Anda di halaman 1dari 30

Latar Belakang

Mutu untuk suatu produk manufaktur ditentukan terutama oleh karakteristik


teknologi, kontraktual dan orientasi waktu, sedangkan produk jasa mungkin
melibatkan semua ciri yang disebut di atas.
Daur mutu produk yaitu mulai dari kebutuhan pelanggan melalui mutu
rancangan, produksi, mutu kesesuian, dan penggunaan oleh pelanggan. Daur ini
dikendalikan dengan merumuskan atribut mutu, merumuskan program pemeriksaan
dan menentukan serta memperbaiki mutu yang tidak sesuai kriteria.
Penyempurnaan berlanjut atas sistem melalui pencegahan kerusakan adalah
pendekatan yang lebih disukai.
Maka dari itu Semenjak mutu/kualitas ikut ambil bagian dalam kebutuhan
konsumen, kebutuhan tersebut perlu untuk didokumentasikan. Sebuah standar atau
sebuah spesifikasi menjadi suatu pernyataan tepat yang merumuskan kebutuhan dari
konsumen, baik yang berhubungan dengan sebuah produk, proses, atau sebuah jasa.
Spesifikasi adalah suatu kumpulan kondisi dan permintaan, spesifik dan dalam
penerapan yang terbatas, yang menyediakan sebuah deskripsi yang rinci dari suatu
prosedur, proses, bahan atau material, produk, atau jasa yang terutama digunakan
dalam pengadaan dan pembuatan. Standar ialah sebuah kumpulan keadaan dan
permintaan yang sudah ditentukan, umum atau dalam penerapan yang luas,
ditetapkan oleh pihak yang berwenang atau dari persetujuan, untuk dipenuhi oleh
bahan atau material, produk, proses, prosedur, ketentuan, metode tes, dan atau
keadaan fisik, fungsional, performansi, atau karakteristik konformitas
sebagai perwujudan keadaan fisik dari sebuah unit pengukuran (Mitra, 2008).
Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjalankan
pengendalian kualitasnya dengan baik dan efektif ialah dengan melakukan
manajemen kualitas. Manajemen kualitas merupakan suatu proses identifikasi dan
pengaturan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan kualitas dari suatu
organisasi atau perusahaan (Juran et al., 1993). Manajemen kualitas memiliki
tujuan yang sama dengan pengendalian kualitas di mana keduanya berfungsi untuk
meningkatkan kualitas suatu produk atau jasa. Sebuah peningkatan kualitas ialah
persamaan lain dari pengidentifikasi solusi untuk masalah-masalah pengendalian
kualitas.
Tujuan
Menurut Mitra (2008), tujuan dari pengendalian kualitas ialah:
a. Meningkatkan kualitas dari produk dan jasa
b. Mengevaluasi dan memodifikasi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang
selalu berubah secara terus-menerus sehingga perusahaan harus terus
bersaing
c. Meningkatkan produktifitas sehingga dapat mengurangi scrap dan rework
d. Mengurangi biaya rework sehingga dapat menurunkan harga jual dan
meningkatkan daya saing
e. Meningkatkan ketepatan lead time dan secara otomatis dapat menjalin
relasi yang lebih baik dengan konsumen
f. Menjaga peningkatan lingkungan di mana setiap orang berjuang untuk
meningkatkan kualitas dan produktifas
Definisi Pengendalian Kualitas
Menurut Mitra (2008) pengendalian kualitas dapat
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk menjaga
tingkatan kualitas pada produk atau jasa dan dilakukan secara terus-
menerus hingga pengimplementasian dari perbaikan karakteristik yang
tidak sesuai dengan sebuah standar spesifikasi. Pengendalian kualitas
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu pengendalian kualitas
off-line, pengendalian proses statistik, dan acceptance sampling plans.
Prosedur pengendalian kualitas off-line dilakukan dengan
pengukuran untuk memilih produk yang akan diamati dan parameter-
parameter proses dengan berbagai cara di mana penyimpangan antara
hasil produk atau parameter-parameter proses dan standar spesifikasi
akan diminimalkan. Pengendalian proses statistik ikut serta dalam
membandingkan hasil dari sebuah proses atau jasa dengan standar dan
mengambil tindakan perbaikan akibat adanya ketidaksesuaian antara
keduanya. Selain itu, pengendalian proses statistik juga menentukan
apakah suatu proses dapat memproduksi sebuah produk yang sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Acceptance sampling plans
menginspeksi sebuah produk atau jasa dengan mengambil beberapa
