2|Page
TUGAS UTS KRISIS/ KASUS PUBLIC RELATION
harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan normal atau
melakukan pencitraan, tetapi juga harus memiliki kemampuan dalam
mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan dan
penurunan citra yang sedang terjadi. Begitu juga dengan pemulihan citra positif
publik terhadap pemerintah.
Dan perlu dicatat, reaksi dalam menangani krisis akan menjadi titik balik
(turning point) bagi tata kelola pemerintahan dibawah kepemimpinan Gubernur
Mahyeldi. Titik balik tersebut bisa berdampak siginifikan kearah negatif maupun
positif. Dan titik balik positif inilah yang seharusnya dipikirkan, dirancang, dan
dilaksanakan stakeholder internal Pemprov Sumbar. Tentunya, dengan melibatkan
stakeholder yang bertanggungjawab dan berperan sebagai Humas Pemerintah.
Krisis tidak bergerak spontan atau terjadi secara tiba-tiba. Ia selalu diawali dengan
berbagai gejala yang terkadang bisa tidak terlihat. Dengan demikian, sebelum
krisis terjadi, kecakapan dan pemahaman terhadap manajemen isu juga harus
dimiliki Humas Pemerintah.
Isu muncul ketika ada ketidaksesuaian antara pengharapan publik dengan
praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak merugikan bagi organisasi.
Isu bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai.
Sedangkan manajemen isu merupakan proses proaktif dalam mengelola isu-isu,
tren atau peristiwa potensial, eksternal dan internal, yang memiliki dampak, baik
negatif maupun positif terhadap organisasi. Dan menjadikan isu sebagai peluang
meningkatkan reputasi organisasi.
Tata kelola pemerintahan dewasa ini juga dituntut mampu mengelola isu
publik. Dengan membentuk tim manajemen isu dan pengelolaan krisis PR yang
bertugas melakukan monitoring, mengidentifikasi, menganalisis, membuat
kebijakan stratejik pada tingkat manajemen, impelementasi kebijakan sebagai
tindakan mengantisipasi isu dan mengevaluasi dampak kebijakan dalam rangka
mendukung keberlangsungan aktivitas organisasi. Contohnya, seperti isu yang
3|Page
TUGAS UTS KRISIS/ KASUS PUBLIC RELATION
beredar di tengah masyarakat, media massa dan media sosial saat ini tentang
“Gubernur Mahyeldi meminta seleksi pengurus Baznas Sumbar diulang lagi”,
“Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru seksi Sicincin-Payakumbuh-Pangkalan
ditangguhkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Jika dua contoh isu ini tidak
dikelola dengan baik, pastinya juga akan menjadi krisis PR, seperti polemik
pembelian mobil dinas Gubernur dan Wakil Gubernur di saat pandemi dan surat
permintaan sumbangan.
Sindikasi Opok Madani
Strategi komunikasi pemerintah dan audit komunikasi pemerintah harus
menjadi perhatian khusus Gubernur Mahyeldi dan Humas Pemprov Sumbar dalam
menyelesaikan polemik yang terjadi saat ini. Baik itu pola komunikasi dengan
stakeholder internal maupun dengan stakeholder eksternal. Salah mengambil
kebijakan dan menyampaikan narasi, tentunya akan memperburuk reputasi.
Begitu juga sepatutnya yang perlu dilakukan oleh sindikasi pendukung,
netizen, buzzer, influencer, Gubernur Mahyeldi sebagai seorang politisi di media
sosial. Dukungan yang diberikan kepada Gubernur Mahyeldi dalam menghadapi
polemik atau isu yang sedang viral juga harus memperhatikan strategi komunikasi
dan audit komunikasi. Bukan asal posting dan membuat konten penjelasan
maupun konten pembelaan.
Poin penting yang perlu dilakukan aktivis media sosial tersebut adalah;
Pertama, menganalisa isu secara komprehensif. Bukan melihat siapa yang
mengatakan dan menyebarkan isu tersebut. Sebagaimana sebuah pepatah
mengatakan, “Undzur ma qoola wala tandzur man qoola” (Lihatlah apa yang
dikatakannya dan janganlah kamu melihat siapa yang mengatakannya). Disinilah
pentingnya analisa isu sebagai langkah awal dalam memberikan penjelasan dengan
tepat. Sesuai dengan data, fakta dan tidak mengada-gada. Katakan yang benar
dengan cara yang benar dan ungkapkan yang salah dengan cara benar pula.
4|Page
TUGAS UTS KRISIS/ KASUS PUBLIC RELATION
Akan tetapi, jikalau yang dilihat adalah siapa yang menyampaikan dan
menyebarkan isu tersebut, sudah bisa dipastikan para pendukung, netizen, buzzer,
maupun influencer akan terperangkap dalam debat yang tak berkesudahan.
Terjadilah bullying. Hilanglah akal sehat. Alih-alih mendapatkan dukungan,
malahan bisa menimbulkan sikap antipati dari yang membacanya. Akibatnya,
bukan memperbaiki keadaan menjadi lebih baik, malahan memperburuk reputasi
dan citra Gubernur Mahyeldi.
Kedua, hal yang juga harus menjadi bahan renungan oleh sindikasi pendukung,
netizen, buzzer, influencer, Gubernur Mahyeldi dalam membuat konten di media
sosial adalah dengan menyesuaikan teks dan konteks. Likulli maqomin maqolun
wa likulli maqoolin maqomun (Setiap tempat ada perkataannya dan setiap
perkataan ada tempatnya). Jika isu yang sedang berkembang tentang polemik
pembelian mobil dinas Gubernur dan Wakil Gubernur di saat pandemi covid 19,
tentunya yang harus dijelaskan sindikasi ini juga tentang pembelian mobil dinas,
bukan melakukan pembelaan dengan mendiskreditkan pihak lain. Atau
mengatakan polemik terjadi sebagai upaya pembunuhan karakter karena kekalahan
dalam percaturan politik. Atau juga menyampaikan alibi lainnya yang tidak sesuai
dengan isu yang sedang terjadi.
Dan yang lebih tidak tepat lagi, ketika sindikasi ini berusaha memposisikan
Gubernur Mahyeldi sebagai orang yang teraniaya, karena tidak jadi menggunakan
mobil dinas yang baru sedangkan kendaraan yang lama sudah tidak layak pakai
lagi. Dan aktivitas Gubernur Mahyeldi mengunjungi daerah daerah Kab/Kota di
Sumbar cukup padat.
Sah-sah saja, sindikasi tersebut memposting konten yang bersifat opok
(pujian/ pujian yang berlebihan/ memberikan pujian karena maksud tertentu)
terhadap sosok Gubernur Mahyeldi dan mengklaim Gubernur Mahyeldi
merupakan orang yang sederhana, bersahaja, dan memiliki misi mewujudkan
masyarakat yang madani (beradab). Atau boleh juga mengatakan atau
5|Page
TUGAS UTS KRISIS/ KASUS PUBLIC RELATION
6|Page