Anda di halaman 1dari 17

RUANG-NEUCLIDES

Konsep generalisasi dari vektor atau dikembangkan pada subbab ini. Seperti

yang telah diketahui, sebuah vektor di dinyatakan oleh sepasang bilangan terurut

, begitu juga vektor di dinyatakan tiga bilangan terurut .

Permasalahan mulai timbul setelah yaitu apakah perlu konsep vektor dikembangkan

, dan bagaimana visualisasinya. Jawabnya tentu perlu dikembangkan ke ,

bahkan sampai . Hal ini dapat dilihat pada sistem persamaan linear yang telah
dibicarakan pada subbab sebelumnya yang ternyata permasalahan vektor bukan hanya
sampai melainkan sampai . Masalah visualisasi tidak dapat dilaksanakan karena
dunia ini hanya disusun oleh konsep tiga dimensi.

Definisi 1:

Sebuah vektor di dinyatakan oleh bilangan terurut yaitu .

Pada atau sebuah urutan bilangan di atas ada maknanya yaitu sebagai titik atau

sebagai vektor. Dalam keduanya dianggap sama sehingga merupakan


generalisasi titik sekaligus generalisasi vektor.

Definisi 2:

Vektor nol ialah vektor yang semua entrinya nol, misalkan .

Misalkan u, v , dua vektor disebut sama, atau u = v, jika dan hanya jika

1.1 Operasi-operasi pada Vektor di


1. Penjumlahan
Misalkan u, v , didefinisikan

Contoh 1

Diketahui .

Hitunglah .

Penyelesaian

tidak terdefinisi karena sedangkan .

2. Perkalian dengan Skalar

Misalkan skalar, didefinisikan

Contoh 2

Jika diketahui , hitunglah .

Penyelesaian

Dari didefinisikannya perkalian dengan skalar, kita memperoleh operasi pengurangan


yaitu

Sifat-sifat Penjumlahan dan Perkalian dengan Skalar.


Misalkan skalar, dalam hal ini berlaku

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Kedelapan sifat di atas nantinya akan diambil sebagai sebuah kebenaran (aksioma)
dan ditambah dengan dua aksioma ketertutupan yang dipakai untuk mendefinisikan
ruang vektor.

3. Hasil-kali Titik (Hasil-kali dalam Euclides)

Misalkan , didefinisikan

Contoh 3

Jika diketahui ,

hitunglah

Penyelesaian

tidak terdefinisi, karena , sedangkan .


Sifat Hasil-kali Titik. Misalkan adalah skalar, dalam hal ini berlaku

a.

b.

c.

d. , jika , dan , jika

Keempat sifat di atas nantinya akan diambil sebagai kebenaran (aksioma) untuk
membentuk definisi hasil-kali dalam.

4. Norma/ Besar/ Panjang Vektor

Dari sifat hasil-kali titik bagian di atas, dijamin bahwa hasil-kali titik antara vektor
dengan vektor itu sendiri tak-negatif yang oleh karena itu dapat digunakan untuk
mendefinisikan norma atau panjang vektor. Misalkan didefinisikan

Contoh 4

Jika diketahui , hitunglah norm atau panjang vektor ini.

Penyelesaian

Panjang vektor ini dapat diperoleh dari

5. Sudut antara Dua Vektor


Secara geometri kita tak mampu menggambarkan (memvisualisasikan) vektor oleh
karena itu sudut di antara dua vektor pun bukanlah sudut dalam makna yang dapat
digambarkan seperti itu, melainkan sudut dalam makna gagasan saja. Misalkan

didefinisikan sudut di antara vektor dan dinyatakan sebagai kosinusnya:

Contoh 5

Jika diketahui dan hitunglah sudut yang


dibentuk oleh kedua vektor ini.

6. Jarak antara Dua Vektor

Hasil lain dari sifat hasil-kali titik pada bagian sebelum ini dapat digunakan

mendefinisikan jarak antara dua vektor. Misalkan didefinisikan

Contoh 6

Jika diketahui dan , hitunglah jarak kedua


vektor ini.

Penyelesaian
Himpunan semua vektor di yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan, perkalian
dengan skalar, dan hasil-kali titik yang telah didefinisikan di atas disebut ruang n
Euclides.

6.1.2 Proyeksi Ortogonal

Misalkan proyeksi ortogonal pada adalah

Yakni komponen yang ortogonal pada .