sampel sesuai dengan keputusan persentase yang telah ditentukan.
Definisi kualitas menurut para peneliti terdahulu ialah:
a. Menurut Juran et al. (1993)
Pendefinisikan kualitas secara singkat ialah sebagai
kepuasan konsumen.
b. Menurut Kolarik (1995) dapat dilihat beberapa definisi kualitas, yaitu:
i. Menurut Webster’s New World
Dictionary
Kualitas adalah karakteristik fisik atau non fisik yang meliputi
dasar alamiah sebuah benda atau salah satu dari ciri khas benda
tersebut.
ii. Menurut
Deming
Kualitas harus mengarah pada kebutuhan konsumen, sekarang
dan di masa yang akan datang.
iii. Menurut
Taguchi
Kualitas adalah kerugian (dari variasi fungsi dan efek yang
membahayakan) sebuah produk yang disebabkan oleh
lingkungan setelah proses pengiriman, selain dari kerugian yang
disebabkan oleh fungsi intrinsik benda tersebut.
iv. Menurut
ISO 9000
Kualitas merupakan totalitas ciri dan karakteristik dari sebuah
produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan eksplisit maupun implisit.
c. Menurut Mitra (1998)
Kualitas suatu produk atau jasa merupakan kesesuaian produk atau
jasa tersebut untuk memenuhi tujuan penggunaannya seperti yang
diinginkan oleh konsumen.
d. Menurut Gitlow et al. (2005)
Pada zaman dahulu, kualitas diartikan sebagai kesesuaian untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, selama produk telah melalui
proses spesifikasi maka produk tersebut dianggap sebagai produk
yang baik dan dapat digunakan. Selain itu, kualitas
didefinisikan sebagai tingkat perkiraan atau peramalan dari suatu
keseragaman yang dapat dipercaya pada harga yang rendah dan
sesuai dengan pasar.
New 7 (Seven) Tools
7 New Quality Tools, atau sering disebut juga 7 management and
planning (MP) tools, pertama kali digagas pada tahun 1972 ketika
sekelompok insinyur dan ilmuwan Jepang yang tergabung dalam JUSE
(Union of Japanese Scientists and Engineers) dengan tujuan membantu
pengambilan keputusan dan kelancaran komunikasi team kerja di lapangan
yang sering berhadap pandengan permasalahan yang terjadi
karena kompleksitas.
New seven tools merupakan tujuh alat baru yang dikembangkan
sebagai suatu alat bantu dalam mutu atau disebutkan sebagai “era baru”
dalam mutu oleh Masao Kogure dan Yoji Akao. Tools ini biasa digunakan
untuk analisis data kualitatif. Sifat new seven tools ini antara lain:
1. Mendefinisikan masalah dengan data verbal (sebelum memperoleh data
numerik)
2. Mengumpulkan ide dan formulasikan rencana
Jenis new seven tools antara lain:
1. Inrelations diagram
2. Affinity diagram
3. Systematic diagram
4. Matrix diagram
5. Matrix data analysis
6. Process decision program chart (PDPC)
7. Arrow diagram
Jenis – jenis New Seven Tools
a. Affinity Diagram
Diagram afinitas atau dalam bahasa kerennya affinity diagram
mengatur sejumlah besar ide menjadi hubungan alami mereka.
Metode ini membuka kreativitas dan intuisi tim. Ini diciptakan
pada tahun 1960-an oleh antropolog Jepang Jiro Kawakita.
Diagram Afiniti atau disebut juga metode KJ (sesuai dengan
penemunya, Kawakita Jiro) digunakan untuk mengumpulkan data
verbal yang berjumlah banyak/kompleks (ide, pendapat, masalah)
dan mengelompokkannya ke dalam grup-grup sesuai dengan
hubungan natural-nya. Tujuan dari pengelompokkan tersebut
adalah untuk membantu identifikasi pola di dalam data.
Pengelompokan tersebut akan diberi peringkat dan permasalahan
yang sama akan digabungkan untuk mempermudah proses
pinpointing (menentukan dengan akurat) masalah yang terjadi
sebenarnya.
Dasar dari Diagram Afiniti ini adalah brainstorming.
Umumnya digunakan media berupa post-it notes. Affinity
Diagram pada umumnya digunakan jika permasalahan yang
terjadi sangat kompleks, dan sulit dimengerti sehingga
membutuhkan keterlibatan semua pihak dalam organisasi
(perusahaan), termasuk pekerja.
Penggunaan Diagram Afiniti
Diagram Afiniti (Kawakita Jiro) – terutama digunakan
untuk persoalan yang mengandung ketidakpastian, baik dalam
rumusan masalahnya maupun dalam pemecahannya. Dengan ciri
di atas, metoda Diagram Afiniti digunakan untuk:
• Mempelajari dan merumuskan masalah
• Memperkirakan masalah yang mungkin terjadi pada
masa mendatang
• Merumuskan tindakan perbaikan.

Metoda Diagram Afiniti digunakan dengan dasar pemikiran


sebagai berikut:
Menggunakan perasaan (feeling) yang dimiliki oleh orang yang
mempunyai banyak pengalaman.
Karena persoalan yang dihadapi tidak jelas atau pemecahannya
tidak terprogram, maka diperlukan pikiran banyak orang.
Untuk masalah yang tidak sangat/ terlalu sukar (atau tidak
terlalu mudah), pemecahan masalah oleh banyak orang lebih
efektif dibandingkan bila dilakukan oleh satu orang. Metoda
Diagram Afiniti memanfaatkan kelebihan dari pemecahan masalah
secara berkelompok.
Aplikasi Metode Diagram Afiniti
Untuk dapat mengaplikasikan diagram afiniti secara efektif,
tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Contoh Diagram Afiniti

Contoh diatas merupakan aplikasi diagram afiniti dengan


menggunakan alat bantu kartu-kartu yang yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah. (Hendra
Poerwanto G)
b. Tree Diagram
Diagram pohon (Tree Diagram) Juga disebut diagram
sistematik, analisis pohon, pohon analitis, atau diagram hirarkhi. .
Diagram Pohon adalah teknik untuk memetakan lengkap jalur dan
tugas-tugas yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mencapai
tujuan utama dan tujuan sub terkait. Diagram ini mengungkapkan
secara sederhana besarnya masalah dan membantu untuk sampai
pada metode-metode yang harus dikejar untuk mencapai hasil.
Diagram Pohon dimulai dengan satu item yang cabang
menjadi dua atau lebih, yang masing-masing cabang menjadi dua
atau lebih, dan seterusnya. Kelihatannya seperti pohon, dengan
banyak batang dan cabang. Hal ini digunakan untuk memecah
kategori luas ke tingkat yang lebih halus lebih halus dan detail.
Mengembangkan Diagram Pohon bergerak membantu Anda
berpikir Anda langkah demi langkah dari generalisasi ke spesifik.
Diagram Pohon dimulai oleh satu item yang bercabang menjadi
dua item atau lebih, di mana setiap cabang tersebut kembali
bercabang menjadi dua atau lebih, dan seterusnya. Bentuknya
menyerupai sebuah pohon, dengan sebuah batang dan banyak
cabang. Cabang-cabang tersebut berfungsi untuk menjabarkan
(break down) kategori-kategori yang bersifat umum menjadi level
yang lebih detail. Membangun sebuah Diagram Pohon membantu
menggambarkan langkah-langkah berpikir dari sesuatu yang umum
(general) menjadi sesuatu yang spesifik.
Penggunaan Diagram Pohon
Diagram Pohon sering digunakan antara lain :
Ketika sebuah isu/masalah hanya diketahui secara umum
dan harus dijabarkan menjadi detail-detail yang lebih spesifik,
misalnya menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai suatu tujuan.
a) Untuk menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk mengimplementaskan sebuah solusi atau rencana.
b) Untuk menganalisis proses secara detail.
c) Untuk melakukan penyelidikan mengenai akar penyebab
suatu masalah.
d) Untuk mengevaluasi kegiatan implementasi dari solusi.
Digunakan setelah menemukan isu kunci yang didapat dari
diagram afinitas atau interrelationship diagram. Sebagai alat
komunikasi, untuk menjelaskan sesuatu secara detail kepada orang
lain.

Contoh Diagram Pohon


The Pearl River, NY School District, penerima
penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Award 2010,
menggunakan diagra pohon untuk mengkomunikasikan bagaimana
tujuan umum dari distrik diterjemahkan ke dalam sub-tujuan dan
proyek-proyek individu. Mereka menyebut pendekatan ini sebagai
“The Golden Thread.”
Distrik ini memiliki tiga tujuan umum. Tujuan pertama
adalah meningkatkan performansi akademik, yang sebagian
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Pemimpin distrik telah
mengidentifikasi dua tujuan strategis yang jika tercapai dapat
meningkatkan performansi akademik: yaitu prestasi akademik dan
penerimaan di universitas.

Keterangan
Lag indicators memiliki karakteristik berjangka panjang dan
berorientasi hasil. Lag indicator untuk prestasi akademik adalah
tingkat diploma yaitu persentase murid yang diterima oleh
perguruan tinggi negeri.
Lead indicators memiliki karakteristik berjangka pendek
dan berorientasi proses. Sejak tahun 2000, lead indicator untuk
tingkat diploma adalah performansi pada ujian masuk perguruan
tinggi negeri. Terakhir, proyek tahunan kemudian ditetapkan,
berdasarkan analisis sebab-akibat, yang akan meningkatkan
performansi. Pada 2000-2001, empat proyek berhasil diselesaikan
untuk meningkatkan prestasi akademik.
Akhirnya, Diagram Pohon dapat dipandang sebagai
keterkaitan antara tujuan dan indikator, menyelidiki hal-hal yang
mempengaruhi performansi akademik melalui tingkat diploma,
nilai ujian masuk perguruan tinggi negeri, yang menghasilkan pada
proyek-proyek perbaikan yang spesifik. (Hendra Poerwanto G)
c. Inrelations diagram
Diagram Keterkaitan atau disebut
juga Interrelation diagram masalah merupakan salah satu tool
analisis dapat megidentifikasi sebab dan akibat dari hubungan-
hubungan antara berbagai aspek dalam situasi yang kompleks.
Melalui interrelationship diagram, kita dapat membedakan isu apa
yang merupakan driver (pemicu terjadinya masalah) dan isu apa
yang merupakan outcome (akibat dari masalah).
Dengan kata lain, diagram keterkaitan merupakan alat
untuk menemukan pemecahan masalah yang memiliki hubungan
kausal yang kompleks. Hal ini membantu untuk menguraikan dan
menemukan hubungan logis yang saling terkait antara sebab dan
akibat. Ini adalah proses kreatif yang memungkinkan untuk ‘Multi-
directional’ daripada ‘linier’ berpikir yang akan digunakan.
Penggunaan Diagram Keterkaitan
Diagram keterkaitan digunakan jika sedang berupaya
memahami hubungan antara beberapa isu /ide yang berkaitan
dalam sebuah proses. Interrelationship diagram sangat membantu
jika isu yang sedang dianalisis merupakan isu yang kompleks. Tool
ini biasanya dibuat setelah diagram afiniti, diagram fishbone, atau
diagram pohon dengan tujuan lebih memahami hubungan antara
ide-ide. Selain itu, interrelationship diagram juga dapat berguna
dalam mengidentifikasi root cause meskipun data yang objektif
tidak tersedia.
Lebih jauh, manfaat menggunakan Diagram Keterkaitan :
1) Berguna pada tahap perencanaan untuk mendapatkan
perspektif tentang situasi keseluruhan.
2) Memfasilitasi konsensus di antara tim
3) Membantu untuk mengembangkan dan mengubah
pemikiran orang
4) Memungkinkan prioritas harus diidentifikasi secara akurat
5) Membuat masalah dikenali dengan menjelaskan hubungan
antara penyebab. (Hendra Poerwanto G)

d. Matriks Diagram
Diagram Matriks menunjukkan hubungan antara dua, tiga
atau empat kelompok informasi. Terdiri dari sejumlah kolom dan
baris, untuk mengetahui sifat dan kekuatan dari masalah. Ini akan
membantu kita untuk sampai pada ide utama dan menganalisis
hubungan atau tidak adanya hubungan di persimpangan dan
menemukan cara yang efektif untuk mengejar metode pemecahan
masalah. Hal ini memungkinkan ide konsepsi hubungan dua
dimensi dasar. Titik persimpangan juga disebut “poin gagasan
konsepsi”.
Penggunaan Diagram Matriks
Alat ini bisa mengorganisasikan karakteristik,fungsi dan tugas ke
dalam suatu bentuk sehingga titik-titik keterkaitan logis antar dua
variabel dapat ditentukan kekuatannya.
Berikut beberapa kondisi penggunaan Diagram Matriks:
untuk membandingkan dua daftar guna memahami hubungan
banyak-ke-banyak di antara mereka (tidak berguna jika ada
hubungan satu-ke-satu yang sederhana). untuk menentukan
kekuatan hubungan antara baik pasangan tunggal dari item atau
item tunggal dan daftar lain yang lengkap. untuk menentukan
keberhasilan dari proses generasi. Sebagai contoh, pelanggan
dibandingkan persyaratan spesifikasi desain.
Jenis Diagram Matriks
Ketika membandingkan dua daftar, kadang-kadang ada
hubungan satu-ke-satu sederhana yang dapat dengan mudah
didokumentasikan. Namun, ketika satu item dari satu daftar
mungkin terkait dengan beberapa item dalam daftar yang lain,
maka format bersisian (berdampingan) tidak bekerja, seperti
terlihat pada gambar berikut

Diagram Matriks memungkinkan dua daftar yang akan


dibandingkan dengan memutar daftar kedua pada sisinya untuk
membentuk sebuah matriks. Gambar di bawah ini menunjukkan
bagaimana hubungan antara dua item sekarang dapat ditunjukkan
di alun-alun atau sel dimana baris dan kolom dari salib dua item.

Dari gambar di atas, Diagram Matriks dapat dianggap sebagai


bentuk khusus dari meja tempat sel mengandung simbol sederhana
atau nomor, yang berasal dari satu set peraturan yang didefinisikan.
Sebuah ekstensi umum untuk matriks adalah dengan
menggunakan simbol yang berbeda dalam sel-sel matriks untuk
menunjukkan kekuatan hubungan antara pasangan item. Kekuatan
keseluruhan dari hubungan antara item individu dan seluruh daftar
lain juga dapat ditentukan baik oleh visual memeriksa diagram atau
dengan mengalokasikan nilai numerik untuk setiap simbol dan
baris penjumlahan dan kolom, seperti pada Gambar di bawah ini.

Hubungan non-linear antara nilai-nilai simbol numerik


menunjukkan bagaimana hubungan yang kuat biasanya lebih kuat
dari hubungan medium atau lemah. Faktor lain yang mungkin
dimasukkan dalam perhitungan ini adalah prioritas relatif dari
masing-masing item daftar. Matriks dasar yang ditunjukkan di atas
adalah matriks yang paling umum digunakan, dan disebut Matriks
L, karena bentuknya seperti huruf L.
Pada kasus tertentu yang lebih kompleks perbandingan
sederhana lebih dari dua daftar item, maka memerlukan matriks
lain yang disebut matriks multidimensi. Sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Pedoman Umum Penggunaan Diagram Matriks


Sebuah penggunaan khas Diagram Matriks untuk
membandingkan dua daftar adalah di mana daftar di sebelah kiri
mewakili masalah ('apa') dan daftar di atas merupakan solusi untuk
masalah ('bagaimana'). Sebagai contoh, daftar rincian pertama
pelanggan persyaratan untuk suatu produk, sedangkan daftar kedua
menunjukkan bagaimana hal ini diterjemahkan ke dalam
spesifikasi desain. Nilai-nilai hubungan sekarang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi masalah spesifik dan tempat menarik
lainnya, misalnya:
a) Baris dengan total yang rendah menunjukkan persyaratan
pelanggan yang tidak terpenuhi dengan baik.
b) Kolom dengan total item yang rendah mungkin
menunjukkan desain over-engineered atau tidak perlu.
c) Kolom dengan total tinggi menunjukkan item desain yang
sangat penting untuk memenuhi sejumlah persyaratan
pelanggan.
Kendala ketika menggunakan Diagram Matriks terletak
pada jumlah perbandingan yang dapat dilakukan. Sebuah matriks
sepuluh kali sepuluh membutuhkan 100 perbandingan, yang
membutuhkan upaya moderat untuk menyelesaikan. Namun,
produk yang kompleks mungkin memiliki ratusan rincian
persyaratan dan sejumlah elemen yang sesuai spesifikasi desain,
tapi matriks seratus-demi-ratus membutuhkan 10.000 perbandingan
penghalang yang akan dibuat!
Penggunaan Diagram Matriks dalam situasi yang kompleks
dimaksudkan untuk membantu agar fokus pada detail dari bagian-
bagian penting, tersangka atau masalah yang sulit, daripada
mencoba untuk menggunakannya untuk seluruh situasi.
Contoh Penggunaan Diagram Matriks
Sebuah departemen personalia ingin meningkatkan
aktivitas sosial dalam perusahaan dalam rangka untuk
meningkatkan tingkat loyalitas. Sebuah teori dimasukkan ke depan
yang halus-pelatihan keterampilan memberikan kontribusi
signifikan dalam hal ini bersosialisasi di rumah. Manajer
personalia akibatnya memutuskan untuk menggunakan Diagram
Matriks untuk menyelidiki ini. Langkah-langkah yang diambil
adalah:
Tujuan: Menyelidiki efek dari soft-pelatihan keterampilan aktivitas
sosial.
Diagram Matriks: T, dengan orang-orang di batang utama,
kursus pelatihan in-house ke kiri, kehadiran klub sosial ke kanan,
ditambah kolom tambahan selama bertahun-tahun pelayanan.
Perbandingan: In-house training - centang untuk kehadiran
dalam waktu tiga tahun terakhir; klub sosial - tiga band yang sesuai
dengan di bawah 30%%, 30% sampai 70 dan lebih dari 70%
kehadiran pada periode yang sama.
Matriks yang dihasilkan, seperti yang ditunjukkan di bawah
ini menunjukkan bahwa orang dengan tingkat pelatihan sosial juga
cenderung lebih berkomitmen menjadi anggota klub sosial. Hal itu
juga memperhatikan bahwa tampaknya ada peningkatan dalam
komitmen tertentu setelah terjadi program membangun tim.
Panjang pelayanan tidak menunjukkan pola tertentu.
Akibatnya, pelatihan ini diperluas, dan orang-orang diberi
lebih banyak dorongan untuk menghadiri (terutama tentu saja tim-
bangunan). Hal ini mengakibatkan peningkatan yang stabil dalam
kegiatan sosial dan penurunan tingkat putus sekolah.

e. Data Matriks Analysys


Matrix Data Analysis Chart (atau MDAC) adalah teknik
analisis multivariant yang disebut ‘Principal Component Analysis’.
Teknik ini mengkuantifikasi dan menyusun data yang disajikan
dalam Diagram Matrix, untuk menemukan lebih banyak indikator
umum yang akan membedakan dan memberi kejelasan jumlah
besar kompleks informasi saling terkait. Ini akan membantu kita
untuk memvisualisasikan dengan baik dan mendapatkan wawasan
tentang situasi.
Ciri Analisis Data Matriks
Ciri utama Analisis Data Matriks antara lain
Keterkaitan antar faktor dalam diagram matriks dihitung
secara statistik sehingga didapatkan tingkat keterkaitan secara
kuantitatif Hampir sama dengan diagram matrik, bagaimana
keterkaitan itu didorong dengan menggunakan alat-alat statistik.
Penggunaan Analisis Data Matriks
Analisis Data Matriks terutama digunakan untuk:
 Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi sejumlah
item yang berbeda, untuk menentukan hubungan umum
 Menentukan apakah atau tidak item logis yang sama juga
memiliki efek faktor yang sama.
 Menemukan kelompok-kelompok barang secara logis
berbeda yang memiliki efek faktor yang sama.

Bentuk Analisis Data Matriks


Dalam situasi yang komplek dimana terdapat banyak set
item yang harus dibandingkan, maka hal yang akan menjadi
kesulitan tersendiri adalah menentukan bagaimana hubungan
antara satu faktor dengan faktor lain yang berbeda. Secara khusus,
Analisis Data Matriks dapat berguna untuk menemukan kelompok-
kelompok barang yang memiliki perilaku serupa. Misalnya, sabun
cuci mungkin memiliki efisiensi yang berbeda untuk mencapai
'kelembutan' dan 'penghapusan noda' dalam pakaian yang terbuat
dari akrilik, wol poliester, dan campuran berbagai serat. Jika
pengaruh yang sama ditemukan dalam kelompok serat, kemudian
dilakukan perubahan bahan dengan bahan bubuk maka dapat
mempengaruhi seluruh kelompok dengan cara yang sama.
Bagan Analisis Data Matriks membantu mengklasifikasikan
item dengan mengidentifikasi dua karakteristik utama secara
umum untuk semua item dan kemudian merencanakan setiap item
sebagai titik pada grafik xy standar. Hal ini akan memudahkan
untuk melihat bagaimana setiap item berhubungan baik dengan
karakteristik tertentu maupun hubungan satu sama lain.

Mengidentifikasi karakteristik terbaik untuk mengukur


adalah tugas penting, sebagai set yang berbeda dari pengukuran
dapat memberikan grafik yang sangat berbeda. Ini akan berguna
untuk dapat membandingkan banyak karakteristik bersama, seperti
kepadatan, warna, tekstur, kekuatan, dll dari campuran semen, tapi
kami dibatasi oleh dua dimensi yang tersedia di atas kertas. Ada
beberapa metode matematika untuk menggabungkan beberapa
faktor tersebut yang akan dibahas pada kesempatan lain.
Sebuah titik kunci interpretasi tentang Analisis Data
Matriks adalah mempertimbangkan bagaimana titik pada suatu
kelompoksecara bersama-sama diplotkan kedalam grafik cluster
(ini mungkin kontras dengan diagram pencar, yang terlihat untuk
tren linier). Penafsiran ini dibantu oleh kelompok-kelompok yang
secara signifikan menyoroti poin dengan link linier, seperti contoh
plotting analisis data matriks berikut:
Contoh Analisis Data Matriks
Sebuah toko mainan yang bertujuan untuk meningkatkan
penjualan sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
mainan yang dijual. Sebagai bagian dari ini, digunakan sebuah
perusahaan riset pasar untuk mengukur baik banding awal (yang
terkait dengan pembelian aktual) dan kepuasan jangka panjang
(yang terkait dengan citra perusahaan) dari berbagai mainan untuk
anak laki-laki berusia 5 sampai 10, baik yang mencetak gol pada
skala satu-ke-sepuluh. Sektor ini dipilih terbatas untuk mencegah
kompleksitas yang berlebihan dan kebingungan dalam analisis.
Ini diplot pada matriks untuk mengidentifikasi mainan
terbaik untuk mempromosikan dan untuk menemukan cara yang
mungkin untuk memperbaiki mainan lainnya. Sumbu disilangkan
di pertengahan-poin untuk membentuk kuadran nilai, seperti yang
digambarkan di bawah in::
Akibatnya, kemasan dan promosi ditingkatkan dicari untuk
mainan konstruksi yang lebih baik, dalam rangka untuk
meningkatkan daya tarik awal, beberapa mainan ujung bawah itu
dijatuhkan, dan hasil survei tersebut diterbitkan dalam bentuk yang
pelanggan dengan mudah dapat memahami. Hasilnya adalah
peningkatan reputasi toko seperti menempatkan kepentingan
pelanggan pertama, sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan
dalam huruf gratis.
Contoh lain
 Sebuah kebun anggur, yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi
kualitas anggur yang mengukur 'penilaian kualitas' bersama dengan
berbagai faktor lain yang berbeda, seperti anggur, aditif, penyimpanan, dll
kemudian menggunakan MDACs untuk mengisolasi kelompok faktor
yang berkontribusi terhadap anggur terbaiknya.
 Sebuah menggabungkan farmasi memeriksa rasa sakit-membunuh obat
anak perusahaan dalam hal biaya untuk produk dan khasiat umum. Produk
yang biaya tinggi tetapi tidak kemanjuran tertinggi yang turun. Biaya
rendah kemanjuran obat wajar dipromosikan, dan biaya tinggi obat
memiliki proyek yang dimulai untuk mengurangi biaya produksi.
 Sebuah unit produksi, mencari bahan alternatif untuk membangun casing
gigi lebih tahan lama, membandingkan atribut kunci bahan yang tersedia
menggunakan biaya dan daya tahan. (Hendra Poerwanto G)

f. Arrows Diagram
Diagram Panah (Arrow Diagram) menunjukkan urutan
tugas-tugas yang diperlukan dalam suatu proyek atau proses,
jadwal terbaik untuk seluruh proyek, dan potensi dan sumber daya
penjadwalan masalah dan solusi mereka. Diagram panah
memungkinkan anda menghitung “jalur kritis” proyek. Ini adalah
langkah penting aliran mana penundaan akan mempengaruhi waktu
dari seluruh proyek dan di mana sumber daya tambahan yang dapat
mempercepat proyek.
Manfaat Penggunaan Diagram Panah
Diagram Panah digunakan untuk melakukan perencanaan
jadwal aktivitas secara grafis dan pengontrolan
pelaksanaannya. Diagram Panah sebenarnya adalah konsep
CPM/PERT Diagram tetapi lebih sederhana. Syarat utama
aplikasi Diagram Panah ini adalah bahwa apa saja jenis kegiatan
dan durasi pengerjaan kegiatan dapat diketahui.
Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Panah
Berikut langkah-langkah pembuatan Diagram Panah
Ilustrasikan urutan operasi mulai dari paling kiri,
pertimbangan apa mendahului, berikutnya apa dan mana yang
paralel (bersama-sama)

 Tuliskan/gambar persimpangan yang terjadi


 Gambarkan garis panah dengan garis lurus berarti harus
berurutan sedangkan putus-putus berhubungan tapi masih
bisa ditunggu (tidakada waktu)
 Tuliskan nomor persimpangan
 Tuliskan nama operasinya
 Tuliskan jumlah hari/waktu yang dibutuhkan

 Jalur kritis (tidak bisa ditunda) digambarkan dengan garis


panah lebih tebal.

 Tujuan pemecahan akhir


 Tuliskan kondisi masalahnya
 Siapkan rencana kerja
 Susun instruksi kerja untuk mengantisipasi aktivitas
 Lakukan update jika situasi berubah. Jika memang tdak
ada/tidak bisa disolusikan: berhenti
 Gambarkan hasil akhir yang dicapai dan gunakan anak
panah lebih tebal dari atas hingga ke bawah. (Hendra
Poerwanto G)

g. Process Decision Program Chart (PDPC)


Alternatif diagram untuk risiko keputusan manajemen (Peta
Program Proses Keputusan Proses atau PDPC) adalah alat yang
dapat membantu menemukan cara untuk merencanakan atau
langkah atau prosedur dengan berfokus pada hambatan yang
mungkin akan terjadi dalam proses. Untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang ditetapkan, dengan pemikiran melalui semua
hambatan dalam proses, mereka dapat menemukan cara untuk
menghilangkan semua hambatan yang mungkin timbul di masa
depan. Serupa dengan dukungan yang tersedia untuk rencana
tindakan darurat untuk perubahan atau ketidakpastian yang akan
berlangsung setiap saat.
PDPC adalah diagram yang rencana implementasi targetnya
(tujuan) tidak terbatas pada perkembangan perkiraan semula, tetapi
rencana cara pemecahannya sering tidak terduga. PDPC
memberikan bimbingan ke arah suatu hasil yang sedapat mungkin
sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya sejalan dengan
perkembangan situasi masalah.
PDPC adalah alat untuk memetakan kemungkinan
terjadinya kejadian ketika kita mencoba memecahkan masalah
(risk fromproblem to solution). PDPC adalah diagram untuk
memetakan rencana kegiatan beserta situasi yang mungkin terjadi
sehingga PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan pemecahan akhir
dari suatu masalah, tetapi juga untuk menanggulangi kejutan risiko
yang mungkin terjadi. Dengan kata lain PDPC digunakan untuk
merencanakan skenario, jika pada situasi tertentu terjadi masalah,
kita telah merencanakan bagaimana kemungkinan penyelesaian
masalahnya sehingga kita siap untuk menanganinya. Misal, jika
pada situasi dan kegiatan ABC terjadi masalah DEF, maka
kemungkinan penyelesaian masalahnya adalah GHI atau JKL, atau
kemungkinan yang lain.
Ciri-ciri Process Decision Program Chart (PDPC)
Ciri-ciri yang dimiliki oleh Process Decision Program Chart(PDPC), antara
lain:
1. Bagan ini membantu untuk menginventarisir faktor-faktor kegagalan yang
dapat menghalangi pelaksanaan suatu rencana solusi.
2. Faktor penggagal ini dapat berupa hal-hal yang tidak diinginkan
(unexpected) maupun variasi hasil dari solusi yang kita lakukan.
3. Faktor penggagal tersebut dianalisis resikonya dengan menggunakan dua
parameter penentu yaitu besarnya kemungkinan penggagal terjadi dan
keseriusan efeknya terhadap kegagalan rencana solusi bila faktor
penggagal tersebut terjadi.
4. Tim harus menemukan rencana program tindak balas yang dapat
dilakukan untuk menghindari atau mereduksi timbulnya faktor penggagal
beserta akibatnya.
Tujuan Process Decision Program Chart (PDPC)
Tujuan dari Proses Keputusan Program Chart (PDPC) adalah untuk
mengembangkan kontingensi dan mengatasi kegagalan yang mungkin atau
masalah yang dapat terjadi sewaktu melaksanakan tindakan khusus yang
tercantum dalam rencana. Hal ini tidak berhubungan dengan alat apapun yang saat
ini digunakan dalam riset pemasaran. Proses untuk mengembangkan PDPC relatif
mudah. Sebuah PDPC dapat digunakan untuk mengidentifikasi potential masalah.
Tujuan lain dari PDPC adalah menggambarkan proses penyempurnaan rencana
dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi, sehingga
dapatdipersiapkan langkah-langkah penanggunalangan sebelumnya.
Berikut penggunaan umum PDPC menurut Michalski (1997):
 Untuk melaksanakan perencanaan kemungkinan (contingency planning)
sebelum melakukan kegiatan kompleks dengan ketidakpastian yang sangat
tinggi.
 Untuk memastikan tindakan penanggulangan (countermeasure) yang
paling mungkin dalam rangka meminimalkan setiap masalah yang
mungkin muncul ketika kegiatan yang tidak biasa harus dilaksanakan.
 Untuk mengantisipasi masalah-masalah dan mempertimbangkan
konsekuensi karena terjadinya kesalahan atau kesenjangan dalam
perencanaan.
Diagram PDPC sama seperti tree diagram, PDPC mengambil setiap
cabang tree diagram untuk mengantisipasi kemungkinan masalah yang terjadi
dan menganalisis tindakan penanggulangan yang bisa mencegah berkembangnya
masalah yang lebih luas.
Keuntungan Process Decision Program Chart (PDPC)
Keuntungan dari penggunaan PDPC adalah sebagai berikut:
1. Memfasilitasi peramalan dan kemungkinan pengalaman masa lalu
digunakan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dan mencegah
masalah yang potensial.
2. Memungkinkan penempatan masalah dengan tepat dan prioritas yang perlu
diutamakan.
3. Merupakan alat perencana yang fleksibel yang memungkinkan rencana
dapat dengan mudah dimodifikasi dengan mengumpulkan pendapat setiap
orang.
4. Mudah dipahami, mendorong terjadinya kerja sama dan komunikasi.
Langkah-langkah Process Decision Program Chart (PDPC)
Berikut adalah langkah-langkah pembuatan PDPC:
Langkah 1
Team merujuk kepada hasil pengumpulan data dan analisis sebelumnya.
Sumber data ini juga dapat menjadi masukan untuk tree diagram, matrix
diagram, atau alat lainnya.

Langkah 2
Buat diagram PDPC atau tree diagramdari rencana yang diusulkan (lihat
contoh pada Gambar 2).
 Level tertinggi memperlihatkan sasaran atau tujuan.
 Level kedua berisi kegiatan utama
 Level ketiga berisi tugas-tugas yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan utama.
Pastikan bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan sumber data.
Langkah 3
Untuk setiap tugas pada level ketiga, lakukan brainstorming apa yang
dapat menjadi masalah? Tinjau seluruh masalah potensial dan eliminasi
setiap masalah yang tidak mungkin terjadi atau yang
konsekuensinya tidak akan signifikan. Cantumkan masalah pada level
keempat di bawah tugas-tugas yang berkaitan.
Langkah 4
Untuk setiap masalah potensial pada level keempat, lakukan
brainstorming apa upaya penanggulangan (counter measure) yang paling
mungkin? Upaya penanggulangan bisa berupa tindakan atau perubahan
terhadap rencana yang dapat mencegah masalah, atau tindakan yang dapat
mengatasi masalah saat masalah itu terjadi. Cantumkan tindakan
penanggulangan pada level kelima (simbol berbentuk awan).
Langkah 5
Evaluasi upaya penanggulangan apakah dapat dikerjakan atau tidak?
Tandai dengan O untuk upaya yang dapat dilakukan dan X untuk upaya
yang sulit dilakukan.
Langkah 6
Tinjau kembali diagram, buat revisi jika diperlukan, dan jangan lupa
cantumkan tanggal pembuatan

Contoh Process Decision Program Chart (PDPC)


Di bawah ini memperlihatkan sebuah contoh PDPC, di mana sebuah
manufaktur sedang berencana melakukan improvement dengan mengubah
assembly line tradisional mereka menjadi cellular layout. Garis putus-putus
merupakan bagian dari diagram yang telah dihilangkan. Kita hanya melihat
mereka telah menetapkan tiga elemen utama, dan pada masing-masing elemen
telah ditetapkan tugas-tugas yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Begitu
juga dengan masalah potensial dan upaya penanggulangan yang telah
diidentifikasi oleh team perencana hanya beberapa yang ditampilkan dalam
Gambar ini.
DAFTAR PUSAKA

1. Surya Putu. 2011. 7 tools and New 7 tools quality. Diunduh 9 Maret 2013
http://www.docstoc.com/docs/20608592/7-Tools-dan-New-7-Tools
2. Run Charts/Time Plot/ Trend Chart. Tersedia di:
http://www.deming.edu.clemson.edu/pub/tutorials/qctools/runm.htm.
Diunduh pada tanggal 10 Maret 2013.
3. Poerwanto, Hendra. Control Chart. Diunduh 8 Maret 2013 dari
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Konsep-dan-Pengertian--
Seven-Quality-Tools-Tujuh-Alat-Manajemen-Kualitas/Control-Chart-
Pengertian-manfaat-membuat-dan-contoh-Control-Chart-Peta-kendali
4. Swarsono. 1994. Manajemen Strategi Konsep, Alat analisa dan konteks,
UUP AMP YKAN.
5. Harjito, Dydiet. 1995. Teori Organisasi Dan Tehnik Pengorganisasian.
Raja Grofandi Persada: Jakarta.
6. Ishak, Aulia. 2002. Rekayasa Kualitas. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Industri, Universitas Sumatera Utara: Medan.
7. Shahin, Arash, et.al. 2011. Proposing an Integrated Framework of Seven
Basic and New Quality Management Tools and Techniques. Iran:
Department of Management University of Isfahan.
8. Amjad, Muhammad. 2002. Aplication of Seven New Tools. Pakistan:
ICQI
9. Diaz, Christopher. The New Tools (A Training Presentation on the N7).
http://sixsigmaindonesia.com/blog-ina/?p=41
10. Dean, Edwin. B. 2008. Process Decision Program Chart (PDPC).
11. Tersedia di: http://www.oocities.org/ohcop/pdpc.html.
12. Straker, David. Process Decision Program Chart (PPDC): When to Use It.
Tersedia di: http://syque.com/seven_tools/toolbook/PDPC/when.htm .
Diunduh pada tanggal 7 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai