Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN KASUS PENURUNAN FUNGSI


MUSCULOSKELETAL

Asuhan Keperawatan Gerontik ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Daring
pada Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Suharyoto, SKM., M.Kes.

Di Susun Oleh Kelompok V :


1. Elika Mardiana (A2R17008)
2. Moh. Ari Zawawi (A2R17017)
3. Pury Andriani (A2R17027)
4. Wahyu Evi Safitri (A2R17037)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG 2020
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : akperta@gmail.com

FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1. BIODATA
Unit/ UPT : Panti Werdha Nama Wisma : Mulia
Nama Klien : Ny.M No Reg. : 1653789920
Umur : 65 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat asal : Tulungagung
Tanggal Pengkajian 5 mei 2020
Tanggal waktu dating 1 mei 2020 Lama tinggal di Panti : 4 hari

Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Ny. A


Alamat : Tulungagung Telp.: -

2. POLA PERSEPSI KESEHATAN/ PENGELOLAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN :


Penyakit/masalah kesehatan saat ini :
Keluhan utama saat ini : klien mengatakan terasa linu-linu dan nyeri pada area lutut di kaki sebelah
kiri

Riwayat penyakit sekarang : klien mengatakan sering merasakan nyeri pada lutut kaki sebelah kiri
dan pasien juga mengatakan tidak tahu apa itu osteoartritis /rematik. Klien memiliki reapon reflek
grimace 1, tampak memegangi lututnya yang sakit dengan skala nyeri 3 dan px terbangun malam
hari karena nyeri, pasien berdiri dari kursi menggunakan kekuatan lengan dan langkah kaki kiri
pendek, tidak melewati kaki kanan, lanjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama

Riwayat penyakit yang lalu : pasien pernah mengalami rematik 3 bulan yang lalu

Merokok:  Tidak Ya Jumlah __<1 pak/hari ___ 1-2 pak/hari___> 2 pak/hari.


Minum Kopi : gls/hr 2 gls/hr > 2 gls/hr
Suka makan asin : Ya Tidak.
Suka makan manis : Ya  Tidak
Mengkonsumsi tinggi purin : Sering Kadang tidak pernah
Mengkonsumsi makanan berlemak : Sering Kadang Tidak pernah
Alkohol :  Tidak Ya Jumlah : < 1 botol/hari 1- 2 botol/hari >2 botol/hari
Jenis : _____________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep :  Tidak ____ Ya
Macam :
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) :  Tidak _____ Ya Macam : _________
____________________________ Reaksi :___________________________________
Harapan tinggal di panti : Ny.M berharap stelah tinggal di panti ada orang yang merawat dan
dapat membantu Ny.M dalam memenuhi ADL secara mandiri.

Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda


gejala, cara perawatan) : pasien mengerti masalah kesehatannya saat ini dikarenakan faktor usia
tetapi pasien tidak tau tentang penyakitnya, pasien tidak bisa beraktifitas secara maksimal tetapi
tidak mengetahui penyebabnya apa, karena sudah dicheck kan ke rumah sakit dan, penyakit ini
terjadi karena factor usia yang sudah tua dan mengalami penurunan fungsi mobilisasi dikarenakan
fungsi muskuloskeletal terganggu.

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara


pencegahan) :
tidak bisa dicegah karena ini berhubungan dengan factor usia, dan hanya dilakukan tindakan terapi
secara rutin dan menggunakan minyak urut untuk meredakan nyeri

Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :


Pasien mengerti memiliki resiko jatuh pada dirinya sehingga oleh petugas panti, pasien diberikan
alat bantu tongkat untuk mrmbantunya melakukan aktifitas

3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 10
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 5
menyiram)
5 Mandi 0 5 0
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 0
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 5
8 Mengenakan pakaian 5 10 5
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 60
Interpretasi :
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
Jika skore 90 : mandiri
 Dari hasil penilaian Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
didapatkan jumlah skor 60 yaitu pasien memerlukan bantuan minimal/ringan

ALAT BANTU :__ Tidak __ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker  Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain, sebutkan___________________

4. NUTRISI DAN METABOLIK


Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : Nasi
Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini :  Tidak ___ Ya Macam :
_______________________
Program diit saat ini :  Tidak _____ Ya, macam : ___________________________________
Jumlah porsi setiap kali makan: 1 porsi Frekwensi dalam1 hari : 3 kali
Nafsu makan:____Normal __Bertambah Berkurang ___Penurunan sensasi rasa ____Mual
__Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini : 58 Kg Tinggi Badan : 155 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir:
__tidak naik/turun Kg ___ naik. _____Kg
Kesukaran menelan:  Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan
Gigi palsu:  Tidak ___ Ya __ bagian atas ___bagian bawah
Gigi ompong :  Tidak ___Ya ___Bagian atas ____Bagian bawah Sebagaian besar
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri  1-2 ltr/hr ____ > 2 ltr/hari
Jenis cairan : air putih
Riwayat masalah peny embuhan kulit  Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada ruam
___Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
Pengkajian Determinan Nutrisi : _______ Baik/tdk ada resiko Resiko moderate ringan
_______Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)

5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): 1 kali/hari ___ kali/minggu Tgl Defekasi terakhir___________
Pola BAB saat ini :  dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna f eces : tidak terkaji
Colostomy :  tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : ___Ya ___Tidak
Kebiasaan BAK: 3-4 kali/hari Jumlah tidak terkaji cc/hari ____Malam sering berkemih
___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuri ___Menetes/oliguri ___Anuri
Warna Urin:_______ Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter
_____ngompol
6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 7 jam/malam hari (pukul 21.00-04.00 malam) 2 jam /tidur siang (pukul 14.00-
16.00 siang) Nyenyak tidur ___Ya  tidak Masalah tidur ____ Tidak ada  Ya ____
terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia ___Mimpi buruk ___ Nyeri/tdk nyaman
____Gangg. Psikologis, sebutkan

7. KOGNITIF-PERSEPTUAL(Berdasarkan obsevasi perawat)


Keadaan mental: ____ stabil ___Afasia ___Sukar bercerita ___Disorientasi ___Kacau
mental ___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
Keadaan mental pasien pasien Stabil
Pengkajian emosional : tidak ada masalah emosional ____tidak ada masalah (Lihat Lampiran
Form 2) Berbicara: ___Normal ___Bicara tidak jelas ___Berbicara inkoheren
___Tdk dapat berkomunikasi verbal, Bahasa yang dikuasai: ___Indonesia Lain-lain :
_______________________________________________________________________________
__
Kemampuan memahami:___Ya ___Tidak
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ:
____Fungsi intelekrual utuh ______Kerusakan intelektual ringan ______Kerusakan intelektual
sedang ______kerusakan intelektual berat (Lihat Lampiran Form 3)
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE : _______ tidak ada gangguan
kognitif
______gangguan kognitif sedang _______ gangguan kognitif berat (Lihat Lampiran Form 4 )
Kecemasan: ___Ringan ___Sedang ____Berat (Lihat Lampiran Form 5 )
___Panik Ketakutan : ___Tidak ____Ya ______________________________
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage :
_____Tidak ada depresi _____Ada depresi (Lihat Lampiran Form 6 )
Pendengaran: _DBN ___Terganggu (__Ka __Ki) ___Tuli (___Ka ___Ki)
___Alat Bantu dengar ___Tinitus
Penglihatan: ___DBN ___Kacamata ___Lensa kontak ___Mata kabur ___Kanan___Kiri
__Buta ___Kanan ___Kiri Vergito: ___Ya ___Tidak
Nyeri:______ Tidak ___Ya ___Akut ____Kronis Lokasi Nyeri lutut kiri
Nyeri berkurang dengan cara : istirahat _____ Tdk Dapat

8. PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat di panti : -
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan ___Tidak ___ Ya
Adakah penurunan harga diri : _____Tidak ____Ya
Adakah ancaman kematian : _______ Tidak _____Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit : ________Tidak _______ Ya
Adakah masalah keuangan : ____Tidak _____ Ya

9. POLA KOPING/TOLERANSI STRES


Berdasarkan masalah yang dihadapi diatas (konsep diri) ,Pola koping individual : ___Konstruktif
/efektif ____Tdk efektif ___Tidak mampu

10. SEXSUALITAS/ REPRODUKSI


Periode Menstruasi Terakhir (PMT) tidak ingat Masalah Menstruasi/Hormonal:
___Tidak ___Ya ________________________Pap Smear Terakhir:_________________
Pemeriksaan Payudara/Testis sendiri ___Ya ___Tidak Gangguan seksual _________
_________________ Penyebab : _______________________________________________

11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : sebagai ibu
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : ___ Tidak ada masalah ___Ada masalah,
sebutkan :____________________________________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami) ____Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga _____anak
Interaksi dengan orang lain : ___Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri : ____ Tidak ____ Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : ____Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : _______Fungsi baik
____ Disfungsi berat _____ Disfungsi sedang(Lihat Lampiran Form 7)

12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: islam Pantangan agama:____Tidak ___Ya(sebutkan) menjauhi larangan
agama islam
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya ____Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : sudah tua dan pasrah dengan keadaan
Distres Spiritual : ____ Tidak _____ Ya,
sebutkan______________________________________

13. PENGKAJIAN FISIK , DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN


A. KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN
Keadaan umum : ___ Baik ___ Lemah/ berbaring di TT Kesadaran : ____CM ___Somnolen
___Apatis ___Coma
Suhu 37.6 ⁰C Nadi : 80 x/mnt Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi: 80 x/mnt kuat ____Lemah ____Tidak teratur RR 20 x/mnt

B. PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas: ____DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: ___Tidak ___Ya Sputum : ___ Tidak ada ___Banyak Warna___________

Auskultasi:
Lobus Ka. Atas ___DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas ___DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung : ____ DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis : _____Tidak ___Ya Edema tungkai : ____Tidak
____Ya Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): __kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): ___kuat ___lemah ____tak ada

C. METABOLIK- INTEGUMEN

Kulit:
Warna: ___DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik ___Lain-
lain________________________________________________________________
Suhu kulit: ___DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: ___tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi) dibagian lutut sebelah kiri
Lesi: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) _____________________________
Memar: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal: ___Tidak ___Ya (jelaskan/ lokasi) _____________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter : ____Tidak ____Ya _______________________ Mulut:
Gusi: ___DBN ____stomatitis ___perdarahan___________________________
Gigi: ___DBN ___Caries ____Berlobang
Abdomen
Bising usus: ___Ada ___Tidak ada (DBN) Ascites ____tidak ___Ya
Nyeri tekan : ___Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : ____Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : ____Tidak ___Ya
Regio _____________________________________________________________

D. NEURO/SENSORI
Pupil: ___Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: ___Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: ___Ya ___Tidak sebutkan________________________________

Keseimbangan:
1) skor 19 , kesimpulan Resiko jatuh sedang _________baik _______Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore 1 , kesimpulan : ______ baik ____cukup ____ kurang
____ tidak mampu (Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan: ___Sama Kuat ___Lemah/Paralisis ( ___Ka ___Ki)
Otot kaki: ___Sama Kuat ___Lemah paralysis ( __Ka ___Ki )
Parastesia/kesemutan : ____Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia : ____Tidak _____Ya Sebutkan _________________________

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :+
3. ECG :-
4. USG :-
5. Lain-lain : Rongten (+)

F. DAFTAR PENGOBATAN SEKARANG (diresepkan)

Nama Obat Dosis Cara pemberian


NAMA PERAWAT: __________________________ TANDA TANGAN :
_________________
JABATAN :___________________ TANGGAL :
_________________

Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 2
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya 2
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 1
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 2
atau makan sendiri
Total score 2

American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001

Interpretations:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥: High nutritional risk

 Dari hasil penilaian Pengkajian determinan nutrisi didapatkan hasil skor 2 yaitu
determinan nutrisi pasien baik

Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau


lebih

Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka


masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

Gangguan emosional
Kesimpulan : dari pengkajian di atas, Ny.M tidak mengalami gangguan emosional
(Depkes RI, 2004)

Lampiran FORM 3

2. Pengkajian Tingkat kerusakan intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar Salah Nomor Pertanyaan


 1 Tanggal berapa hari ini ?
Tanggal 5 mei 2020
 2 Hari apa sekarang ?
Hari selasa
 3 Apa nama tempat ini ?
Panti wredha
 4 Dimana alamat anda ?
Tulunagung
 5 Berapa umur anda ?
65 tahun
 6 Kapan anda lahir ?
1955
 7 Siapa presiden Indonesia ?
Jokowi
 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
seokarno
 9 Siapa nama ibu anda ?
Katemi
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara
menurun
17,15,12
JUMLAH Benar : 8
Salah : 2
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan : dari 10 pertanyaan Ny.M mampu menjawab 8 pertanyaan, yaitu fungsi intelektual
Ny.M masih utuh

Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2020 (benar) Hari : senin (benar)
Musim : hujan (benar) Bulan : mei (benar)
Tanggal : pasien tidak tau
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : indonesia (benar) Panti : -
Propinsi: jawa timur (benar) Wisma : -
Kabupaten/kota : tulungagung (benar)
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas),
kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi (benar) 2). Meja (benar) 3).
Kertas (benar)
4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian
dan kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
1). 93 (benar) 2). 86 (benar) 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke-
2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 7 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil


menunjukan benda tersebut).
1). kursi
2). meja
3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab : bisa semua mengulangi kata

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri


3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda (bisa)
5). Lipat dua (bisa)
6). Taruh dilantai. (bisa)
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda” (1)
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan
(tidak bisa) (0)
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling bertumpuk
(tidak bisa) (0)

Total nilai 30 24

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : nilai kemampuan kognitif Ny.M 24, yaitu pasien tidak ada gangguan kognitif

Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
Nilai Keterangan
No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering
Pernah (1) (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung 
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek? 
3. Apakah Anda mengalami gangguan 
pencernaan?
4. Apakah Anda merasa seperti hal 
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti 
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh 
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut 
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? 
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap 
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung? 
11. Apakah Anda mudah marah? 
12. Apakah Anda mengalami kesulitan 
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? 
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam 
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau 
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti 
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk 
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu 
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa 
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, 
tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah? 
22. Apakah Anda merasa otot-otot 
tegang?
23. Apakah Anda mengalami sakit 
punggung, sakit leher, atau otot
kram?
24. Apakah Anda merasa hidup Anda 
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang 
menakutkan akan terjadi?

Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya
adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering

Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level
kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat

 Dari hasil penilaian Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale) didapatkan nilai
38 yaitu pasien mengalami kecemasan sedang

Lampiran Form 6

Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
.
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
.
Jumlah 3
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing,
2006

Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

 Dari hasil pengkajian didapatkan nilai skor 3 yaitu pasien diindikasikan tidak depresi

Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

N URAIAN FUNGSI SKORE


O
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION 2
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHIP 1
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya GROWTH 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION 1
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE 2
meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL 8
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 22). Kadang-kadang : 1 3). Hampir tidak
pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005
 Dari hasil pengkajian Apgar Keluarga dengan Lansia pada pasien terdapat jumlah skore 8
yaitu pasien dalam keadaan disfungsi baik

Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan

No INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI BALANCE) Skor


1. Posisi Duduk
a. Belajar atau slide di kursi 0
b. Stabil dan aman 1
2. Berdiri dari kursi
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi menggunakan kekuatan lengan 1
c. Mampu berdiri spontan, tanpa menggunakan lengan 2
3. Usaha untuk berdiri
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi lebih dari 1 upaya 1
c. Mampu dalam satu kali upaya 2
4. Berdiri dari kursi (segera dalam 5 detik pertama)
a. Tidak kokoh (Goyah, terhuyun-huyun, tidak stabil) 0
b. Kokoh, tapi dengan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu) 1
c. Berdiri tegak, kaki rapat tanpa alat bantu/pegangan 2
5. Keseimbangan berdiri
a. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil) 0
b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua kaki > 4 inci) atau 1
menggunakan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)
c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat bantu/pegangan 2
6. Subyek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat mungkin, kemudian
pemeriksa mendorong perlahan tulang dada subyek 3x dengan telapak tangan
a. Mulai terjatuh 0
b. Goyah/Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan diri 1
c. Kokoh berdiri (stabil) 2
7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti no. 6)
a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
b. Berdiri kokoh (stabil) 1
8. 8.1 Berbalik 360°
a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar) 0
b. Dapat melanjutkan langkah (berputar) 1
8.2 Berbalik 360°
c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
d. Berdiri kokoh (stabil) 1
9. Duduk ke kursi
a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan diri 0
ke kursi) 1
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan 2
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
10. Melakukan perintah untuk berjalan
a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0
b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman 1
11. 11.1. Ketinggian kaki saat melangkah
a. Kaki kanan:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu 0
tinggi > 5 cm
 Konstan dan tinggi langkah normal 1
b. Kaki kiri:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu
tinggi > 5 cm 0
 Konstan dan tinggi langkah normal
11.2. Panjang langkah kaki: 1
a. Kaki kanan
 Langkah pendek tidak melewati kaki kiri
 Melewati kaki kiri 0
b. Kaki kiri 1
 Langkah pendek tidak melewati kaki kanan
0
 Melewati kaki kanan
1
12. Kesimetrisan langkah
a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama 0
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama 1
13. Kontinuitas langkah kaki
a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah-behenti-langkah) 0
b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan 1
14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor
a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0
b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat bantu 1
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu 2
15. Sikap tubuh saat berdiri:
a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0
b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua tangan dilebarkan 1
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan 2
16. Sikap berjalan
a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0
b. Tumit menyentuh lantai 1
TOTAL SKOR 19

SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006

Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah

 Dari hasil pengkajian keseimbangan didapatkan total skor pasien 19 yaitu artinya
resiko jatuh sedang

Lampiran: ANALISA DATA


Identifikasi masalah/diagnosa keperawatan yang muncul, dengan membuat bagan Pohon
masalah

PENGKAJIAN FOKUS
Tanggal/ Data Fokus Masalah
Nama
Perawat
5 mei 2020 S: Ny. M mengatakan sering merasakan Lansia
nyeri pada lutut kaki kiri
Inflamasi non bacterial disebabkan
O : - Tampak memegangi lutunya oleh infeksi
endokrin,autoimun,metabolisme,faktor
yang sakit
usia, faktor genetic, factor lingkungan,
- Skala nyeri 3 aktor makanan
- Mampu berdiri dari kuris, tapi
Rheumatoid arthritis
menggunakan kekuatan lengan
- Langkah kaki kiri pendek, tidak Perubahan fisik
melewati kaki kanan
Penurunan aktivitas
- Panjang langkah kaki kanan dan
kaki kiri tidak sama Sinovili
- Resiko jatuh
Hiperemia&pembengkakan

Nekrosis dan kerusakan dalam sendi

Nyeri

5 mei 2020 S: pasien mengatakan tidak tau apa itu Lansia


osteoartritis atau rematik, sebab dan
pengaturannya Inflamasi non bacterial disebabkan
oleh infeksi
endokrin,autoimun,metabolisme,faktor
O: - pasien saat ditanya tentang
usia, faktor genetic, factor lingkungan,
osteoartritis atau rematik tampak aktor makanan
bingung
- Pasien kurang pengetahuan Rheumathoid arthritis

tentang penyakit
- Pasien tampak cemas Perubahan kejiwaan

- Px terus bertanya apakah


penyakitnya berbahaya ? Penurunan daya intelektual

- Px terlihat ketakutan terhaadap


penyakitnya Fungsi intelektual

Demensia

Kurang pengetahuan proses penyakit

Ansietas

5 mei 2020 S : - Ny. M mengatakan sering Lansia


terbangun pada malam hari karena
nyeri Inflamasi non bacterial disebabkan
- Ny.M juga mengatakan jika oleh infeksi
endokrin,autoimun,metabolisme,faktor
tidurnya hanya 4 jam
usia, faktor genetic, factor lingkungan,
aktor makanan
O : - k/u kurang
Rheumatoid arthritis
- px sering terbangun pada malam
hari Perubahan fisik
- pasien tampak kurang tidur
Penurunan aktivitas
- Pasien sering menguap

Sinovili

Hiperemia&pembengkakan

Nekrosis dan kerusakan dalam sendi

Nyeri

Gangguan pola tidur


FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.M
Ruang :-

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil


Keperawatan Intervensi
/Masalah
Kolaboratif
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan  Keluhan 1. Manajemen Nyeri
inflamasi pada asuhan keperawatan nyeri Tindakan :
sendi diharapkan nyeri menurun Observasi :
pada Ny.M teratasi  Meringis - Identifikasi lokasi,
menurun karakteristik, durasi,
 Sikap frekuensi, kualitas.
protektif intesitas nyeri
menurun - Identifikasi skala nyeri
 Gelisah - Identifikasi respon
menurun nyeri non verbal
 Kesulitas - Identifikasi
n tidur pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang
 Frekuens nyeri
i nadi
membaik Terapeutik :
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
dengan terapi distraksi
dan relaksasi
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
dengan terapi relaksasi
dan menggunakan obat
urut

Ansietas b/d Setelah dilakukan  Verbalis 1. Reduksi Ansietas


kurang asuhan keperawatan asi Tindakan :
pengetahuan diharapkan ansietas Observasi
tentang pada Ny. M teratasi kebingun - Identifikasi saat tingkat
penyakit gan ansietas berubah
menurun - Monitor tanda-tanda
 Verbalis ansietas (verbal dan
asi nonverbal)
khawatir - Identifikasi teknik
akibat relaksasi yang pernah
kondisi efektif digunakan
yang
dihadapi Terapeutik
menurun - Temani pasien untuk
 Periaku mengurangi
gelisah kecemasan, jika
menurun memungkinkan
 Perilaku - Dengarkan dengan
tegang penuh perhatian
menurun - Tempatkan barang
 Konsentr pribadi ysng
asi memberikan
membaik kenyamanan
 Pola
tidur Edukasi
membaik - Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
Latih teknik relaksasi

2. Terapi Relaksasi
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif
- Identifikasi kesendian,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
- Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, suhu
sebelum dan sesudah
latihan
- Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia
- Anjurkan mengambil
posisi nyaman
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
- Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi

Gangguan Setelah dilakukan  Keluhan 1. Dukungan Tidur


pola tidur b/d asuhan keperawatan sulit Tindakan :
nyeri diharapkan gangguan tidur Observasi :
pola tidur pada Ny.M menurun - Identifikasi pola
teratasi  Keluhan aktivitas dan tidur
sering - Identifikasi faktor
terjaga pengganggu tidur (fisik
menurun dan/psikologis)
 Keluhan
tidak Terapeutik :
puas - Modifikasi lingkungan
tidur (mis. Pencahayaan,
menurun kebisingan, suhu,
 Keluhan matras, dan tempat
pola tiudr)
tidur - Batasi waktu tidur
berubah siang, jika perlu
menurun - Fasilitasi
 Keluhan menghilangkan stress
istirahat sebelum tidur
tidak - Tetapkan jadwal tidur
rutin
cukup - Lakukan prosedur
menurun untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.
Pengaturan posisi)

Edukasi :
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
- Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot
autogenik / cara non
farmakologi

2. Edukasi Aktivitas / Istirahat


Tindakan :
Observasi :
- Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi

Terapeutik :
- Sediakan materi dan
media pengaturan
aktivitas dan istirahat
- Jadwalkan pemberian
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
kepada px dan keluarga
untuk bertanya

Edukasi :
- Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok, aktivitas
bermain atau aktivitas
lainnya
- Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
- Anjurkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas
sesuai kemampuan
FORMAT TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.M
Ruang :-

Diagnosa Tgl/Inisial
Keperawatan/ Perawat Implementasi
Masalah
Kolaboratif
Nyeri akut 5 Mei 2020 Observasi :
08.00 WIB sampai - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
09.00 WIB frekuensi, kualitas. intesitas nyeri
 Hasil : px mengeluh nyeri lutut pada
kaki kiri, frekuensi nyeri terus
menerus, nyeri seperti ditusuk-tusuk

- Identifikasi skala nyeri


 Hasil : nyeri menurun dengan skala
nyeri 3

- Identifikasi respon nyeri non verbal


 Hasil : px masih tampak meringis

- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan


tentang nyeri
 Hasil : px belum sepenuhnya
mengerti cara mengatasi nyeri

Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Hasil : perawat sudah mengajarkan
teknik non farmakologi (distraksi
dan relaksasi) dan mengajarkan
untuk memakai minyak urut saja
 px dapat melakukan dengan benar
teknik non farmakologi

- Fasilitasi istirahat dan tidur


 Hasil : sudah, kamar px dalam
kondisi tenang dan nyaman

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri


dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
 Sudah, perawat mengajarkan terapi
teknik non farmakologi
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
 Hasil : px memahami penjelasan
dari perawat

- Jelaskan strategi meredakan nyeri


 Hasil : px sudah memahami
bagaimana cara meredakan nyeri

- Ajarkan teknik non farmakologis untuk


mengurangi nyeri
 Hasil : px mampu dan sudah bisa
melakukan cara untuk mengurangi
nyeri dengan teknik non farmakologi
dan memakai minyak urut

 perawat mengajarkan teknik


distraksi dan relaksasi untuk
mengurangi nyeri

Ansietas 5 Mei 2020 Observasi


08.00 WIB sampai - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
09.00 WIB  Hasil : kecemasan pada px sudah
menurun

- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal


dan nonverbal)
 Hasil : tanda ansietas sudah
berkurang

- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah


efektif digunakan
 Hasil : mampu melakukan teknik
relaksaksi dengan benar

Terapeutik
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
 Hasil : Iya keluarga selalu
menenmani px

- Dengarkan dengan penuh perhatian


 Hasil : iya keluarga dan perawat
mendengarkan keluhan kecemasan
px

- Tempatkan barang pribadi ysng


memberikan kenyamanan
 Hasil : barang px ditempatkan di
kamar dan didekat px

- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa


gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan
 Hasil : kamar px sudah dalam
kondisi nyaman

Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Hasil : px memahami dan mengerti
penjelasan perawat

- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama


pasien, jika perlu
 Hasil : keluarga px selalu
menenmani px

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan


persepsi
 Hasil : px mampu mengungkapkan
perasaannya

- Latih kegiatan pengalihan untuk


mengurangi ketegangan
Latih teknik relaksasi
 Hasil : px mampu melakukan
latihan dengan benar

Gangguan pola 5 Mei 2020 Tindakan :


tidur 08.00 WIB sampai Observasi :
09.00 WIB - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
 Hasil : px terbangu ketika malam
hari

- Identifikasi faktor pengganggu tidur


(fisik dan/psikologis)
 Hasil : px mengeluh nyeri lutut pada
kaki kiri, frekuensi nyeri terus
menerus, nyeri seperti ditusuk-tusuk

Terapeutik :
- Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tiudr)
 Hasil : sudah, kamar px dalam
kondisi tenang dan nyaman

- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum


tidur
 Hasil : sudah, dikamar px disediakan
radio utnuk mendengarkan music
tujuannya untuk membuatnya tidur
terlelap

- Lakukan prosedur untuk meningkatkan


kenyamanan (mis. Pengaturan posisi)
 Hasil : perawat sudah mengajarkan
posisi yang nyaman bagi px untuk
tidur

- Berikan kesempatan kepada px dan


keluarga untuk bertanya
 Hasil : px dan keluarga sudah
bertanya pada perawat tentang
ketidaktahuannya

Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
 Hasil : perawat sudah menjelaskan
pentingnya tidur cukup bagi px

- Ajarkan faktor-faktor yang


berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur
 Hasil : perawat sudah menjelaskan
apa saja faktor yang mempengaruhi
gangguan pola tidur pada px

- Ajarkan relaksasi otot autogenik / cara


non farmakologi
 Hasil : sudah perawat sudah
mengajarkan teknik relaksasi pada
px
 Hasil : px sudah mengerti cara
relaksasi yang diajarkan perawat

- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan


jenis aktivitas sesuai kemampuan
 Hasil : sudah , perawat sudh
mengajarkan jenis aktivitas
sesuai kemampuan px

CATATAN

KEMAJUAN KEPERAWATAN (SOAPIE)


Nama Klien :
Ruang :
Nama/Tanda
Tanggal, /Jam/ CATATAN Tangan Perawat
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri akut b/d S : Ny. M mengatakan nyerinya berkurang
inflamasi pada sendi
O : - Tampak memegangi lutunya yang sakit
5 Mei 2020
Jam 08.00 WIB - Skala nyeri 2
- Mampu berdiri dari kuris, tapi menggunakan
kekuatan lengan
- Langkah kaki kiri pendek, tidak melewati kaki
kanan
- Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak
sama
- Resiko jatuh sedang

A : masalah teratasi sebagian


P : lanjutkan intervensi
I : - Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (teknik distraksi dan relaksasi)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

E: nyeri px sudah berkurang dengan skala 2

S : - pasien mengatakan penyakit osteoartritis adalah


Ansietas b/d kurang
penyakit yang sering dialami oleh lansia
pengetahuan tentang
penyakit O : - pasien saat ditanya tentang osteoartritis atau
5 Mei 2020 rematik sudah sedikit memahami
Jam 08.00 WIB - pasien tidak tampak cemas
- Px terlihat ketakutan sudah berkurang

A : masalah teratasi sebagian


P : lanjutkan intervensi
I : - Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Tempatkan barang pribadi ysng
memberikan kenyamanan
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu

E : - kecemasan pada px sudah menurun


- tanda ansietas sudah berkurang
- ketakutan pasien akan penyakitnya juga sedikit
membaik
Gangguan pila tidur S : Ny. M mengatakan masih terbangun pada malam
b/d nyeri
hari karena nyeri
5 Mei 2020
Jam 08.00 WIB Ny.M mengatakan tidurnya cukup yaitu 6 jam

O : - k/u cukup
- pasien masih tampak kurang tidur
- pasien jarang terbangun pada malam hari
- pasien tidak tampak sering menguap

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

I : - Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,


kebisingan, suhu, matras, dan tempat tiudr)
- Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur

- Lakukan prosedur untuk meningkatkan


kenyamanan (mis. Pengaturan posisi)

- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit

- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi


terhadap gangguan pola tidur

- Ajarkan relaksasi otot autogenik / cara non


farmakologi

E: - pola tidur px sedikit teratur dari sebelumnya


TINJAUAN TEORI

A. Prosen Menua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho,
2000)
Lanjut usia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas yang akan terus menerus
mengalami perubahan melalui proses menua yang bersifat mental psikologis dan social,
neskipun dalam kenyataannya terdapat perbedaan anatar satu orang dengan orang lainnya
(Departemen Sosial RI, 2002)
Perubahan normal musculoskeletal adalah perubahan yang terkait usia pada lansia
termasuk penurunan tinggi badan, redistribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan
porositas tulang, atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan kekauan
sendi-sendi.
Gangguan muskuloskeletal pada usia lanjut merupakan salah satu dan demikian banyak
kasus geriatri yang lazim dijumpai di praktik sehari-hari. Pada kenyataannya, sedikit sekali
jenis kelainan muskuloskeletal yang bersifat endemis pada usia lanjut. Tidak dapat disangkal
bahwa kaum usia lanjut lebih sering menderita osteoarthritis, penggantian sendi melalui
tindakan bedah, maupun kelainan kronis pada rotator cuff. Untuk dapat memahami kelainan
muskuloskeletal pada kelompok usia lanjut, perubahan-perubahan seiring dengan pertambahan
usia yang timbul pada otot, tulang, persendian, jaringan ikat, dan persarafan harus diketahui.
Perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia.
Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain
yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya gangguan muskuloskeletal. Adanya
gangguan pada sistem muskuloskeletal dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya
dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi
otot. Di daerah urban, dilaporkan bahwa keluhan nyeri otot sendi-tulang (gangguan sistem
musculoskeletal) merupakan keluhan terbanyak pada usia lanjut.
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap
kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf
kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang
ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan
pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia.
A. Perubahan Terkait Usia pada Fungsi Sistem Muskuloskeletal
Massa tulang kontinu sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun setelah itu akan
menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas
tetap normal. Secara teratur tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses
yaitu; modeling dan remodeling, pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk
remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively  coupled jadi masa
tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang
ini disebut negatively  coupled yang terjadi pada usia lanjut.
Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan
kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih pourus. Pengurangan ini lebih nyata pada
wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat tulang pada wanita
pasca menopouse dan pada pria diatas 80 tahun, pengurangan tulang lebih mengenai bagian
trabekula dibanding dengan kortek. Pada pemeriksaan histologi wanita pasca menopouse
dengan osteoporosis spinal hanya mempunyai trabekula kurang dari 14%. Selama kehidupan
laki-laki kehilangan 20-30% dan wanita 30-40% dari puncak massa tulang.
Pada sinofial sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi terjadi celah
dan lekukan dipermukaan tulang rawan. Erosi tulang rawan hialin menyebabkan pembentukan
kista di rongga sub kondral. Ligamen dan jaringan peri artikuler mengalami degenerasi
Semuanya ini menyebabkan penurunan fungsi sendi, elastisitas dan mobilitas hilang sehingga
sendi kaku, kesu¬litan dalam gerak yang rumit.
Perubahan yang jelas pada sistem otot adalah berkurangnya masa otot terutama mengenai
serabut otot tipe II. Penurunan ini disebabkan karena otropi dan kehilangan serabut otot.
Perubahan ini menyebabkan laju metabolik basal dan laju komsumsi oksigen maksimal
berkurang. Otot menjadi mudah lelah dan kecepatan laju kontraksi melambat. Selain
penurunan masa otot juga dijumpai berkurangnya rasio otot dan jaringan lemak.
Perubahan Fisik Sistem muskuloskeletal pada lansia :
1. Tulang kehilangan densikusnya yaitu rapuh.
2. Resiko terjadi fraktur.
3. Kyphosis.
4. Persendian besar & menjadi kaku.
5. Pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).
a. Gerakan volunter yaitu gerakan berlawanan.
b. Gerakan reflektonik yaitu  Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan
pada lobus.
c. Gerakan involunter yaitu Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap
suatu    perangsangan terhadap lobus
d. Gerakan sekutu yaitu Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas
dan ketangkasan otot volunter.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal antara lain sebagai berikut :
1. Tulang
Tulang menyediakan kerangka untuk semua sistem muskuloskelethal dan bekerja
berhubungan dengan sistem otot untuk memfasilitasi pergerakan. Fungsi tambahan tulang
pada tubuh manusia adalah penyimpanann calcium, produksi sel darah, dan mendukung
serta melindungi jaringan dan organ tubuh. Tulang terbentuk dari lapisan luar yang keras
disebut cortical atau tulang padat, dan di bagian dalm terdapat spongy berlubang yang
disebut trabecular. Bagian cortical terhadap komponen tabecular berubah berdasrkan tipe
tulang. Tulang panjang misalnya, radius dan femur, mengandung sebanyak 90% corticol,
sedangkan tulang vertebrata susunan utamanya adalah sel trabecular. Corticol dan
trabecular merupakan komponen tulang yang berpengaruh pada lansia.
Pada lansia terdapat perubahan pada susuanan pembentukan tulang yaitu :
a. Tulang cortikal
Mulai umur 40 tahun, terjadi perubahan penurunan sejumlah tulang cortical 3 %
perdecade pada laki-dan wanita berlanjut terus sampai akhir dewasa.
Setelah menopause, wanita terjadi penambahan penurunan/ kehilangan tulang cortical,
sehingga jumlah rata-rata penurunan mencapai 9% sampai 10 % perdecade pada umur
45-75 tahun. Penurunan tulang corticl berakhir pada umur 70- 75 . Hasil akhir
perubahan ini seumur hidup kira-kira 35%-23% pada wanita dan laki-laki berturut-
turut.
b. Tulang trabecular
Serangan hilangnya tulang trabecular lebih dulu dari serangan kehilangan cortical pada
wanita dan laki-laki. Rata-rata hilangnya tulang trabecular kira-kira 6%-8% perdecade
setelah menopause, wanita terjadi kehilangan tulang trabecular secara cepat Hasil akhir
kehilangan seumur hidup kira-kira 50%- 33% pada wanita dan laki-laki seumur hidup.
c. Peningkatan reabsorpsi tulang oleh tubuh.
d. Penurunan penyerapan kalsium
e. Serum parathyroid  hormone meningkat
f. Gangguan regulasi aktivitas osteoblast.
g. Gangguan pembentukan tulang, sekunder untuk mengurangi matriks tulang.
h. Jumlah fungsi sel marrow yang digantikan oleh jaringan sel lemak
2. Otot
Semua kegiatan sehari-hari (ADL) langsung dipengaruhi oleh fungsi otot, yang di
kendalikan oleh saraf motorik. Perubahan yang berhubungan dengan usia berdampak besar
pada fungsi otot, yaitu :
a. Hilangnya masa otot sebagai hasil penurunan dalam ukuran dan jumlah serat otot
b. Penurunan serat otot dengan penggantian selanjutnya oleh jaringan penghubung dan
akhirnya oleh jaringan lemak.
c. Penurunan membran sel otot dan keluarnya cairan dan pota.
Dengan umur 80 tahun, kira-kira masa otot hilang (Tonna, 1987). Pada penjumlahan,
terdapat kehilangan saraf motorik yang berhubungan dengan usia, dan ini
mempengaruhi fungsi otot. Dan pada akhirnya perubahan yang berhubungan dengan
usia adalah kemunduran fungsi motorik dan hilangnya kekuatan dan ketahanan otot.
3. Persendian
Pada persendian perubahan  yang terjadi adalah :
a. Penurunan viskositas cairan synovial
b. Terbentuknya jaringan perut dan adanya kalsifikasi pada persendian.
c. Jaringan penghubung (kolagen dan elastis)
Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago,
dan jaringan ikat mengalami perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak
teratur. Bentangan yang tidak teratur dan penurunan hubungan tarikan linear pada
jaringan kolagen merupakan salah satu alasan penurunan mobilitas pada jaringan
tubuh. Setelah kolagen mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya karena
penuaan, tensile strenght dan kekakuan dari kolagen mulai menurun.
Kolagen dan elastin yang merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung
mengalami perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan. Perubahan pada
kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga
menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan
kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan, dan
hambatan dalam melaksanakn aktivitas sehari-hari
d. Kartilago
Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi dan
akhirnya permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya kemampuan kartilago untuk
regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung ke arah progresif.
Proteoglikan yang merupakan komponen dasar matriks kartilago berkurang atau
hilang secara bertahap. Setelah matriks mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada
kolagen kehilangan kekuatannya dan akhirnya kartilago cenderung mengalami
fibrilasi. Kartilago mengalami kalsifikasi di beberapa tempat, seperti pada tulang
rusuk dan tiroid. Fungsi kartilago menjadi tidak efektif, tidak hanya sebagai peredam
kejut, tetapi juga sebagai permukaan sendi yang berpelumas. Konsekuensinya
kartilago pada persendian menjadi rentan terhadap gesekan. Perubahan tersebut sering
terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat perubahan itu sendi mudah
mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak dan terganggunya
aktivitas sehari-hari.
B. Faktor-Faktor Resiko
Adapun sebab-sebab gangguan muskuloskeletal pada lansia dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Mekanik : penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis), stenosis spinal.
2. Matabolik : osteoporosis, myxedema, penyakit paget.
3. Berkaitan dengan keganasan : dermatomyositis, neuromiopati.
4. Radang : polymyalgia rhematica, temporal arthritis, gout.
5. Pengaruh obat.
Faktor Penyebab Keluhan Pada Sistem Muskuloskeletal Peter Vi (2000) menjelaskan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan sistem
muskuloskeletal yakni, antara lain:
1. Peregangan Otot yang Berlebihan.
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja yang
aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat,
mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Hal ini terjadi karena pengerahan
tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot dan bila sering dilakukan maka
dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya
cedera otot skeletal.
2. Aktivitas Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-
menerus seperti pekerjaan mancangkul, membelah kayu besar, angkat-angkat dan
sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara
terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3. Sikap Kerja Tidak Alamiah.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh
bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu
membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Umumnya karena karakteristik tuntutan
tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja
(Grandjean, 1993; Anis & McConville, 1996; Waters & Anderson, 1996 & Manuaba,
2000). Di Indonesia, sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh adanya
ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja. Sebagai
negara berkembang, Indonesia masih tergantung pada perkembangan teknologi negara-
negara maju khususnya dalam pengadaan peralatan industri. Sebagai contoh,
pengoperasian mesin-mesin produksi di suatu pabrik yang diimpor dari Amerika dan Eropa
akan menjadi masalah bagi sebagian besar pekerja di Indonesia. Hal tersebut disebabkan
karena Negara pengekspor di dalam mendesain mesin-mesin hanya didasarkan pada
antropometri dari pekerja mereka, yang pada kenyataannya ukuran tubuh mereka lebih
besar dibandingkan dengan pekerja di Indonesia. Dapat dipastikan kondisi tersebut akan
menyebabkan sikap paksa pada waktu pekerja mengoperasikan mesin. Apabila terjadi
dalam kurun waktu yang lama, maka akan terjadi akumulasi keluhan yang pada akhirnya
dapat menyebabkan terjadinya cidera otot.
4. Faktor Penyebab Sekunder
a. Tekanan: Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh,
pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak akan
menerima tekanan langsung dari pegangan alat dan apabila hal ini sering terjadi dapat
menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.
b. Getaran: Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah.
Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot
c. Mikroklimat: Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,
kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit
bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga dengan
paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau
besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh
tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi
dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai oksigen kerja
otot. Akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen kerja otot menurun,
proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang
dapat menimbulkan rasa nyeri otot.
d. Penyebab Kombinasi.
Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat apabila melakukan
tugasnya, pekerja dihadapkan pada beberapa faktor resiko dalam waktu yang
bersamaan misalnya pekerja harus melakukan aktivitas angkat angkut dibawah tekanan
panas sinar matahari seperti yang dilakukan para pekerja bangunan.
Di samping kelima faktor terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal tersebut diatas,
beberapa ahli menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi
penyebab terjadinya keluhan otot skeletal.

C. Konsekuensi Fungsional
Konsikuensi fungsional yang ditimbulkan yaitu:
1. Nyeri
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Ansietas
4. Resiko jatuh
5. Gangguan pola tidur
lansia
Phatway

Inflamasi non bacterial disebabkan oleh infeksi indokrin, autoimun, metabolism, faktor usia, faktor genetic,faktor makanan dan faktor
linkungan

Rheumatoid
Perubahan fisik arthritis
Perubahan kejiwaan

Perubahan system
Penurunan akifitas neurologi
Penuruan daya ingat
tngkat pendidikan
Kelaian pada tulang rendah
sinovili Peuruan fungsi otot, Perubahan fisiologis
dan sendi pendenara, persarafan
penglihatan
Fungsi intelektual
Hipertermia dan
Erosi tulang&
pembengkakan Resiko jatuh Fase laten
kerusakan pada
tulangrawan terbangun di mlam
Nekrosis dan hari dimensia
kerusakan dlm Reaksi peradangan cidera
ruang sendi

Rupture tendan secara Gangguan pola


parsial/lokal tidur Kurang penegtahuan poses
nyeri penyakit

Hambatan mobilitas
fisik
ansietas

Anda mungkin juga menyukai