Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN SEDASI PADA GERIATRIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


018/ITO/I/2017 00 1/3
RS. DEDY JAYA
Ditetapkan Oleh :
Direktur RS. Dedy Jaya
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
16 Januari 2017
OPERASIONAL
Dr. Irma Yurita

Geriatrik / Manula = manusia usia lanjut, > 60 tahun


Sedasi ringan adalah keadaan dimana pasien masih memiliki respon
normal terhadap stimulasi verbal dan tetap dapat mempertahankan
patensi jalan nafasnya, sedang fungsi ventelasi dan kardiovaskuler
tidak dipengaruhi.
Sedasi Moderat adalah keadaan penurunan kesadaran dimana
pasien masih memiliki respon terhadap perintah verbal, dapat diikuti
atau tidak oleh stimulasi tekan ringan, namun masih bisa menjaga
PENGERTIAN patensi jalan nafasnya sendiri.
Sedasi Dalam adalah suatu keadaan penurunan kesadaraan dimana
pasien tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon
terhadap stimulasi berulang atau nyeri. Respon ventilasi sudah mulai
terganggu. Nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien
tidak dapat menjaga patensi jalan nafasnya.
Adalah tatalaksana sedasi pada pasien manula dengan penanganan
khusus karena adanya perubahan anatomis, penurunan fisiologis
organ dan psikis.

1. Mengoptimalkan keadaan pasien pra, intra dan pasca sedasi.


2. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien selama tidakan
TUJUAN
induksi.
3. Peningkatan kwalitas pelayanan sedasi.

Peraturan Direktur Rumah Sakit Dedy Jaya Nomor


KEBIJAKAN 006/SK/DIR/I/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Bedah Rumah Sakit
Dedy Jaya

Ketentuan yang harus diperhatikan


1. Anestetist harus memahami problem sedasi pada usia lanjut :
PROSEDUR
 Anatomi ( degenerasi jaringan )
Kardiovaskuler : jantung membesar karena LAH dan LVH,
arteriosclerosis
PENATALAKSANAAN SEDASI PADA GERIATRIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


018/ITO/I/2017 00 2/3
RS. DEDY JAYA

Pernafasan : degenerasi jaringan paru makin kedlam menyempit,


dinding thorak kaku
Kulit : keriput, elastisitas berkurang
Otot : atropi
 Fisiologi
Kardiovaskuler : → Cardiac output ↓, Heart Rate ↓
→ Arterioscleroisi : SVR ↑, TD ↑
Repirasi : Vital capacity ↓, Tidal volum ↓, airway reflex ↓, respon
hipoxia dan hiperkarbia ↓
Hepar : terjadi penurunan fungsi hepar → metabolisme dan
clearance obat jadi terlambat. 2 dari 2
CNS : reflex-reflex menurun, confusion, incontinentia
Ginjal : fungsi glomerulus ↓, serum albumin ↓, protein binding ↓
cairan dan elektrolit terganggu
2. Dosis obat sedasi harus dikurangi ( Tetrasi )
3. Gunakan obat yang tidak mendepresi nafas dan hitamin realese
Langkah-langkah
Evaluasi klinis : Riwayat penyakit ( Evaluasi problem KVS,
Respirasi, Hepar, Ginjal, CNS ) Lab. RÖ, EKG
PROSEDUR  Pemberian obat sedativ – analgetik sesuai dosis dan kebutuhan
tindakan.
1) Midazolam dosis : 0,05 – 0,1 mg / bb
2) Benzodiazepin dosis : 0,01 – 0,2 mg / bb
3) Propofol dosis : 1 – 2 mg / bb atau 25 - 100mcg/kgbb infus
kontinu
4) Ketamin dosis : 1 – 2 mg / bb
5) Petidin / fentanyl dosis : 1 – 2 mg / bb, 1 – 2 µg / bb
 Perhatikan on set obat.
 Monitoring
 H R < 100 x / menit
 MAP 50 – 150 mmHg
 Pulse oksimeter atau observasi warna kulit
 Palpasi nadi, capilery refill
 Pengakhiran sedasi
 Setelah pembedahan/prosedur invasif selesai kedalaman
sedasi harus tetap dipantau dan dicatat.
 Dokter anestesi atau perawat anestesi melakukan sign out.
 Sebelum pasien masuk ke ruang pulih petugas menilai
kembali tanda-tanda vital pasien.
 Setibanya diruang pulih dilakukan serah terima dari perawat
PENATALAKSANAAN SEDASI PADA GERIATRIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


018/ITO/I/2017 00 3/3
RS. DEDY JAYA

anestesi kepada petugas, mencatat jam waktu datang pasien.


 Selama pasien berada di ruang pulih dilakukan pemantauan
sampai pasien pulih bugar dari sedasi.
 Perawat anestesi/petugas ruang pulih mengidentifikasi
keadaan sedasi yang berkepanjangan akibat komplikasi atau
pemulihan sedasi yang lambat. Bila terjadi demikian laporkan
kepada dokter anestesi untuk rencana keperawatan
selanjutnya, bila diperluksn pasien dapat langsung
dipindahkan ke ICU.
 Petugas ruang pulih/ perawat anestesi dapat
menginformasikan bila pasien sudah pulih dan siap
dipindahkan ke ruang perawatan atau dapat
dipulangkan.Waktu pemindahan dicatat dalam RM pasein.
PROSEDUR  Perawat anestesi/petugas ruang pulih harus
menginformasikan rencana perawatan pasca sedasi kepada
pasien atau keluarganya
 Sebelum meninggalkan ruang pulih dinilai kembali apakah
pasien dapat ditransfor ke ruang rawat inap. Bila perlu
dipasang alat monitoring selama transfortasi pasien jika
kondisi tidak stabil.
 Untuk pasien ODC:
 Observasi pasca sedasi di ruang pulih dilakukan dengan
penilaian secara periodik menggunakan kriteria PADSS
Pasien pasca sedasi harus diberikan instruksi tertulis atau
verbal kepada keluarga atau pasien berupa anjuran, diet,
nutrisi, aktivitas, komplikasi yang mungkin terjadi serta
tindakan yang harus dilakukan bila terjadi komplikasi.
 Selama pasien pasca sedasi harus terdokumentasi dsan
dimasukan dalam RM pasien.

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai