Anda di halaman 1dari 9

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga
kami dapat merampungkan penyusunan makalah ini dengan judul "Isu Etik Dalam Praktik
Keperawatan" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Majelengka 25 November 2021

Hormat Kami,

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah etik berasal dari Bahasa Yunani,ethos, berarti budaya atau karakter. Etik memiliki beberapa
arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu pada metode penyelidikan yang membantu
orang memahami moralitas perilaku manusia; yaitu, etik adalah studi moralitas. Ketika digunakan
dalam cara ini,etik adalah suatu aktivitas; etik adalah cara memandang atau menyelidiki isu tertentu
mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada praktik, keyakinan, dan standar perilaku
kelompok tertentu (mis, etik dokter, etik perawat). Standar ini diuraikan dalam kode professional
tingkah laku kelompok Bioetik adalah etik yang diaplikasikan dalam kehidupan (yaitu, pengambilan
keputusan menyangkut hidup dan mati). Karena kemajuan teknologi, bioetik semakin banyak
disinggung dalam literature dan diskusi. Etik keperawatan mengacu pada isu etik yang terkait dalam
praktik keperawatan.

Para perawat bertanggung gugat terhadap tingkah laku etik mereka. Pada tahun 1998,
American Nurses Association merevisi Standar Praktik Keperawatan Klinis. Standar V pada Standar
Performa professional berkaitan dengan etik.

Perawat perlu memahami nilai mereka sendiri yang berhubungan dengan masalah moral dan
menggunakan penalaran etik untuk menentukan dan menjelaskan posisi moral mereka. Terkadang
hal itu tidak cukup bagi perawat untuk menyadari adanya isu etik, mereka juga perlu memiliki prinsip
moral dan keterampilan penalaran untuk menjelaskan posisi mereka. Jika tidak, mereka bias
memberikan respons emosional, yang sering tidak membantu.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian isu dalam praktik keperawatan
2. Apakah tujuan dari isu keperawatan
3. Apa konsep isu keperawatan
4. Faktor yang mempengaruhi isu keperawatan
5. Nilai-nilai dalam isu keperawatan

C. Tujuan Penulisan Makalah

Setelah mahasiswa/mahasiswi membaca dan memahami maklah ini diharapkan mampu mengetahui
apa saja yang menjadi isu etik dalam praktik keperawatan dan memahami 3 hal beriku ini:

1. Pengertian Isu Etika


2. Tipe-tipe isu etik
3. Isu etik dalam keperawatan
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Pengerian isu dalam praktik keperawatan

Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum jelas faktanya
atau buktinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien perawat harus mempunyai
kode etik dan moral, dalam menjalankan praktik keperawatan, ada beberapa masalah etik yang
sering dijumpai perawat isu mengenai pasien seperti HIV/AIDS, aborsi, transplantasi organ,
keputusan untuk mengakhiri hidup. Perubahan cakupan praktik keperawatan telah menyebabkan
peningkatan insidensi konflik antara kebutuhan dan harapan klien serta nilai professional perawat.
Beberapa konplik ini berpusat pada isu akhir-kehidupan, aborsi, transplantasi organ, dan alokasi
sumber perawatan kesehatan. Dengan perkembangan teknologi canggih yang memengaruhi jalan
dan hasil akhir penyakit, perawat dank lien menghadapi keputusan etik yang lebih kompleks. Karena
masyarakat kini mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai kemajuan dan isu medis,
penting bagi perawat merasa nyaman dalam berhadapan dengan klien, keluarga, dan teman sejawat
yang menghadapi keputusan. Perawat secara etik berkewajiban mempertahankan sikap yang tidak
menghakimi, jujur, dan melindungi hak klien dalam hal privasi dan kerahasiaan.

B. Apakah tujuan dari isu keperawatn


C. Apa konsep isu keperawatn
1. Menghargai keyakinan klien menurut budaya

Perawat harus bias menghargai keyakinan klien tetapi tetap melaksanakan tindakan untuk
perawatan klien dengan mengganti dengan alternative lain. Misalnya klien yang tida mengkonsumsi
obat-obatan kimia, berfikir kritis dengan mengganti dengan obat herbal yang telah terbukti
pengobatannya. Misalnya di budaya jawa, Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri.

2. Menghentikan kebiasan buruk

Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah mkan, maka perawat harus dapat
melarang kebiasaan tersebut. Karena dapat membahayakan klien dan terapi menyembuhkan dapat
mengalami kegagalan. Contoh lain, kebiasaan bagi orang Jawa yakni jika ada salah satu pihak
keluarga atau sanak saudara yang sakit, mka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan
dulu semua saudaranya dan bersama-sama mengunjungi saudaranya yang sakit tersebut.

3. Mengganti kebiasaan pengobatan yang buruk

Bagi masyarakat jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati penyakit melalui “Japa
Mantera”, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien. Misalnya dukun pijat/tulang (sangkal
putung) khusus mengenai orang yang sakit terkilir, patah tulang, jatuh atau salah urat.

D. Faktor yang mempengaruhi isu keperawatan


1. Faktor agama dan adat istiadat
Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan factor utama dalam membuat keputusan etis.
Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua dan semakin banyak
pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang yang menjadi warga negara Indonesia
harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa,
dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama. Setiap warga negara
diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianutnya.

2. Faktor sosial

Berbagai factor sosil berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain
meliputi perilaku social dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hokum dan peraturan
perundang-undangan. Perkembangan social dan budaya juga berpengaruh terhdap system
kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat
laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan.

3. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi

Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai meliputi
berbagai bidang kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta
memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cra
prosedur baru dan bahan-bahan/ obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat
diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil
dapat diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan etika.

4. Faktor legislasi dan keputusan juridis

Perubhan social dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan social atau legislasi
menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan terebut. Legislasi merupakan
jaminan tindakan menurut hokum sehingga orang yang bertindak tida sesuai hokum dapat
menimbulkan konflik.

Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika keehatan sedang
menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum keehatan telah menjadi suatu bidang ilmu, dan
perundang-undangan baru banyak disususn untuk menyempurnakan perundang-undangan lama
atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hokum kesehatan.

a. Faktor dana/keuangan

Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk
meninggalkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan
mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.

b. Faktor pekerjaan
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu keputusan. Tida
semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun hrus diselesaikan dengan
keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering
mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanki
administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.

c. Faktor kode etik keperawatan

Kelly (1987), dikutip oleh Robert priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/
persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan
standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah
diterima oleh profesi. Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah
yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-
permasalahan etis.

d. Faktor hak-hak pasien

Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dan konsep hak-hak manusia. Hak merupakan
suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.
Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hokum dan hak-hak
moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan 91998) meliputi hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk dibri informasi, hak untuk
dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi
informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenga kesehatan yang menolong, hak
untuk mempunyai pendapat kedua ( second opinion), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak
untuk konfidensialitas (termsuk privacy), hak untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk
menghadapi kematian dengan bangga.

E. Nilai-nilai dalam isu keperawatan


1. Nilai intelektual

Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari:

 Body of knowledge
 Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
 Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
2. Nilai komitmen moral

Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memerhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Bauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat
memerlukan integrase, komitmen moral dan tanggung jawab etik.

3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secra mandiri. Hak
otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki
kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian kesediaan mengambil risiko dan
tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiri begitu pula sebagai pengatur
dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap
sesuatu atau seseorang.
BAB III

KESIMPULAN
BAB IV

PENUTUP

Demikian makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagia pembaca dan kita semua. Dan
semoga apa yang telah kita diskusikan dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah dan
menambah pengetahuan kita, Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai