TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP APENDISITIS
1. Pengertian
adalah sebuah kantong kecil pada usus yang dapat terisi oleh materi
Mal11 \l 1057 ].
2. Anatomi Fisiologi
nerveus torakalis.
Gambar 1 Apendiks
3. Etiologi
4. Klasifikasi
apendisitis kronik.
a. Apendisitis akut
somatik setempat.
nanah.
b. Apendisitis Kronik
Gejala apendisitis kronik sedikit mirip dengan sakit asam
buntu yng lain rasa nyeri mungkin tidak spesifik. Apendisitis kronik
dibagi atas :
5. Manifestasi Klinis
diantaranya :
pasien batuk).
b. Anoreksia
c. Mual
d. Muntah
f. Malaise
g. Konstipasi
bawah.
6. Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan obstruksi
lumen oleh fecalit (massa keras dari feses), tumor, benda asing,
mukosa. Pada saat ini terjadi apendisitis akut yang ditandai oleh nyeri
gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah akan terjadi
apendisitis perforasi.
Cah \l 1057 ].
7. Penatalaksanaan
nyeri tekan atau massa yang dipalpasi pada fosa iliaka kanan.
dan sepsis.
b. Non Surgical
Infeksi akibat virus, jamur, feses yang membantu, pola hidup dan benda asing
Apendisitis
Kronik Akut
Pembedahan Ansietas
Cah \l 1057 ].
b. Tromboplebitis supuratif.
c. Abses subfrenikus.
dan leukositosis.
1. Pengertian
2. Indikasi
a. Midline incision
b. Paramedian
laparatomi yaitu :
penyembuhan luka.
5. Komplikasi
dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika
kulit sebagai hasil dari edema dan proses inflamasi sekitarnya. Infeksi
3% dan biasanya lebih umum terjadi pada pasien lebih dari 60 tahun.
adalah 4:1.
C. Luka
penyembuhan luka yang terdiri dari fase inflamasi, fase proliferasi dan
aliran darah yang baik akan sangat membantu proses kesembuhan luka,
1. Pengertian
secara umum dibagi dua yaitu luka tertutup dan luka terbuka. Luka
tertutup yaitu luka dimana tidak terjadi hubungan dengan dunia luar.
luka lecet, luka sayatan, luka robek, luka tusuk, luka potong, dan luka
tanda infeksi. Luka kotor yaitu luka lama, luka kecelakaan yang
cairan.
3. Penyembuhan Luka
untuk mensuplai aliran darah dari dan ke area luka dapat tercapai.
menuliskan :
a. Kolagen
jaringan.
b. Angiogenesis
setelah perlukaan.
c. Granulasi jaringan
jaringan ini tumbuh dari tepi luka ke dasar luka. Granulasi jaringan
d. Kontraksi luka
e. Epitalisasi
yaitu :
a. Fase inflamasi
b. Fase proliferasi
c. Fase maturasi
1. Pengkajian
1057 ] :
a. Identitas klien dan identitas penanggung jawab
b. Keluhan Utama
Pada riwayat kesehatan masa lalu ini dikaji tentang faktor resiko
urine tiap buang air kecil pada klien dengan post operasi
3) Pola istirahat dan tidur, pada pola istirahat dan tidur yang
gosok gigi, keramas, gunting kuku, dll. Pada klien dengan post
g. Pemeriksaan Fisik
ketajaman mata.
sinus.
h. Aspek Psikologis
tidak disukai.
2) Harga Diri, penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
tugas/peran tersebut.
Analisis Data
Terputusnya
kontinuitas jaringan
Merangsang stimulus
nyeri
Nyeri
Luka bedah
Resiko Infeksi
Hambatan Mobilitas
Fisik
Mual/Muntah
Defisit Nutrisi
2. Diagnosa Keperawatan
perawatan luka.
c. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antibiotik.
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan.
b. Mual hilang.
toilet.
c. Pasien memiliki
keinginan melakukan
perawatan diri.
Aditya, W., Zahari, A., & Afriwardi. (2016). Jurnal Kesehatan Andalas. Hubungan
Mobilisasi Dini dengan Proses Penyembuhan Luka pada Pasien Pasca
Laparatomi di Bangsal Bedah Pria dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang, 725.
Cahya, N. (2013). Retrieved Februari 29, 2020, from BAB II Tinjauan Teori:
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/103/jtptunimus-gdl-novinurcah-5123-
2-babii.pdf
Merdawati, L., & Malini, H. (2019). Keperawatan Medikal Bedah II. Depok: PT
Raja Grafindo Persada.
Mulyantari, A. I. (2012, Mei 8). Retrieved Februari 16, 2020, from Laparatomi:
https://www.slideshare.net/ayuinsafi/laparotomy
Robinson, J., & Saputra, L. (2014). Buku Ajar Visual Nursing (Medikal Bedah).
Tangerang: Bina Rupa Aksara.
Sjamsuhidajat, S., & Jong, D. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta:
ECG.
C.S, W., & Sabir, M. (2016). PERBANDINGAN ANTARA SUHU TUBUH, KADAR
LEUKOSIT DAN PLATELET DITRIBUTION WIDTH (PDW) PADA
APENDISITIS AKUT DAN APENDISITIS PERFORASI, 25-27.
Fransisca, C., Gotra, M., & Mahastuti, N. M. (2019). Jurnal Media Udayana Vol 8.
Karakteristik Pasien Dengan Gambaran Histopatologi Apendisitis.
Padmi, C. I., & Widarsa, T. (2017). Akurasi Total Hitung Leukosit dan Durasi
Simtom sebagai Prediktor Perforasi Apendisitis pada Penderita
Apendisitis Akut.
Pierce A, G., & Neil R, B. (2007). At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga . In
Apendisitis Akut (p. 106). Jakarta: Erlangga.