Anda di halaman 1dari 36

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


OSTEOATHRITIS

OLEH KELOMPOK 7 :
1. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
2. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
3. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
4. Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)
5. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

A13A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu menyelesaikan tugas “Keperawatan Medikal Bedah
III” dengan membahas tentang “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
OSTEOATHRITIS”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Sekian dan
terima kasih.
“Om Santi, Santi, Santi Om”

Denpasar, 10 Oktober 2021

Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOATHRITIS

A. KONSEP OSTEOATHRITIS

1. Definisi

Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti
sendi, dan itis yang berarti inflamasi meskipun sebenarnya penderita osteoartritis tidak
mengalami inflamasi atau hanya mengalami inflamasi ringan (Koentjoro, 2010).
Osteorathritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan
kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA
(Sudoyo Aru dkk, 2009 dalam Nurarif dkk, 2015).

2. Etiologi

Faktor resiko pada osteoarthritis, meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Peningkatan usia, OA biasanya terjadi pada usia lanjut, jarang dijumpai


penderita OA yang berusia di bawah 40 tahun (Helmi, 2012). Di Indonesia,
prevalensi OA mencapai 5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun (Soeroso et al., 2009).

b) Obesitas, membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang
berkerja lebih berat, diduga memberi andil terjadinya AO (Helmi, 2012). Serta
obesitas menimbulkan stres mekanis abnormal, sehingga meningkatkan frekuensi
penyakit (Robbins, 2007).

c) Jenis kelamin wanita (Helmi, 2012). Perkembangan OA sendi-sendi interfalang


distal tangan (nodus Heberden) lebih dominan pada perempuan. Nodus Heberdens
10 kali lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki (Price dan
Wilson, 2013). Kadar estrogen yang tinggi juga dilaporkan berkaitan dengan
peningkatan resiko (Robbins, 2007). Hubungan antara estrogen dan pembentukan
tulang dan prevalensi OA pada perempuan menunjukan bahwa hormon memainkan
peranan aktif dalam perkembangan dan 10 progresivitas penyakit ini (Price dan
Wilson, 2013). Wanita yang telah lanjut usia atau di atas 45 tahun telah mengalami
menopause sehingga terjadi penurunan estrogen. Estrogen berpengaruh pada
osteoblas dan sel endotel. Apabila terjadi penurunan estrogen maka TGF-β yang
dihasilkan osteoblas dan nitric oxide (NO) yang dihasilkan sel endotel akan
menurun juga sehingga menyebabkan diferensiasi dan maturasi osteoklas
meningkat.
d) Estrogen juga berpengaruh pada bone marrow stroma cell dan sel mononuklear
yang dapat menghasilkan HIL-1, TNF-α, IL-6 dan M-CSF sehingga dapat terjadi
OA karena mediator inflamasi ini. Tidak hanya itu, estrogen juga berpengaruh pada
absorbsi kalsium dan reabsorbsi kalsium di ginjal sehingga terjadi hipokalasemia.
Kedaan hipokalasemia ini menyebabkan mekanisme umpan balik sehingga
meningkatkan hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid ini juga dapat
meningkatkan resobsi tulang sehingga dapat mengakibatkan OA (Ganong, 2008).

e) Trauma, riwayat deformitas sendi yang diakibatkan oleh trauma dapat


menimbulkan stres mekanis abnormal sehingga menigkatkan frekuensi
penyakit (Helmi, 2012 ; Robbins, 2007).

f) Faktor genetik juga berperan dalam kerentanan terhadap OA, terutama pada
kasus yang mengenai tangan dan panggul. Gen atau gen-gen spesifik yang
bertanggung jawab untuk ini belum 11 terindentifikasi meskipun pada
sebagian kasus diperkirakan terdapat keterkaitan dengan kromosom 2 dan 11
(Robbins, 2007). Beberapa kasus orang lahir dengan kelainan sendi tulang
akan lebih besar kemungkinan mengalami OA (Helmi, 2012).

3. Manifestasi klinik

a) Nyeri sendi.

b) Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

c) Nyeri bertambah dengan aktifitas, membaik dengan istirahat , terasa paling


nyeri pada akhir , dan seiring dengan memburuknya penyakit, menjadi
semakin parah, sampai pada tahap dimana pergerakan minimal saja sudah
menimbulkan rasa nyeri dan biasa menganggu tidur.

d) Kekakuan paling ringan pada pagi hari namun terjadi berulang-ulang


sepanjang hari dengan periode istirahat.

e) Krepitasi, rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang


sakit.

f) Pembesaran sendi (deformitas).

g) Perubahan gaya berjalan.

h) Tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan , gangguan gerak, rasa


hangat yang merata dan warna kemerahan).
(Nurarif dkk, 2015).
4. Klasifikasi
Pembagian osteoarthritis berdasarkan patogenesisnya dibagi menjadi
osteoarthritis primer yang disebut juga osteoarthritis idiopatik adalah osteoarthritis
yang kasusanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik
maupun proses perubahan lokal pada sendi. Sedangkan osteoarthritis sekunder adalah
osteoarthritis yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik,
pertumbuhan dan imobilisasi yang lama. osteoarthritis primer lebih sering ditemukan
dari pada osteoarthritis sekunder (Arissa, 2012).
5. Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi apabila tidak ditangani dengan serius. Terdapat 2 macam
komplikasi yaitu :
a) Komplikasi kronis
Komplikas kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan yang terparah
ialah terjadinya kelumpuhan.
b) Komplikasi akut
 Osteonecrosis
Kematian tulang terutama pada tulang paha, penyebabnya karna
kehilangan aliran darah pada tulang.
 Ruptur Baker Cyst
Ruptur Baker Cyst adalah pembengkakan yang disebabkan oleh cairan
dari sendi lutut menonjol di bagian belakang lutut. Bagian belakang
lutut juga disebut sebagai daerah poplitea lutut. Kista Baker kadang-
kadang disebut kista poplitea.
 Bursitis
Bursitis adalah penekanan kecil berulang dan berlebihan yang
menyebabkan bursa membengkak dan teriritasi. Bursa adalah suatu
kantung berisi cairan di dekat sendi. Ketika bursa ini menjadi iritasi
atau meradang, hal itu menyebabkan rasa sakit pada bagian-bagian
tubuh yang bersendi. Bagian tubuh tempat terjadinya bursitis ini
adalah bahu, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut, atau
pergelangan kaki.
6. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,
dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan
kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena
adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi. Osteoartritis pada beberapa
kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya
rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang
digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan
karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas
congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada
kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada
ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya
mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal
dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus (Nur, 2010).
7. Pathway
Faktor predisposisi:
usia, jenis kelamin, Degredasi Sintesis matriks
faktor keturunan,
faktor metabolik,
faktor mekanis

Kondrosit

Integritas matriks hilang

Osteoatritis

Tulang Peningkata Membra Kerusakan


rawan n n pada tulang
sendi vaskularisa sinovial dan tulang
si rawan

Pelunakan & Pembentukan Penebalan


iregukaritas ostafit pada pada sinovial Kontraktur
pada tulang ujung
rawan sendi yang berupa kapsul serta
persendian instabilitas sendi
kista

Peningkata Pembengkaka
Terbentuknya lapisan n tekanan n pada sendi Deformita
dari bahan elastk intraartikula s sendi
akibat pergeseran sendi r Fibrosis pd
atau adanya cairan yang kapsul, osteofit,
viskosa iregularitas Perubahan
Perubahan bentuk
mekanis sendi permukaan sendi
tubuh pada
Kekakuan pada dalam tulang dan
sendi besar menyangga sendi
atau beban tubuh
fisik
Hambatan mobilitas

pada jari tangan


Nyeri Gangguan
Kelemahan dan
perasaan citra tubuh
mudah
lelah

Peningkatan beban sendi yang


Menanggung beban tubuh Keletihan

Nur, 2010
8. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)

Tujuan pengobatan pada pasien osteoarthritis adalah untuk mengurangi gejala


dan mencegah terjadinya kontraktur atau atrofi otot. Penanganan pertama yang perlu
dilakukan adalah dengan memberikan terapi non farmakologis berupa edukasi
mengenai penyakitnya secara lengkap, yang selanjutnya adalah memberikan terapi
farmakologis untuk mengurangi nyerinya yaitu dengan memberikan analgetik lalu
dilanjutkan dengan fisioterapi (Imayati, 2012). Penanganan osteoatritis berdasarkan
atas distribusinya (sendi mana yang terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena.
Penanganannya terdiri dari 3 hal :

 Terapi non-farmakologis:

a. Edukasi.

b. Terapi fisik dan rehabilitasi.

 Penurunan berat badan Terapi farmakologis :

a. Analgesik oral non-opiat.

b. Analgesik topikal.

c. NSAID.

d. Chondroprotective

 Steroid intra-artikuler Terapi bedah :

a. Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus dsb.

b. Arthroscopic debridement dan joint lavage.

c. Osteotomi.

d. Artroplasti sendi total.


B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktivitas/Istirahat

Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.
Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.

b. Kardiovaskuler

dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal.

c. Integritas Ego

1) Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan,


faktor-faktor hubungan.

2) Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).

3) Ancaman pada konsep lain. diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya
ketergantungan pada orang.

d. Makanan / Cairan

1) Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan


adekuat mual, anoreksia.

2) Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran


mukosa.

e. Hygiene

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada


orang lain.

f. Neurosensori

Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi

g. Nyeri/kenyamanan

Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak pada
sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).
h. Keamanan

1) Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus.

2) Lesi kulit, ulkas kaki.

3) Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga.

4) Demam ringan menetap.

5) Kekeringan pada mata dan membran mukosa

i. Interaksi Sosial

Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.

j. Penyuluhan/Pembelajaran

1) Riwayat rematik pada keluarga.

2) Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit tanpa pengujian.

3) Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.

k. Pemeriksaan Diagnostik

1) Reaksi aglutinasi: positif

2) LED meningkat pesat

3) protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.

4) SDP: meningkat pada proses inflamasi

5) JDL: Menunjukkan ancaman sedang

6) Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun

7) RO:menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi, osteoporosis pada


tulang yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi.
2. Diagnose keperawatan

No Diagnosis Definisi Etiologi/ Faktor Resiko Tanda Mayor Tanda Minor

1. Nyeri akut Pengalaman sensorik atau 1. Agen pencedera fisiologis S : S:-O:

(D.0077) emosional yang berkaitan (mis. Inflamasi, Mengeluh nyeri 1. Tekanan darah
dengan kerusakan jaringan iskemia, meningkat
actual atau fungsional, neoplasma)
2. Pola napas berubah
dengan onset mendadak atau 2. Agen pencedera kimiawi (mis.
O: 3. Nafsu makan berubah
lambat dan berintensitas Terbakar, bahan kimia iritan)
ringan hingga berat yang 1. Tampak meringis 4. Proses berpikir
3. Agen pencedera fisik ( mis.
berlangsung kurang dari 3 Terganggu
abses, amputasi, terbakar, 2. Bersikap protektif
bulan
terpotong, mengangkat berat, (mis. Waspada, posisi 5. Menarik diri
prosedur operasi, trauma, menghindari nyeri) 6. Berfokus pada diri
latihan fisik berlebihan) 3. Gelisah sendiri

4. Frekuensi nadi 7. Diaforesis


meningkat

5. Sulit tidur
2. Gangguan mobilitas Keterbatasan dalam 1. Nyeri S: S:
fisik (D.0054) gerakan fisik dari satu atau 2. Kekakuan sendi 1. Mengeluh sulit 1. Nyeri saat bergerak
lebih ekstremitas secara menggerakkan ekstermitas
3. Gangguan muskuloskleletal 2. Enggan melakukan
mandiri
4. Kontraktur O: pergerakan
1. Kekuatan otot menurun 3. Merasa cemas saat

2. Rentang gerak (ROM) bergerak

menurun O:

1. Sendi kaku

2. Gerakan tidak
terkoordinasi

3. Gerakan terbatas

4. Fisik lemah
3. Gangguan citra Perubahan persepsi tentang 1. Perubahan S: S:
tubuh (D.0083) penampilan, struktur dan struktur/bentuk tubuh (mis. 1. Mengungkapkan 1. Tidak mau me
fungsi fisik individu. amputasi, trauma, luka bakar, kecacatan/kehilangan ngungkapkan
obesitas, jerawat) bagian tubuh kecacatan/kehilangan
2. Perubahan fungsi tubuh (mis. O : bagian tubuh
proses penyakit, kehamilan,
1. Kehilangan bagian 2. Mengungkapkan
kelumpuhan) perasaan negative
tubuh
3. Perubahan fungsi kognitif tentang perubahan
2. Fungsi/struktur tubuh
4. Efek tindakan/pengobatan tubuh
berubah/hilang
(mis. pembedahan, 3. Mengungkapkan
kemoterapi, terapi radiasi) kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain.
O:

1.Membunyikan/
menunjukkanbagian
tubuh secara berlebihan

2.Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh

3.Fokus berlebihan pada

bagian tubuh
4. KeletihaN Penurunan kapasitas kerja 1. Gangguan tidur S: S:

(D.0057) fisik dan mental yang tidak 2. Kondisi fisiologis (mis. 1. Merasa energi tidak 1. Merasa bersalah akibat
pulih dengan istirahat penyakit kronis, penyakit pulih walaupun telah tidak mampu
terminal, anemia, malnutrisi, tidur menjalankan tanggung
kehamilan) 2. Merasa kurang tenaga jawab

3. Program perawatan/pengobat 3. Mengeluh lelah 2. Libido menurun


an jangka panjang O:
O:
4. Peristiwa hidup negatif
1. Tidak mampu 1. Kebutuhan istirahat
Mempertahankan meningkat
aktivitas rutin.

2. Tampak lesu.
3. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa

No. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam diharapakan Manajemen Nyeri (I.08238) O:
masalah keperawatan nyeri akut dapat menurun denganhangat/dingin, terapi bermain)
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
kriteria hasil: - Pertimbangkan jenisintensitas
frekuansi, kualitas, dan sumber
nyerinyeri,
Tingkat Nyeri (L.08066) dalam pemilihan strategi meredakan
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
nyeri
- Keluhan nyeri dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 3 meperingan nyeri
(sedang) E:
T:
- Meringis dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala -- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
Berikan terapi teknik non farmakologis
3 (sedang) - Ajarkan teknik non farmakologi
untuk mengurangi untuk
rasa nyeri (TENS,
- Kesulitan tidur dari skala 3 (sedang) menjadi skala 4 mengurangi
hipnosis, rasa nyeri
akupresur, terapi musik,
(cukup menurun) K: biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
- Berfokus pada diri sendiri dari skala 2 (cukup - Kolaborasi terbimbing,
pemberian kompres
analgesik, jika
menurun) menjadi skala 3 (sedang) perlu
2. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam Dukungan Ambulasi (I.05160) O:
(D.0054) diharapakan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
dapat meningkat dengan kriteria hasil: fisik lainnya
Mobilitas Fisik (L.05042) - Monitor kondisi umum selama
- Pergerakan ekstermitas dari skala 2 (cukup melakukan ambulasi
menurun) menjadi skala 4 (cukup meningkat) - Monitor frekuensi jantung dan

tekanan darah sebelum memulai


- Nyeri dari skala 1 (meningkat) menjadi skala 3 (sedang) ambulasi

- Kaku sendi dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi T:


skala 4 (cukup menurun) - Fasilitasi aktivitas ambulasi
- Gerakan terbatas dari skala 2 (cukup meningkat) dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
menjadi skala 4 (cukup menurun) - Fasilitasi melakukan ambulasi fisik, jika
perlu

- Libatkan keluarga untuk membantu


pasien dalam meningkatkan ambulasi

E:

- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

- Anjurkan melakukan ambulasi dini

- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus


dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat

tidur ke kamar mandi, berjalan


sesuai toleransi)
3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam Promosi Citra Tubuh (I.09305) O:
(D.0083) diharapakan masalah keperawatan gangguan citra tubuh - Identifikasi perubahan citra tubuh yang
dapat meningkat dengan kriteria hasil: mengakibatkan isolasi sosial
Citra Tubuh (L.09067) - Monitor frekuensi pernyataan kritik
- Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh terhadap diri sendiri
dari skala 3 (sedang) T:
- menjadi skala 4 (cukup menurun) - Diskusikan kondisi stress yang
- Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang mempengaruhi citra tubuh (mis. Luka,
lain dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 3 penyakit, pembedahan)
(sedang) - Diskusikan akibat pubertas, kehamilan
- Hubungan sosial dari skala 3 (sedang) menjadi skala 4 dan penuaan
(cuku membaik) E:

- Jelaskan pada keluarga tentang


perawatan perubahan citra tubuh

- Anjurkan untuk
menggunakan

alat bantu
4. Keletihan (D.0057) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Jam Manajemen Energi (I.05167)
diharapakan masalah keperawatan keletihan dapat menurun O:
dengan kriteria hasil: Tingkat Keletihan (L.05046) - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
- Kemampuan melakukan aktivitas rutin dari skala 2 mengakibatkan kelelahan
(cukup menurun) menjadi skala 4 (cukup meningkat) - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
- Verbalisasi lelah dari skala 1 (meningkat) menjadi skala selama melakukan aktivitas
3 (sedang) T:
- Lesu dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4 - Lakukan latihan rentang gerak pasif
(cukup menurun) dan/atau aktif
- Pola istirahat dari skala 2 (cukup memburuk) menjadi - Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
skala 4 (cukup membaik tidak dapat berpindah atau berjalan

E:

- Anjurkan melakukan aktivitas secara


bertahap

- Anjurkan menghubungi perawat jika


tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang

K:

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara


meningkatkan asupan makanan.
4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan pasien
(Riyadi, 2010).
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).

5. Evaluasi

Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi
formatif ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna
menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini
meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan
klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (pembandingan data dengan teori), dan
perencanaan (Asmadi, 2008).

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Ismail A., 2013. Evaluasi Kualitas Hidup Penderita Osteoartritis di Instalasi Rawat
Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Koentjoro SL, 2010. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Derajat
Osteoartritis Lutut Menurut Kellgren dan Lawrence, Skripsi. Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

Mardjono M., Sidharta P., 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta, Dian Rakyat, 89-
91

Masyhurrosyidi H, 2013. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap Tingkat


Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut di
Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Tugas Akhir,
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS OSTEOARTHRISTIS
DI RUMAH SAKIT WIRA HUSADA RUANG MELATI

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 49 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Sudah menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Kenyeri No.59. Denpasar Timur
Tanggal Masuk : 08 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 08 Oktober 2021
No. Register : 224532
Diagnosa Medis : Osteoarthritis

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 29 tahun
Hub. Dengan Klien : Anak kandung
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Kenyeri No.59. Denpasar Timur

2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dan kaku pada sendi di lutut kiri dan kanan sampai tidak bisa
berjalan sejak 2 hari .
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sebelum kerumah sakit pasien merasa nyeri pada lututnya, keluhan
pertama kali dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan semakin hari makin memberat. Pada
tanggal 08 Oktober 2021 pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dan kaku
pada sendi di lutut kiri dan kanan sampai tidak bisa berjalan sejak 2 hari yang lalu , pasien
berulang kali menanyakan apakah ia akan bisa berjalan normal kembali. Hasil pemeriksaan
menunjukan sendi jari tangan dan kaki bengkak. TD: 130/90 mmHg, Nadi: 102 x/menit
regular, RR :25x/menit, suhu 37,60C.
Pengkajian nyeri :
P : Nyeri timbul saat melakukan aktivitas
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri pada sendi lutut kiri dan kanan
S : Skala 6
T : ± 30 menit sampai 1 jam
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sudah mengalami penyakit ini selama 2 bulan
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan tidak ada anggota
keluarganya yang memiliki penyakit yang sama dengan penyakit yang diderita sekarang.
Pasien tinggal bersama suami dan anaknya.
Genogram :

Keterangan :

: Perempuan
: Laki-laki

: Pasien

Riwayat Sosiokultural
Tidak terkaji

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan sakit yang dialami pasien termasuk penyakit medis. Pasien
mengatakan apabila dalam keluarganya ada yang sakit segera di bawa berobat ke
Puskesmas atau Rumah sakit.

b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan biasanya sebelum sakit makan sehari 3 kali dengan porsi satu piring
habis (nasi, lauk, sayur) serta minum air putih 6 – 8 gelas perhari.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dan selalu menghabiskan porsi makan yang
diberikan dari RS, serta minum air putih 5 gelas perhari.

c. Pola Eleminasi
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan BAB normal 1 sehari, BAK normal tidak ada masalah.
Saat Sakit :
Pasien mengatakan BAB terganggu dengan sakit di lutut kanan, BAK lancar tapi harus
dibantu untuk ke kamar kecil.

d. Pola Aktivitas dan Latihan


1) Aktivitas
Kemampuan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan pasien biasanya melakukan aktivitas.
Saat sakit :
Pasien mengatakan pasien kesulitan untuk beraktivitas.
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien menanyakan apakah ia akan bisa berjalan normal kembali dan mengatakan ingin
cepat sembuh dari penyakitnya agar dapat berkumpul dengan keluarganya kembali.
Pasien tidak mengalami gangguan pada penglihatan, pendengaran, dan penciuman.

f. Pola Persepsi-Konsep diri


Citra diri : Pasien mengatakan pasien menerima tubuhnya.
Harga diri : Pasien mengatakan berharap pasien cepat sembuh.
Identitas diri : Pasien mengatakan pasien berjenis kelamin perempuan.
Ideal diri : Pasien mengatakan pasien ingin cepat sembuh.
Peran diri : Pasien mengatakan pasien berperan sebagai seorang ibu dan istri.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur dengan nyenyak selama 8 jam perhari
tanpa ada gangguan tidur.
Saat sakit :
Pasien mengatakan saat sakit tidurnya kurang dari 6 jam perhari dan adanya gangguan
tidur.

h. Pola Peran-Hubungan
Sebelum Sakit :
Sebelum sakit pasien mengatakan selalu ramah dengan orang lain termasuk tetangga
Saat Sakit :
Selama sakit pasien tetap ramah dengan orang lain termasuk perawat ditandai dengan
banyaknya pengunjung yang menjenguknya dan pasien dapat kooperatif saat dilakukan
pengkajian.

i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum pasien sakit pola seksual tidak mengalami masalah pada
organ reproduksinya.
Saat sakit :
Pasien mengatakan saat pasien sakit pola seksual tidak mengalami masalah pada organ
reproduksinya.

j. Pola Toleransi Stress-Koping


Pasien mengatakan selalu bermusyawarah dengan keluarga jika ada masalah, termasuk
keputusan dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan pasien tidak nyaman karena tidak
dapat beraktivias seperti biasanya.

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum Sakit :
Pasien beragama hindu dan sebelum sakit pasien selalu melakukan sembayang seperti
biasa
Saat Sakit :
Saat sakit pasien hanya berdoa saja diatas tempat tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran: Composmentis
b. Tanda Vital
Nadi : 102X/ menit
Suhu : 37,60C
TD : 130/90 mmHg
RR : 25 X/menit
c. Keadaan Fisik
1. Kepala

Rambut : Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.

Mata : Bentuk mata simetris, mata reflek pupil baik.

Hidung : Bentuk hidung simetris tidak ada lesi, sekret, pendarahan, dan tidak
ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.

Mulut : Mukosa bibir kering, bentuk simetris, dan tidak ada lesi, tidak ada
nyeri, pembengkakan.

2. Leher : Tidak ada lesi, gerakan leher normal, dan tidak terlihat pembesaran
kelenjar tiroid
3. Paru

Inspeksi : Dada simetris tidak ada kelainan dan tidak ada benjolan
Palpasi : Normal ( Sonor ).
Perkusi : Tidak ada nyeri pada sela toterkosta.
Auskultasi : Normal ( Vesikuler ).
4. Jantung

Inspeksi : ictuscordis terdengar di Ics 4 , 6 mid clavicula sinistra


Palpasi : ictuscordis teraba di mid clavicula sinistra
Perkusi : terdengar suara dallnes
Auskultasi : terdengar suara jantung normal S1 + S2 tunggal reguler
5. Abdomen

Inspeksi : tidak ada pembengkakan rongga perut


Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara timpani.
Auskultasi : terdengar suara bising usus 10 x/menit
6. Genetalia

Tidak terkaji.

7. Ekstremitas
1) Atas

Inspeksi : kedua tangan simetris, terdapat pembengkakan pada sendi jari


tangan
Palpasi : akral teraba hangat, tidak ada nyeri tekan.
2) Bawah

Inspeksi : tungkai kedua kaki simetris , tidak ada cedera


Palpasi : turgor kulit elastis , terjadi nyeri pada sendi lutut kiri dan kanan,
kaki bengkak
5. Data Penunjang
Tidak Terkaji
6. Analisa Data
A. Tabel Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


(Sesuai dengan patofisiologi)
DS : Faktor predisposisi: usia, jenis Nyeri Akut
kelamin, faktor keturunan, faktor
- Pasien
metabolik, faktor mekanis
mengatakan nyeri

pada sendi lutut
Degradasi
kiri dan kanan

DO :
Integritas matriks hilang
- TD : 130/90

mmHg
Peningkatan vaskularisasi
- Nadi : 102x/menit

- Respirasi :
Pembentukan ostafit pada ujung
25x/menit
persendian
- Suhu : 37,6°C

- Hasil pengkajian
Perubahan mekanis sendi dalam
nyeri :
menyangga beban tubuh
P : Nyeri timbul saat

melakukan aktivitas Peningkatan beban sendi yang
Menanggung beban tubuh
Q : Seperti di tusuk-

tusuk Nyeri Akut
R : Nyeri pada sendi
lutut kiri dan kanan
S : Skala 6
T : ± 30 menit
sampai 1 jam

DS : Faktor predisposisi: usia, jenis Gangguan Mobilitas


kelamin, faktor keturunan, faktor
- Pasien Fisik
metabolik, faktor mekanis
mengatakan kaku ↓
Degradasi
pada lutut kiri dan

kanan Integritas matriks hilang

- Pasien tidak dapat
Tulang rawan sendi
berjalan sejak 2 ↓
Pelunakan & iregukaritas pada
hari lalu
tulang rawan sendi
DO : ↓
Terbentuknya lapisan dari bahan
- Pasien dibantu
elastik
oleh keluarganya akibat pergeseran sendi atau adanya
untuk ke kamar cairan yang viskosa

kecil
Kekakuan pada sendi besar atau
pada jari tangan

Gangguan Mobilitas Fisik
DS : Faktor predisposisi: usia, jenis Ansietas
kelamin, faktor keturunan, faktor
- Pasien berulang
metabolik, faktor mekanis
kali menanyakan ↓
Degradasi
apakah ia bisa

berjalan normal Integritas matriks hilang

kembali
Hospitalisasi
DO : ↓
Kurang informasi
- Pasien tampak

gelisah dan tegang Stressor bagi klien

Ansietas

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL/ DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD


JAM TERATASI
DITEMUKAN
1 Jumat, 08 Nyeri akut berhubungan dengan agen Senin,11
Oktober 2021/ pencedera fisiologis ditandai dengan pasien Oktober
mengatakan nyeri pada sendi lutut kiri dan
Pukul 10.00 2021/ Pukul
kanan, TD : 130/90 mmHg, nadi : 102x/menit,
wita respirasi : 25x/menit, suhu : 37,6°C. Hasil 08.00 wita
pengkajian nyeri : P : Nyeri timbul saat
melakukan aktivitas, Q : Seperti di tusuk-
tusuk, R : Nyeri pada sendi lutut kiri dan
kanan, S : Skala 6, T : ± 30 menit sampai 1
jam

2 Jumat, 08 Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan Senin, 11


Oktober 2021/ dengan kekakuan sendi ditandai dengan Oktober
Pukul 10.00 pasien mengatakan kaku pada lutut kiri dan 2021/ Pukul
wita kanan, pasien tidak dapat berjalan sejak 2 08.00 wita
hari lalu, pasien dibantu oleh keluarganya
untuk ke kamar kecil
3 Jumat, 08 Ansietas berhubungan dengan ancaman Senin, 11
Oktober 2021/ terhadap konsep diri berhubungan dengan Oktober
Pukul 10.00 pasien berulang kali menanyakan apakah ia 2021/ Pukul
wita bisa berjalan normal kembali, pasien tampak 08.00 wita
gelisah dan tegang

7. Rencana Tindakan Keperawatan

Hari/ No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Ttd


tgl
Jumat, 1 Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri 1. Untuk
08 keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi lokasi, mengetahui lokasi,
Oktobe
jam. Diharapkan nyeri pasien karakteristik, durasi, karakteristik,
r 2021
berkurang dengan kriteria frekuensi, kualitas dan durasi, frekuensi,
hasil: intensitas nyeri kualitas dan
1. Keluhan nyeri 2. Berikan teknik intensitas nyeri
menurun nonfarmakologis untuk 2. Mengurangi rasa
2. Frekuensi nadi mengurangi rasa nyeri nyeri yang dialami
membaik ( kompres hangat ) pasien
3. Pasien tidak 3. Jelaskan penyebab, periode 3. Agar mengetahui
meringis lagi dan pemicu nyeri pnyebab dan faktor
4. Kolaborasi pemberian nyeri
analgetik 4. Mengkolaborasi
pemberian terapi
farmakologis
Jumat, 2 Setelah dilakukan asuhan Dukungan Mobilisasi 1. Mengetahui
08 keperawatan selama 3x24 1. Monitor kondisi umum secara umum
Oktobe jam. Diharapkan mobilitas selama melakukan mobilisasi kondisi pasien saat
r 2021 fisik pasien meningkat 2. Fasilitasi aktivitas mobilisasi melakukan
dengan kriteria hasil: dengan alat bantu mobilisasi
1. Pergerakan 3. Libatkan keluarga untuk 2. Memberikan rasa
ekstremitas membantu pasien dalam aman kepada pasien
meningkat meningkatkan pergerakan 3. Mengedukasi
2. Kekuatan otot pasien 4. Ajarkan mobilisasi sederhana keluarga pasien
membaik yang harus dilakukan ( mis. untuk membatu
3. ROM pasien Pindah dari tempat tidur ke pasien dalam
meningkat kursi roda ) melakukan
pergerakan
4. Membantu
pasien untuk belajar
melakukan aktivitas
mandiri
Jumat, 3 Setelah dilakukan asuhan Reduksi Ansietas 1. Mengetahui
08 keperawatan selama 3x24 1. Monitor tanda-tanda ansietas penyebab
Oktobe jam. Diharapkan tingkat 2. Ciptakan suasana terapeutik terjadinya ansietas
r 2021 ansietas menurun dengan untuk menumbuhkan 2. Menumbuhkan
kriteria hasil: kepercayaan rasa percaya
1. Verbalisasi khawatir 3. Anjurkan keluarga untuk terhadap perawat
akibat kondisi yang tetap bersama pasien 3. Agar pasien tidak
dihadapi menurun 4. Latih teknik relaksasi merasa sendirian
2. Perilaku gelisah pasien 5. Kolaborasi pemberian obat 4. Membantu
menurun antiansietas pasien melakukan
3. Perasaan tegang pasien relaksasi untuk
menurun meredakan cemas
5. Pemberian obat
antiansietas untuk
pasien, jika perlu

8. Implementasi Keperawatan

Hari/ No
Tindakan Keperawatan Evaluasi Ttd
Tgl/Jam Dx
Jumat, 08 1. Mengidentifikasi lokasi, DS :Pasien mengatakan merasa
Oktober nyeri sendi lutut kiri dan kanan
karakteristik, durasi, frekuensi,
2021 DO :pasien tampak meringis
Pukul 08.00 kualitas dan intensitas nyeri P : Nyeri timbul saat melakukan
aktivitas
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri pada sendi lutut kiri
dan
kanan
S : Skala 6
T : ± 30 menit sampai 1 jam

2. Memonitor kondisi umum DS :Pasien mengatakan tidak


dapat berjalan karena kaku pada
selama melakukan mobilisasi
lutut kiri dan kanan
08.00
DO :Pasien dibantu oleh
keluarganya untuk ke kamar
kecil
3 Memonitor tanda-tanda ansietas DS :Pasien mengatakan takut
tidak dapat berjalan kembali
08.00 DO :Pasien tampak gelisah dan
tegang

1 Memberikan teknik DS :Pasien mengatakan nyeri


sedikit berkurang setelah
nonfarmakologis untuk
diberikan kompres hangat
10.00 mengurangi rasa nyeri DO :Pasien tampak tenang
( kompres hangat )

Menjelaskan penyebab, periode


DS :Pasien mengatakan dapat
1 dan pemicu nyeri memahami apa yang
disampaikan oleh perawat
10.15 DO :Pasien tampak mengerti

Sabtu,09 1 Mengidentifikasi lokasi, DS :Pasien mengatakan nyerinya


Oktober sudah berkurang dan jarang
karakteristik, durasi, frekuensi,
2021 pukul timbul
09.00 kualitas dan intensitas nyeri DO :Pasien tampak lebih
membaik
dan memberikan analgetik
P : Nyeri timbul saat melakukan
aktivitas
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri pada sendi lutut kiri
dan
kanan
S : Skala 3
T : ± 20 menit

3 Menciptakan suasana terapeutik DS : Pasien mengatakan merasa


untuk menumbuhkan senang mengobrol dengan
09.00 kepercayaan perawat
DO :Pasien tampak merasa
nyaman
DS :Keluarga pasien
3 Menganjurkan keluarga untuk mengatakam bersedia
tetap bersama pasien mendampingi pasien
09.00 DO :Keluarga pasien terlihat
mengerti apa yang disampaikan
perawat

DS :Pasien mengatakan merasa


3 Melatih teknik relaksasi tenang dan tidak cemas lagi
setelah melakukan teknik
10.30 relaksasi
DO :Pasien tampak nyaman dan
tenang

DS :Pasien mengatakan senang


2 Memfasilitasi aktivitas karena ada alat bantu
mobilisasi dengan alat bantu DO :Pasien tampak sudah lebih
10.30
tenang

2 Melibatkan keluarga untuk DS :Pasien dan keluarga pasien


membantu pasien dalam mengatakan mengatakan pahan
meningkatkan pergerakan dan dengan yang dijelaskan oleh
10.30 Mengajarkan mobilisasi perawat
sederhana yang harus dilakukan DO : Pasien dan keluarga pasien
( mis. Pindah dari tempat tidur tampak memahami dan mengerti
ke kursi roda )
1 Memberikan teknik DS :Pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang
Minggu, 10 nonfarmakologis untuk
DO :Pasien tampak lebih tenang
Oktober
mengurangi rasa nyeri
2021
Pukul 09.00 ( kompres hangat )

3 Melatih teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan sudah


tidak merasa cemas lagi.
09.00
DO : Pasien tampak tenang
1 Berkolaborasi pemberian DS :Pasien mengatakan
analgetik kondisinya sudah lebih baik
10.00 DO : Pasien tampak tenang dan
nyaman

DS :Pasien mengatakan sudah


Mengidentifikasi lokasi,
1 tidak merasa nyeri lagi
karakteristik, durasi, frekuensi, DO :Pasien tampak tenang dan
membaik
kualitas dan intensitas nyeri
P : Tidak ada nyeri timbul saat
11.00 melakukan aktivitas
Q : Tidak ada seperti di tusuk-
tusuk
R : Tidak ada nyeri pada sendi
lutut kiri dan kanan
S:0
T:-
2 Memonitor kondisi umum DS :Pasien mengatakan sudah
selama melakukan mobilisasi dapat beraktivitas
DO :Pasien tampak sudah
11.00 membaik

9. Evaluasi

No Hari/ Tanggal/ Jam Diagnosa Evaluasi Ttd


1 Senin, 11 Oktober 2021 1 S:
/ 11.00 wita 1. Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi

O:

1. Pasien tampak tenang dan membaik


2. Tidak ada nyeri timbul saat melakukan
aktivitas

3. Tidak ada seperti di tusuk-tusuk

4. Tidak ada nyeri pada sendi lutut kiri dan


kanan

5. TD : 120/80 mmHg

Nadi : 100x/menit

Respirasi : 25x/menit

Suhu : 36,5oC

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan kondisi pasien


2 Senin, 11 Oktober 2021 2 S: Pasien mengatakan sudah dapat
/ 11.00 wita beraktivitas

O: Pasien tampak sudah membaik

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan kondisi pasien


Senin, 11 Oktober 2021 3 S: Pasien mengatakan sudah tidak merasa
/ 09.00 wita cemas lagi

O: Pasien tampak tenang

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai