Anda di halaman 1dari 5

Tugas mid SPM

NAMA : M.AGUNG ISHAL


KLS : AKT-B
NIM :90400117062

DIVESATASI PEMERINTAH 51% TERHADAP


FREEPORT

Kita tahu bahwa pada tahun 1967 freeport mulai beroperasi di tanah papua, dan
selama perjalanannya di tanah papua PT Freeport bisa dikatakan sangat sedikit
kontribusinya terhadap peendapatan pemerintah karna kepemilikan saham indonesia
hanya sebesar -+ 9% . namun npada tahun 2018 lahir sebuah wacana pemerintah
untuk mengakusisi saham freeport sebesar 51%. Eh bukan sekedar wacana ternyata
pemerintah sangat serius dalam diivestasi ini menurut bapak presiden jokowi “ini
merupakan suatu loncatan besar karna dalam segi pendapatan seperti pajak, royalti,
dividen sehingga kita semua dapat menikmatinya” ujarnya. Setelah 50 tahun
menjajah tambang indonesia, akhirnya pihak freeport bersedia berbagi atau
menyerahkan saham mayoritas kepada pihak indonesia. Pada tanggal 12 juli 2018
betempat di jakarta, terjadi suatu kesepakatan antara pihak freeport dan pihak
indonesia(dalam hal ini diwakili oleh pihak inalum sebagai perusahaan pengelolah).

Pada penandatangan pokok-pokok perjanjian diivestasi saham pt freeport


indonesia dihadiri oleh mentri keungan,mentri lingkungan hidup, menteri BUMN,
direktur utama inalum dan pihak freport. Menurut pihak pemerintah perjanjian ini
merupakan langkah strategis untuk mencapai kepemilikan mayoritas saham freeport.
Didalam perjanjian tersebut terdapat empat poin penting yang disepakati:
1. Divestasi saham sebesar 51% untuk kepemilikan indonesia
2. Pembangnan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) selama 5 tahun
3. Stabilitas penerimaan negara, sesuai pasal 169 dalam UU minerba,
peralihan kontrak kerya PTFI menjadi IUPK akan memberi penerimaan
yang secara agregat lebih besar daripada penerimaan negara melalui kontrak
karya
4. Perpanjangan kontrak operasi 2X10 tahun

Namun yang menjadi alasan mengapa saya mengambil topik ini sebagai tugas
MID adalah karna diadalam 4 poin diatas terdapat kejanggalan didalam keempat poin
tersebut:

1. Dimana pihak pemerintah terkesan terburuh-buruh dalam pengambil alihan


Pt Freeport Indonesia
2. Dana yang digelontorkan pihak inalum sebagai pihak yang ditunjuk
pemerintah, berasal dari mana?
3. Dalam temuan audit BPK ditemukan kerugian dari kerusakan lingkungan
yang sangat besar, sebesar Rp 186 trilliun sebelum divestasi. Siapa pihak
yang harus bertanggung jawab
4. Dalam pengelolahan banyak pihak yang meragukan pihak inalum untuk
mengelolah

Namun dari keempat kejnggalan yang dipaparkan diatas saya hanyafokus untuk
mengambil poin 3 dan 4 untuk dikaji secara mendalam dan apa tindakan pihak inalum
sebagai pihak pengelolah yang ditunjuk pemerintah dalam menangani hal tersebut.
Didalam poin ketiga itu dijelaskan bahwa terjadi kerugian yang teramat besar
yang dialami pemerintah berupa kerusakan lingkungan yang ditemukan oleh BPK
dengan nilai nominal sebesar Rp 186 T. Dengan kerugian yang sangat fantastic ini,
banyak spekulasi bahwa ketika divestasi dilakukan maka transfer kerugian juga akan
pindah ke pihak Inalum sebagai pihak yang ditunjuk oleh pemerintah. Pertanyaannya
disini apakh pihak inalum bersedia menanggung kerugian ini?. Dan apa tindakan
manajemen aatau pihak inalum. Dalam permasalahan ini jika seandainya saya selaku
pihak inalum akan mengambil beberapa tindakan mengenai poin ketiga ini:
1. Memberikan uang kompensasi dimasyarakat sekitar yang trekena dampak
2. Memperbaiki atau merenovasi ulang dalam pengelolahan limbah
3. Bekerjasama dengan kementrian lingkungan untuk menanggulangi kerusakan
lingkungan

Pada poin keempat PT Inalum sebagai pihak pengelolah yang ditunjuk oleh
pemerintah mulai dipertanyakan kesiapan dalam menangani atau mengelolah
freeport. Sebelum masuk kesistem pengendaliannya lebih baik kalau kita bahas
secara singkat apa itu PT Inalum?. PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih
dikenal sebagai Inalum merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang
bergerak dibidang peleburan Aluminium. Besarnya potensi kelistrikan yang
dihasilkan dari aliran Sungai Asahan membuat Pemerintah Indonesia mengundang
perusahaan konsultan pembangunan asal Jepang, Nippon Koei untuk melakukan studi
kelayakan pembangunan PLTA di Sungai Asahan. Studi kelayakan tersebut
menyarankan agar produksi kelistrikan diserap oleh industri peleburan aluminium.
Maka dengan itu, Pemerintah menindaklanjuti studi kelayakan tersebut bersama
pihak Jepang untuk secara bersama mendirikan perusahaan untuk mengelola proyek
Asahan dengan perusahaan yang bernama Indonesia Asahan Aluminium dengan
ditandatanganinya kerjasama untuk pengelolaan bersama kawasan Sungai Asahan
pada tanggal 7 Juli 1975. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Januari 1976
dengan status Penanam Modal Asing dibentuk oleh 12 perusahaan Kimia dan Metal
dari Jepang. Keberadaan Inalum sebagai industri peleburan aluminium telah
meletakkan dasar fondasi yang kuat untuk mengembangkan industri hilir peleburan
bahan tambang yang berpengaruh, bernilai tambah dan berdaya saing.
Namun untuk mengelolah tambang emas di freeport sangat berbeda. Menurut
mantan menteri ESDM Ignasius Jonan mengunkapkan "Gini, kita lihat ya secara
akal sehat. Banyak yang mengatakan kenapa kita nggak ambil dan kita kelola
sendiri. Saya sepakat. saya sepakat sekali tapi sampai hari ini belum ada bukti, kita
pernah mengelola tambang sebegitu besar.Jadi kita nggak bisa menjude dengan
apa yang belum pernah kita lakukan. memang kita nggak pernah. Kita lakukan
memang secara teori kita bisa secara teori praktiknya belum pernah ada,"
Namun permasalahan diatas mampu diatasi dengan di Sistem Pengendalian
Manajemen yang matang seperti memberikan posisi yang sifatnya krusial kepada
yang berpengalaman dalam hal ini pihak freeport. Dan sementara itu biarkan para
manajer untuk menunggu sambil mempelajari bagaimana sistem yang diterapkan
pihak freeport dalam pengendalian yang diterapkan dselama ini. Setelah pihak
Inalum mampu secara mandiri untuk mengelolah freeport kita adakan perombakan
secara besar-besaran. Walaupun dinilai memakan waktu lama namun tapi setidaknya
ada peluang untuk mengelolah secara mandiri dimasa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai