Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

INTERAKSI EKONOMI ISLAM DI EROPA KUNO


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta
alam, karena atas izin dan karunia-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam dengan judul “ Interaksi Ekonomi Islam di Eropa Kuno”. Tak
lupa pula sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada baginda kita nabi
Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari akhir
kelak.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah Perekonomian Ekonomi Islam. Selain itu makalah ini dibuat
sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih belum sempurna baik


dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, guna
menjadi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi kedepannya.

Wassalamualaikum wr.wb

Bengkulu, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakan...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Tradisi Administratif....................................................................................................
B. Tradisi Moral.................................................................................................................
C. Analisis Interaksi Ekonomi..........................................................................................
D. Hukum Romawi dan Teori Pasar..............................................................................
E. Uang dan Perekonomian............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemikiran ekonomi pada mulanya muncul dari upaya masyarakat untuk
mencari solusi bagi permasalahan ekonomi. Dengan begitu, ekonomi
dipraktikkan jauh sebelum teori ekonomi muncul. Manusia memikirkan
permasalahan ekonomi secara inklusif, dalam masyarakat tertutup atau
bersama dengan kelompok lain dan dipengaruhi oleh pemikiran dan gagasan
mereka.
Ketika bersentuhan dengan pemikiran ekonomi dari masa kuno, kita harus
memberi perhatian khusus kepada Yunani Kuno yang naskah- naskahnya
telah dilestarikan dan menyatu dengan warisan budaya intelektual bangsa
Eropa. Penulisan ini berfokus pada konsep-konsep yang tercermin dalam
kebijakan dan lembaga-lembaga yang terkait dalam proses ekonomi.
Keseluruhan analisis yang tercakup dalam yurisprudensi dan istilah politik
juga memberi kontribusi terhadap formulasi modern dari persoalan-persoalan
ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman tradisi administratif pada masa Eropa kuno?
2. Bagaimana tradisi moral pada masa Eropa kuno?
3. Bagaimana Analisis interaksi ekonomi pada masa Eropa kuno?
4. Bagaimana hukum Romawi dan teori pasar pada masa Eropa kuno?
5. Bagaimana sejarah uang dan perekonomian pada masa Eropa kuno?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui interaksi ekonomi islam Eropa kuno dalam tradisi
admisnistratif;
2. Untuk mengetahui interaksi ekonomi islam Eropa kuno dalam tradisi
moral;
3. Untuk mengetahui analisis interaksi ekonomi pada masa Eropa kuno;

iv
4. Untuk mengetahui hukum Romawi dan teori pasar pada masa Eropa
kuno;
5. Untuk mengetahui sejarah uang dan perekonomian pada masa Eropa kuno.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tradisi Administrasi
Administrasi kuno menekankan kepemimpinan personal dan pengambilan
keputusan yang melibatkan tenaga kerja, material, dan organisasi yang
efisien. Dilihat dari sejarahnya, terdapat bukti bahwa manusia primitif dan
nenek moyang mereka berkembang di Afrika Timur sebagai pemburu yang
berkumpul dalam sebuah keluarga besar. Dalam sistem demikian, studi
antropologi mengindikasikan bahwa ikatan social dan peran kepemimpinan
informal merupakan faktor penyatu yang dibutuhkan untuk bertahan.
Literatur Mesir kuno mendokumentasikan pembukuan tahunan dari
penjaga lumbung kerajaan, menggunakan timbangan besar yang dijuluki
sebagai “timbangan keadilan”. Perhatikan bahwa “timbangan keadilan” yang
merupakan alat administrasi untuk pembukuan tahunan, akhirnya
berkembang menjadi simbol religius, bukan simbol perdagangan.
Di Lembah Eufrat ditemukan sebuah tablet (papan/sabak), berasal dari
tahun 2200-2100 SM, yang menggambarkan pemikiran dan praktik
administratif di Kota Sumeria. Tablet Erlenmeyer, yang menjadi bahan studi
di tahun 1988, berisi koleksi 88 tablet yang ditemukan di dalam bejana besar.
Tablet-tablet ini berisi catatan tertulis mengenai produksi dalam jangka waktu
tiga tahun. Catatan tersebut memperlihatkan hasil panen sekitar 75.000
hektar, berikut jumlah target dan defisit hasil panen dari tahun ke tahun. Hasil
panen rata-rata adalah 12,5 gantang per hektar, di mana tiga perempatnya
disimpan sebagai benih (6%).1
Selain itu, dari catatan operasi penggilingan ditemukan penggunaan faktor
produksi tenaga kerja dan gandum, sementara hasil produksi diukur dalam
satuan “Hari Kerja Buruh Perempuan.” Kekurangan target efisiensi dalam
satu tahun akan dibawa sebagai defisit untuk tahun berikutnya dan terhitung
sejumlah 7.420 hari produksi perempuan.
1
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm.
378

1
Catatan ini menunjukkan akurasi dalam proses administrasi dan asal-usul
penggunaan tulisan dan aritmetika untuk mencatat persediaan hasil produksi
dan jumlahnya. Marx menyebut tradisi administrasi yang mendominasi
organisasi ekonomi Timur Dekat sebagai “Moda Produksi Asiatik. Silver,
yang meneliti bentuk-bentuk kekuatan pasar alamiah, menemukan bahwa
ketidakstabilan ekonomi dan politik mengakibatkan institusi nonformal
mendominasi ekonomi masa kuno.
Catatan terbaik tentang tradisi pelatihan administrasi ekonomi dapat
ditemukan dalam buku pedoman Xenophon, The Oeconomicus, yang ditulis
pada pertengahan abad ke-4 SM. Dia juga menggambarkan tradisi Babilonia
dan Persia dalam buku biografi karangannya mengenal Koresh Agung (Cyrus
the Great) yaitu The Cyropaedia yang menekankan pelatihan Koresh dalam
administrasi dan kepemimpinan militer. Karya Xenophon lainnya Hiero berisi
diskusi mengenai stimulus administratif dalam produksi swasta dan teknologi
dengan memberikan penghargaan publik dan hadiah. Bukunya Ways and
Means adalah buku pedoman tentang pembangunan ekonomi, menekankan
skala ekonomis, pemrograman, dan promosi. The Oeconomicus adalah
penanganan sistematis untuk organisasi dan administrasi lahan pertanian,
menekankan sumber daya manusia dan efisiensi organisasi. Perkebunan
keluarga merupakan tulang punggung ekonomi dan pampasan perang
merupakan sumber surplus utama untuk pertanian dan perkotaan. Rincian dari
ide-ide Xenophon akan dibahas dalam kategori analisis. 2
Kontribusi Plato terhadap administrasi memiliki peran yang signifikan
karena ia menggabungkan tradisi matematika Pitagoras ke dalam formulasi
model ideal yang mendekati mistis. Teori Platonik tentang "Ide" yang sangat
jelas diuraikan dalam pidato Adam Smith untuk pengangkatan gelar profesor
dalam bidang Logika di Glasgow (The History of the Ancient Logics and
Metaphysics) ini memiliki kesamaan dengan teori ekonomi modern.
Perspektif teoretis Plato menghasilkan konsep "Negara Efisien yang
Disempurnakan" yang mengarah pada optimalisasi melalui spesialisasi dan

2
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 379-380

2
pelatihan. Konsepnya mengenai "keadilan" diwarnai oleh premis keteraturan
dan efisiensi dalam supervisi sebuah inteleksi tunggal dengan satu kriteria
nilai. Penggambarannya yang terkenal yaitu "Ship of State" yang
dikendalikan oleh seorang pilot berkeahlian teknis tinggi atau seorang kapten
(Raja Filsuf) dipertanyakan secara layak oleh suatu otoritas berwenang di
mana otoritas itu menunjukkan bahwa sejumlah penumpang mungkin ingin
turut menentukan ke mana mereka pergi.
Konsep Nilai Plural (yang datang kemudian) melahirkan dinamika dalam
ekonomi politik. Ketika angka irasional yang ditunjukkan melalui masyarakat
Pitagoras muncul pada abad ke-5 dan ke-4 SM, absolutisme Plato terguncang
hingga akarnya. Sebagian diselamatkan oleh Eudoxus dengan mentransfer
dari Kaldea yaitu pendekatan dialektika terhadap irasionalitas yang menjadi
simbol matematis untuk peradilan, hukum, dan proses tawar menawar yang
akan didiskusikan nanti dalam kategori analisis.3
Dialog Pseudo-Platonik Alcibiades Major (sekitar 340 SM) membicarakan
perlunya pelatihan formal bagi mereka yang akan menjadi "politicos" atau
"oikonomicos"; yaitu, politisi atau ekonom pada negara-kota. Dokumen ini
memengaruhi tradisi pendidikan Greko-Roman selama 900 tahun. Dialog ini
meskipun menekankan konsep Plato mengenai kemuliaan otoriter individual,
tapi juga mendiskusikan tradisi yang lebih luas yang digambarkan sebagai
"melihat melalui mata orang lain" untuk mendapatkan refleksi atau kriteria
sosial yang diperlukan dalam bertindak sebagai administrator. Konsep ini
menjadi terkenal sebagai "Cermin untuk Pangeran," penamaan untuk literatur
politik dan administrasi ekonomi yang sangat kaya. "Contoh yang paling
terkenal adalah nasihat Pseudo-Aristotelian bangsa Arab untuk Iskandar
Agung, The Secretum Secretorum, dari abad ke-8 M. Tulisan ini sampai ke
Inggris dalam bahasa Latin setelah Perang Salib. The Education of a Christian
Prince karya Erasmus, yang didedikasikan untuk kaisar muda Charles V
tahun 1518, juga merupakan salah satu contoh genre ini." Traktat ini

3
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 381

3
menekankan kepemimpinan, sumber daya kebijakan personalia, pajak,
perdagangan dan pengendalian militer.
B. Tradisi Moral
Tesis yang dominan adalah tentangan terhadap otoritas ketuhanan oleh
penerima keberlimpahan Taman Surga. Ketika Adam dan Hawa makan buah
terlarang dari Pohon Pengetahuan dan menyatakan haknya untuk memilih
sendiri, mereka tercampakkan dari dunia keberlimpahan ke dalam dunia
kelangkaan; di mana mereka harus memperoleh makanan dengan berkeringat.
Tema moralnya adalah bahwa pengetahuan dan penetapan pemilihan
merupakan sebuah keniscayaan dalam dunia dengan kelangkaan sumber daya
alam. Pelintiran lain cerita mengenai Taman Surga adalah "kutukan
pekerjaan" yang mengatakan bahwa kerja keras dan bersenang-senang
merupakan pilihan yang sulit, sementara di dunia ini banyak orang
menemukan kepuasan dan aktualisasi diri dalam pekerjaan.
Komunitas kecil agraris di Yunani yang hidup dalam kondisi pra sejahtera
memunculkan penekanan moral mengenai alokasi sumber daya sebagai isu
yang sesungguhnya di balik konsep mengambang tentang kelangkaan
objektif. Konsumsi adalah tujuan dari produksi, dan surplus harus
dialokasikan untuk membesarkan anak-anak. 4
Pertukaran barang terjadi di wilayah desa dan penggunaan uang
memungkinkan terjadinya distribusi, tetapi rasa kecukupan memberi batasan
alamiah terhadap konsumsi sehingga dapat menyisakan surplus untuk
keturunannya. Sebaliknya, saudagar asing yang mencari uang di wilayah itu
tidak termasuk dalam pembatasan alamiah dari kecukupan fisik ini. Dengan
demikian, perdagangan seperti ini berada di luar proses pengaturan alami.
Peran penting dari argumen Aristoteles adalah basisnya untuk moral
penolakan riba, di mana peminjaman uang dipandang sebagai tidak bermoral
dan tidak masuk akal. Sebagaimana dalam doktrin Yahudi, uang tidak bisa
berkembang biak, dan tidak seharusnya diharapkan bertambah manakala

4
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 382-383

4
pinjaman konsumtif diberikan untuk orang yang membutuhkan dalam suatu
komunitas.
Keabsahan moral dari tuntutan keberlangsungan kehidupan menimbulkan
kebutuhan pengalokasian barang-barang untuk kepentingan khusus, dalam
tulisan Thomas Aquinas dan John Locke. Sebagai tambahan, isu riba juga
dianggap sudah usang. Muslim abad pertengahan membuat sebuah
pembenaran terhadap tindakan mengenakan biaya terhadap peminjam atas
pengorbanan yang dilakukan dari orang yang meminjamkan, yang diadopsi
pada masa Skolastik sebagai "lucrum cessans," Isu moral menjadi relevan
ketika pinjaman itu diberikan kepada orang yang kelaparan. Meskipun
demikian, dalam perniagaan, praktik institusi persekutuan komanditer
menunjukkan bahwa isu riba dan pembagian surplus yang dihasilkan dari
modal awal perniagaan sebagai tidak relevan "Commendam" adalah
persekutuan dagang di mana satu pihak memberikan modal awal untuk usaha
perniagaan dan pihak lainnya menyediakan jasa personal. Sebagaimana dalam
hukum persekutuan modern, keuntungan dibagi sama rata antara pihak
setelah proses usaha berlangsung. Kontrak komanditer, yang aslinya berasal
dari Arab, menetralisir isu riba dalam perniagaan sepanjang abad
pertengahan. Praktik ini juga memungkinkan diberlakukannya pembatasan
kewajiban untuk mencapai skala ekonomi yang diharapkan. Hal ini memicu
tumbuhnya korporasi modern. Beberapa orang bisa menginvestasikan uang
dalam persekutuan komanditer melalui perantara yang kemudian
menyerahkan total keseluruhan uang itu kepada pihak lain dalam persekutuan
itu. Jika terjadi kerugian, investor tidak akan memiliki kewajiban melebihi
porsi investasinya. 5
Penekanan moral dari sistem ini diberikan oleh "hukum tak tertulis,"
sebuah tradisi di Timur Dekat yang menjamin keramahtamahan terhadap
orang asing, penghormatan orang tua, dan penghormatan pada dewa-dewa.
Hal ini mendukung tradisi "Persahabatan dengan Tamu" yang bertujuan untuk
memprakarsai pertukaran melalui pemberian hadiah.

5
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 383-384

5
Penting untuk ditekankan bahwa tradisi kehormatan di Timur Dekat, yang
dikaitkan dengan Persia awal, merupakan basis dari pertukaran niaga
menggunakan koin atau batang sebagai instrumen kredit. Simpanan bisa
ditaruh pada seseorang dan pihak penyimpan memegang setengah bagian dari
batang itu sebagai dividen. Bagian itu boleh ditransfer kepada orang lain atau
pihak ketiga yang kemudian bisa mengambil simpanan tadi dengan
menunjukkan setengah bagian batang-yang tak bisa dibuat tiruannya-yang
tadi diberikan oleh penyimpan pertama. Sistem ini juga berguna sebagai
catatan pembayaran atau sistem akuntansi sederhana dengan cara
mencocokkan kedua bagian dari batang tersebut. Jaminan pribadi di balik
Surat Pinjaman atau letter of credit dan wesel atau bills of exchange menjadi
dasar dari perdagangan di dunia di mana perpindahan fisik logam batangan
terlalu berisiko. Pada abad ke-13, pekan tahunan kliring wesel diadakan di
Champagne. Kewajiban moral dibalik jaminan pribadi yang akan
memberikan sejumlah uang kepada orang yang menunjukkan dokumen yang
sah membuat praktik ini menjadi semakin meluas dan beredar secara
internasional pada Abad Pertengahan dengan adanya aturan Hukum Dagang.
Pihak pemberi garansi akan membubuhkan jaminannya pada dokumen dan
penerima dokumen ini akan bisa mengambil haknya sesuai “janji yang tertera
di dokumen.” Pada abad ke-16, hukum di Inggris menekankan “actions on
account” yang memberikan perbaikan dari apa yang diputuskan dalam
peradilan perdagangan.6
Wawasan lebih dalam dari konflik praktis antara realitas ekonomi dan isu
riba bisa ditemukan dalam Lembaga Mons Pietas. Pada pertengahan abad ke-
15 di Italia Tengah, San Bernardino meluncurkan kampanye mengusir
Pegadaian Yahudi. Kampanye ini mengundang protes karena proyek gadai itu
sendiri cukup berhasil. Maka kabupaten membangun rumah gadai. Umum,
Monti di Piete, yang menerapkan 5% bunga pinjaman per tahun. Lembaga ini
menyebar ke Spanyol dan berbagai tempat pada abad ke-16. Sejarah mencatat
bahwa banyak kota-kota dagang di abad ke-15 mengatur agar orang Yahudi

6
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 385

6
bisa masuk dan membangun sistem perkreditan. Kredit dibutuhkan oleh orang
kaya maupun miskin.
C. Analisis Interaksi Ekonomi
Hubungan Ekonomi yang paling awal adalah distribusi atau alokasi dalam
sebuah keluarga. Tanpa pengumpulan makanan dan distribusinya terhadap
anak-anak sebagai tanggungan yang belum mampu mandiri, maka tidak akan
ada keturunan yang bertahan. Di luar keluarga, berkembang sistem formal
untuk distribusi ekonomi, melalui interaksi antar individu dan kelompok.
Pengaturan dasarnya, yaitu membagi dan memilih, terbangun dengan baik
pada masa kuno dan menjadi awal dimulainya pertukaran.
Dan Salah satu sumbangan besar yang diberikan oleh bangsa Yunani Kuno
pada akuntansi maupun pada peradaban umat manusia adalah pengenalan
uang logam (coined money) pada sekitar abad ke 7 SM. Pengenalan uang
telah menyebabkan sistem perekonomian dan keuangan di Yunani Kuno
berkembang dengan baik. Akuntansi pada masa Romawi Kuno berawal
daripada sistem pencatatan yang diterapkan oleh setiap keluarga. Catatan itu
berupa catatan penerimaan dan pengeluaran, yang dicatat ke dalam catatan
harian yang disebut adversaria; dan setiap bulan diposting ke buku kas yang
disebut codex accepti et expensi7
Dalam Theognis (335-360), ada mitos mengenai Promoteus membagi
seekor lembu dengan Zeus. Sebagaimana kebanyakan mitos, cerita ini juga
memiliki berbagai versi dan terkadang saling bertolak belakang, tetapi mitos
ini merupakan salah satu contoh paling tua tentang digunakannya sistem
formal untuk membagi harta rampasan dan warisan. Promoteus menguliti
lembu dan membagi dagingnya dalam dua tumpukan. Kemudian ia
mengundang Zeus untuk memilih tumpukan yang lebih ia sukai. Hal yang
positif dari cara ini adalah kedua belah pihak mendapat bagian berdasarkan
pilihan sukarela, sehingga bisa menghindari terjadinya perdebatan. Seperti

7
Toni Adhitya dan Ruston Nawawi. 2018. DEKONSTRUKSI AKUNTANSI: PERAN AKUNTANSI
DALAM MEMBANGUN PERADABAN (KRITIK TERHADAP AKUNTANSI TRADISIONAL). Jurnal Studi
Ekonomi Syariah. Volume 2 Nomor 2. Hlm. 227-228 link:
https://jurnalfebi.iainkediri.ac.id/index.php/istithmar/article/download/182/151

7
terlihat dalam mitos tersebut, sistem ini mengandung unsur pertukaran.
Promoteus mengumpulkan tulang dengan lapisan lemak pada satu tumpukan,
dan daging tipis ditutupi jeroan dan babat di tumpukan lainnya. Sebagaimana
antropolog mengingatkan kita, Zeus, seperti Dewa-Dewa Timur Dekat yang
lain, hanya bisa menerima bagian dari binatang korban melalui
“persembahan” yang dilakukan dengan pemanggangan tulang dan sebagian
lemak. Hasilnya adalah pilihan bebas berdasarkan selera subjektif.
Sistem ini memaparkan prinsip kehendak sebagai ukuran keadilan dalam
sebuah proses pertukaran, terlepas dari banyak kerumitan karena adanya
ketidaksetaraan dalam beberapa pilihan yang dipertukarkan. Beberapa kisah
fabel Aesop menjelaskan bagaimana sistem, termasuk juga sistem pertukaran,
bisa disalahgunakan oleh kekuasaan. Salah satu fabel Aesop menceritakan
tentang seekor singa dan tiga binatang lainnya ketika berburu bersama. Salah
satu binatang membagi daging dalam empat bagian. Sang singa memilih
bagian pertama sebagai “Raja Rimba,” bagian kedua sebagai “Pemimpin Para
Pemburu,” bagian ketiga sebagai “Peserta” dan terakhir, ia meletakkan
cakarnya di atas tumpukan keempat dan, dengan segan, menantang siapa
yang berani mencoba untuk mengambil tumpukan ini darinya. Kisah ini dan
fabel serupa lainnya merupakan sumber dari adagium “Mengambil jatah
Singa.”8
Prinsip pilihan bebas digunakan dalam sistem yang lebih kompleks seperti
“antidosis” warga Athena, di mana warga yang dianggap paling kaya di
Athena diminta untuk membiayai festival publik. Dia bisa menghindari tugas
ini dengan menawarkan untuk menukarkan seluruh hartanya dengan warga
lain yang ia anggap lebih kaya. Orang yang ditawari dapat memilih untuk
menerima tawaran pertukaran tersebut yang artinya dia harus membiayai
acara tersebut.
Prinsip ini menjadi dasar dari sistem politik nasional oleh James
Harrington dalam Oceana tahun 1656. Harrington merujuk proses tersebut
sebagai “Potong Kue”, di mana dua gadis kecil harus berbagi kue mungil satu

8
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 386-387

8
orang memotong dan satu memilih. Hal ini menjadi titik awal dari
berkembangnya perhitungan matematika modern dalam distribusi berganda
dan arbitrase. Brams dan Taylor mengembangkan implikasi modern dari
proses distribusi ini dalam teori politik (Brams dan Taylor, 1996). Patut
diduga pula bahwa sistem lelang berkembang dari pembagian harta rampasan
oleh para kelompok penjarah, di mana barang-barang ditawarkan dan
ditambahkan hingga satu pihak menerima barang-barang itu sebagai
bagiannya.
Dalam Oeconomicus karya Xenophon, nilai subjektif atau nilai kegunaan
individu secara khusus dianalisis dan dibandingkan dengan nilai Jika
seseorang memiliki kuda dan tidak tahu bagaimana menanganinya, bahkan
menjadi cedera karenanya, apakah kuda itu bernilai untuknya? Tetapi jika dia
tahu bagaimana menjualnya, maka akan ada nilai pertukarannya. Ide ini
memperluas konsep nilai kegunaan individu menjadi nilai kegunaan sosial
yang bisa diperoleh seseorang melalui pertukaran. Namun demikian, ini
bukanlah teori pasar mengenai nilai. 9
Landasan teori pertukaran yang adil di pasar dipaparkan dalam
Cyropaedia di mana Cyrus, sebagai seorang bocah, ditugaskan untuk menilai
keadilan dalam pertukaran yang dipaksakan. Seorang bocah jangkung dengan
jubah kependekan dipaksa untuk menukar jubahnya dengan bocah pendek
dengan jubah kepanjangan. Cyrus bersikukuh pertukaran tersebut adil karena
keduanya jadi mempunyai jubah yang lebih pas. Mentornya menghukum
Cyrus atas keputusan tersebut, karena mentor meminta Cyrus untuk menilai
aspek keadilan pada kasus tersebut, bukan meningkatnya kegunaan sebagai
hasil dari pertukaran itu. Agar adil, pertukaran haruslah sukarela.
Warisan paling penting dari pemikiran Xenophon dalam sejarah ide
ekonomi adalah formulasinya mengenai pembagian kerja. Dalam Cyropaedia,
Xenophon mengomentari kualitas dari beragam hidangan yang disiapkan oleh
koki-koki dengan spesialisasi tertentu dari dapur Cyrus. Ia kemudian
menggambarkan lebih lanjut mengenai pabrik pembuatan sepatu di mana

9
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 387

9
bagian-bagian sepatu dipotong dan dirakit dalam beberapa tahap oleh
beberapa pekerja. Diskusi kemudian berkembang lebih lanjut membahas
tentang tukang kayu yang merupakan ‘pekerja di segala bidang’ dalam
masyarakat kecil, namun menjadi spesialis di kota besar.” Diskusi Adam
Smith mengenai pabrik peniti sering dinisbatkan dengan karakteristik teori
ekonomi modern, karena dalam konteks ini ia menjelaskan bahwa spesialisasi
memiliki batasan yang ditentukan oleh pasar. Publikasi Mark dan Skinner
mengenai seperangkat catatan baru dari kuliah Smith mengidentifikasi
perkembangan hal ini pada 1763, dan kuliahnya dibaca seakan sebuah
parafrase dari diskusi Xenophon mengenai tukang kayu di komunitas kecil
dan kota besar.” Marx mengutip bagian ini sepenuhnya dan menyebutnya
sebagai formulasi pembagian kerja yang terkait dengan pasar sembari
menekankan pada kualitas, bukan kuantitas, dalam produksi. Marx
membedakan bengkel dari industri mesin dalam mendefinisikan ekonomi
modern. Berbeda dengan spesialisasi sederhana, Pertukaran Borjuis
memungkinkan terjadinya pembagian kerja sosial. Cendekiawan klasik
seperti Finley mengabaikan perbedaan ini ketika dia menolak pernyataan
Xenophon. Penekanan yang tidak tepat pada kualitas yang dilakukan oleh
para analis dari diskusi Xenophon dipertanyakan melalui ilustrasinya
mengenai tukang pembuat sepatu. Sebuah bengkel yang menggunakan proses
produksi lini perakitan di mana elemen-elemennya dapat dipertukarkan
sangat dekat dengan terobosan Eli Whitney mengenai “elemen yang
tergantikan”. Industrialisasi modern dibangun melalui produksi massal
dengan pembuatan elemen-elemen standar dan lini-lini perakitan. 10
Sementara Xenophon dan orang-orang sezamannya membatasi analisis
transaksi hanya pada "pertukaran tertutup" yaitu sebatas "transaksi
individual," pemahamannya terhadap nuansa efisiensi sosial sangat
meyakinkan. Dalam Banquet (VII, 1-5) seorang produser dari Syracuse
menantang Socrates untuk membuktikan reputasinya sebagai teoritisi.
Socrates menjawab tantangan tersebut dengan mengatakan bahwa karena si

10
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 388-389

10
produser ingin dihibur, maka meminta budak bocahnya untuk melakukan
akrobat di atas pedang adalah tidak efisien. Nilai tambah yang dihasilkan dari
hiburannya itu teralu sepele, dibandingkan dengan risiko cedera yang lebih
besar terhadap si bocah. Perbandingan antara marjin keuntungan dengan
marjin biaya sebagai analisis formal seperti ini diabaikan oleh ekonom dan
para pemikir modern klasik. Namun demikian, prinsip ini ditekankan kembali
sebagai sebuah abstraksi dalam manual pertanian di Inggris abad ke-16, di
mana dijelaskan bahwa ketika seseorang mempunyai banyak pekerjaan dalam
pertanian, maka yang harus diprioritaskan adalah pekerjaan yang akan
memberikan kerugian terbesar dalam waktu singkat jika tidak dilakukan.
Dalam konteks pilihan, marjin biaya dan keuntungan dengan sendirinya
terformulasikan dengan jelas.
Kontribusi lainnya dari tulisan Xenophon yang secara aneh diabaikan
adalah penjelasan luar biasa mengenai keuntungan kedua belah pihak dalam
pertukaran. Dalam Cyrapaedia (III. 2. 17-33) tercatat kejadian ketika Cyrus
melakukan pertukaran tanah, yaitu pertukaran surplus lahan pertanian milik
para pengembala dengan surplus padang rumput milik para petani. Kedua
belah pihak, yaitu orang Armenia dan Kaldea mendapat keuntungan, hal ini
menunjukkan bagaimana surplus produktif dari pertukaran dapat mendukung
administrasi suprastruktur.11
Kontribusi Plato yang terpenting terhadap pemikiran formal adalah
mengangkat matematika sehingga memegang peran penting dalam
penyelidikan ilmiah. Semua sains, termasuk ekonomi, yang menggunakan
analisis matematika harus memahami esensi idealisme Plato ini supaya dapat
secara layak mengevaluasi signifikansi dan batasan matematika dalam
disiplin mereka.
Mazhab demokratis di masa kuno, dicanangkan oleh Protagoras,
menyatakan pemahaman antar manusia dicapai secara optimal melalui
dialektika antara dua perspektif sebagaimana yang terjadi dalam gugatan
hukum, majelis permusyawaratan, atau dalam proses tawar-menawar. Dalam

11
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 389-390

11
pandangan ini, hukum dan keadilan terbaik merupakan suatu konsensus yang
disepakati banyak pihak dan bukan rangkuman yang absolut.
Tulisan analitik yang paling provokatif secara ekonomi di masa Yunani
Kuno adalah buku Nicomachean Ethics dari Aristoteles, yang mendiskusikan
keadilan dalam pertukaran. Aristoteles mensurvei keadilan dalam distribusi,
koreksi dan pertukaran. Dia menyatakan persamaan matematika dapat
mengilustrasikan hal ini. Berbagai komentar terhadap kesahihan pernyataan
ini mendominasi perilaku terhadap pertukaran di masa skolastik, manakala
paham Aristotelianisme bangkit di beberapa pusat akademis Eropa. Analisis
sistematik dari Odd Langholm atas komentar kaum skolastik terhadap buku V
menyatakan bahwa kekurangjelasan naskah tersebut menimbulkan
munculnya berbagai kriteria tentang harga yang adil, termasuk nilai
pekerjaan, nilai subjektif, dan teori kelangkaan. Banyak ekonom, yang paling
mencolok adalah J. A. Schumpeter, melabel buku kelima Aristoteles ini
sebagai sangat tidak jelas dan menempatkan Aristoteles sebagai pemasok
“Kesombongan akal sehat.” Meskipun demikian, dalam masa itu menjadi
tidak tepat untuk mengevaluasi wacana ini dari sudut pandang teori pasar
modern. Analisis Aristoteles berurusan dengan keadilan dalam pertukaran
tertutup dalam konteks arbitrase legal, bukan mengenai harga pasar yang
wajar. Terbiasa dengan rasionalitas sederhana dalam akademi Plato, masalah
sebenarnya adalah bagaimana mendefinisikan harga pertukaran yang wajar
antara dua belah pihak dengan dua pandangan yang berbeda terhadap barang
dan uang.12
Ada dua wawasan matematika yang relevan dalam analisis pertukaran
Arsitoteles. Keduanya diabaikan oleh banyak akademisi klasik modern. Yang
pertama adalah dilema angka irasional dan kesepadanan yang disempurnakan
oleh Eudoxus. Kedua, pernyataan Aristoteles bahwa dia menggunakan tiga
proposisi berbeda untuk menganalisis distribusi, koreksi, dan timbal-balik
atau transaksi pertukaran yang cukup membingungkan kebanyakan akademisi
klasik.

12
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 391-392

12
Nuansa lain dari analisis pertukaran Aristoteles adalah konsep surplus
konsumen. Ini tidak aneh, karena dia tidak terpatok dengan asumsi tentang
harga pasar tunggal dalam suatu pertukaran. Aristoteles menyatakan bahwa
para pihak bergabung karena mereka melihat adanya potensi keuntungan dari
suatu pertukaran. Oleh karena itu, ada zona surplus yang harus dibagi oleh
seorang hakim,” Aristoteles mengindikasikan bahwa keuntungan bersama ini
harus “dibagi dua” dalam arbitrase pertukaran. Ide ini sangat jelas
disampaikan oleh Xenophon dalam diskusinya mengenai pengaturan yang
dilakukan Cyrus dalam negosiasi antara pihak Armenia dan Kaldea,
sebagaimana disebutkan di atas.
D. Hukum Romawi dan Teori Pasar
Patut dicatat bahwa teori neo-klasik modern memandang transaksi tidak
lebih dari sekadar penjualan. Dalam hukum Yunani Kuno dan Yahudi, yang
didasarkan pada prinsip pertukaran yang adil, salah satu pihak dapat menarik
diri dari perjanjian sebelum eksekusi, atau sebelum penjualan terjadi. Hukum
Romawi memakai kontrak. Kontrak mengantisipasi bahwa kegiatan ekonomi
memerlukan perencanaan, dan tanpa komitmen dalam waktu tertentu, mata
rantai kompleks dari produksi dan perdagangan tidak bisa dilakukan di
tingkatan individual. Kontrak mengabaikan asumsi kestabilan pasar dan
membangun komitmen sebagai pertukaran tertutup. Mirip dengan perjanjian
perdagangan internasional modern. 13
Salah satu tujuan dibentuknya hukum adalah kepentin untuk menjamin
berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perlindungan terhadap
kepentingan pribadi, kehormatan perorangan, politik, agama dan lain
sebagainya. Dari kepentingan-kepentingan diatas tersebut kepentingan
ekonomi merupakan salah satu indikator yang paling kuat yang menpengaruhi
penciptaan hukum.14

13
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 393
14
Siti Azizah. 2012. Analisis Ekonomi Dalam Pembentukan Hukum. Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 6 No.
2. Hlm. 1 link: file:///C:/Users/ACER%20A314/Downloads/324-Article%20Text-983-1-10-
20151021.pdf

13
Sebagian besar Hukum Romawi disusun sekitar tahun 530 SM oleh
Yustinianus, Kaisar dari Kekaisaran Romawi Timur di Bizantium dari 527-
565 M. Bersamaan dengan karyanya Digest, la juga menulis satu volume
teks, The Institutes, yang menjadi teks hukum dasar pada universitas-
universitas di abad pertengahan. Hukum Romawi dikenal sebagai “Hukum
Alam” atau “jus gentium,” tetapi ini adalah konsep sejak tradisi Protagoras
dan Aristoteles, di mana “alam” berarti apa yang dibangun sendiri oleh publik
atau hal-hal yang sudah dengan sendirinya rasional.” Hal ini juga
berkumandang dalam literatur Yahudi, di mana para tetua Yahudi yang
berdebat mengenai doktrin teologi, menolak argumen-argumen dari para
individu yang menunjukkan otoritas ketuhanannya dengan memperlihatkan
tanda-tanda surgawi.
Komentar lebih lanjut harus diutarakan mengenai semangat perdagangan
dan pengaruh pelarangan riba. Pedagang mendapat tempat yang cukup
terpandang di dunia Islam abad pertengahan. Kesamaan budaya perdagangan
di wilayah Mediterania terlihat dari penggunaan bahasa perdagangan, lingua
franca di timur dan sabir di barat mediterania. Sebagaimana dikutip di atas,
kebanyakan perdagangan dilakukan dengan sistem persekutuan terbatas. Kita
juga harus mempertimbangkan kemungkinan pengaruh tradisi keagamaan
Islam yang individualis dan terdesentralisasi terhadap Protestanisme Eropa
dan semangat kapitalisme.
Joel Kaye memperlihatkan munculnya konsep proses pasar yang terlihat
dalam naskah dan tulisan akademis di abad pertengahan (Kaye, 1998 a,b).
Penting juga untuk dicatat tentang tumbuhnya organisasi kabupaten dari
budaya Romawi-Yunani yang merupakan tradisi asli para muslim di Afrika
Utara, Italia, dan Spanyol. Tradisi ini memerlihatkan prototipe kota kecil abad
pertengahan yang muncul di abad ke-11 dan 12 di Eropa. Komitmen
kabupaten untuk mengatur harga bahan-bahan pokok untuk kelompok pra-
sejahtera merupakan bagian dari tradisi ini. Termasuk juga, kebijakan di
Inggris yang mengatur lokasi pasar dan harinya, dengan peraturan yang
menentang "monopoli, kontrol pasar, dan aksi jual-beli untuk ambil untung

14
(profit-taking)" yang dimulai pada abad ke-13 dan 14, adalah merupakan
replika dari peraturan pasar di Afrika Utara.
Julius Kirshner dalam ringkasannya yang terperinci mengenai pengaruh
ekonomi masa skolastik, mengingatkan kita bahwa para Doktor di abad
pertengahan mengikuti hukum Romawi mengenai harga yang adil. Peraturan
ini tercantum dalam Institute oleh Yustinian (3.305); "tantum bona valent,
quantum possunt" ("Harga barang adalah sebesar nilai yang dapat dijual
barang itu.") Teori ini berasumsi bahwa pasar cukup rasional dan, seperti
diingatkan Kirshner, tidak ada keraguan bahwa setiap individu yang rasional,
apakah itu penjual, hakim, atau anggota dewan perwakilan, bisa mencapai
harga yang rasional. Kontribusi dari Raymon de Hoover berfokus pada
pengaruh pemikiran Skolastik pada ekonomi modern. Dia menekankan bahwa
teori utilitas dari San Bernardino merupakan cikal bakal tumbuhnya wesel
untuk mengatasi masalah riba.15
E. Uang dan Perekonomian
Uang diperkirakan muncul menjelang tahun 600 SM di Lydia,
kemungkinan untuk memberi bayaran kepada tentara berupa sejumlah logam
mulia. Sebelum adanya uang perekonomian menggunakan system barter.
Pertukaran barter menandai adanya keinginan yang sama pada saat yang
bersamaan dari pihak-pihak yang melakukan pertukaran ini. Namun ketika
kebutuhan semakin kompleks semakin menciptakan double coincidence of
wants. Ketika seseorang membutuhkan beras sedangkan hanya memiliki
garam dan pihak yang lain tidak membutuhkan garam yang dibutuhkan
daging. Sehingga syarat terjadinya barter tidak terpenuhi. Karena itulah,
diperlukannya alat tukar yang dapat diterima oleh semua pihak. Alat tukar
demikian disebut uang yang pertama kali dikenal dalam perdaban Sumeria
dan Babylonia. Uang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti
perjalanan sejarah. Dari inilah uang kemudian dikategorikan dalam tiga jenis
yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit. 16 Sementara
15
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 394-395
16
Septi Wulan Sari. PERKEMBANGAN DAN PEMIKIRAN UANG DARI MASA KE MASA. Vol. 03, No.
01, Oktober 2016. Hlm. 44 link: https://media.neliti.com/media/publications/63979-ID-

15
uang koin telah beredar di daerah cekungan mediteranian pada abad
berikutnya untuk mempermudah perdagangan lokal. Ed Will berpendapat
konsep kredit telah lahir sebelum uang koin. Hal ini didukung oleh referensi
awal mengenai batang lurus dan token yang berfungsi seperti uang kartal.
Diskusi Aristoteles mengenai uang telah dikenal luas. Dia mendefinisikan
fungsi uang sebagai alat pertukaran, unit penghitungan, dan sarana persediaan
nilai untuk pembelian di masa depan. Dalam pengertian ini, Schumpeter
memandang Aristoteles tidak mampu melihat fungsi uang untuk pembayaran
yang ditangguhkan, dan menyebutnya sebagai kelompok logam/metalist.
Kedua perdebatan ini bisa dipertanyakan melalui pandangan Aristoteles
terhadap riba dan terhadap uang sebagai produk hukum. Selain itu,
banyaknya diskusi mengenai uang kartal di zaman Aristoteles menunjukkan
paham naturalisme dan paham uang logam yang telah tersebar luas
memengaruhi orang modern untuk menolak kecanggihan sistem moneter di
masa-masa awal.
Contoh lain terkait teori moneter yang menunjukkan pemahaman luar
biasa terhadap ekonomi makro adalah biografi Lycurgus oleh Plutarch,
seorang ahli hukum legendaris dari Sparta. Lycurgus memperkenalkan besi
obol (mata uang Yunani Kuno) sebagai bagian dari reformasi ekonomi. Nilai
intrinsik besi dalam uang besi dimusnahkan dengan menyiramkan cuka dan
nilai tukarnya dibuat lebih rendah dari nilai intrinsik komoditas besi itu
sendiri, sehingga usaha pemalsuan tidak akan ada gunanya. Perdagangan luar
negeri dibatasi pada barter, memicu produksi domestik karena pihak asing
tidak akan memungut uang. Analisis ini muncul di Inggris awalnya sejak
1579 dari terjemahan Sir Thomas North, tetapi satu-satunya ekonom yang
mencermati itu hanya Cantillion. Tindakan mengabaikan analisis
komprehensif ekonomi makro ini oleh para ekonom klasik, yang tentunya
membaca Plutarch waktu mahasiswa, bisa disebabkan oleh keberpihakannya
pada sistem uang logam dan penolakan terhadap kebijakan moneter yang
telah dilakukan.

perkembangan-dan-pemikiran-uang-dari-mas.pdf

16
Dalam Politics, Aristoteles membangun sistem ekonomi berdasarkan
pengelompokan manusia ke dalam keluarga, kampung-kampung, dan kota-
kota. Terkait dalam tingkatan ini adalah "Barang Kebutuhan Jasmani"
(konsumsi) "Barang Kebutuhan Pokok" (diperjualbelikan di desa), dan
"Barang Kebutuhan Jiwa" (produk kebudayaan perkotaan). Dua jenis barang
yang pertama dibatasi oleh kecukupan alamiah atau nilai kegunaan yang
makin menurun dan yang ketiga, meskipun tidak terbatas, tidak
membutuhkan uang karena terkait dengan peningkatan intelektualitas.
Tingkatan nilai ini secara ringkas dibahas dalam buku VII dari Politics, dan
dekat sekali dengan hierarki motivasi manusia dari Maslow.
Marx memahami pembedaan yang dibuat Aristoteles secara jelas.
Saudagar asing membeli komoditas dan menjualnya untuk mendapat uang
lebih banyak. Mereka bukan merupakan subjek terhadap batasan kecukupan
alamiah karena tidak ada batasan dalam pengejaran uang. Untuk itu, M-C-M,
sebagaimana yang ditulis Marx dalam Capital, melintasi ambang batas
menuju jenis proses ekonomi lainnya.58 Penekanan Aristoteles tentang
kecukupan atau semakin menurunnya nilai kegunaan ini diutarakan oleh
Adam Smith dalam argumennya tentang tuan tanah yang mengonsumsi dalam
jumlah terbatas, dan oleh karenanya, dengan dituntun oleh tangan yang tak
terlihat (invisible hand), mereka memberi kontribusi terhadap keseimbangan
untuk investasi produktif.17
Setelah kematian Alexander Agung tahun 323 SM dan Aristoteles tahun
322 SM, periode hellenistik ditandai dengan pemikiran ekonomi yang
berorientasi pada pemerintahan kerajaan dan administrasi. Perang merupakan
sumber utama kekayaan kekaisaran, ditopang oleh pertanian dan masyarakat.
Puncaknya, pada masa kekaisaran Romawi, sebuah terobosan terjadi di
bidang fiskal di mana tanah yang produktif dikenai pajak sebagai sumber
kekayaan negara sehingga tidak hanya mengandalkan harta rampasan dan
retribusi dari warga negara kaya." Asumsi bahwa pertanian merupakan
sumber surplus untuk investasi mendominasi tulisan ekonomi melalui periode

17
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 396-397

17
smithian dan secara teoretis dibangun oleh Quesnay dan kaum Physiocrat.
Literatur abad pertengahan tentang uang ditandai dengan lahirnya
nasionalisme, dengan perumpamaan sebuah tubuh sebagai kerajaan dan uang
sebagai darah yang mengalir ke bagian- bagian tubuh. Nicole Oresme dalam
De Moneta mengatakan bahwa jika uang ditimbun dalam perbendaharaan
harta kerajaan dan ditarik dari peredaran, maka itu seperti bisul dalam tubuh.
Kopernikus juga menulis traktat rumit tentang uang. Puncak ide ini ada pada
Leviathan karya Thomas Hobbes dan disempurnakan lebih lanjut oleh
Quesnay.18
Kecanggihan pemikiran akhir abad pertengahan mengenai uang layak
mendapat perhatian khusus. Penguasa yang mengontrol keping uang sangat
sadar keuntungan jangka pendek dari penurunan nilai 10- 20 persen.
Peleburan logam untuk pembuatan ulang keping uang sudah
memperhitungkan penurunan nilai ini sebelum harga disesuaikan naik. Tiga
fenomena berikut menunjukkan pengertian ekonomis terhadap waktu.
Pertama, diskusi mengenai "Vellon" atau "Billon" (keping uang Spanyol
waktu itu), yang pada awalnya mengacu pada uang tembaga yang rendah
nilainya (uang hitam), mulai mencatat pentingnya koin recehan untuk
meningkatkan pertukaran di kalangan masyarakat umum. Kedua, uang yang
nilainya tidak terkait dengan nilai intrinsik materi uang sudah mulai
digunakan sebagai alat tukar. Yang ketiga, wesel mulai berperan
menggantikan batang semenjak para saudagar tidak lagi membawa uang dan
barang-barang dalam perjalanan. Pekan raya tahunan digelar di Champagne
sejak awal abad ke-13 untuk kliring dan menyelesaikan rekening wesel
sehingga meminimalkan bahaya perpindahan fisik dari uang logam.
Instrumen finansial ini merupakan akad kredit dari seorang saudagar yang
bertanggung jawab dan disebarluaskan dengan jaminan sebelum digunakan
sebagai alat pembayaran. Tiris menciptakan semacam uang kertas untuk
memperkuat setiap jaminan atau garansi yang diberikan. Cambio secco dan
cambio fictitio adalah nama yang diberikan pada wesel yang tidak berasal

18
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 397

18
dari pertukaran substansif barang-barang. Wesel ini diedarkan sebagai akad
kredit, yang merupakan cikal bakal uang kertas pada abad ke-19. Wesel
diberlakukan dalam Hukum Perdagangan, sebuah sistem internasional, tetapi
Rogers menemukan bahwa pengadilan Inggris telah melakukannya sebagal
instrumen yang bisa dinegosiasikan pada abad ke-15.19

19
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam……., hlm. 398

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi administratif kuno itu
menekankan pada kepemimpinan personal dan pengambilan keputusan yang
melibatkan tanaga kerja, material, dan organisasi yang efisien. Catatan terbaik
tentang tradisi pelatihan administrasi ekonomi dapat ditemukan dalam buku
pedoman Xenophon, The Oeconomicus, yang ditulis pada pertengahan abad
ke-4 SM. Sejarah yang mencerminkan tradisi moral yaitu kisah tentang cerita
taman surga, Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang dari pohon
pengetahuan dan menyatakan haknya untuk memilih sendiri. Pelintiran lain
cerita mengenai Taman Surga adalah "kutukan pekerjaan" yang mengatakan
bahwa kerja keras dan bersenang-senang merupakan pilihan yang sulit,
sementara di dunia ini banyak orang menemukan kepuasan dan aktualisasi
diri dalam pekerjaan.
Mitos-mitos yang dijadikan sebagai contoh kasus-kasus interaksi ekonomi,
mitos Promoteus membagi seekor lembu dengan Zeus meripakan salah satu
contoh paling tua tentang digunakannya sistem formal untuk membagi harta
rampasan dan warisan. Hukum Romawi memakai kontrak. Kontrak
mengantisipasi bahwa kegiatan ekonomi memerlukan perencanaan, dan tanpa
komitmen dalam waktu tertentu, mata rantai kompleks dari produksi dan
perdagangan tidak bisa dilakukan di tingkatan individual.
Uang diperkirakan muncul menjelang tahun 600 SM di Lydia,
kemungkinan untuk memberi bayaran kepada tentara berupa sejumlah logam
mulia. Sebelum adanya uang perekonomian menggunakan system barter.
Aristoteles mendefinisikan fungsi uang sebagai alat pertukaran, unit
penghitungan, dan sarana persediaan nilai untuk pembelian di masa depan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan kita semua dalam pembahasan mengenai ”Interaksi

20
Ekonomi Islam Di Eropa Kuno” ini kami selaku penulis mengharapkan
pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun untuk
kesuksesan makalah ini sehingga menjadi evaluasi untuk pembuatan makalah
kedepannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman Azwar. (2017). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Depok:


Rajawali Pers.
Sari, Septi Wulan. Perkembangan dan Pemikiran Uang Dari Masa Ke Masa. Vol.
03, No. 01, Oktober 2016. Hlm. 44
Azizah, Siti. 2012. Analisis Ekonomi Dalam Pembentukan Hukum. Jurnal Ilmu
Hukum Vol. 6 No. 2. Hlm. 1
Adhitya, Toni dan Ruston Nawawi. 2018. Dekonstruksi Akuntansi: Peran
Akuntansi Dalam Membangun Peradaban (Kritik Terhadap Akuntansi
Tradisional). Jurnal Studi Ekonomi Syariah. Volume 2 Nomor 2. Hlm.
227-228

22
23

Anda mungkin juga menyukai