Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN PENIPUAN (FRAUD)

Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can devise,
which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representations. No
definite and invariable rule can be laid down as a general proposition in defining fraud, as it includes
surprise, trickery, cunning, and unfair ways by which another is cheated. The only boundaries defining it
are those which limit human knavery.
Fraud adalah sebuah istilah umum dan luas, serta mencakup semua bentuk kelicikan/tipu daya  manusia ,
yang dipaksakan oleh satu orang, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari yang lain dengan
memberikan keterangan-keterangan palsu dan telah dimanipulasi. Tidak ada ketentuan dan keharusan
untuak menyeragamkan definisi dari Fraud itu sendiri. Fraud juga mengandung pengertian sebagai
kejutan, tipuan,kelicikan, dan cara-cara yang tidak sah terhadap pihak yang ditipu. Batasan pendefinisian
Fraud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan ketidakjujuran manusia.
Pelaku penipuan sering disebut sebagai penjahat berkerah putih (white collar criminals), untuk
membedakannya dari penjahat yang melakukan kejahatan dengan kekerasan.

Karakteristik Kecurangan Akuntansi


Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing, dilihat dari pelaku Fraud
maka secara garis besar kecurangan dapat digolongkan menjadi dua jenis :
1. Penipuan secara Internal
Penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets). Kecurangan jenis
ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari
penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan
keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan
dilakukan kartena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan
serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :

 Penggelapan terhadap penerimaan kas.


 Pencurian aktiva perusahaaan.
 Mark-up harga.
 Transaksi tidak resmi.
 Oleh pihak diluar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha dan pihak asing yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2.Penipuan Laporan Keuanagan :
salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent
financial reporting). Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena adanya dorongan dan
ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap
pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregulatities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan
seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa :
manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang
merupakan sumber penyajian laporan keuangan, kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja
menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan
keuangan.

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENIPUAN


1.    Tekanan
Tekanan adalah motivasi untuk melakukan penipuan. Tekanan dapat berupa tekanan keuangan, seperti
gaya hidup yang berada di luar kemampuan atau memiliki banyak utang atau biasanya banyak tagihan
ketergantungan narkoba, dll.. Sering kali pelaku merasa tekanan-tekanan semacam ini tidak dapat dibagi
dengan orang lain. Tekanan dapet juga berkaitan dengan pekerjaan. Beberapa pegawai mencuri data,
sehingga mereka dapat membawanya ke pekerjaan baru mereka atau perusahaan tempat mereka bekerja.
Motivasi lain yang mengarah pada tindakan curang adalah tekanan keluarga atau tekanan kerja,
ketidakstabilan emosi, dan tunjangan menumbangkan system pengendalian serta masuk ke dalam system.
Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak
juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.

Apakah tekanan-tekanan keuangan itu ?


• Gaya hidup melebihi kemampuan
• Tingginya hutang pribadi
• Pendapatan tidak cukup
• Rendahnya tingkat kredit
• Besarnya kerugian keuangan
• Besarnya hutang judi

Apakah tekanan-tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan itu ?


• Gaji yang rendah
• Tidak adanya pengakuan atas kinerja
• Ketidakpuasan atas pekerjaan
• Rasa takut akan kehilangan pekerjaan
• Rencana bonus yang terlalu agresif
Apakah tekanan-tekanan lain-lain itu?
• Tantangan
• Tekanan keluarga/rekan kerja
• Ketidakstabilan emosi
• Kebutuhan akan kekuasaan
• Harga diri atau ambisi yang berlebihan

2.    Peluang
Peluang adalah kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan dan menutupi
suatu tindakan yang tidak jujur. Peluang sering kali berasal dari kurangnya pengendalian internal.
Situasi lain yang mempermudah seseorang untuk melakukan penipuan adalah kepercayaan berlebih
atas pegawai utama, personil supervisi yang tidak kompeten, tidak memperhatikan perincian, jumlah
pegawai tidak memadai, kurangnya pelatihan, dan kebijakan perusahaan yang tidak jelas.
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal
control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di
antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk
diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

3.    Rasionalisasi
Kebanyakan pelaku penipuan mempunyai alasan atau rasionalisasi yang membuat mereka merasa
perilaku yang illegal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Para pelaku membuat rasionalisasi bahwa
mereka sebenarnya tidak benar-benar berlaku tidak jujur atau bahwa alasan mereka melakukan
penipuan lebih penting daripada kejujuran dan integritas. Mungkin, rasionalisasi yang paling umum
adalah pelaku hanya “meminjam” asset yang dicuri karena mereke bermaksud untuk
mengembalikannya pada perusahaan. Beberpaa pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka tidak
menyakiti seseorang secara langsung. Pihak yang terpengaruh hanyalah system computer yang tidak
bermuka dan bernama atau perusahaan besar yang bukanlah manusia yang tidak akan merasa
kehilangan uang tersebut. Berikut ini adalah rasionalisasi yang sering digunakan :
·      Anda akan memahami apabila anda mengetahui betapa saya membutuhkannya.
·      Apa yang saya lakukan tidak seserius itu.
·      Hal ini dilakukan demi kebaikan. (Ini adalah sindrom Robin Hood, mencuri dari yang kaya dan
memberikannya kepada yang miskin).
·      Saya mendapat kepercayaan yang sangat tinggi. Saya berada di atas peraturan.
·      Setiap orang melakukannya, jadi tidak mungkin hal tersebut salah.
·      Tidak akan ada yang mengetahui.
·      Perusahaan berutang kepada saya, dan saya mengambil tidak lebih dari yang seharusnya menjadi
milik saya.
·      Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
·      Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang
telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.) 
·    Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku
mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.

3. PENIPUAN KOMPUTER
Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendefinisikan penipuan komputer sebagai tindak illegal
apapun yang membutuhkan pengetahuan teknologi computer untuk melakukan tindakan awal
penipuan, penyelidikan, atau pelaksanaannya. Secara khusus,penipuan computer mencakup hal-hal
berikut ini :
·      Pencurian, penggunaan, akses, modifikasi,penyalinan, dan perusakan software atau data secara
tidak sah.
·      Pencurian uang dengan mengubah catatan computer atau pencurian waktu computer.
·      Pencurian atau perusakan hardware computer.
·      Penggunaan atau konspirasi untuk menggunakan sumber daya computer dalam melakukan tindak
pidana.
·  Keinginan untuk secara illegal mendapatkan informasi atau property berwujud melalui penggunaan
computer.

PENIPUAN DAN TEKNIK PENYALAHGUNAAN KOMPUTER


-          Cracking (menjebol)
-          Denial of service attack (serangan penolakan pelayanan)
-          Eavesdropping (menguping)
-          E-mail forgery and threats (pemalsuan e-mail)
-          Internet misinformation and terrorism (informasi yang salah di internet dan terorisme internet)
-          Virus
-          Password cracking (penjebolan password)
-          Software piracy (pembajakan software)
-          Scavenging (pencarian)
-          Worm (cacing)
-          Kuda Troya (Trojan Horse)
 Sekumpulan perintah computer yang tidak sah yang masuk ke dalam program computer yang sah dan
berfungsi dengan baik.
-          Pembulatan ke bawah
   Teknik yangs erring digunakan padainstitusi keuangan yang membayar bunga.
-          Teknik salami
   Sejumlah kecil uang yang dicuri.
-          Pintu jebakan
   Cara masuk ke system tanpa melewati pengendalian system yang normal.
-          Serangan cepat
    Penggunaan tidak secara tidak sah dari program system khusus untuk memotong pengendalian
system regular dan melakukan tindakan yang illegal.\
-          Pembajakan software
   Menyalin software tanpa izin dari pembuatnya.
-          Mengacak data
   Mengubah data sebelum, selama, atau setelah dimasukkan ke system.
-          Kebocoran data
   Mengacu pada penyalinan tidak sah atas data perusahaan.
-          Menyusup
   Menyadap masuk ke saluran telekomunikasi dan mengunci diri ke pemakai yang sah sebelum
pemakai   tersebut memasuki suatu system.

-          Penyamaran atau penipuan


   Pelaku penipuan mendapatkan akses ke system dengan cara berpura-pura sebagai pemakai yang  
memiliki otorisasi.
-          Rekayasa social
   Para pelaku menipu pegawai untuk memberikan informasi yang dibutuhkan agar dapat  masuk ke
dalam system.
-          Bom waktu logika
   Program yang sementara tetap diam hingga keadaan atau waktu tertentu yang telah ditentukan
memicunya.
-          Hacking atau cracking
   Akses ke dan penggunaan system computer secara tidak sah, biasanya dilakukan melalui computer
pribadi dan jaringan telekomunikasi.

Oleh pihak perusahaan, yaitu :


a.  Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Kecurangan
pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena adanya dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi
kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih
dikenal dengan istilah irregulatities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali
dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan,
atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber
penyajian laporan keuangan, kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan
(intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan.

CONTOH KASUS KECURANGAN (FRAUD) Kasus ini saya kutip dari sebuah blog yang Diposkan
oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 Enron merupakan perusahaan dari penggabungan
antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan
ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian
melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya
dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading
commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan
Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap
pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa
efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang
menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan
perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami
kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati
investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil
presiden Amerika Serikat.

Sedangkan contoh kasus yang ada dalam negeri (Indonesia) adalah seperti kasus Pada Desember 2006
Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri Sandang Nusantara (ISN),
sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT. GDC, sebuah perusahaan swasta.
Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas 178.497 meter persegi di kawasan Senayan
dengan Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan mesin di karawang. Berdasarkan hasil temuan
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) semester II Tahun Anggaran 1998/1999, menyatakan ruislaag
itu berpotensi merugikan keuangan Negara sebesar Rp. 121,628 miliar. Kerugian itu terdiri dari
kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar, berdasarkan
penilaian aktiva tetap oleh PT. Sucofindo pada 1999; penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC
senilai Rp. 31,546 miliar; dan kelebihan perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu
juga ditemukan bahwa terdapat nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26
miliar

Membuat Penipuan Lebih Jarang Terjadi

 Menggunakan praktik mempekerjakan dan


memecat pegawai yang semestinya.
 Mengatur para pegawai yang merasa tidak puas
 Melatih para pegawai mengenai standar
keamanan dan pencegahan terhadap penipuan.
 Mengelola dan menelusuri lisensi software
 Meminta menandatangani perjanjian kerahasiaan kerja

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/juliansyafikri/paper-sia-pengendalian-kecurangan-dalam-sistem-
akuntansi_56889a39b0927379055ba5e5
http://www.kompasiana.com/juliansyafikri/paper-sia-pengendalian-kecurangan-dalam-sistem-
akuntansi_56889a39b0927379055ba5e5
http://berkatzega.blogspot.co.id/2014/11/tugas-softskill-2-kecurangan-fraud.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./SIA%20Bab
%209.pdf

Anda mungkin juga menyukai