan rasa takut kepada orang-orang
asing pada usia-usia yang berbeda.

Perbedaan-perbedaan dalam reaksi emosi mulai tampak pada masa bayi dan
mempengaruhi dalam bentuk factor, terutama kondisi fisikdan mental dari bayi pada saat
munculnya rangsangan dan berhasil tidaknya reaksi yang pernah diberikan sebelumnya dalam
mememnuhi kebutuhannya. Misalnya, bayi dihukum karena menarik, menggigit atau merobek
sesuatu, ia akan memuaskan rasa ingin taunya dengan pendekatan tanpa tangan, ia hanya melihat
dan menyentuhnya

Dominasi Emosi dalam Masa Bayi

Salah satu perbedaan terpenting dalam reaksi emosi onal meliputi dominasi emosi
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Bayi lebih banyak mengalami rasa senang dari pada
rasa tidak senang, sedangkan bayi lainnya mengalami sebaliknya, bergantung padakondisi fisik
dan kondisi-kondisi dalam lingkungan.

Misalnya, bayi yang lebih banyak menangis atau takut akan mengalami sakit-sakitan atau
akan hidup dalam lingkungan dimana ia akan diabaikan atau dikenakan hukuman. Sebaliknya,
bayi yang lebih banyak senang akan berada dalam kondisi fisik yang lebih baik yang dimana ia
dilindungi dari rangsangan yang biasanya akan menimbulkan emosi tidak menyenagkan seperti
takut dan marah. Bayi yang mengalami banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk
penyesuaian pribadi dan penyesuaian social yang baik dan untuk pola-pola perilaku yang akan
menimbulkan kebahagiaan.

PERKEMBANGAN SOSIALISASI
Pengalaman sosial yang dini memainkan peranan yang penting dalam menentukan
hubungan social dimasa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Terdapat sedikit bukti yang
menyatakan bahwa sikap sosial atau anti sosial merupakaan sikap bawaan.

Menurut Tautermannova, ”Seorang anak yang tersenyum cenderung lebih banyak


memancing perasaan yang intensif dari ibu dan menjadi pasangan yang baik dalam hubungannya
dengan ibunya atau pengasuh yang lain dan memperoleh perhatian yang lebih banyak dari orang
dewasa daripda mereka yang kurang senyum”. Passman menerangkan bahwa kalau anak usia dua
atau tiga tahun telah terikat pada beberapa benda- mainana atau selimut yang disukai, dapat
berfungsi sebagai pengurangan rasa khawatir.

Anak yang pada saat bayi banyak menangis cenderung agresif dan menunjukkan perilaku-
perilaku yang mencari perhatian lain. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya
penyesuaian sosialnya lebih baikapabila telah menjadi besar nantinya.

Pola Perkembangan Perilaku Sosial

Perilaku sosial dini mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat terjadi
perbedaan-perbedaan karena keadaa kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan.

Pada saat dilahirkan bayi tidak memilih dalam arti tidak memperdulikan siapa yang
mengurus kebutuhan fisiknya. Misalnya, bayi dapat ditenangkan dengan bantal yang empuk,
maupun belaian-belaian manusia.

Selama tahun pertama masa bayi, bayi dalam keadaan seimbang yang membuat ia ramah,
mudah dirawat, dan menyenangkan. Sekitar pertengahan tahun kedua, keseimbangan berubah
menjadi ketidakseimbangan sehingga bayi menjadi rewel, tidak kooperatif dan sulit dihadapi.
Sebelum masa bayi berakhir keseimbangan kembali lagi dan bayi keembali memperlihatkan
perilaku yang menyenangkan dan perilaku sosial.
AWAL TUMBUHNYA MINAT DALAM BERMAIN
Terdapat ciri-ciri bermain di masa bayi:

Pertama, dalam permainan bayi tidak terdapat aturan-aturan. Misalnya, bayi


bermain kapan saja dan dengan cara apapun, tanpa persiapan atau pembatasan-bembatasan
dalam bermain.

Kedua, sepanjang masa bayi permainan lebih merupakan bentuk permainan sendiri
dan tidak bersifat sosial, menurut Stone, bayi “seringkali merupakan permainan, dan ibu
adalah pemainnya. Pada waktunya, ibu dan anak berganti-ganti menjadi pemain an objek

Ketiga, karena bermain bergantung pada perkembangan fisik, motoric dan intelek,
maka jenis permainan bergantung pada pola-pola perkembangan dalam bidang-bidang
tersebut.

Perkembangan Bermain Mengikuti suatu Pola

Masa bayi banyak dipengaruhi oleh perkembangan fisik, motorik dan mental. Dan
karena pola perkembangan ini sama bagi semua bayi, maka pola bermain juga sama dan
dapat diramalkan.

Misalnya, semua bayi usia enam bulan bermain dengan satu benda. Pada usia
Sembilan bulan mereka menggabungkan benda yang terpisah dan menunjukkan minat akan
adanya persamaan-persamaan pada benda.

Pola-pola bermain tertentu bersifat universal terlepas dari adanya perbedaan-


perbedaan lingkungan dan perbedaan individu.

Nilai Bermain dalam Masa Bayi

Meskipun kenyataan bahwa bermain dalam masa kanak-kanak, seperti halnya


bermain pada semua usia, adalah untuk kesenangan dan tidak mengharapkan hasil akhir
tetapibermain merupakan sumbangan terpenting dalam perkembangan bayi seperti
dikatakan Bruner, “Bermain adalah aktivitas yang serius.” Tanpa bermain , dasar
kreativitas dan dasr pemecahan masalah tidak dapat diletakkan sebelum anak
menggembangkan kebiasaan untuk menghadapi lingkungan dengan cara yang tidak kretif

Sumbangan bermain yang juga penting adalah masuknya informasi bagi bayi
mengenai lingkungan nya, orang-orang dan benda-benda lingkunganya. Seperti
ditunjukkan oleh Eckerman dan Rheingold, “Bayi belajar mengenal dunia manusia dan
melalui penjelajahan (eksplorasi)`

Bermain juga mendorong ketivitas, meskipun krativitas masih daklam bentuknya


yang sederhana dalam masa bayi, tetapi kepuasan diperoleh individu dalam kesempatan
dan dorongan untuk melakukan apa-apa secara kretif dapat memberikan rangasangan bagi
kreativitasnya lebih lanjut pada saat anak keluar dari lingkungan masa bayi yang terbatas
dan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu secara orisinal

Belajar bermain dengan orang lain mendorong bayi bekerjasama dan tidak
mementingkan diri sendiri, hal ini penting umtuk hubungan sosial yang baik ketika masa
bayi menjelang berakhir.

Anda mungkin juga menyukai