ABC (activity based costing) yaitu menghitung biaya produksi (production cost) berdasarkan aktivitas
yang meliputi biaya pra produksi, biaya produksi, biaya adsminitrasi, dan biaya pemasaran baik yang
variable maupun tetap. ABC digunakan untuk laporan internal perusahaan sebagai dasar pembuatan
keputusan oleh manajemen.
“Overhead yang dibebankan = tarif kelompok x unit-unit cost driver yang digunakan”.
Menjelaskan tentang fasilitas untuk masing-masing kelas yang ada di Rumah Sakit Wiyung Surabaya.
Setiap kelas terdiri dari beberapa kamar dengan fasilitas yang terkadang berbeda antara kamar yang
satu dengan kamar yang lain. Perbedaan fasilitas ini mengakibatkan perbedaan tarif untuk masing-
masing kamar.
Adapun besarnya tarif tiap kelas jasa yang ditetapkan untuk masing-masing kelas dan kamar pada
Rumah Sakit Wiyung Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2 Tarif Jasa Rawat Inap RS. Wiyung Sejahtera Surabaya Tahun 2012-2013
Tabel 2 adalah tabel tarif ruangan ruangan rawat inap untuk berbagai jenis kelas ruangan yang ada di
Rumah Sakit Wiyung Surabaya. Terdapat lima jenis ruangan di RSWS, yaitu VVIP, VIP, Kelas I,
Kelas II, dan Kelas III. Tarif untuk kamar terkadang mengalami perbedaan meskipun masih masuk
dalam kategori satu kelas.
Data mengenai jumlah pasien rawat inap dan jumlah hari pasien rawat inap disajikan pada Tabel 3
dan Tabel 4.
Tabel 3 Data Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2012
Januari 38 56 54 14 2 1
6
4
Februari 33 47 72 9 3 1
6
4
Maret 36 63 70 4 2 1
7
5
April 32 60 97 13 4 2
0
6
Mei 30 65 69 9 3 1
7
6
Juni 18 58 52 20 4 1
5
2
Juli 16 58 60 19 4 1
5
7
Agustus 18 48 59 11 5 1
4
1
September 21 41 61 13 2 1
3
8
Oktober 17 54 53 13 3 1
4
0
November 20 33 42 28 4 1
2
7
Desember 14 14 50 59 50 142
___________________________________________________________________
Total 293 633 748 667 100 1465
Tabel 3 menunjukkan data pengunjung rumah sakit selama tahun 2012. Berdasarkan data yang ada
dapat dilihat bahwa jumlah pasien setiap bulannya berada di atas 100 orang. Jumlah terkecil pada
bulan November 2012 dengan jumlah pasien sebesar 127 orang, sementara itu jumlah terbanyak pada
bulan April 2012 dengan jumlah pasien sebesar 206 orang.
Tabel 4 Data Jumlah Hari Menginap Pasien Tahun 2012
Kelas
Bulan
Kelas I Kelas II Kelas III VIP VVIP Total
Januari 114 224 165 53 9 565
Februari 99 187 358 37 14 695
Maret 108 189 253 14 9 573
April 96 178 486 56 18 834
Mei 90 196 274 37 13 610
Juni 108 175 207 84 19 593
Juli 64 198 215 78 17 572
Agustus 72 186 236 47 21 562
September 28 163 185 52 9 437
Oktober 68 215 158 52 13 506
November 80 130 169 113 18 510
Desember 56 251 236 59 21 623
Total 983 2292 2942 682 181 7080
Jumlah bed 8 21 19 3 1 52
Hari/tahun 365 365 365 365 365 365
Bedxhari 2920 7665 6935 1095 365 18980
BOR 33,66% 29,90% 42,42% 62,28% 49,59% 37,30
%
Tabel 4 menunjukkan jumlah hari pasien menginap di rumah sakit. Jumlah hari pasien menginap di
rumah sakit paling sedikit adalah pada bulan September 2012 dengan jumlah 437, sementara itu
jumlah hari meninap pasien paling banyak adalah pada bulan April 2012 dengan jumlah 834 hari
perawatan. Rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate) untuk tahun 2012 adalah sebesar 37,30%. Nilai
masih rendah karena nilai BOR yang ideal adalah antara 60%80%.
Kedua melakukan analisis tarif rawat inap rumah sakit dan mengidentifikasi aktivitas dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
“Tarif per unit = Total Biaya Aktivitas / Cost driver”;
Menghitung biaya overhead yang dibebankan pada masing-masing kelas dengan cara:
“BOP yang dibebankan = tarif cost driver per unit x driver yang digunakan oleh masing-masing
kelas rawat inap”;
Menjumlahkan seluruh biaya aktivitas yang telah dikelompokkan.
Membaginya total biaya aktivitas masing-masing kelas rawat inap dengan jumlah hari rawat inap
di masing-masing kelas.
Dari rumus diatas maka dapat diperoleh hasil dari setiap kamar yang dihitung untuk setiap kelas total
biaya kelas Vvip, Vip, III, II, I seperti pada tabel 5-9 :
Berdasarkan hasil perhitungan biaya pokok rawat inap yang telah dilakukan, dapat ditentukan tarif
biaya rawat inap untuk masing-masing kelas. Persentase margin untuk setiap kelas ruangan dibuat
berbeda disebabkan karena fasilitas dalam masing-masing kamar juga berbeda, Dapat dilihat pada
tabel 10.
Pembulatan
No Ruangan Biaya Pokok % Keuntungan Tarif Tarif
1 VVIP 422.978,6 25,0% 528.723,2 550.000
2 VIP 411.378,2 20,0% 493.653,9 500.000
3 Kelas I 325.736,2 15,0% 374.596,6 400.000
4 Kelas II 317.953,5 10,0% 349.748,9 350.000
5 Kelas III 304.547,6 5,0% 319.775,0 325.000
Hasil perhitungan yang ada menunjukkan bahwa selisih biaya untuk Kelas I, Kelas II, dan Kelas III
tidak jauh berbeda. Kondisi ini disebabkan karena nilai BOR (Bed Occupancy) Rate untuk Kelas I,
Kelas II, dan Kelas III relatif masih rendah. Daftar BOR untuk kelima ruangan yang ada di Rumah
Sakit.
Daftar BOR untuk kelima ruangan yang ada di Rumah Sakit dapat dilihat pada
Tabel l1.
Rendahnya nilai BOR untuk ketiga kelas tersbut menjadikan biaya perhari yang harus ditanggung
oleh pasien untuk ketiga kelas tersebut masih tinggi.
Tarif yang diperoleh dengan metode ABC kemudian dibandingkan dengan tarif yang digunakan pada
instalasi rawat inap. Pada tabel 12 berikut berisi perbandingan tarif ABC dengan tarif berlaku di RS.
Wiyung Surabaya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan activity based costing system,
dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama biaya ditelusuri ke aktivitas yang menimbulkan biaya
dan kemudian tahap kedua membebankan biaya aktivitas ke produk. Dari perhitungan tarif jasa rawat
inap dengan menggunakan metode ABC diketahui besarnya tarif untuk Kelas VVIP Rp550.000,-,
Kelas VIP Rp 500.000, Kelas I Rp 400.000, Kelas II Rp 350.000 dan Kelas III Rp325.000.
Activity based costing system telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara
tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Tarif untuk Kelas I, Kelas II, dan Kelas III
mempunyai nilai tinggi karena BED (Bed Occupancy Rate) nya rendah sehingga faktor pembaginya
menjadi lebih kecil yang mengakibatkan biaya rawat inap yang harus ditanggung per harinya lebih
besar.