 SOAL-SOAL
1. Misalkan hitunglah:

a.

b.

c.

d.
2. Kerjakan kembali Soal 1 untuk
a. e.

b. f.

c. g. kosinus sudut antara dan

d. h. kosinus sudut antara dan


3. Kerjakan kembali Soal 1 untuk

a.

b.
c. Komponen yang ortogonal terhadap .

d. Komponen yang ortogonal terhadap .

4. Tentukan dan sehingga ortogonal terhadap


dan begitu juga jika ortogonal pada .

5. Tentukan sehingga sudut antara dan sebesar

6.2 RUANG VEKTOR

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya dengan memperhatikan vektor dan

matriks yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian dengan


skalar yang mempunyai sifat yang sama mendorong didefinisikannya ruang vektor
berikut.

Definisi 3:

Misalkan V adalah himpunan yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan


perkalian dengan skalar (dalam hal ini skalar adalah bilangan real). V disebut ruang
vektor jika memenuhi sepuluh aksioma berikut.

1. Untuk setiap berlaku

2. Untuk setiap berlaku

3. Untuk setiap berlaku

4. Ada dan berlaku untuk setiap

5. Untuk setiap , ada dan berlaku

6. Untuk setiap dan setiap , berlaku

7. Untuk setiap dan setiap , berlaku

8. Untuk setiap dan setiap , berlaku

9. Untuk setiap dan setiap berlaku

10. Untuk setiap berlaku


Anggota ruang vektor disebut vektor.

Dengan definisi ruang vektor yang demikian ini maka istilah “vektor” menjadi sangat
luas; sebuah matriks ataupun fungsi disebut vektor juga panjang himpunan matriks atau
fungsi itu yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar
tersebut memenuhi kesepuluh aksioma di atas.

Sebagai contoh, oleh karena kesepuluh aksioma tersebut diambil dari vektor dan

matriks yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar yang

biasa (standar), maka dan matriks adalah ruang vektor.

Contoh yang lain ialah himpunan semua polinom berderajat maksimal yang dilengkapi
dengan operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar yang biasa yang
dilambangkan dengan .

Bentuk umum polinom ini adalah di mana

konstanta real,

Dan , dan polinom ini disebut polinom berderajat .

Operasi yang biasa pada polinom.

Misalkan

maka

Bukti. (Bahwa Ruang Vektor)


1. Ambil berarti kedua vektor ini dapat diuraikan sebagai

Maka

2. Ambil berarti kedua vektor ini dapat diuraikan sebagai

3. Ambil berarti ketiga vektor ini dapat diuraikan sebagai

Maka
4. Ada , yaitu {bilangan real nol}, dan ambil , yang berarti vektor ini
dapat diuraikan sebagai

Maka

5. Ambil , yang berarti vektor ini dapat diuraikan sebagai

dan ada
Sehingga

6. Ambil , yang berarti vektor ini dapat diuraikan sebagai

ambil , sehingga

Karena maka

7. Ambil , yang berarti kedua vektor ini dapat diuraikan sebagai

dan sehingga

ambil maka
8. Ambil yang berarti vektor ini dapat diuraikan sebagai

kemudian

9. Ambil yang berarti vektor ini dapat diuraikan sebagai

Kemudian

10. Ambil yang berarti vektor ini dapat diuraikan sebagai

kemudian
Dengan kesepuluh pembuktian ini dapat diambil kesimpulan bahwa merupakan
ruang vektor.

Contoh 7

Jika diketahui vektor dan ,


hitunglah:

a.

b.

Penyelesaian

Contoh 8 (Himpunan Vektor Nol)

Buktikanlah bahwa yang dilengkapi dengan penjumlahan dan perkalian skalar


biasa termasuk ruang vektor.

Penyelesaian

termasuk ruang vektor karena memenuhi kesepuluh aksioma ruang vektor


berikut.

1.

2.

3.

4. Ada yang bersifat

5. Jika maka selalu ada , sehingga


6.

7.

8.

9.

10.

Contoh 9 (Vektor pada Bidang yang Melalui Titik Asal)

Persamaan bidang yang melalui titik asal adalah . Buktikanlah bahwa

himpunan semua vektor pada bidang yang melalui titik asal dinyatakan oleh

yang dilengkapi dengan penjumlahan dan

perkalian skalar biasa dalam merupakan ruang vektor.

Penyelesaian

1. Ambil yang berarti kedua vektor ini

memenuhi dan dan jumlah dari kedua

persamaan ini atau

, yang berarti .

2. Ambil dan kerana juga anggota maka


terpenuhilah aksioma ke-2.
3. Ambil begitu pula

dan juga anggota sehingga dipenuhi aksioma yang ke-3.

4. Ada karena dan karena juga anggota


maka dipenuhi aksioma ke-4.
5. Ambil ada karena

. Dan oleh karena dan

ini juga anggota maka dipenuhi aksioma yang ke-5.

6. Ambil akan ditunjukkan bahwa yang berarti akan

diperlihatkan memenuhi persamaan

7. Ambil kemudian ambil skalar dank arena

juga anggota dan skalar real maka dipenuhi aksioma ke-7.

8. Ambil kemudian ambil skalar, dank arena juga anggota

dan skalar real maka dipenuhi aksioma ke-8.

9. Ambil kemudian ambil skalar, dank arena juga anggota

dan skalar real maka dipenuhi aksioma ke-9.

10. Ambil

Karena kesepuluh aksioma telah dipenuhi, himpunan vektor tersebut juga merupakan
ruang vektor.

Contoh 10 (Bukan Ruang Vektor)

Andaikan yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan yang

biasa di matriks 2 x 2 dan perkalian dengan skalar yang biasa di matriks 2 x 2. Buktikan
bahwa bukan ruang vektor.

Penyelesaian

Dari definisi ini terlihat ada ketidakbiasaan disbanding himpunan matriks 2 x 2 yaitu

entri pada baris pertama kolom pertama yang harus 1. Oleh sebab itu bukan ruang
vektor karena tidak terpenuhi aksioma ketertutupan terhadap operasi penjumlahan.
Berikut diberikan contoh penyangkal (contoh yang tidak memenuhi aksioma)
yaitu

Jika dan ditambahkan diperoleh vektor yang memiliki entri baris pertama

kolom pertama bukan 1 (satu), sehingga bukanlah ruang vektor seperti pada , yang
mensyaratkannya.

Contoh 11 (Bukan Ruang Vektor)

Jika himpunan semua vektor di , dengan operasi penjumlahan

Sedangkan perkalian dengan skalar

Buktikan bahwa ini bukan ruang vektor!

Penyelesaian

Dari definisi terlihat ada yang tidak biasa yaitu operasi penjumlahan pada entri
pertama dan kedua, yang secara intuisi kemungkinan kegagalan aksioma ruang vektor
adalah di sini: oleh karena itu dicari contoh penyangkal yang sesuai, misalnya

dan . Kemudian,

Karena berarti ini tidak memenuhi aksioma ke 2 yaitu aksioma komutatif

yang dengan demikian ini bukanlah ruang vektor.

 SOAL-SOAL
Untuk tiap-tiap soal di bawah ini tunjukkan bahwa himpunannya merupakan ruang
vektor atau jika bukan ruang vektor berikan contoh penyangkalnya.

1. Misalkan himpunan semua vektor di dengan operasi yang didefinisikan

sebagai berikut: untuk maka

sedangkan

2. Misalkan himpunan semua vektor di dengan operasi yang didefinisikan

sebagai berikut: untuk maka

sedangkan .

3. Misalkan himpunan semua matriks berordo 2 x 2 dengan operasi yang

didefinisikan sebagai berikut: untuk dan maka

dan

4. Misalkan himpunan vektor di yang mempunyai bentuk ,

dengan syarat , dengan kedua operasi yang biasa di vektor .

5. Misalkan himpunan polinom di yang mempunyai bentuk ,

dengan syarat dengan kedua operasi yang biasa di vektor .

6. Misalkan himpunan vektor di yang mempunyai bentuk

dengan syarat dengan kedua operasi yang biasa di vektor .


7. Misalkan himpunan semua matriks berordo 2 x 2, dengan bentuk dengan

syarat dan sedangkan kedua operasi yang biasa pada matriks


2 x 2.

8. Misalkan himpunan semua matriks berordo 2 x 2, dengan bentuk dengan

syarat sedangkan kedua operasi yang biasa pada matriks 2 x 2.

9. Misalkan himpunan polinom di yang mempunyai operasi penjumlahan untuk

dan yang didefinisikan oleh

dan perkalian skalar yang biasa di

vektor .

10. Misalkan himpunan semua penyelesaian sistem persamaan linear homogen

dengan berordo dengan operasi yang biasa pada .

Anda mungkin juga menyukai