MUSKOLOSKELETAL
Kelompok 2
Anni Pangestuti
Anis Khairunnisa
Ary Andreanto
Ayu Kartika Meylani
FRAKTUR
1 Pemeriksaan Rongent
3 Pemeriksaan Darah
Lengkap
5 Kreatinin
6 Profil Koagulasi
Penatalaksanaan
Recognisi Retensi
(pengenalan) (Immobilisasi)
Reduksi Rehabilitasi
(Manipulasi/reposisi)
DISLOKASI
Rest (istirahat): Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cede
ra selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari k
ayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera.
Ice (es): Letakkan es yang sudah dihancurkan kedalam kantung plastik atau semacamnya. Kemudian letakka
n pada tempat yang cedera selama maksimal 2 menit guna menghindari cedera karena dingin.
Compression (penekanan): Untuk mengurangi terjadinya pembengkakan lebih lanjut, dapat dilakukan pene
kanan pada daerah yang cedera. Penekanan dapat dilakukan dengan perban elastik. Balutan dilakukan denga
n arah dari daerah yang paling jauh dari jantung ke arah jantung.
Elevation (peninggian): Jika memungkinkan, pertahankan agar daerah yang cedera berada lebih tinggi darip
ada jantung. Sebagai contoh jika daerah pergelangan keki yang terkena, dapat diletakkan bantal atau guling
dibawahnya supaya pergelangan kaki lebih tinggi daripada jantung. Tujuan daripada tindakan ini adalah agar
pembengkakan yang terjadi dapat dikurangi.
Penanganan Sprain Menurut klasifikasi
1. Sprain tingkat satu (first degree)
Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukup diberikan istirahat saja kar
ena akan sembuh dengan sendirinya.
2. Sprain tingkat dua (Second degree).
Pemberian pertolongan dengan metode RICE
Tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat dige
rakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.
3. Sprain tingkat tiga (Third degree).
Pemberian pertolongan dengan metode RICE
Dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali
THANK Y
OU