Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SERTA SARANA


DAN PRASARANA PENDIDIKAN
(Berdasarkan Komponen dan Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar - dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Rugaiyah, M. Pd.

Tim Penulis

- Irfan Rahman (1111822019)

- Intan Nur Anggraeni (1111822022)

- Luh Putu Gina Gisella (1111822023)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan kasih-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manajemen Pendidik dan Tenaga
Kependidikan serta Sarana dan Prasarana Pendidikan (Berdasarkan Komponen dan
Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan)" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar - dasar
Manajemen Pendidikan, serta bertujuan sebagai penambah wawasan mengenai Manajemen
Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Sarana dan Prasarana Pendidikan (Berdasarkan
Komponen dan Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan) bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Rugaiyah, M. Pd selaku
dosen Pengampu Mata Kuliah Dasar - dasar Manajemen Pendidikan atas seluruh bimbingan
dan arahan hingga terselesaikannya makalah ini. Ucapan terima kasih pula disampaikan
kepada seluruh pihak yang ikut serta membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, masukan
berupa saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi menyempurnakan kembali
makalah ini.

Jakarta, 22 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….…… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………..…..… 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan ……………………………………. 3
2.1.1 Definisi Manajemen ………………………………………………………... 3
2.1.2 Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan ……………………………. 3
2.1.3 Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ………………. 5
2.2 Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ……..…………………. 5
2.3 Tugas dan Fungsi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan ……………. 6
2.4 Kompetensi Tenaga Pendidik ……………………………………………………. 10
2.4 Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan …...………………..….… 13
2.5 Tujuan dan Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ………….…… 14
2.6 Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana Pendidikan …………………………..…… 15
2.7 Prinsip-Prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan ………………………….…..… 18
2.8 Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan …………………….…..… 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………. 21
3.2 Saran ……………………………………………………………………………... 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara. Perkembangan peradaban
diharapkan diiringi dengan timbulnya kesadaran bahwa pendidikan merupakan kebutuhan utama
yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, pemerintah dan para penyelenggara pendidikan
bertanggung jawab untuk menyediakan layanan pendidikan yang bermutu dengan menjalankan
kaidah-kaidah manajemen pendidikan. Manajemen dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
sebuah alat atau instrumen untuk mencapai mutu atau kinerja yang diharapkan.

Hakikat manajemen pendidikan terletak pada pengelolaan unsur-unsur pendidikan


sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Tujuan
yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan tentu akan lebih mudah dicapai bila manajemen
pendidikan diterapkan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan melibatkan seluruh
sumber daya yang terlibat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka setiap sumber daya yang terlibat dalam
manajemen pendidikan memiliki peranan penting yang harus dikelola secara berkesinambungan.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada sumber daya manusia yang
berperan dalam pengadaan pendidikan maupun sumber daya lainnya yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana pendidikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan tenaga pendidik dan kependidikan?
• Apa yang dimaksud dengan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?
• Apa saja tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?
• Apa saja tugas dan fungsi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?
• Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik?
• Apa yang dimaksud dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan?
• Apa saja tujuan dan fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan?
• Apa saja ruang lingkup dalam sarana dan prasarana pendidikan?
• Apa saja proses-proses yang dilakukan dalam manajemen sarana dan prasarana
pendidikan?

1.3 Tujuan
• Mengetahui definisi tenaga pendidik dan kependidikan
• Memahami defiinisi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
• Mengetahui tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
• Mengetahui tugas dan fungsi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
• Mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik
• Mengetahui definisi manajemen sarana dan prasarana pendidikan
• Memahami tujuan dan fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan
• Mengetahui ruang lingkup sarana dan prasarana pendidikan
• Mengetahui proses-proses yang dilakukan dalam manajemen sarana dan prasarana
pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dengan mengacu pada Standar Nasional


Pendidikan yang dijadikan dasar untuk melakukan berbagai tindakan pengelolaan pendidikan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Seluruh penyelenggara pendidikan
mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat pada jalur pendidikan formal,
jalur pendidikan nonformal, dan jalur pendidikan informal harus dapat memenuhi standal
minimal yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Dasar hukum yang mengatur tentang standar pendidikan di Indonesia dalam


pelaksanaannya telah mengalami beberapa kali perubahan. Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan belum dapat
memenuhi kebutuhan sistem pendidikan saat ini, sehingga perlu diganti dengan Standar Nasional
Pendidikan yang sesuai dengan perkembangan sekarang. Hal ini yang menjadi pertimbangan
pertama terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup (1) standar kompetensi lulusan, (2) standar isi, (3) standar proses, (4)
standar penilaian pendidikan, (5) standar tenaga kependidikan, (6) standar sarana dan prasarana,
(7) standar pengelolaan, (8) dan standar pembiayaan.

Meskipun telah mengalami beberapa kali perubahan, komponen-komponen yang menjadi


pokok perhatian dalam Standar Nasional Pendidikan pada dasarnya tidak banyak berubah.
Tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana tetap menjadi pokok perhatian
dalam penyusunan standar pendidikan di Indonesia.

2.1 Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan


2.1.1 Definisi Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu manage yang memiliki
arti seni mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola, sedangkan menurut
ahli (Ricky W. Griffin) mendefinisikan bahwa manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Lawrence A. Appley dan Oey
Liang Lee mendefinisikan manajemen sebagai seni pencapaian tujuan yang
dilakukan melalui usaha orang lain. Menurut Sedarmayanti Apu, Manajemen

3
dijelaskan sebagai ilmu dan seni untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu (Pananrangi, 2017).

Menurut beberapa pengertian di atas, secara garis besar konsep dasar


manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengaorganisasian, pengarahan
dan pengawasan terhadap organisasi dari pemberdayaan, pemanfaatan, juga
penggunaan sumber daya organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Pananrangi, 2017).

2.1.2 Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab XI pasal 39, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pada
Bab I pasal 1, tenaga pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan.

Sedangkan tenaga kependidikan berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional, ialah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Kemudian
dipertegas dalam Pasal 39 yang menyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada Satuan Pendidikan.
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu
sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas (Wijaya et al., 2019). Tenaga
kependidikan meliputi kepala sekolah atau madrasah, pengawas satuan pendidikan,
tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium teknisi, pengelolaan
kelompok belajar dan tenaga kebersihan (Suarga, 2019).

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidik


adalah tenaga profesional yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,

4
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain dengan
kekhususannya yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak didiknya meliputi aspek jasmani dan rohani, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan adalah tenaga
profesional yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan,
diantaranya: tata usaha, tenaga administrasi, laboran, pustakawan, pelatih
ekstrakurikuler, petugas kebersihan dan petugas keamanan (Wijaya et al., 2019).

Adapun yang termaksud dalam tenaga kependidikan adalah (Suarga, 2019):

1. Kepala satuan pendidikan

Yaitu orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk


memimpin satuan pendidikan.

2. Pendidik

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam


penyelanggaraan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.

3. Tenaga kependidikan lainnya

Tenaga kependidikan lainnya adalah orang yang berpartisipasi dalam


menyelenggarakan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam
proses pendidikan.

2.1.3 Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Dalam organisasi pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan menjadi


sumber daya manusia potensial yang turut serta dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional berdasarkan Undang-undang (Amon et al., 2021).

E. Mulyasa dalam bukunya menjelaskan bahwa manajemen tenaga


kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2)
pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan
mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai,
sedangkan Rugaiyah mengemukakan bahwa manajemen tenaga kependidikan
adalah kegiatan mengelola personal pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas
5
sesuai tugas dan fungsinya agar berjalan dengan efektif. Manajemen tenaga
kependidikan didefinisikan pula sebagai kegiatan menggerakan orang lain untuk
mencapai tujuan Pendidikan (Wijaya et al., 2019).

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen


pendidik dan tenaga kependidikan adalah proses pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan yang dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pemberhentian sebagai bentuk pemanfaatan dan mendayagunakan secara efektif
seluruh potensi yang ada pada lembaga pendidikan serta, guna mencapai tujuan
pendidikan yang telah dicanangkan oleh lembaga untuk jangka waktu tertentu
(Wijaya et al., 2019).

2.2 Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen


sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan manajemen SDM lebih
mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal,
produktif, kreatif, dan berprestasi (Amon et al., 2021).

Amiruddin Siahaan dan Rahmat Hidayat (Siahaan et al., 2020) menjelaskan bahwa
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan memiliki tujuan yang berorentasi pada
optimalisasi sistem kerja dalam lembaga Pendidikan. Secara umum tujuan manajemen tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:

a) Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang


cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.
b) Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh tenaga pendidik dan
kependidikan.
c) Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan
dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait
dengan kebutuhan organisasi dan individu.
d) Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang berharga
serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama.

6
e) Menciptakan iklim kerja yang harmonis.

Manajemen sumber daya manusia pendidikan dilaksanakan untuk mewujudkan


sekolah yang sehat, yaitu sekolah yang memiliki jumlah dan kualifikasi tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai dengan beban dan tugas-tugas sekolah yang ada di dalamnya.
Manajemen sumber daya manusia harus mendukung tingkat ketahanan sekolah,
pertumbuhan, produktivitas dan kompetisi (Siahaan et al., 2020).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan manajemen sumber daya
manusia pendidikan adalah pencapaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, dan
menciptakan kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang
terlibat dalam kegiatan pendidikan. Manajemen sumber daya manusia dilakukan agar tenaga
pendidik dan kependidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga dapat
mencapai tujuan individu, tujuan fungsional, tujuan organisasi, dan tujuan masyarakat
(Wijaya et al., 2019).

2.3 Tugas dan Fungsi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Dalam bukunya, E. Mulyasa menjelaskan bahwa aktivitas yang dilakukan dalam


manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah sebagai berikut:1) Perencanaan
pegawai; 2) Pengadaan pegawai; 3) Pembinaan dan Pengembangan pegawai; 4) Promosi dan
mutasi; 5) Pemberhentian pegawai; 6) Kompensasi; dan 7) Penilaian pegawai (Mulyasa,
2004). Sedangkan Amiruddin Siahaan, Rahmat Hidayat dan Rustam menjelaskan bahwa
untuk menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, handal dan tepat
guna diperlukan beberapa tahapan yaitu: 1) Perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan;
2) Rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan; 3) Pembinaan dan pengembangan pegawai;
4) Promosi dan mutasi; 5) Pemberhentian pegawai; 6) Kompensasi; dan 7) Penilaian prestasi
kerja (Siahaan et al., 2020).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa fungsi manajemen sumber daya manusia dalam dunia pendidikan, yaitu (Wijaya et
al., 2019):

1) Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan


2) Rekruitmen, seleksi dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan
3) Peningkatan kompetensi dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
4) Penilaian prestasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan
7
5) Pembinaan dan pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan
6) Kompensasi pendidik dan tenaga kependidikan
7) Pemanfatan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan
8) Pemberdayaan tenaga manajmen sekolah
9) Pengawasan dan supervisi manajerial
10) Peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan

Pelaksanaan tugas dan fungsi manajemen pendidik dan tenaga kependidikan


terdiri dari: (1) perencanaan, (2) perekrutan, (3) penempatan kerja, (4) kompensasi, (5)
pembinaan dan pengembangan, (6) mengevaluasi (Ayubi & Wibowo, 2020). Adapun
penjelasannya ialah sebagai berikut.

1) Perencanaan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Perencanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan merupakan


pengembangan dan strategi serta penyusunan tenaga pendidik dan kependidikan SDM
yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan organisasi dimasa depan. Dalam
perencanaan perlu dilakukan analisis kebutuhan, analisis kebutuhan dilakukan untuk
menganalisis kesenjangan kinerja. Langkah selanjutnya adalah menganalisis tugas
dan beban kerja, yaitu mengelola pendidik dan tenaga kependidikan pada tugas dan
tanggungjawab untuk bekerja di sekolah berdasarkan kualifikasi pendidikan dan
kependidikan, sejalan dengan analisis posisi sebagai proses pengorganisasian pekerja
menjadi tugas-tugas yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu, sedangkan
analisis beban kerja berfungsi untuk mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab
pekerjaan tertentu (Amon et al., 2021).

2) Rekrutmen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan upaya untuk


melaksanakan proses perencanaan agar dapat berjalan dengan baik dan dapat
menghasilkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang memuaskan sesuai
dengan harapan (Mukhlisoh, 2018). Rekrutmen juga dikatakan sebagai proses
mencari calon potensial untuk mengisi pekerjaan suatu organisasi yang telah
diantisipasi. Dalam hal ini setelah dilakukan analisis dan pihak sekolah mengalami
kekurangan tenaga pada saat itu, maka perekrutan guru tidak tetap baru berdasarkan
kualifikasi yang dipersyaratkan (Amon et al., 2021).

Tujuan rekrutmen adalah mendapatkan calon pegawai (pendidik dan tenaga

8
kependidikan) sebanyak mungkin sehingga organisasi dapat memilih calon pegawai
yang paling memenuhi kriteria sesuai kebutuhan organisasi.

3) Penempatan Kerja Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Kesesuaian latar belakang dan penempatan tenaga pendidik harus memenuhi


ketentuan UU Nomor 14 tahun 2005, pasal 7 (1c) tentang profesionalisme bahwa
profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan dengan prinsip memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi pengadaan, kegiatan penempatan
dimulai setelah penerimaan calon pegawai diterima dan siap ditempatkan pada
jabatan atau unit kerja sesuai dengan kualifikasinya. Proses penempatan berdasarkan
latar belakang pendidikan, keterampilan yang dimiliki baik pendidik maupun tenaga
kependidikan, harus sesuai dengan jabatan atau pekerjaan (Amon et al., 2021).

4) Kompensasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Kompensasi penting dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan


terkait dengan kesejahteraan dan kepuasan kerja. Besarnya kompensasi disebut
sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai kontribusi yang
mereka berikan kepada suatu organisasi. Kompensasi bukan hanya tentang gaji, akan
tetapi tempat kerja yang nyaman, komunikasi secara kekeluargaan akan membuat
guru tetap bertahan dalam mengajar di sekolah. Gaji, hubungan antara guru dan
kepala sekolah, rekan kerja, kondisi kerja, merupakan faktor yang dapat memengaruhi
kepuasan kerja pendidik dan tenaga kependidikan. Kompensasi berupa gaji yang
diterima dapat meningkatkan kepuasan kerja. Salah satu cara manajemen untuk
meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kepuasan karyawan
adalah melalui kompensasi(Amon et al., 2021).

5) Pembinaan serta Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pelatihan dan pengembangan adalah dua istilah yang terkadang digunakan


secara bersama atau bergantian. Pelatihan berguna untuk menambah dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar lebih produktif. Pengembangan
dilakukan untuk kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan dalam organisasi
dimasa depan. Pelatihan dan pengembangan memiliki manfaat bagi karir untuk
menghadapi tanggung jawab yang lebih besar dimasa depan. Oleh karena itu, masih
banyak tugas yang menunggu untuk diselesaikan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan yang sudah terlatih. Pelatihan adalah proses pengajaran pengetahuan

9
dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawab dengan lebih baik sesuai dengan standar (Amon et al.,
2021).

6) Evaluasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 28 tahun 2010 tentang


Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah yang disingkat sebagai
EMASLIM, yaitu Educator (pendidik), Manajer (pengelola), Administrator
(pengurus), Supervisor (pengawas), Leader (pimpinan), Innovator (innovator), dan
Motivator (motivator). Salah satu standar dan tugas kepala sekolah adalah kompetensi
supervisi. Kompetensi tersebut meliputi: (1) Merencanakan program Supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) Melaksanakan
supervisi akademik guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat; (3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik pada guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru. Supervisi dilakukan untuk meningkatkan
pembelajaran siswa melalui pengembangan supervisi dan profesionalitas (Robbins &
Alvy, 2004). Supervisi akademik dilakukan untuk mengetahui guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian.

Kepala sekolah dapat mengetahui kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan
pembelajaran masing-masing melalui pemantauan pembelajaran di kelas. Hasil
pemantauan atau yang selanjutnya disebut hasil supervisi digunakan untuk menyusun
program tindak lanjut supervisi selanjutnya. Program tindak lanjut diberikan kepada
semua guru yang memiliki kinerja tinggi dan masih membutuhkan pembinaan dan
supervisi (Amon et al., 2021).

2.4 Kompetensi Tenaga Pendidik

Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang dosen dan guru menyebutkan


bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus
dimiliki, dan juga dihayati guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya.”
Disebutkan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

10
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
pada pasal 20 ayat 1 menyebutkan bahwa standar pendidik merupakan kriteria minimal
kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki pendidik untuk melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai teladan, perancang pembelajaran, fasilitator, dan motivator peserta didik. Lebih lanjut
pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa “kriteria minimal kompetensi pendidik sebagaimana
disebut pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.

Ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik yaitu:

2.4.1 Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang khas dengan guru dan


memberikan karakteristik yang membedakan dari profesi lainnya. KBBI
menjelaskan pedagogi sebagai ilmu pendidikan; ilmu pengajaran. Sedangkan
secara etimologi pedagogi berasal dari bahasa Yunani yaitu paedos yang artinya
anak dan agoge artinya mengantar dan membimbing. Jadi pedagogi dapat
dimaknai sebagai ilmu dan seni untuk mengajarkan anak-anak. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat (3) butir (a) mengemukakan
bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasi ragam potensi yang dimilikinya. Dengan pengertian
tersebut maka pada dasarnya kompetensi pedagogik adalah sejumlah
kemampuan yang dimiliki pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta
didik.

2.4.2 Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian dalam PP Nomor 19 tahun 2005 pada pasal 28 ayat 3


disebutkan bahwa kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, luwes, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia.
Berdasarkan uraian diatas maka fungsi kompetensi kepribadian guru adalah
memberikan teladan atau contoh dalam membimbing, mengembangkan
kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar.

11
2.4.3 Kompetensi sosial

PP nomor 19 tahun 2005 pada pasal 28 ayat 3 memberikan pengertian bahwa


kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari mayarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan juga
masyarakat sekitar.

2.4.4 Kompetensi Profesional

Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran


secara luas dan mendalam yang memungkinkanya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan.

Tenaga pendidik memiliki kewajiban untuk memenuhi empat standar kompetensi


yang telah ditetapkan tersebut dan menjalankannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Standar pendidik sebagaimana diatur dalam PP Nomor 57 Tahun 2021 juga menetapkan
mengenai kualifikasi akademik minimal yang harus dipenuhi oleh pendidik dan dapat
dibuktikan dengan ijazah, meliputi:

• Sarjana untuk pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, dan
pendidik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal

• Magister atau magister terapan untuk pendidik pada jenjang pendidikan tinggi
program diploma dan sarjana

• Doktor atau doktor terapan untuk pendidik pada jenjang pendidikan tinggi
program magister dan doctor

• Magister atau magister terapan berpengalaman kerja minimal 2 tahun yang


relevan dengan program studi untuk pendidik pada pendidikan profesi

12
2.5 Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan


(Malaya et al., 2019). Kelengkapan dan ketersediaan fasilitas di sekolah sangatlah penting
serta berpengaruh dalam kelancaran pembelajaran. Oleh karena itu semua fasilitas atau sarana
dan prasarana sekolah haruslah dikelola dengan baik agar keberadaan sarana dan prasarana
tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam
kegiatan pembelajaran sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam rangka menunjang
kelancaran proses kegiatannya, sehingga pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan
oleh setiap instansi terutama sekolah (Darmastuti, 2014).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan sarana adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai, propaganda capai atau maksud tujuan, alat media, syarat, upaya
dan sebagainya. Sarana pendidikan yaitu semua fasilitas sekolah seperti (peralatan, dan
perlengkapan) yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
(gedung, lapangan, halaman dll). Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu
faktor pendidikan yang keberadaannya sangat mutlak dalam proses pendidikan (Kurniawati
& Sayuti, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak
agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien.
Sedangkan prasarana merupakan semua perangkat kelengkapan dasar atau fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti
(Kristiawan, Safitri & Lestari, 2017).

Termasuk dalam sarana pendidikan yaitu ruang kelas, meja, kursi serta media
pembelajaran yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran merupakan
prasarana pendidikan yang meliputi halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju
sekolah. Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar
seperti taman sekolah untuk mengajarkan biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan
olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika
prasarana dialihfungsikan sebagai sarana, berarti prasarana tersebut menjadi komponen dasar.
Akan tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti posisinya menjadi penunjang
terhadap sarana (Multazam, 2017).

13
Oleh karena itu manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai proses
kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien
(Indrawan, 2015). Manajemen sarana dan prasarana mempunyai tugas yaitu mengatur sarana
dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal yang berarti pada
jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan,
pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi dan penghapusan serta penataan
(Mulyasa, 2015).

Berdasarkan beberapa rujukan definisi tersebut maka dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan sarana adalah perlengkapan dan peralatan yang digunakan secara langsung
untuk mencapai tujuan pendidikan, sedangkan prasarana adalah perlengkapan dasar yang
digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah. Manajemen sarana prasarana pendidikan
adalah proses perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan,
pemeliharaan dalam rangka untuk menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien (Multazam, 2017).

2.6 Tujuan dan Fungsi Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan

Tujuan manajemen sarana prasarana sebagai berikut: Memberikan sistematika kerja


dalam mengelola pendidikan berupa fasilitas belajar, sehingga tugas-tugas operasional
kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang
telah ditetapkan (Rismayani et al., 2021). Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional dalam bukunya Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis
Sekolah menjelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat membantu
sekolah dalam merencanakan kebutuhan fasilitas, mengelola pengadaan fasilitas, mengelola
pemeliharaan fasilitas, mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana, serta kegiatan
penghapusan barang inventaris sekolah.

Secara rinci, Nurkholis menjabarkan tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan


sebagai berikut:

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana prasarana pendidikan melalui sistem


perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Diharapkan melalui manajemen
sarana prasarana pendidikan semua sarana prasarana pendidikan yang didapatkan oleh

14
sekolah adalah sarana prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana prasarana sekolah sehingga keberadaannya
selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua warga sekolah.

Jadi dapat dipahami bahwa tujuan dari manajemen sarana prasarana adalah supaya
perencanaan, pengadaan, pemakaian dan pemeliharaan sarana prasarana dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. (Multazam, 2017).

Dirjen Dikdasmen Depdikbud menjelaskan, fungsi sarana pendidikan yang berupa


alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran itu sangat
penting guna mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan tersebut terlibat langsung
dalam proses pembelajaran sehingga berfungsi sebagai alat yang dapat
memperlancar serta mempermudah penangkapan pengertian dalam proses interaksi antar
guru dan siswa keadaan tertentu fungsi sarana pendidikan sangat menentukan dalam
proses pembelajaran (Fatmawati et al., 2019).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan mempunyai


fungsi, antara lain:

1. Sebagai alat yang dapat memperlancar penyampaian informasi pembelajaran


dari guru ke siswa
2. Sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep pembelajaran
3. Sebagai alat untuk memperlancar proses pembelajaran
4. Sebagai penghubung pemahaman siswa dari konsep kongkrit ke abstrak.

2.7 Ruang Lingkup Sarana Prasarana Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 42 menetapkan bahwa

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot sekolah,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

15
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan

Kurniadin & Machali (2016) mengklasifikasikan sarana pendidikan pendidikan


ditinjau dari sudut (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan
(3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.

1. Sarana pendidikan ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Pada klasifikasi ini sarana pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu sarana pendidikan yang
habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama

a. Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol,
penghapus dan sapu serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

b. Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan pada klasifikasi ini terdiri dari bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti bangku,
mesin tulis, komputer dan peralatan olahraga.

2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan

a. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan


kebutuhan penggunanya seperti lemari arsip, bangku dan meja yang bisa
digerakkan dan dipindahkan kemana saja

16
b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sulit untuk dipindahkan, seperti
tanah, bangunan, sumur dan menara serta saluran air dari PDAM/semua yang
berkaitan dengan itu relatif tidak mudah untuk dipindahkan.

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Sarana pendidikan bisa dikelompokkan menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari
fungsi dan perannya dalam proses belajar mengajar.

a. Alat pelajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan secara langsung dalam
proses pembelajaran, misalnya buku, alat tulis, penggaris, alat dan bahan-bahan
pembelajaran

b. Alat peraga adalah semua alat bantu proses pendidikan dan pengajaran yang dapat
mempermudah dan memberikan pengertian kepada anak didik, baik yang bersifat
abstrak maupun konkret

c. Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara


dalam pembelajaran. Media pembelajaran ini dibagai menjadi tiga jenis yaitu
media audio, media visual dan media audio visual. Media audio seperti tape
recorder, radio, lab bahasa, dan lain sebagainya. Media visual seperti poster,
bagan, gambar, kartun, dan media audio visual seperti film, vcd dan lain
sebagainya.

Terkait prasarana pendidikan seperti dikutip oleh Fatmawati dkk, Minarti


menjelaskan bahwa prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua macam
yakni:

• Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses pembelajaran


seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, dan ruang
laboratorium.

• Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak langsung digunakan untuk proses


pembelajaran, tetapi sangat menunjang terjadinya proses pembelajaran. Misalnya,

17
ruang kantor, kantin sekolah, kamar kecil, jalan menuju sekolah, ruang guru, ruang
kepala sekolah dan tempat parker kendaraan.

2.8 Prinsip – prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap dapat memudahkan guru dalam
menyampaikan isi pembelajaran kepada siswanya. Terdapat prinsip – prinsip dasar dalam
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan (Fauzi, 2020) yaitu:

1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu bahwa sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan didayagunakan.

2. Prinsip efisiensi, yaitu bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat
diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah.
Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.

3. Prinsip administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan
petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.

4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu
bertanggung jawab.

5. Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di


sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.

2.9 Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana prasarana pendidikan dipahami tidak akan berjalan tanpa adanya


pengelolaan/manajemen yang baik. Manajemen sarana prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan lembaga pendidikan yang bersih, rapi dan indah sehingga menciptakan kondisi
yang menyenangkan baik pendidik maupun siswa untuk berada di lingkungan pendidikan.
Dikutip oleh Multazam, Gunawan (2003) menyebutkan bahwa pelaksanaan manajemen
sarana prasarana pendidikan pada garis besarnya meliputi perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, penggunaan, pemeliharaan/perawatan, penghapusan dan pelaporan
(Multazam, 2017).

18
Manajemen sarana dan prasarana juga memiliki beberapa tahapan yaitu:

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dwiantara dan Sumarto (2004) dikutip oleh Multazam mengemukakan bahwa


perencanaan merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan
perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan,
penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perencanaan sarana dan prasarana
merupakan keseluruhan proses perkiraan secara matang yang meliputi rancangan
pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah (Kristiawan, safitri dan
pratiwi 2017). Tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana yaitu, 1)
untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan; dan
2) untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana prasarana merupakan bagian dari fungsi operasional dalam


penyelenggaraan manajemen sarana prasrana pendidikan. Fungsi ini pada
hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana prasarana
pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan (Multazam, 2017).

Gambar 1. Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana

19
Sri Minarti (2011), Seperti dikutip oleh Multazam, menjelaskan bahwa pengadaan
sarana prasarana sekolahan dapat dilakukan melalui berbagai alternatif yaitu
melalui pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau bantuan, penyewaan
pinjaman, pendaur ulangan, penukaran dan perbaikan atau rekomendasi

3. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” dari bahasa Latin Inventarium, yang
berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan menurut Barnawi (2015) adalah pencatatan atau pendaftaran
barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib
dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.

4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Barnawi (2015) adalah


kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna
dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, perawatan
sarana prasarana dilakukan sebelum sarana prasarana tersebut mengalami
kerusakan yang tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan
sarana prasarana tidak bekerja dengan normal dan membantu agar sarana prasarana
dapat aktif sesuai dengan fungsinya. Macam-macamnya pekerjaan pemeliharaan
menurut Mulyasa (2005) meliputi pekerjaan terus menerus (teratur dan rutin),
perawatan berkala, perawatan darurat dan perawatan preventif.

5. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran

Gunawan (2003) menjelaskan penghapusan sarana prasarana pendidikan sebagai


kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan sarana prasarana dari daftar
inventaris, karena sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan
terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu:

• Tenaga pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan. Tenaga pendidik bertanggung
jawab dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Sedangkan tenaga kependidikan ialah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah atau madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium teknisi, pengelolaan kelompok belajar dan tenaga
kebersihan
• Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan diselenggarakan dalam rangka
pemanfaatan dan mendayagunakan secara efektif seluruh potensi yang ada pada
lembaga pendidikan serta, guna mencapai tujuan pendidikan yang telah dicanangkan
oleh lembaga untuk jangka waktu tertentu. Adapun fungsi dari manajemen pendidik
dan tenaga kependidikan terdiri dari fungsi perencanaan, perekrutan, penempatan
kerja, kompensasi, pembinaan dan pengembangan, serta evaluasi.
• Sarana dan prasarana pendidikan mencakup semua fasilitas sekolah baik yang secara
langung maupun tidak langsung digunakan dalam menunjang proses pendidikan agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Ruang lingkup sarana pendidikan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yakni ditinjau dari sudut (1) habis tidaknya
dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan
proses belajar mengajar
• Manajemen sarana prasarana diselenggarakan dengan maksud untuk membentuk
sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa fasilitas belajar, sehingga
tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien

21
menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (Rismayani et al., 2021). Adapun
Tahapan-tahapan yang digunakan dalam manajemen sarana prasarana pendidikan
meliputi Perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan
sarana dan prasana pendidikan dalam proses pembelajaran.

3.2 Saran

Tim penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang perlu
diperbaiki dalam penulisan makalah ini. Hal ini datang dari keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki tim penulis. Sehingga segala saran dan masukan yang konstruktif akan sangat
bermanfaat bagi tim penulis, agar bisa terus menghasilkan karya tulis yang bisa memberikan
manfaat bagi banyak orang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Amon, L., Ping, T., & Poernomo, S. A. (2021). Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan
Tenaga Kependidikan. Jurnal Kateketik Pastoral, 5(1), 1–12.
Ayubi, A. A. Al, & Wibowo, U. B. (2020). Management of Educators and Education Personnel
at SDN Potrojayan 3 Prambanan. 397(Icliqe 2019), 114–122.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.200129.015
Darmastuti, H. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Pada Jurusan Teknik Komputer dan Informatika D SMK Negeri 2 Surabaya.
In Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan (Vol. 3, Issue 3).
Fatmawati, N., Mappincara, A., & Habibah, S. (2019). Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Sarana
Dan Prasarana Pendidikan. https://doi.org/10.26858/pembelajar.v3i2.9799
Fauzi, F. I. M. (2020). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jurnal Al-Rabwah, 14(2),
90–115.
Indrawan, I. (2015). Pengantar manajemen sarana dan prasarana sekolah. Deepublish.
Kristiawan, M., Safitri, D. & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Deepublish.
Kurniawati, P. I., & Sayuti, S. A. (2013). Manajemen Sarana dan Prasarana Di SMKN 1 Kasihan
Bantul. In − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Jurnal Akutabilitas Manajemen
Pendidikan (Vol. 1, Issue 1).
Malaya, I., Madrasah, S., & Rosyidiyah, T. A. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana. Jurnal
Islamic Education Manajemen, 4(1), 77–92. https://doi.org/10.15575/isema.v3i2.5645
Mukhlisoh, M. (2018). Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah
Sunan Kalijaga Siwuluh. Jurnal Kependidikan, 6(2), 233–248.
https://doi.org/10.24090/jk.v6i2.1941
Multazam, A. (2017). Manajemen Sarana Prasarana di MTs Madarijul Huda Kembang
Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati Tahun 2015/2016.
Mulyasa. (2015). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2004). Manajemen berbasis sekolah: konsep, strategi dan implementasi.
Pananrangi, Prof. Dr. H. A. R. (2017). Manajemen Pendidikan.
Rismayani, Ayu Lestari, E., & Nindra Utami Br Tarigan, N. (2021). Problematika Sarana dan
Prasarana Pendidikan (Vol. 2, Issue 2). https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Robbins, P., & Alvy, H. B. (2004). The new principal’s fieldbook: Strategies for success. ASCD.

23
Siahaan, A., Hidayat, R., & Rustam. (2020). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam: Menuju
Lembaga Pendidikan Unggul, Kompetitif dan Bermutu. 1–320.
Suarga. (2019). Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan. JURNAL
IDAARAH, VOL. III,.
Wijaya, C., Hidayat, R., & Rafida, T. (2019). Manajemen Sumberdaya Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021. Tentang Standar Nasional
Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007. Tentang
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan


Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen

24

Anda mungkin juga menyukai